Npm : 1926010011
Kelas : Keperawatan 5A
B. Teori Etik
Pengertian Etik atau ethics berasal dari bahasa yunani yaitu ethos, yang artinya ada,
kebiasaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus Webster, etik adalah suatu ilmu
yang mempelajari tentang apa yang baik secara moral. Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu
tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat
yang menyangkut aturan – aturan atau prinsip – prinsip yang menentukan tingkah laku yang
benar, yaitu : baik dan buruk dan kewajiban dan tanggung jawab.
Dalam memberikan perawatan pelayanan pada individu, keluarga atau komunitas perawat
sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung
jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari falsafah
tersebut adalah hak dan martabat manusia (https://pdfcoffee.com/etik-dalam-keperawatan-
paliatif-pdf-free.html
C. Prinsip-Prinsip Etik
1. Autonomy (otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa kita mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak
memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
pasien yang menuntut haknya diri sendiri. Oleh karena itu dalam otonomi ini, kita dalam tim
pelayanan paliatif harus menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya sendiri.
Pelayanan paliatif tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pasien. Prinsip
tidak merugikan (Non-maleficience, do no harm) dalam arti bahwa kita berkewajiban bila
melakukan suatu tindakan agar jangan sampai merugikan orang lain. Prinsip ini nampaknya
sama dengan salah satu prinsip dari Hippocrates, yaitu Premium non nocere yang berarti bahwa
yang terpenting adalah jangan sampai merugikan.
Beneficience berarti, mengerjakan segala sesuatu dengan baik atas dasar kepentingan
pasien dan memberikan keuntungan bagi pasien. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,
terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
4. Veracity (kejujuran)
Prinsip ini berarti penyampaian dengan kejujuran dan kebenaran dengan bahasa dan tutur
kata yang baik dan sopan, tidak berkesan menggurui. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa
pasien sangat mengerti. Veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus menjadi akurat, komprehensif dan objektif untuk memberikan
pemahaman dan penerimaan informasi, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya salama menjalani perawatan. Tetapi
sebagai relawan tetap ada keterbatasan dan tidak dianjurkan untuk mengatakan secara jujur
dalam hal yang terkait dengan ranah dokter seperti penyampaian diagnosa dan perjalanan
penyakit, tindak lanjut pengobatan dan tindakan. Jadi jika tidak berkompeten untuk menjawab
pertanyaan pasien dan keluarga, sebaiknya disampaikan dengan jujur bahwa harus
dikonsultasikan lebih dulu dengan tim medis ( dokter dan perawat). Kebenaran adalah dasar
dalam membangun hubungan saling percaya.
5. Justice (keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek
profesional ketika tim perawatan paliatif bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
6. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang pasien harus dijaga
privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan pasien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijin kan oleh pasien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang pasien diluar
area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang pasien dengan tenaga
kesehatan lain harus dicegah. Komunikasi yang terjaga adalah informasi yang diberikan oleh tim
perawatan kepada pasien dengan kepercayaan dan keyakinan informasi tersebut tidak akan
bocor.
7. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti
pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan
standar yang pasti yang mana tindakan seorang relawan dapat dinilai dalam situasi yang tidak
jelas atau tanpa terkecuali.. Secara moral kita memulai sesuatu yang baik dengan melihat pada
situasi untuk menentukan apa yang harus dilakukan, berdasaran konsekwensi apa yang akan
dialami orang yang terlibat jika tindakan tersebut dilakukan.
Kesadaran etis itu perlu dimiliki oleh tim perawatan paliatif agar dapat selalu
mempertimbangkan setiap tindakan yang akan dilakukan dengan mengingat dan mengutamakan
kepentingan pasien. Demikian juga kesadaran etis dari pasien juga diperlukan agar menghargai
setiap upaya medis yang dilakukan tim perawatan paliatif dalam usaha meringankan/
membebaskan penderitaan penyakitnya. Kesadaran etis itu akan berfungsi dalam tindakan
konkret ketika mengambil keputusan terhadap tindakan tertentu dengan mempertimbangkan baik
bruknya secara bertanggung jawab. (http://www.palliativersdssurabaya.com/etik-perawatan-
paliatif-dan-implementasinya-dalam-pelayanan-paliatif-di-rumah/)
c. Pertimbangan kebudayaan
Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi mempengaruhi penderitaan
pasien. Perbedaan ini harus diperhatikan dalam perencanaan perawatan .
d. Persetujuan
Persetujuan dari pasien adalah mutlak diperlukan sebelum perawatan dimulai atau
diakhiri. Pasien yang telah diberi informasi dan setuju dengan perawatan yang akan
diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha perawatan.
f. Komunikasi
Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan keluarga adalah hal yang
sangat penting dan mendasr dalam pelaksanaan perawatan paliatif.
m. Pemeriksaan ulang
Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien secara terus menerus mengingat
pasien dengan penyakit lanjut karena kondisinya akan cenderung dari waktu ke waktu
(https://id.scribd.com/document/365154717/Etik-Dalam-Perawatan-Paliatif)