Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL YANG BERESIKO

DISUSUN OLEH :
DINA PRIMASARI (201101012)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK


PRODI D-III KEPERAWATAN SINGKAWANG
TAHUN 2022
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah 2 orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasikan diri mereka sebagai
bagian dari keluarga. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional serta sosial dari
tiap anggota keluarganya (Zakaria, 2017).

2. Tipe keluarga
Menurut Nodirawati (2018) pembagian tipe keluarga adalah :
a. Keluarga inti (The Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak. Baik dari sebab biologis maupun adopsi yang tinggal bersama
dalam satu rumah.
b. Keluarga besar (The Extended Family), adalah keluarga yang terdiri dari 3
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, contohnya seperti paman,
tante, kakek, dan nenek.
c. Keluarga orang tua tunggal (The Single – Parent Family), adalah keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak. Ini terjadi karena
perceraian, kematian atau ditinggalkan.
d. Commuter Family, adalah kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul dengan anggota keluarga pada saat akhit minggu, bulan atau
pada waktu waktu tertentu.
e. Multigeneration Family, adalah keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yanh tinggal bersama dalam satu rumah.
f. Kin Network Family, adalah beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau berdekatan dan saling menggunakan barang barang dan pelayanan
yang sama. Contohnya kamar mandi, dapur dan televisi.
g. Keluarga campuran (Blended Family), yaitu duda atau janda (karena
perceraian) yang menikah Kembali dan membesarkan anak dan hasil
perkawinan atau dari perkawinan sebelumnya.

2
h. Dewasa lajang yang tinggal sendiri (The Single Adult Living Alone), adalah
keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau karena perpisahan, seperti perceraian atau ditinggal mati.

3. Struktur keluarga
Menurut Nodirawati (2018) adalah sebagai berikut:
a. Pola dan proses komunikasi
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik/transaksional untuk
menciptakan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
b. Struktur kekuatan
Merupakan kemampuan (potensial/actual) dari individu untuk mengontrol atau
memengaruhi prilaku anggota keluarga.
c. Struktur peran
Peran biasanya menyangkut posisi mengidentifikasi status atau tempat
sementara dalam suatu sistem sosial tertentu.
d. Struktur nilai
Struktur nilai dalam keluarga sangat mengaruhi nilai-nilai masyarakat. Nilai
keluarga akan membentuk pola dan tingkah laku dalam menghadapi masalah
yang dialami keluarga. Nilai keluaega ini akan menentukan bagaimana
keluarga menghadapi masalah kesehatan dan stressor stressor lain.

4. Fungsi keluarga
Menurut Nodirawati (2018) adalah sebagai berikut:
a. Fungsi afektif dan koping :
Dimana keluarga memberikan pelayanan kenyamanan emosional anggota,
membantu dalam membentuk identitas, dan mempertahankan saat terjadi stress.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaa, nilai, sikap, dan mekanisme
koping, memberkan feedback dan saran dalam penyelesaian masalah.
c. Fungsi reproduksi
Dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya dengan anggota keluarga dan
melahirkan anak.

3
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan kepentingan dari
masyarakat.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Keluarga memberikan keamanan dan kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat juga penyembuhan dari
penyakit.

5. Tugas keluarga
Menurut maalaya (2009) :
a. Mengenal masalah kesehatan
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan perubahan yang
dialami anggota keluarga
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Hal ini sejauh mana kemampuan keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah.
c. Memberikan perawatan ada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, keluarga
harus mengetahui beberapa hal seperti keadaan penyakit, sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan dan sikap keluarga terhadap yang
sakit.
d. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
Hal hal yang harus diketahui oleh keluarga untuk memofdifikasi lingkungan
atau menciptakan suasana ruag yang sehat yaitu sumber keluarga yang dimiliki,
upaya pencegahan penyakit.
e. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat
Yaitu keberadaan fasilitas keluarga, keuntungan yang dapat diperoleh, dari
fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga dan fasilitas yang ada
terjangkau oleh keluarga.

4
B. KONSEP PENYAKIT ANEMIA
1. Pengertian anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana sel darah merah dalam tubuh
jumlahnya tidak memadai sebagai pembawa oksigen dalam pemenuhan tuntutan
fisiologis tubuh, yang berdasarkan usia, jenis kelamin, ketinggian, merokok, dan
status kehamilan. Kondisi ini menyebabkan pasokan oksigen dalam tubuh menjadi
kurang.Anemia dapat muncul karena kurangnya asupan zat besi, asam folat, dan zat
pada makanan yang diserap oleh tubuh kurang dari kebutuhan normal (Soundarya
& Suganthi, 2016).

2. Etiologi anemia
a. Asupan Fe yang tidak memadai
Angka kecukupan Gizi pada Fe yaitu sebesar 26 mikrogram/hari. Hal ini terjadi
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Pada wanita hamil dan
menstruasi memerlukan kecukupan Fe yang lebih banyak.
b. Peningkatan Kebutuhan Fisiologi
Biasanya terjadi saat wanita sedang hamil, karena memerlukan energi yang
lebih dari kebutuhannya sendiri. Hal tersebut karena bayi dalam kandungannya
juga memerlukan energi. Selain wanita hamil, remaja purtri juga memerlukan
kebutuhan fisiologi yang lebih, apalagi ketika menstruasi.
c. Kehilangan Banyak Darah
Kehilangan darah dapat terjadi ketika setelah melakukan operasi, donor darah,
pengobatan suatu penyakit, dan mestruasi. Hal dapat memicu timbulnya
anemia, khususnya pada wanita
d. Malabsorbsi
Kejadian ini sering dialami oleh seseorang dengan gastrektomi parsial, karena
kurangnya asam lambung dan makanan sering diserap melalui bagian atas usus
halus.
e. Transfusi feto-maternal

5
Tejadinya kebocoran darah, hal ini dialami oleh wanita hamil yang terjadi pada
masa fetus dan awal masa neonatus.
f. Hemoglobinuria
Terjadi pada anak-anak yang mempunyai katup jantung buatan. Kehilangan zat
besi karena penyerapanyang kurang dan pengeluaran zat besi yang berlebih
melelui eliminasi urin.
g. Aktivitas yang berlebih
Aktivitas yang berlebih dapat menyebabkan anemia karena tubuh cepat merasa
lelah, energi berkurang dan intake energi yang masuk ke tubuh tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh, khususnyazat besi (Fitriany & Saputri, 2018).

3. Tanda dan gejala anemia


Adapun manifestasi Klinis Anemia adalah sebagai berikut :
a. Rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb)
b. Hemotokrit nilai ambang batas
c. Rendahnya produksi sel darah merah eritrosit (hemolisis)
d. Kehilangan darah yang berlebih
e. Wajah nampak pucat dan anemis .
f. Kuku berubah bentuknya menjadi seperti sendok yaitu cekung
g. Terjadi atrop lidah (lidah aka merasa licin karene papil lidah hilang)
h. Angular chelitis (peradangan pada susut mulut)
i. Disfagia yang disebabkan oleh kerusakan epitel hipofaring (dapat terjadi
penurunan fungsi intelektual dan fungsi motorik yang terganggu) (Fitriany &
Saputri, 2018).

4. Patofisiologi
Anemia merupakan kondisi dimana hasil keseimbangan lama zat besi yang
ada dalam tubuh, terjadinya kadar hemoglobin yang menurun yang tidak sesuai
batas normal. Terjadi keseimbangan besi yang negatif dalam tubuh, ketika hal ini
terjadi terus-menerus dan tidak segera ditangani akan menyebabkan cadangan besi
dalam tubuh berkurang.Ada tiga tahapan dalam hal ini, tahap pertama yaitu iron
depletionterjadi penyerapan besi non heme yang meingkat, ditandai dengan tubuh

6
yang tidak memeiliki zat besi atau zat besi kurang, tetapi hemoglobin dan protein
besi laiinya normal. Tahap kedua disebut dengan iron deficient erythroprotein,
yaitu terjadinya suplai zat besi yang kurang untuk menunjag eritropoisis. Tahap
ketiga atau iron deficiency anemia terjadi bila besi yang menuju eritroid sumsum
tulang yang tidak cukup, sehingga meneyebabkan hemoglobin turun dan anemia
(Fitriany & Saputri, 2018).
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trismestee ke 2
kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000
ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembal normal 3 bulan setelah partus.
Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti lactogen plasenta, yang
menyebabkan peningkatan ekresi aldesteron.

5. Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itu kejadian ini harus selalu
diwaspadai.
a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester 1 akan dapat mengakibatkan :

7
abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.
b. Anemia pada kehamilan trimester 2 dapat menyebabkan : persalinan
premature, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,
asfiksia ainteurin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi,
IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
ekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang
disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat
menyebabkan : tonis uteri, ritensio plasenta, pelukaan sukar sembuh, mudah
terjadi febris peupularis dan gangguan involusio uteri.

6. Pemeriksaan diagnostik
Untuk menengakkan diagnose anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
berkunang kunang dan keluhan mual pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan
pengawasan HB dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachi dilakukan 2 kali
selama kehamilan pada trimester 1 dan 3. Hasil pemeriksaan HB dengan sachi
dapat digolongkan sebagai berukut :
a. Hb 11gr% : tidak anemia
b. Hb 9-10gr% : anemia ringan
c. Hb 7-8 gr% : anemia sedang
d. Hb <7gr% : anemia berat

7. Penatalaksanaan
a. Konsumsi zat besi
Anemia akan menganggu konsentrasi saat belajar dan juga kekurangan zat besi
akan menghambat pertumbuhan.Sebelum terkena anemia maka kita harus
memperhatikan asupan zat besi. Berikut yang harus dilakukan agar tubuh
mendapatkan cukup zat besi :
1) Terapkan pola makan gizi seimbang setiap hari
2) Perhatikan asupan protein
3) hindari mengkonsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi

8
b. Konsumsi vitamin C
Meminumnya bersamaan dengan zat besi bisa membantu tubuh mendapatkan
asupan secara optimal sehingga mampu memproduksi hemoglobin dalam
jumlah cukup.
c. Konsumsi vitamin B12 dan asam folat
Anemia juga dapat ditimbulkan oleh kekurangan asam folat dan kebalamin
oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi bahan pangan
bersumber kedua vitamin ini seperti daging,ayam,ikan,pisang,jeruk,wortel dan
lainnya.
d. Konsumsi probiotik
Asupan probiotik dari makanan sehat, seperti yogurt, acar, tempe, dan
makanan fermentasi lainnya.
e. Obat
Minumlah tablet menambah darah secara teratur.Anemia dapat dicegah dengan
mengkonsumsi tablet tambah darah secara teratur(TTD).TTD mengandung 60
mg besi elemental dan 400 mcg asam folat yang penting dalam pembentukan
sel darah merah.
f. Operasi dan pembedahan
Pengangkatan limpa jika disebabkan oleh anemia hemolitik. Pengidap anemia
hemolitik mungkin perlu menjalani pembedahan untuk mengganti katup
jantung yang rusak, mengangkat tumor, atau memperbaiki pembuluh darah
yang tidak normal.
g. Transfusi darah
Anemia hemolitik mungkin memerlukan transfusi darah, tetapi jarang.Selain
itu, transfusi darah juga bukan obat paten untuk anemia aplastik. Sementara
itu, pada anemia akibat thalasemia, transfusi darah mungkin akan dilakukan
setiap beberapa minggu sekali.
h. Transplantasi sel sumsum tulang belakang
Pengobatan menggunakan transplantasi sel punca (stem cell) ke sumsum
tulang belakang dapat digunakan untuk kondisi anemia aplastik parah.
Transplantasi sumsum tulang belakang ini umumnya akan dilakukan pada
pasien yang usianya masih muda, dan biasanya sel puncanya akan didonorkan

9
dari saudara kandung.Pengobatan ini juga bisa dilakukan untuk menangani
masalah anemia akibat thalasemia yang kasusnya cukup parah.
i. Plasmapheresis
Pengobatan anemia dengan prosedur plasmapharesis memungkinkan
pemisahan plasma darah.Nantinya, plasma darah yang rusak akan digantikan
dengan plasma baru yang lebih sehat. Ini juga dikenal sebagai pertukaran
plasma, prosesnya mirip dengan dialisis ginjal.
Penatalaksanaan Anemia Penderita anemia harus mengonsumsi 60-120
mg Fe per hari dan meningkatkan asupan makanan. Hal ini untuk mencegah
dan mengatasi resiko anemia. Meningkatkan suplemen Fe juga berguna untuk
meningkatkan intake Fe. Konsusmsi makanan yang tinggi zat besi, seperti
bayam, dan buah-buahan yang tinggi zat besi, seperti buah cerry.
Konsumsi produk sereal juga dapat meningkatkan intake Fe dalam tubuh.
Untuk mengurangi anemia juga dapat dilakukan perawatan makanan bisa
dengan konsumsi tepung terigu dengan folat, gula, susu, dan garam yang
mengandung zat besi dapat menjadi simpanan besi dalam tubuh dalam jangka
panjang. Selain itu memasak dalam wadah besi juga dapat menigkatkan
kandungan zat besi dalam makanan. Apabila terjadi anemia yang sangat berat,
dapat dilakukan transfusi darah kepada penderita. Hal ini biasanya dilakukan
pada pederita anemia dengan kadar hemoglobin

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


I. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori / model family centre
nursing friedman, meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
1. Data Umum
a. Identitas kepala keluarga
Meliputi nama kepala keluarga, umur, pekerjaan kepala keluarga,
pendidikan, alamat dan nomor telepon.
b. Komposisi anggota keluarga :
Nam Umu Se Hubdenga Pendidika Pekerjaa Keteranga
a r x n (KK) n n n

10
c. Genogram
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama,
umur, kondisi kesehatan tiap gambar. Terdapat keterangan gambar dengan
simbul berbeda ( friedman, 1998 ) seperti :
d. Tipe keluarga
e. Suku bangsa .
f. Agama
g. Status sosial ekonomi keluarga
h. Aktifitas rekreasi keluarga
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua )
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti
d. Riwayat keluarga sebelumnya
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah :
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal :
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
e. Sistem pendukung keluarga
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b.Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran ( formal dan informal )
d.Nilai dan norma agama
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi efektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi perawatan kesehatan
6. Stress Dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan

11
keluarga
b. Respon keluarga terhadap stress
c. Strategi koping yang di gunakan
d. Strategi adaptasi yang difungsional :
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tanggal pemeriksaan fisik di lakukan
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c. Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata, mulut,
THT, leher, thorax, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system
genitalia.
d. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8. Harapan Keluarga
a. Terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada

II. Analisa Data


Langkah awal dari perumusan keperawatan adalah pengolahan data dan analisa
data dengan menggabungkan data satu dengan lainnya, sehingga tergambar fakta
(Sulistyowati, 2012).

III. Diagnosa Keperawatan


a. Prilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
b. Defisit pengetahuan (D. 0111)
c. Kesiapan Peningkatan koping keluarga (D. 0090)

IV. Skoring dan prioritas masalah


No. Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat Masalah :    
a. Aktual 3  
b. Resiko Tinggi 2 1
c. Potensial 1

2. Kemungkinan Masalah    

12
dapat diubah : 2  
a. Mudah 1 2
b. Sebagian 0
c. Tidak Dapat

3. Potensi masalah untuk    


dicegah : 3  
a. Tinggi 2 1
b. Cukup 1
c. Rendah

4. Menonjolnya Masalah :    
a. Segera Diatasi 2  
b. Tidak segera diatasi 1 1
c. Tidak dirasakan ada 0
masalah

Penentuan Nilai (Skoring) :

Skor    
  X Nilai Bobot
AngkaTertinggi

V. INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL


DIAGNOSA INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN

Prilaku kesehatan Promosi Prilaku Upaya 1. untuk mengetahui


Kesehatan (1.12472)
cenderung beresiko upaya
Observasi
(D.0099) peningkatan
1. Identifikasi prilaku kesehatan yang
upaya kesehatan yang dilakukan
dapat ditingkatkan 2. memberikan

13
Terapeutik kenyamanan
terhadap
2. Berikan lingkungan yang
lingkungan
mendukung kesehatan
sekitar
3. Orientasi pelayanan
3. untuk mengetahui
kesehatan yang dapat
atau mengenakan
dimanfaatkan
pelayanan
Edukasi
kesehatan untuk
4. Anjurkan persalinan dimanfaatkan
ditolong oleh tenaga 4. agar persalinan
kesehatan dapat berjalan
5. anjurkan makan sayut dengan lancer
dan buah buahan setiap 5. agar tubuh
hari menjadi sehat
6. mencuci tangan dengan 6. agar terhindar dari
air bersih dan sabun kuman penyakit

1. Untuk
Defisit Edukasi Kesehatan
(1.12383) mengetahui
pengetahuan
Observasi kemampuan
(D.0111)
1. Identifikasi kesiapan menerima

peningkatan kemampuan informasi

menerima informasi 2. Untuk


memberikan
Terapeutik
pengetahuan
2. Sediakan materi dan terhadap keluarga
media pendidikan dan pasien
kesehatan 3. Memberikan
penjelasan
tentang pengaruh
dan faktor resiko
kesehatan

14
4. Agar keluarga dan
edukasi
pasien hidup sehat
3. Jelaskan faktor risiko
dan terjaga
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
4. Ajarkan prilaku hidup
bersih dan sehat

Kesiapan Perlibatan keluarga 1. Agar mengetahui


(1.14525)
peningkatan apakah keluarga
Observasi
koping keluarga siap dalam
(D. 0090) 1. Identifikasi kesiapan perawatan yang
keluarga untuk terlibat akan dilakukan
dalam perawatan 2. Untuk

Terapeutik menciptakan
hubungan yang
2. Ciptakan hubungan
baik
terapeutik pasien dengan
3. Untuk
keluarga dalam
mengetahui
perawatan
bagaimana cara
3. Diskusikan cara
perawatan
perawatan dirumah
dirumah
edukasi 4. Untuk
4. Jelaskan kondisi pasien memberitahu
kepada keluarga keluarga
bagaimana
5. Anjurkan keluarga
keadaan pasien
bersikap asertif dalam
agar mampu
perawatan
merawatnya
6. Anjurka keluarga terlibat
5. Agar perawatan
dalam perawatan
dlakukan berjalan

15
7. dengan baik
6. Agar keluarga
mengetahui
bagaimana cara
merawat
keluarganya
dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

16
Armini. 2016. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuna Medika

Fatimah & Nuriyaningsih. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan kehamilan.

Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Malaaya. ( 2009). : Family Heatlh Nursing : The Proses. Philipina : Arounaufa

Corpotalion : Nangka Marikina

Nadirawati.2018. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga Teori dan Aplikasi

Praktik.. Bandung : PT Refika Aditama

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator

Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator

Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Zakaria, Amir. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Pendekatan Teori dan

Konsep. Malang : International Research and Development For Human Beings.

17

Anda mungkin juga menyukai