DIARE
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga pada semester genap
Tahun Akademik 2022/2023
Disusun Oleh:
RAFIDAH RASYID
1490122003
BANDUNG
2022
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga beserta beberapa orang anggotanya yang terkumpul dan tinggal dalam satu tempat
karena pertalian darah, ikatan perkawinan, atau adopsi yang satu sama lainnya saling
tergantung dan beriteraksi menurut Dep. Kes. RI (2010).
Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan darah, adopsi,
perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan adanya hubungan
psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001, dalam(Widagdo & Kholifah, (2016).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga .
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan
komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes,
2010 dalam Kholifah& Widagdo (2016).
2. Tujuan Keperawatan Keluarga
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan keluarga adalah
keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu
menangani masalah kesehatannya berikut ini:(Widagdo & Kholifah, 2016).
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga. Kemampuankeluarga
dalam mengenal masalah kesehatan seluruh anggota keluarga. Contohnya, apakah
keluarga mengerti tentang pengertian dan gejala kencing manis yang diderita oleh
anggota keluarganya?
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarga. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa
anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan untuk
memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Contoh, keluarga
mampu merawat anggota keluarga yang sakit asi eksklusif, yaitu memberikan diet ,
memantau minum obat anti asi eksklusif,mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke
pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif. Kemampuan keluarga dalam mengatur
lingkungan, sehingga mampu mempertahankan kesehatan dan memelihara
pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota keluarga. Contoh: keluarga
menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh anggota keluarga
termasuk anggota keluarga yang sakit.
e. Memanfaatkanfasilitaspelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan perawatan
anggotakeluargayangmempunyai masalah kesehatan. Contoh: keluarga
memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, ataufasilitas pelayanan kesehatan lain untuk
anggota keluarganya yang sakit.
3. Sasaran Keperawatan Keluarga
Sasaran keperawatan keluarga menurut (Depkes RI, 2010 dalam (Widagdo & Kholifah, 2016)
sebagai berikut:
a. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak mempunyai
masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait dengan siklus
perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi
keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota keluarga
memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri,
terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko
penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau
kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit
degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.
4. Tipe keluarga
Menurut (Widagdo & Kholifah, (2016) tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah sebagai
berikut:
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri,
dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan
istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui, keluarga ini mungkin belum
mempunyai anak atau tidak mempunyai anak, jadi ketika nanti Anda melakukan
pengkajian data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda klarifikasi lagi
datanya.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa. Tipe
ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak mempunyai
suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain,
seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini banyak
dianut oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik
suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun karir sendiri
atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan kamar
mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga nontradisional, tipe keluarga ini tidak
lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut.
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan
anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
5. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga Menurut Friedman dalam Widagdo & Kholifah, (2016) fungsi keluarga ada
lima antara lain berikut ini:
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial anggota
keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan
psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota
keluarga,stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih
akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan
suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara kontinyu
mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial
yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang
dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran
peran-peran sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan praktik-
praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual)
merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat.
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Widagdo & Kholifah, (2016) terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yang
perlu anda pelajari berikut ini:
a. Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya adalah:
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak baru lahir.
Tugas perkembangannya adalah:
1) membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap mengintegrasikan
bayi yang baru lahir ke dalam keluarga.
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-
peran orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
1) memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi,
dan keamanan
2) mensosialisasikan anak
3) mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak
yang lain
4) mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
1) mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat
2) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya adalah:
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
Diare adalah pengeluaran feses yang lunak dan cair disertai sensasi ingin
defekasi yang tidak dapat ditunda. Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi
dan fungsi sekresi Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi dengan bagian feses tidak terbentuk. Diare adalah kehilangan
banyak cairan dan elektrolit melalui tinja (Nurarif, 2015).
2. Etiologi
Terdapat 3 bahan dalam etiologi diare pada (Nurarif, 2015).
a. Diare Akut
Diare akut dapat disebabkan karena adanya bakteri, nonbakteri maupun adanya
infeksi.
a) Bakteri penyebab diare akut antara lain organisme Escherichia coli dan
Salmonella serta Shigella. Diare akibat toksin Clostridium difficile dapat
diberikan terapi antibiotik.
b) Rotavirus merupakan penyebab diare nonbakteri (gastroenteritis) yang paling
sering.
c) Penyebab lain diare akut adalah infeksi lain (misal, infeksi traktus urinarius
dan pernapasan atas), pemberian makan yang berlebihan, antibiotik, toksin
yang teringesti, iriitable bowel syndrome, enterokolitis, dan intoleransi
terhadap laktosa.
b. Diare kronis biasanya dikaitkan dengan satu atau lebih penyebab berikut ini:
a) Sindrom malabsorpsi
b) Defek anatomis
c) Reaksi alergik
d) Intoleransi laktosa
e) Respons inflamasi
f) Imunodefisiensi
g) Gangguan motilitas
h) Gangguan endokrin
i) Parasit
j) Diare nonspesifik kronis
c. Faktor predisposisi diare antara lain, usia yang masih kecil, malnutrisi, penyakit
kronis, penggunaan antibiotik, air yang terkontaminasi, sanitasi atau higiene buruk,
pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak tepat.
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
a. Diare akut
Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset.
Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas- gas dalam perut,
rasa tidak enak, nyeri perut.
Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut.
Demam.
b. Diare kronik
Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang.
Penurunan BB dan nafsu makan.
Demam indikasi terjadi infeksi.
Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah
5. Pemeriksaan penunjang
a. Diare akut
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
Tes darah: hitung darah lengkap; anemia atau trombositosis mengarahkan
dengan adanya penyakit kronis. Albumin yang rendah bisa menjadi patokan
untuk tingkat keparahan penyakit namun tidak spesifik.
Kultur tinja bisa mengidentifikasi organisme penyebab. Bakteri C. Difficile
ditemukan pada 5% orang sehat; oleh karenanya diagnosis ditegakkan
berdasarkan adanya gejala disertai ditemukannya toksin, bukan berdasarkan
ditemukannya organisme saja.
Foto polos abdomen: bisa menunjukkan gambaran kolitis akut.
b. Diare kronis
Pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan harus dipilih berdasarkan prioritas
diagnosis klinis yang paling mungkin:
Tes darah: secara umum dilakukan hitung darah lengkap, LED, biokimiawi
darah, tes khusus dilakukan untuk mengukur albumin serum, vitamin B12 dan
folat. Fungsi tiroid. Antibodi endomisial untuk penyakit siliaka.
Mikroskopik dan kultur tinja (x3): hasil kultur negatif belum menyingkirkan
giardiasis.
Lemak dan tinja: cara paling sederhana adalah pewarnaan sampel tinja dengan
Sudan black kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pada kasus yang lebih
sulit, kadar lemak tinja harus diukur, walaupun untuk pengukuran ini
dibutuhkan diet yang terstandardisasi.
Foto polos abdomen: pada foto polos abdomen bisa terlihat klasifikasi pankras,
sebainya diperiksa dengan endoscopic retrograde cholangiopancreatography
(ERCP) dan/atau CT pankreas.
Endoskopi, aspirasi duodenum, dan biopsi: untuk menyingkirkan penyakit
seliaka dan giardiasis.
Kolonoskopi dan biopsi: endoskopi saluran pencernaan bagian bawah lebih
menguntungkan dari pada pencitraan radiologi dengan kontras karena, bahkan
ketika mukosa terlihat normal pada biopsi bisa ditemukan kolitis mikroskopik
(misalnya kolistik limfositik, kolitis kolagenosa).
Hydrogen breath test: untuk hipolaktasia (laktosa) atau pertumbuhan
berlebihan bakteri pada usus halus (laktulosa).
Pencitraan usus halus: bisa menunjukkan divertikulum jejuni, penyakit Crohn
atau bahkan struktur usus halus.
Berat tinja 24 jam (diulang saat puasa): walaupun sering ditulis di urutan
terakhir daftar pemeriksaan penunjang pemeriksaan ini tetap merupakan cara
paling tepat untuk membedakan diare osmotik dan diare sekretorik.
Hormon usus puasa: jika ada dugaan tumor yang mensekresi hormonharus
dilakukan pengukuran kadar hormon puasa.
Menurut (Rubebsten dkk, 2007) jika merupakan episode akut tunggal dan belum
mereda setelah 5-7 hari, maka harus dilakukan pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari anemia dan kultur darah untuk
Salminella typhi, S. Paratyphi, dan S. Enteritidid, khususnya bila ada riwayat
perjalanan ke luar negeri.
Pemeriksaan laboratorium tinja untuk mencari kista, telur, dan parasit (ameba,
Giardia) dan kultur (tifoid dan paratifoid, Campylobacter, Clostridium
difficile).
Sigmoidoskopi, khususnya pada dugaan kolistis ulseratif atau kangkaer (atau
kolitis ameba). Biopsi dan histologi bisa memiliki nilai diasnostik.
6. Penatalaksanaan
Pemakaian dan
Obat Dosis pertimbangan
Opiat
Tingfur opium TR: D: PQ: 0,6 mL atau 10 Untuk diare akut dan
tts, q.i.d. dicampur dengan air nonspesifik. Obat golongan II
Camphorated: 5-10 mL, 1-4
kali/ hari
Paregorik D: PO: 5-10 mL, 1-4 kali/ hari Untuk diare. Obat golongan
A: PO: 0,25-0,5 mL, 1-4 kali/ III
hari
Kodein D: PO: 15-30 mg, q.i.d. Untuk diare
Agen-agen opiat
related
Difenoksilat dengan D: PO: 2,5-5 mg, b.i.d,q.i.d. Untuk diare akut, nonspesifik.
atropin (Lomotil) Obat golongan V.
Anak >2 thn: 0,3-0,4 mg/kg, Dosis untuk anak bervariasi
setiap hari dalam dosis terbagi sesuai dengan umur.
4 atau 2 mg, 3-5 kali setiap
hari
Loperamid (Imodium) D: PO: M: 4 mg, kemudian 2 Untuk diare. Obat bebas
mg setelah buang air cair. terbaru. Kategori kehamilan
Tidak melebihi 16 mg/ hari. B. Tidak mempengaruhi SSP.
A (5-8 thn) PO: 2 mgg, dosis Kurang dari 1% yang
dapat diulangi, tidak melebihi mencapai sirkulasi sistemik.
4 mg/ hari
Adsorben
Kombinasi
Difenoksilat dengan Lihat agen-agen opiat related Lihat agen-agen opiat related
atropin (Lomotil)
Parepektolin Sesuai dengan label Mengandung paregorik dan
kaopecatate
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data umum keluarga
Nama atau inisial kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, umur, hubungan dengan kepala keluarga, agama, pendidikan,
status imunisasi dan genogram dalam tiga generasi.
b. Tipe Keluarga
Menjelaskan tentang jenis tipe keluarga (tipe keluarga tradisional atau tipe keluarga
non tradisional).
c. Riwayat dan tahapan perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahapan perkembangan keluarga di tentukan anak tertua dari keluarga inti dan
mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas tahapan perkembangan
keluarga
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Menjelaskan riwayat kesehatan masing-masing anggota pada keluarga inti, upaya
pencegahan dan pengobatan pada keluarga inti, upaya pencegahan dan
pengobatan pada anggota yang sakit.
4) Riwayat kesehatan kelurga sebelumnya
Kesehatan keluarga asal kedua orang tua
d. Data lingkungan
1) Karakteristik dan denah rumah
Menjelaskan gambaran tipe rumah, luas bangunan, pembagian dan pemanfaatan
ruangan, ventilasi, kondisi, sanitasi lingkungan, ada atau tidak sarana air bersih
dan sistem pembuangan limbah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Menjelaskan tipe dan kondisi lingkungan tempat tinggal, nilai dan normal atau
aturan penduduk setempat serta budaya setempat.
e. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara komunikasi antara anggota keluarga menggunakan sistem
tertutup dan terbuka, kualitas dan frekuensi komunikasi yang berlangsung serta
isi pesan yang disampaikan
2) Struktur kekuatan keluarga
Mengkaji model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam
membuat keputusan
3) Struktur dan peran keluarga
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
4) Nilai dan normal keluarga
Menjelaskan nilai norma yang dianut oleh keluarga dengan kelompok atau
komunitas serta bagaimana nilai dan norma mempengaruhi status kesehatan
keluarga
f. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Mengkaji gambaran dari anggota keluarga , perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga ,dukungan anggota keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b. Fungsi Sosial
Menjelaskan hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, nilai, normal dan budaya serta perilaku yang berlaku di keluarga dan
masyarakat
c. Fungsi Pemenuhan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian dan perlindungan terhadap
anggota keluarga yang sakit.
d. Fungsi Reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode
apa yang di gunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga
e. Fungsi Ekonomi
Menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sandang,
pangan,dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah yang untuk
meningkatkanpenghasilan keluarga.
g. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih dari 6 bulan. Stresor jangka panjang yaitu
stresor yang saat ini di alami yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon dalam situasi stressor
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi stressor yang ada
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
4) Strategi adaptasi disfungsional
Menjelaskan adaptasi disfungsional (Perilaku Keluarga yang tidak adaptif) ketika
keluarga menghadapi masalah.
h. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan
pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Pada
pemeriksaan fisik kita juga bisa menanyakan mengenai status kesehatan dari klien.
i. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah Diagnosa
Batasan karakteristik : Output berlebih Kekurangan volume Kekurangan volume
- Perubahan status cairan cairan berhubungan
mental
dengan output
- Penurunan tekanan
berlebih (00027)
darah
- Penurunan tekanan
nadi
- Penurunan turgor
kulit
- Peurunan haluaran
urine
- Membran mukosa
kering
- Kulit kering
- Peningkatan
hematokrit
- Peningkatan suhu
tubuh
- Peningkatan
frekuensi nadi
- Peningkatan
konsentrasi urine
- Penurunan berat
badan
- Haus
Kelemahan
Batasan karakteristik : Intake makanan yang Gangguan nutrisi Gangguan nutrisi
- Kram abdomen tidak adekuat kurang dari kurang dari kebutuhan
- Nyeri abdomen kebutuhan tubuh tubuh berhubungan
- Menghindari dengan intake
makanan
makanan yang tidak
- Berat badan 20%
adekuat (00002)
atau lebih di bawah
berat badan ideal
- Kerapuhan kapiler
- Diare
- Kehilangan rambut
berlebihan
- Bising usus
hiperaktif
- Kurang makanan
- Kurang informasi
- Penurunan
berat badan
dengan
asupan
makanan
adekuat
- Membran mukosa
pucat
- Ketidakmampuan
memakan
makanan
- Tonus otot menurun
Mengeluh gangguan
sensasi
rasa
- Cepat kenyang
setelah makan
- Sariawan rongga
mulut
- Kelemahan otot
pengunyah
Klemahan otot untuk
menelan
Hypovolemia Management
1. Monitor status cairan termasuk intake
dan output cairan
2. Monitor tingkat HB dan hematokrit
3. Monitor respon pasien terhadap
penambahan cairan
4. Monitor berat badan
2. Gangguan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan Nutrition management
kebutuhan tubuh berhubungan selama 3 x 24 jam, diharapkan kebutuhan 1. Kaji adanya alergi makanan
dengan intake makanan yang tidak nutrisi pasien dapat teratasi dengan kriteria 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
adekuat (00002). hasil: menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
3. Anjurukan pasien untuk meningkatkan
badan
intake IV
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
- Menunjukan peningkatan fungsi
protein dan vitamin C
pengecapan dari menelan
5. Berikan substansi gula
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang
6. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
berarti
kalori
7. Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orang tua
selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
10. Monitor kadar albumin, total protein,
HB, dan kadar HT
11. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
12. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
3. Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pressure Management:
berhubungan dengan kelembapan selama 3 x 24 jam, diharapkan kerusakan 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
(00046) integritas kulit pasien dapat teratasi dengan pakaian yang longgar
kriteria hasil: 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
dan kering
- Integritas kulit yang baik bisa
3. Mobilisasi pasien ( ubah posisi pasien)
dipertahankan (sensasi, elastisitas,
setiap 2 jam sekali
temperatur, hidrasi, pigmentasi)
4. Oleskan lotion atau minyak/baby oil
- Tidak ada luka atau lesi pada kulit
pada daerah tertekan
- Perfusi jaringan baik
5. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Menunjukkan pemahaman dalam proses
6. Memandikan pasien dengan sabun dan
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
air hangat
cidere berulang
- Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 2000, dalam Potter &
Perry, 2001).
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam implementasi keperawatan menurut (Gordon,
2000, dalam Potter & Perry, 2001) adalah:
a. Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional pada diri.
b. Memahami rencana keperawatan secara baik dan efek samping serta komplikasi yang
mungkin muncul.
c. Penampilan harus menyakinkn dan Menguasai keterampilan teknis keperawatan.
d. Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan dan Mengetahui sumber
daya yang diperlukan.
e. Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan.
2. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan (Nursalam, 2001).
Tujuan dari evaluasi menurut (Nursalam, 2001) antara lain :
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan yang diberikan.
c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan dan Mendapatkan umpan balik.
d. Sebagai tanggung jawab atau tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV Sagung
Seto.
Bruner dan Suddarth (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Rasmini,dkk. (2017). Panduan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan
Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press)
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Widagdo Wahyu & Kholifah Nur Siti (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan:Keperawatan
Keluarga dan Komunitas. Jakarta: BPPSDMK Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
“DIARE”
OLEH :
RAFIDAH RASYID
Nim : 1490122003
BANDUNG
2022
PENGKAJIAN
Keterangan:
: Menikah
: Garis Keturunan
: Klien
X : Meninggal
: Tinggal serumah
7. Tipe keluarga : Tipe keluarga Ny.S adalah tipe single parent family yaitu satu keluarga yang
dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung kepadanya.
8. Latar Belakang Budaya (Etnis)
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut
terkait dengan kesehatan :
a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga
Ny.S mengatakan bahwa budaya yang mereka anut adalah budaya suku Bugis.
b. Tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat
homogen) Uraikan.
Tempat tinggal keluarga Ny. S berada pada lingkungan yang lebih dominan suku Bugis.
c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan (apakah kegiatan-
kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya keluarga).
Kegiatan keagamaan yang sekarang dilakukan oleh keluarga Ny.S adalah pengajian. Ny. S
mengatakan ia dan keluarganya sering ke masjid untuk beribadah. Ny.S tidak aktif di
kegiatan sosial karena harus berjualan, ia lebih banyak menghabiskan waktu dipasar dan
rumahnya. Kegiatan rekreasi keluarga Ny.S, sesekali melakukan rekreasi bersama anaknya.
d. Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana (tradisional atau modern)
Ny.S mengatakan pantangan makanan dari segi keagamaan adalah daging babi selain itu, ia
dan keluarganya tidak memiliki kebiasaan diet ataupun pantangan makanan tertentu.
Keluarga Ny.S menggunakan busana modern, Ny.S menggunakan jilbab dan pakaian yang
tertutup.
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau “modern
Sistem pengambilan keputusan diambil oleh Ny.S namun melalui diskusi bersama dengan
anggota keluarga lainnya.
f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah
Bahasa yang digunakan keluarga Ny.S adalah bahasa Indonesia dan bahasa bugis.
g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. (Apakah keluarga
mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam praktik-praktik pelayanan kesehatan
tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan).
Ny.S mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka segera dibawah ke klinik
ataupun rumah sakit terdekat.
9. Identifikasi Religius
Mengkaji agama yang dianut keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan :
a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragamaan mereka
Ny.S dan seluruh anggota keuarganya menganut agama islam
b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisasi
Ny.S dan keluarga aktif mengikuti kegiatan keagamaan.
c. Agama yang dianut keluarga
Agama Islam
d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan
keluarga terutama dalam hal kesehatan
Ny.S mengatakan percaya bahwa apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka ia harus
berdoa dan meyakini bahwa Tuhan akan memberi kesembuhan baginya dan keluarga.
10. Status Ekonomi
Status Ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status soasial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga:
a. Jumlah pendapatan per bulan
Jumlah pendapatan per bulan Rp 1.000.000 – Rp.2.000.000
b. Sumber-sumber pendapatan per bulan
Ny.S mengatakan ia bekerja sebagai pedagang, dan diberi uang untuk kebutuhan hidup
oleh anaknya yang bekerja.
c. Jumlah pengeluaran per bulan
>1.000.000
d. Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga
Ny.S mengatakan uang yang dimiliki dan diberikan oleh anaknya, cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.
e. Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pegeluarannya
Ny.S mengatakan yang mengatur pendapatan dan pengeluarannya ialah Ny.S sendiri
11. Aktivitas rekreasi atau Waktu luang
Keluarga Ny.S mengatakan sesekali ia dan keluarga jalan-jalan ataupun pergi berkunjung ke
rumah kerabat mereka.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga berdasarkan tahap kehidupan
keluarga berdasarkan Duvall, ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh
mana keluarga melaksanakan tugas sesuai tahapan perkembangan. Sedangkan riwayat keluarga
adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga ini dan riwayat kesehatan keluarga.
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
1. Keluarga Ny.S berada dalam tahap keluarga dengan anak remaja dan anak sekolah dan
tugas perkembangannya sebagai berikut :
2. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
3. Mempertahankan keintiman pasangan
4. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga . pada tahap ini anak perlu
berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam
aktivitas baik di sekolah mapun di luar sekolah.
2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan tahap
perkembangan saat ini mampu berkomunikasi dengan anak-anak di dalam keluarganya.
Misalnya seorang anak di dalam keluarganya sedang memiliki masalah, maka ia akan
mendengarkan cerita dan berusaha untuk mencari solusinya bersama.
3. Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini, termasuk riwayat perkembangan dan
kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik atau yang berkaitan
dengan kesehatan (perceraian, kematian, gilang, dll): Ny.S bertemu dengan suami di
Makassar dan menikah. Dalam pernikahan mereka dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan satu
anak perempuan. Pada saat pengkajian, didapatkan Ny.S bercerai dengan suami sejak 2017.
dan ada anggota keluarga yang sakit yaitu Ny.S, yang mengatakan mengalami diare sejak 1
hari sebelum dilakukan pengkajian. Nn.S mengatakan sakit perut dan BAB lebih dari 3x
dalam sehari, ia lalu membawa dirinya ke klinik kesehatan terdekat untuk mendapatkan obat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya : keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan keluarga
asalnya : hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua : Ny.S
mengatakan ia adalah anak ketiga dari lima orang bersaudara. Ny.S mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit seperti TB, kanker ataupun Diabetes Melitus. Sedangkan mantan
suaminya, adalah anak ke dua dari enam orang bersaudara.
a. Anggota keluarga yang sering menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat
pelayanan kesehatannya : Seluruh anggota keluarga Ny.S menggunakan fasilitas kesehatan
apabila ada anggota keluarganya yang sakit.
b. Seberapa sering keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan : Ny.S mengatakan
keluarga selalu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan pada saat sakit.
a. Fasilitas- fasilitas yang dimiliki keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan
kesehatan : Keluarga Ny.S tidak memiliki fasilitas pemeliharaan kesehatan.
b. Sumber pendukung keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan : Ny.S mendapatkan
bantuan dari anak-anaknya dan kerabat terdekat.
c. Jaminan pemeliharan kesehatan yang dimiliki keluarga : Keluarga Ny.S memiliki kartu BPJS
sebagai jaminan pemeliharaan kesehatan.
1. Pola Komunikasi
a. Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi : Komunikasi antara
Ny.S dengan anggota keluarga yang lain berjalan dengan baik.
b. Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka
dengan jelas : Anggota keluarga Ny.S dapat mengutarakan kebutuhan yang mereka perlukan
serta bagaimana perasaan mereka.
c. Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan baik terhadap pesan :
Keluarga Ny.S selalu merespons dengan baik.
d. Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti suatu pesan : untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, biasanya Ny.S dibantu oleh Tn.S yang tinggal bersama dengannya. Sehingga Ny.S
dan Tn.S selalu berusaha untuk mendengarkan apa yang menjadi keluhan anggota keluarganya,
dan juga memenuhi kebutuhan mereka.
e. Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga : Bahasa Indonesia dan Bahasa bugis.
f. Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung : Ada yang berkomunikasi
secara langsung, yaitu dengan anggota keluarganya di rumah, juga komunikasi secara tidak
langsung, menggunakan alat komunikasi handphone, dengan keluarga yang jauh dari rumah.
g. Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga : dengan cara
berkomunikasi dengan baik dan mencari pemecahan atau solusi secara bersama-sama.
h. Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga : Ny.S mengatakan jarang marah kepada
anak-anak dan cucunya bila melakukan sebuah kesalahan. Namun Tn.S yang sering menegur
ataupun memarahi adik-adiknya jika malas sekolah dan malas makan.
i. Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung dalam keluarga : Komunikasi
di keluarga Ny.S berlangsung singkat namun sering.
j. Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan penting : Komunikasi terbuka
atau dua arah.
k. Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-pola komunikasi keluarga :
Tidak ada disfungsional komunikasi di dalam keluarga Ny.S sehingga komunikasi di
keluarganya tetap berjalan.
l. Adakah hal-hal/masalah dalam keluarga yang tertutup untuk didiskusikan : tidak ada masalah
yang ditutupi dalam keluarga
2. Struktur Kekuasaan
Apakah keluarga merasa puas dengan pola pengambilan keputusan tersebut : Ny. S puas
dengan pola pengambilan keputusan keluarganya.
c. Model kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan : Model Musyawarah.
3. Struktur Peran
- Sejauh mana anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain : Ny.S mengatakan
semua anggota keluarga saling memberikan perhatian antara satu dengan yang lain.
- Apakah mereka saling mendukung satu sama lain : Anggota keluarga Ny.S saling
mendukung satu sama lain dalam hal yang positif atau baik.
- Apakah terdapat perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan keluarga :
Ny.S mengatakan setiap anggota akrab.
- Apakah menunjukkan kasih sayang satu sama lain: Keluarga Ny.S selalu menunjukan
kasih sayang.
c. Keterpisahan dan Keterikatan
a. Adakah otonomi setiap anggota dalam keluarga : Ny.S mengatakan setiap anggota
keluarganya memiliki kewajibannya masing-masing
b. Adakah saling ketergantungan dalam keluarga : Ny.S mengatakan setiap anggota keluarganya
saling membutuhkan dan ketergantungan.
c. Siapa yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan anak atau fungsi sosialisasi
: Ny.S yang bertanggung jawab dan berperan dalam mendidik dan membesarkan anak-
anaknya.
d. Apakah fungsi ini dipikul bersama? Jika demikian, bagaimana hal ini diatur : Ny.S
mengatakan ia sendiri yang bertanggung jawab untuk menjaga anak-anak sendiri sejak
bercerai.
e. Adakah faktor sosial – budaya yang mempengaruhi pola-pola membesarkan anak : Ny.S
mengatakan ia membesarkan anaknya menurut sosial budaya bugis.
f. Apakah keluarga saat ini mempunyai masalah/resiko dalam mengasuh anak : Ny.S
mengatakan tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak-anaknya.
g. Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain (cocok dengan
tahap perkembangan anak) : Lingkungan rumah memadai untuk bermain anak-anak. Namun
ada keterbatasan kebersihan pada rumah Ny.S
h. Apakah ada peralatan/permainan anak-anak yang cocok dengan usia : Ny.S mengatakan ada
perlatan main yang tersedia untuk anaknya.
Ny.S dan keluarga selalu memanfaatkan pelayanan kesehatan terdekat apabila ada anggota
keluarganya yang sakit.
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny. S mengatakan tidak ingin menambah anak lagi
5. Stres dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang dirasakan keluarga : Ny.S mengatakan di musim
pandemi ini, keluarganya menghadapi kondisi covid ini dengan tidak panik dan selalu berdoa
kepada Allah SWT agar pandemi ini segera berlalu dan anggota keluarganya dalam keadaan
baik dan sehat.
2. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga : Keadaan anaknya yang
harus belajar lewat zoom.
3. Cara keluarga dalam mengatasi stressor : Keluarga Ny.S mengatasi stressor dengan cara
beribadah, shalat.
4. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stressor tersebut : Keluarga
Ny.S selalu berdoa untuk mengatasi stressor.
5. Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap masalah-masalah mereka
sekarang : tidak ada perbedaan dalam cara-cara terhadap masalah yang mereka hadapi.
6. Adakah strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi masalah :
Tidak ada
Aspek yang
Ny. S Tn. S Nn. S An. I
dikaji
Keadaan Umum Baik Baik Baik Baik
Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
TTV TD : 130/80 TD : 100/80 TD : 110/70 TD : -
mmHg mmHg N : 70x/menit N : 77x/menit
N : 82x/menit N : 76x/menit S : 37 oC S : 36,6 oC
S : 36oC S : 36,3 oC RR : 20x/menit RR : 20x/menit
RR : 21x/menit RR : 20x/menit
Keluhan BAB 3-4x dalam Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sehari
Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala bulat, Bentuk kepala bulat,
bulat, klien bulat, tidak ada tidak ada lesi, warna tidak ada lesi, warna
menggunakan lesi, warna rambut rambut hitam rambut hitam
jilbab, tidak hitam dan pendek. Distribusi pendek. Distribusi
terdapat masa panjang. rembut merata, tidak rembut merata, tidak
abnormal pada Distribusi rembut ada benjolan. ada benjolan.
kepala merata, tidak ada
benjolan
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva anemis, Konjungtiva anemis,
anemis, pupil anemis, pupil pupil isokor, sklera pupil isokor, sklera
isokor, sklera isokor, sklera tidak ikterik, tidak tidak ikterik, tidak
tidak ikterik, tidak tidak ikterik, tidak menggunakan alat menggunakan alat
menggunakan alat menggunakan alat bantu penglihatan bantu penglihatan
bantu penglihatan bantu penglihatan
Telinga Simetris, Simetris, lubang Simetris, lubang Simetris, lubang
penurunan fungsi telinga tampak telinga tampak telinga tampak
pendengaran, bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada
tidak ada masa gangguan gangguan gangguan
abnormal pendengaran, pendengaran, tidak pendengaran, tidak
tidak ada nyeri ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, tidak
tekan, tidak ada tidak ada masa ada masa abnormal.
masa abnormal. abnormal.
Hidung Simetris, septum Simetris, septum Simetris, septum Simetris, septum
nassal ditengah, nassal ditengah, nassal ditengah, nassal ditengah,
irama napas irama napas irama napas reguler, irama napas reguler,
reguler, tidak ada reguler, tidak ada tidak ada nyeri sinus. tidak ada nyeri sinus.
nyeri sinus. nyeri sinus.
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir merah Mukosa bibir merah
merah dan kering, merah dan dan lembab, lidah dan lembab, lidah
lidah kotor, klien lembab, lidah bersih, tidak terdapat bersih, tidak terdapat
tidak memiliki bersih, terdapat caries gigi. caries gigi.
gigi caries gigi.
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, tiroid, refelks tiroid, refelks
refelks menelan refelks menelan menelan baik. menelan baik.
baik. baik.
Dada Pengembangan Pengembangan Pengembangan dada Pengembangan dada
dada simetris, dada simetris, simetris, tidak simetris, tidak
tidak terdapat tidak terdapat terdapat kelainan terdapat kelainan
kelainan bentuk kelainan bentuk bentuk dada, tidak bentuk dada, tidak
dada, tidak ada dada, tidak ada ada bunyi napas ada bunyi napas
bunyi napas bunyi napas tambahan. tambahan.
tambahan. tambahan.
Abdomen Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka, tidak Tidak ada luka, tidak
ada nyeri tekn tidak ada nyeri ada nyeri tekanm ada nyeri tekanm
pada abdmen, tekanan bising bising usus bising usus
bising usus usus 13x/menit 12x/menit 12x/menit
hiperaktif
Ekstremitas Ekstremitas atas Ekstremitas atas Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan
dan bawah dan bawah bawah simetris, bawah simetris,
simetris, ROM simetris, ROM ROM bebas, ROM bebas,
bebas, kekuatan bebas, kekuatan kekuatan otot kekuatan otot
otot otot 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5
Integumen Kulit berwarna Kulit berwarna Kulit berwarna Kulit berwarna putih,
putih, tidak ada putih, ada bekas coklat, ada bekas ada bekas luka di
luka, tidak ada luka di tangan, ada luka di tangan, ada tangan, ada
pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
turgor kulit tidak turgor kulit turgor kulit elastis, turgor kulit elastis,
elastis, tidak ada elastis, tidak ada tidak ada nyeri tidak ada nyeri tekan,
nyeri tekan, CRT nyeri tekan, CRT tekan, CRT <2 detik CRT <2 detik
<2 detik <2 detik
Genetalia dan Jenis kelamin Jenis kelamin Jenis kelamin laki- Jenis kelamin laki-
Rektum perempuan, ada perempuan, tidak laki, tidak ada laki, tidak ada
keluhan sakit pada ada kelainan, kelainan, tidak ada kelainan, tidak ada
area anus, tidak tidak ada hemoroid hemoroid
ada hemoroid hemoroid
Harapan Keluarga terhadap Petugas Kesehatan
Ny.S mengharapkan untuk petugas pelayanan kesehatan melakukan kunjungan rumah, dikarenakan
kondisi sulit untuk bepergian sendiri ke tempat pelayanan kesehatan.
Dari skoring data diatas maka prioritas masalah berdasarkan skoring tertinggi adalah
1. Nyeri Akut
2. Defisit volume cairan
3. Ketidaefektifan pemeliharaan kesehatan
4. Gangguan rasa nyaman
Analisa Data
Etiologi
Data Masalah
Gejala dan tanda mayor Proses perjalanan
Ds : penyakit
Ny.S mengeluh nyeri
pada abdomennya.
P : Nyeri abdomen
Q : Seperti tertusuk-
tusuk
R : Nyeri menetap pada
abdomen
S : 4 (0-10)
T : Hilang timbul
Nyeri Akut
Do :
Klien tampak meringis
Do:
Kondisi rumah klien
tampak berantakan,
banyak debu, dengan Ketidakefektifan
penerangan dan pemeliharaan kesehatan
ventilasi yang tidak
baik.
Defisit volume cairan b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign
Kehilangan cairan dan keperawatan selama 2 x 2. Monitor masukan
elektrolit berlebihan kunjungan diharapkan defisit makanan/cairan
volume cairan dapat teratasi 3. Dorong keluarga untuk
Kriteria Hasil membantu klien makan
Mempertahankan urine 4. Monitor sttus nutrisi
output sesuai dengan usia 5. Dorong klien untuk
dan BB, BJ urin normal, menambah intake oral
HT normal.
Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Elastisitas turgor kulit
baik, membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan edukasi
pemeliharaan kesehatan b.d keperawatan selama 2x mengenai diare
Ketidakmampuan keluarga kunjungan, diharapkan 2. Identifikasi bersama
mengatasi masalah keluarga mampu: keluarga mengenai
Mengenal masalah pengambilan keputusan
kesehatan keluarga saat anggota keluarga
tentang diare memiliki ada yang alami
(memberikan penyuluhan sakit.
