Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PENANGANAN ORANG
TENGGELAM

•Disusun:
•AGUS SULIS MUBAROK (211030121599)
AGUSTINA WULANDARI (211030121596)
DESI DAHNIAWATI (211030121548)
ELSY DINIMAYANTI (211030121817)
ENJANG SETIAWAN (211030121823)
JOKO SETYO UTOMO 21103012180
JUBAEDAH (211030121607)
YONI PRAVITA SARI (211030121819)
Pengertian Tengelam
 Tenggelam adalah orang yang berhenti bernafas hanya
mempunyai waktu 4 menit untuk tetap hidup (Werner
David,1989).
 Mati tenggelam adalah sebagai kematian karena

asfiksia akibat tenggelam (Betz.L.Cecily,2002).


 Hampir mati tenggelam adalah sebagai bertahan

hidup setidaknya sementara dari efek hipoksia yang


mematikan.
(Betz.L.Cecily,2002)
Penyebab Tengelam
Meurut Levin,dkk. (1993) terdpat banyak penyebab
tenggelam antara
lain adalah
1. Tergagguanya kemampuan fisik akibat pengaruh
obat-obatan
2. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera
atau kelelahan.
3. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika
berenang.
Klasifikasi Tengelam
BerdasarkanKondisi Paru-Paru Korban:Typical Drawning,
Atypical Drawning

 BerdasarkanKondisi Kejadian : Tenggelam (Drowning) Suatu


keadaan dimana penderita akan meneguk air dalam jumlah
yang banyak sehingga air masuk ke dalam saluran pernapasan
dan saluran nafas atas, Hampir Tenggelam (Near Drowning)
Suatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan
membatukkan air keluar.
MANIFESTASI KLINIS TENGGELAM

1. Frekuensi pernafasan berkisar dari pernapasan yang cepat dan


dangkal
sampai apneu.
2. Syanosis
3. Peningkatan edema paru
4. Kolaps sirkulasi
5. Hipoksemia
6. Asidosis
7. Timbulnya hiperkapnia
8. Lunglai
9. Postur tubuh deserebrasi atau dekortikasi
10. Koma dengan cedera otak yang irreversible
KONDISI UMUM DAN FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN
KORBAN TENGGELAM

Onyekwelu (2008), menguraikan bebrapa faktor yang meningkatkan


resiko terjadinya tenggelam yakni :

1) Pria lebih beresiko untuk mengalami kejadian tenggelam terutama dengan


usia 18-24 tahun
2) Kurang pengawasan terhadap anak terutama yang berusia 5 tahun ke bawah
3) Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan
air
4) Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat dan air yang sangat
dalam
5) Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain dengan tujuan
membunuh, kekerasan atau permainan diluar batas.
KOMPLIKASI TENGGELAM
Menurut Levin, dkk. (1993), beberapa komplikasi yang dapat
terjadi
pada keadaan near drowning adalah :
1. Ensefalopi Hipoksik
2. Tenggelam Sekunder
3. Pneumonia aspirasi
4. Fibrosis interstisial pulmoner
5. Disrimia ventricular
6. Gagal ginjal
7. Infeksi
8. Nekrosis pancreas
KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN TENGGELAM

 Perubahan Pada Paru-Paru: Aspirasi paru terjadi pada sekitar 90% korban
tenggelam dan 80 –90% pada korban hampir tenggelam.
 Perubahan Pada Kardiovaskuler : Pada korban hampir tenggelam kadang-

kadang menunjukkan bradikardi berat .


 Perubahan Pada Susunan Saraf Pusat : Iskemia terjadi akibat tenggelam dapat

mempengaruhi semua organ tetapi penyebab kesakitan dan kematian terutama


terjadi karena iskemi otak.
 Perubahan Pada Ginjal: Fungsi ginjal penderita tenggelam yang telah

mendapat resusitasi biasanya tidak menunjukkan kelainan, tetapi dapat terjadi


albuminuria, hemoglobonuria, oliguria dan anuria.
 Perubahan Cairan dan Elektrolit : Pada korban tenggelam tidak mengaspirasi

sebagian besar cairan


tetapi selalu menelan banyak cairan.
PENANGANAN PERTAMA PADA PASIEN TENGGELAM

1. Prinsip pertolongan di air :


a. Raih ( dengan atau tanpa alat ).
b. Lempar ( alat apung ).
c. Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati penderita ).
d. Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung ).
2. Penanganan Korban
a. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.
b.Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan
posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus.
c. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka
upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan
bantuan nafas sepanjang perjalanan.
d. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
e. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.
f. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
g. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.
h. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
i. Segera bawa ke fasilitas kesehatan.
PENANGANAN KLINIK

