GANGGUAN OKSIGENISASI
DISUSUN OLEH:
KASIANA MANDA
(211121314)
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Menurut Eki (2017), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kebutuhan oksigen, seperti faktor fisiologis, status kesehatan, faktor
perkembangan, faktor perilaku, dan lingkungan.
1). Faktor fisiologis
Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada kebutuhan oksigen
seseorang. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi pernapasannya diantaranya
adalah :
a. Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau pada
saat terpapar zat beracun
b. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c. Hipovolemia
d. Peningkatan laju metabolik
c. Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok
d. Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
e. Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun
4). Faktor perilaku
a. Suhu lingkungan
b. Ketinggian
C. PATOFISIOLOI
a. Takipnea
Takipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya meningkat dan
melebihi jumlah frekuensi pernapasan normal.
b. Bradipnea
E. KOMPLIKASI
1. Penurunan kesadaran
2. Hipoksia
3. Cemas dan gelisah
F. PEMERIKSAAN DIANOSTIK
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan
oksigenasi pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik
antara lain :
a. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas
darah arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap
b. Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dada, bronkoskopi, scan paru
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
terapi oksigen adalah tindakan pemberian oksigen melebihi pengambilan
oksigen melalui atmosfir atau FiO2 > 21 %. Tujuan terapi oksigen adalah
mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan mencegah respirasi respiratorik,
mencegah hipoksia jaringan, menurunkan kerja napas dan kerja otot jantung, serta
mempertahankan PaO2 > 60 % mmHg atau SaO2 > 90 %.
Indikasi pemberian oksigen dapat dilakukan pada :
3. Hipoksemia
6. Trauma berat
b. Fisioterapi dada
d. Riwayat penyakit
a. Nyeri
b. Paparan lingungan
c. Batuk
d. Bunyi nafas
h.Pemeriksaan Fisik
a.Inspeksi.
Pada saat melakukan inspeksi, perawat mengamati dan menilai :
2) Keadaan umum
3) Postur tubuh
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Suction
Monitor dan catat
tipe dan jumlah
sekret pencegahan
aspirasi
Monitor
saturasi
oksigen
dan
status
hemodinamik
selama dan setelah
suction
Pencegahan
Aspirasi
Monitor tingkat
kesadaran, reflek
Pola nafas tidak batuk, muntah, dan
efektif kemampuan
Subyektif : menelan
Tinggikan posisi
- Dispnea
kepala tempat
- Ortopnea
2 tidur 30-45 derajat
Obyektif : setelah makan
untuk mencegah
- Penggunaan otot
aspirasi dan
Setelah dilakukan asuhan
bantu
mengurangi
keperawatan selama …. x
pernapasan
dispnea
24 jam
- Fase ekspirasi
Respiratory : ventilation
memanjang
- Ekspirasi dada simetris Airway
- Pola napas
- Tidak terdapat pengunaan management
abnormal
otot bantu pernapasan Pantau adanya
- Pernapasan
- Tidak terdengar bunyi pucat dan sianosis
cuping hidung
napas tambahan Pantau efek obat
Tekanan ekspirasi /
- TTV dalam batas normal pada status
inspirasi menurun
- Fungsi paru menunjukkan respirasi
nilai dalam batas normal Pantau bunyi
respirasi, pola
respirasi, dan vital
sign
Kaji TTV dan
adanya sianosis
Kaji adanya
penurunan
ventilasi dan
bunyi napas
tambahan, serta
kebutuhan insersi
jalan napas
Monitor pola
pernapasan
(bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi) :
kecepatan, irama,
kedalaman, dan
usaha respirasi
Monitor tipe
pernapasan :kussm
aul, cheyne stoker,
biot
Pertahankan
pemberian O2
sesuai kebutuhan
Informasikan dan
ajarkan kepada
klien dan keluarga
tentang teknik
relaksasi
Kolaborasi dengan
tim medis untuk
program terapi,
pemberian
oksigen,
bronkodilator,
nebulizer, serta
pemeriksaan
medis
4.EVALUASI
1. Klien mengatakan dapat bernapas dengan normal
2.Tidak ada hambatan pada pola napas
DAFTAR PUSTAKA