tentang pengertian, tanda 3. Fasilitasi keluarga dalam
dan gejala, penyebab, mengungkapkan minat
komplikasi, dan dalam mengelola masalah
pencegahan diare) kesehatan yang dihadapi
Mengambil keputusan keluarga
untuk meningkatkan 4. Bersama keluarga
kesehatan keluarga: melakukan modifikasi
penjelasan tanda dan lingkungan untuk
gejala serta komplikasi meningkatkan perilaku
penyakit diare sehat
Merawat keluarga yang 5. Bersama keluarga
mengalami gangguan membuat jadwal
kesehatan dengan benar kunjungan rutin ke
dan tepat: menjelaskan fasilitas kesehatan untuk
tentang pencegahan dan memeriksa kesehatan
penatalaksanaan penyakit
kanker diare, perawatan
dan diet
Memanfaatkan fasilitas
pelanyanan kesehatan di
sekitarnya bagi keluarga
yang sakit:Menjelaskan
tentang penanganan dan
penatalaksanaan pasien
kanker payudara
Gangguan rasa nyaman b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab
Nyeri saat beraktivitas
keperawatan selama 2x24 ketidak nyamanan
jam pasien tidak merasakan 2. Anjurkan menghindari
gangguan rasa nyaman penyebab ketidak
dengan Kriteria Hasil: nyamanan
Mengenal masalah 3. Ciptakan lingkungan yang
kesehatan keluarga tenang
Menggambil keputusan
mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
bagi keluarga
Merawat keluarga yang
mengalami gangguan
kesehatan
Memodifikasi
lingkungan keluarga
untuk menjamin
kesehatan keluarga
Memanfaatkan fasilitas
kesehatan
IMPLEMENTASI
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
16/12/2022 Defisit volume 1. Memonitor tanda-tanda S: klien mengatakan
cairan vital sudah banyak minum
2. Memonitor makanan O:
dan minuman yang 1. klien makan
dikomsumsi dengan baik
3. Mendorong keluarga 2. Klien mau
untuk membantu klien mengikuti
makan instruksi yang
4. Memonitor status nutrisi diberikan
5. Mendorong klien untuk 3. Klien minum
menambah intake oral dengan banyak
A: Masalah teratasi
sebagian
16/12/202 Ketidakefektif1. Memberikan edukasi S:Keluarga mengatakan sudah
2 an mengenai diare mengerti tentang Diare, penyebab,
Pemeliharaan 2. Mengidentifikasi pencegahan serta cara
Kesehatan bersama keluarga pengobatannya
mengenai pengambilan
keputusan saat anggota O:
keluarga memiliki ada 1. Klien tampak paham dengan
yang alami sakit. penjelasan yang diberikan
3. Memfasilitasi keluarga 2. klien dapat mengikuti instruksi
dalam mengungkapkan yang diberikan
minat dalam mengelola
masalah kesehatan A: Masalah teratasi sepenuhnya
yang dihadapi keluarga P:Hentikan Intervensi
4. Bersama keluarga -
melakukan
memodifikasi
lingkungan untuk
meningkatkan perilaku
sehat
5. Bersama keluarga
membuat jadwal
kunjungan rutin ke
fasilitas kesehatan
untuk memeriksa
kesehatan
16/12/202 Gangguan rasa 1. Mengidentifikasi S:
2 nyaman klien mengatakan nyeri berkurang
penyebab ketidak
O:
nyamanan 1.klien tampak rileks
2. klien tampak nyaman
2. Menganjurkan
k
menghindari penyebab l
A: Masalah teratasi sebagian
ketidak nyamanan
3. Menciptakan P : Intervensi dilanjutkan
-
lingkungan yang
tenang
Tanggal Diagnosa Tindakan Kep Evaluasi
P : Intervensi dihentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIARE
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, prevalensi diare merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan kasus yang tinggi
Berdasarkan data Kemenkes RI prevalensi diare pada tahun 2018 sebanyak 37,88% atau sekitar 1.516.438
kasus pada balita. Prevalensi tersebut mengalami kenaikan pada tahun 2019 menjadi 40% atau sekitar
1.591.944 kasus pada balita (Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2020). Selain itu, Riskesdas melaporkan prevalensi
diare lebih banyak terjadi pada kelompok balita yang terdiri dari 11,4 % atau sekitar 47.764 kasus pada
laki-laki dan 10,5% atau sekitar 45.855 kasus pada perempuan.
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Ny. S dapat mengerti dan memahami tentang diare.
C. Tujuan Khusus
D. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media Penyuluhan
Leaflet
D. Kegiatan Penyuluhan
E. Evaluasi
- Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
F. Materi Penyuluhan
a. Defenisi
Gastroentritis atau diare adalah defekasi encer lebih lebih dari tiga kali sehari.
Dengan atau tanpa darah pada tinja (Noerasid dkk, 2017).
Diare merupakan suatu kondisi buang air besar tidak normal yang lebih dari tiga kali sehari
dengan konsentrasi tinja yang encer dengan atau tanpa disertai darah atu lendir akibat dari
proses inflamasi pada lambung atau usus (Sumolang dkk, 2019).
Aman, Mona CU, Jeanette I. Ch Manoppo, and Rocky Wilar. "Gambaran Gejala Dan Tanda Klinis
Diare Akut Pada Anak Karena Blastocystis Hominis." e-CliniC 3.1 (2015).
Sumolang, Phetisya PF, Made Agus Nurjana, and Junus Widjaja. "Analisis Air Minum dan Perilaku
Higienis dengan Kejadian Diare pada Lansia di Indonesia." Media Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan 29.1 (2019): 99-106.
Utami, Sri, and Sri Kurniati Handayani. "Ketersediaan Air Bersih untuk Kesehatan: Kasus dalam
Pencegahan Diare pada Anak." Optimalisasi Peran Sains Dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart
City (2017): 211-235.
Diare itu apa yaa?
Apa sajakah penyebab
diare?
SUDAH TAHUKAH ANDA, APA
DIARE ???
Salmonella
Infeksi virus
Infeksi parasit/jamur
Oleh
Nim : 1490121112
Bagaiamana cara
Pengobatan
pencegahannya? :