 Tersedianya sarana bantuan hidup dasar dan lanjutan


ditempat kejadian merupakan hal yang sangat penting
karena beratnya cedera pada sistem saraf pusat tidak
dapat dikaji dengan cermat pada saat pertolongan
diberikan. Pastikan keadekuatan jalan napas,
pernapasan dan Sirkulasi.
PENATALAKSANAAN MEDIS
 1. Pastikan keadekuatan ABC ( Airway, Breathing, Circulation ).
2. Pertimbangkan cedera lain selain pada pernafasan saat tenggelam.
3. Lakukan hospitalisasi jika terdapat; gangguan respiratori, penurunan
saturasi oksigen, serta perubahan tingkat kesadaran.
4. Observasi pemberian oksigenasi, ventilasi, serta fungsi jantung.
5. Pemberian obat-obatan; vekuronium (untuk otot skeletal paralis),
furosemid/ lasix (untuk diuresis, manitol/ manitor (untuk
mengendalikan hipertensi intrakarnial dan untuk sedasi
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Biodata Klien : Nama,Umur,jenis kelamin
2. Keluhan utama : obstruksi jalan nafas,sesak nafas, kelebihan cairan
3. Riwayat penyakit sekarang : susah bernafas, kelebihan cairan,suhu
tubuh
menurun dan gangguan kesadaran
4. Riwayat penyakit masa lalu : sebelumnya sudah pernah mengalami
tenggelam, asma.
5. Pemeriksaan fisik
6. Keadaan umum : lemah,pucat,sesak,kelebihan cairan,pernafasan
terhenti
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan oksigen dalam udara inspirasi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d supresi reflek batuk sekunder
kibat
aspirasi air masuk kedalam paru akibat tenggelam
3. Penurunan curah jantung b/d gangguan fungsi jantung ditandai dengan
tekanan darah rendah, nadi cepat, sianosis, disretmia, dispnea, adema.
4. Kelebihan volume cairan b/d peningkatan preload, penurunan
kontraktilitas, dan penurunan curah jantung.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan
keinginan untuk makan sekunder akibat perubahan tingkat kesadaran.
6. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kurangnya suplai oksigen
7. Pola nafas tidak efektif b/d imobilisasi sekunder akibat depresi sistem
saraf pusat
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Dx: Gangguan pertukaran gas b/d penurunan oksigen dalam udara inspirasi
Intervensi:
1. Kaji bunyi paru; frekuensi nafas, kedalaman, dan usaha produksi sputum sesuai dengan indikator dari penggunaan alat
penunjang yang efektif.
R : pengkajian paru dilakukan untuk tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya

2. Pantau hasil gas darah


R : Analisa gas darah berguna untuk mengetahui ph, dan yang paling penting yaitu kadar 02 dalam darah.

3. Pantau kadar elektrolit


R : Pemeriksaan Kadar elektrolit digunakan untuk mengetahui kerja sel dan organ apakah masih bergungsi dengan baik

4. Pantau status mental (tingkat kesadaran)


R : status mental yang baik akan mempengaruhi tindakan keperawatan yang kooperatif

5.Jelaskan penggunaan alat bantu (oksigen)


R: Penting penjelasan alat bantu misalkan oksigen agar pasien dapat tercukupi kebutuhan oksigennya

6. Ajarkan kelurga pasien teknik bernafas dan relaksasi


R : teknik bernafas yang baik dan relaksasi akan mengurangi kesulitan bernafas yang di akibatkan kekurangan kebutuhan
oksigen

7. Berikan obat yang diresepkan ( misalnya natrium bikarbonat).


R : Untuk mempercepat proses penyembuhan
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Polanafas tidak efektif b/d imobilisasi sekunder akibat depresi sistem
saraf pusat
1.Pantau dan pertahankan keseimbangan cairan.
R: keseimbangan cairan menandakan sel dan organ masih berfungsi dengan baik

2. Pantau adanya pucat dan sianosis.


R: Penting untuk mengetahui kekurangan 02 pada jaringan

3.Pantau efek obat pada status respirasi.


R: indikasi pemberian obat dilakukan untuk memperbaiki statuspernafasan pasien

4. Catat asupan dan haluaran


R: intake dan output cairan perlu diketahui untuk mengetahuikeseimbangan cairan tubuh

5. Informasikan kepada keluarga klien tentang teknik relaksasi untuk


meningkatkan pola pernafasan
R: Untuk menurangi rasa nyeri saat bernafas

6.Ajarkan cara batuk secara efektif


R: batuk efektif dapat membersihkan saluran pernafasan sehingga
dimungkinkan status pernafasan dapat ditingkatkan dengan baik

7.Rujuk kepada ahli terapi pernafasan untuk memastikan keadekuatan


fungsi ventilator mekanis
R: untuk mempercepat proses penyembuhan
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Dx:Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan
keinginan untuk makan sekunder akibat perubahan tingkat kesadaran
Intervensi:
1. Berikan dan pertahankan asupan nutrisi yang adekuat
R: nutrisi yang adekuat baik untuk proses penyembuhan anak

2.Kaji kemampuan anak untuk mendapatkan asupan nutrisi melalui


selang nasogastrik atau oral (NG po).
R: anak dengan perubahan tingkat kesadaran tidak mampu untuk mendapatkan asupan
nutrisi dengan baik secara oral

3. Kaji kapasitas anak untuk mentolerir makanan melalui selang


nasogastrik atau per-oral ( periksa adanya sisa dan mumtah).
R: Penting untuk mengetahui agar tidak terjadi makanan yang terbuang atau tidak
masuk ke mulut anak

4. Naikkan jumlah dan jenis asupan nutrisi.


R: kenaikan jumlah dan jenis asupan nutrisi untuk mengganti kebutuhan
nutrisi

5.Kolaborasi dengan ahli gizi


R: Untuk mempercepat proses penyembuhan anak
KESIMPULAN
Kegawatdaruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan masalah
pernapasan dan kardiovaskuler yang penangannya memerlukan penyokong
kehidupan jantung dasar dengn menunjang espirasi dan sirkulas korban
dari luar melalui resusitasi, dan mencegah insufisiensi. Penanganan
kegawatdaruratan korban tenggelam sebaiknya memastikan terlebihdahulu
kesadaran, sistem pernapasan, denyut nadi, dan proses observasi dan
interaksi yang kostan dengan korban. Korban tenggelam merupakan salah
satu kegawatdruratan yang perlu penanganan segera.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai