DES KR IPS I
Modul ini membahas pemenuhan kebutuhan pasien gawat darurat yang mengalami kasus
trauma. Modul ini menguraikan beberapa penyakit dan respons pasien akibat kondisi
gawat darurat yang di sebabkan oleh kondisi trauma serta asuhan keperawatan yang dapat
diberikan kepada pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan
mengintegrasikan ilmu-ilmu dasar seperti kebutuhan dasar manusia, ilmu biomedik,
farmakologi, ilmu gizi, ilmu penyakit dalam dan ilmu bedah dengan memperhatikan
aspek profesionalitas, etis dan legal. Modul ini fokus pada kasus trauma kepala,
pneumothoraks, trauma abdomen, luka bakar dan fraktur.
2. Pengkajian Keperawatan
Data subjektif: mengeluh nyeri
Data objektif: tampak meringis, bersikap protektif (mis. waspada, posisi meghindari
nyer), gelisah, frekuensi nadi meningkat, berfokus pada diri sendiri, tekanan darah
meningkat, kerusakan jaringan, perdarahan, kemerahan, hematoma, krepitasi, hilang
fungsi, kelainan bentuk, edema.
3. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
b. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanis
4. Intervensi Keperawatan
a. Manajemen Nyeri
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Berikan terapi nonfamakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Kolaborasi pemberian analgetic
b. Pembidaian
Periksa kebutuhan dilakukan pembidaian
Periksa bagian distal area cedera (mis. pulsasi nadi, pengisian kapiler, gerakan
motorik, dan sensasi) pada bagian tubuh yang cedera
Monitor adanya perdarahan pada area yang cedera
Identifikasi material bidai yang sesuai (mis. lurus dan keras, Panjang bidai
melalui dua sendi)
Tutup luka dengan balutan
Atasi perdarahan sebelum bidai di pasang
Minimalkan pergerakan, terutama pada bagian yang cedera
Berikan bantalan pada bidai
Imobilisasi sendi di atas dan di bawah area cedera
Pasang bidai pada posisi tubuh seperti saat ditemukan
Anjurkan membatasi gerak pada area cedera
5. Evaluasi Keperawatan
a. Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil: keluhan nyeri menurun, meringis
menurun, bersikap protekrif menurun, gelisah menurun, frekuensi nadi membaik,
berfokus pada diri sendiri menurun, tekanan darah membaik.
b. Integritas jaringan meningkat dengan kriteria hasil kerusakan jaringan
menurun, nyeri menurun, perdarahan menurun, kemerahan menurun, hematoma
menurun.
2. Pengkajian Keperawatan
Data subjektif: mengeluh lemah, mengeluh haus
Data objektif: frekuensi nadi meningkat, nadi terba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, membran mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
meningkat, pengisian vena menurun, status mental berubah, konsentrasi urine
meningkat, kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit, nyeri, perdarahan, kemerahan,
hematoma.
3. Diagnosis Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan evaporasi
2. Risiko syok dibuktikan dengan kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan bahan kimia iritatif, suhu
lingkungan yang ekstrem, efek samping terapi radiasi.
4. Intervensi Keperawatan
a. Manajemen Hipovolemia
Periksa tanda dan gejalan hipovolemia
Monitor intake dan output cairan
Hitung kebutuhan cairan
Berikan asupan cairan oral
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis NaCl, RL)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
b. Pencegahan Syok
Monitor status kerdiopulmonal (mis. frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
napas, TD, MAP)
Monitor status cairan (mis. masukan dan haluaran urine, turgor kulit, CRT)
Berikan oksgen untuk mempertahankansaturasi oksien >94%
Pasang jalur IV
Pasang kateter urine untuk memantau produksi urine
Kolaborasi pemberian IV
Kolaborasi pemberian antiinflamasi
c. Perawatan Luka
Monitor karakteristik luka (mis. drainase, warna, ukuran, bau)
Monitor tanda-tanda infeksi
Bersihkan dengan cairan NaCl atau permbersih isotonic
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
Kolaborasi prosedur debridement
Kolaborasi pemberian antibiotik
5. Evaluasi Keperawatan
a. Status cairan membaik dengan kriteria hasil kekuatan nadi meningkat, output
urine meningkat, membrane mukosa lembab, dyspnea menurun, frekuensi nadi
membaik, tekanan darah membaik, tekanan nadi membaik, turgor kulit membaik,
hematokrit membaik.
b. Tingkat syok menurun dengan kriteria hasil kekuatan nadi meningkat, output
urine meningkat, akral hangat, tekanan arteri rata-rata membaik, tekanan darah
sistolik dan diastolik membaik, tekanan nadi membaik, frekuensi nadi membaik,
pengisian kapiles membaik
c. Integritas jaringan meningkat dengan kriteria hasil kerusakan jaringan
menurun, nyeri menurun, perdarahan menurun, kemerahan menurun, hematoma
menurun.
C. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Cedera Kepala
1. Pengertian
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma pada kulit kepala, tengkorak,
dan otak. Cedera kepala berdasarkan patologi dibagi menjadi dua, cedera kepala primer
merupakan cedera awal yang menyebabkan gangguan integritas fisik, kimia, dan listrik
dari sel di area tersebut yang menyebabkan kematian sel. Cedera kepala sekunder
merupakan cedera yang menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut yang terjadi setelah
trauma sehingga meningkatkan TIK yang tak terkendali, meliputi respon fisiologis
cedera otak, termasuk edema serebral, perubahan biokimia dan perubahan
hemodinamik serebral, iskemia serebral, hipotensi sistemik, dan infeksi lokal atau
sistemik
2. Pengkajian Keperawatan
Data Subjektif: sakit kepala
Data objektif: tekanan darah meningkat dengan tekanan nadi melebar, tingkat
kesadaran menurun, respon pupil melambat atau tidak sama, bradikardi, pola napas
irregular, refleks neurologis terganggu, gelisah, agitasi, muntah (tanpa disertai mual),
fungsi kognitif terganggu, papiledema.
3. Diagnosis Keperawatan
a. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial berhubungan dengan edema serebral
b. Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan embolisme, hipertensi atau
hiperkolesterolnemia
c. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan
napas
4. Intervensi Keperawatan
a. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
Identifikasi penyebab peningkatan TIK (edema serebral)
Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. tekanan darah meningkat,
tekanan nadi melebar, bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran menurun)
Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
Berikan posisi elevasi kepala 15 – 30 derajat
Hindari manuver Valsava
Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan
Kolaborasi pemberian diuretik osmosis
5. Evaluasi Keperawatan
a. Perfusi serebral meningkat dengan kriteria hasil: tekanan darah sistolik 100 – 120
mmHg, tekanan darah disatolik 80 – 90 mmHg, refleks pupil membaik, refleks
neurolgis membaik, gelisah menurun, agitasi menurun, muntah menurun, fungsi
kognitif membaik, papilledema menurun.
b. Bersihan jalan napas meningkat dengan kriteria hasil batuk efektif meningkat,
produksi sputum menurun, mengi menurun, wheezing menurun.
REFERENSI
Curtis, K., & Ramsden, C. (2016). Emergency and Trauma Care for Nurses and Paramedics.
Australia: Elsevier.
Crouch, R., Chaters, A., Dawood, M., & Bennett, P. (2017). Oxford Handbook of Emergency
Nursing (2nd ed.). UK: Oxford University Press.
Emergency Nurses Association (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th ed.). St.
Louis: Saunders Elsevier.
Emergency Nurses Association (2010). Sheehy’s Emergency Nursing, Principles and Practice
(6th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier.
Hodge, A., Hugman, A., Varndell, W., Howes, K. (2013). ‘A review of the quality
assurance processes for the Australasian Triage Scale (ATS) and implications for
future practice’, Australasian Emergency Nursing Journal. College of Emergency
Nursing Australasia, 16(1), pp. 21– 29. doi: 10.1016/j.aenj.2012.12.003.
Lemone, P., M. Burke, K., Bauldoff, G., & Gubrud, P. (2017). Medical- Surgical Nursing
Critical Thinking for Person-Centred Care. (K. Millar, Ed.) (6th editio, Vol. 3).
Melbourne: Pearson Education.
PERKI. (2015). Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Jakarta: Centra
Communications.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik
(1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan
(1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., & Hall, A.M. (2017). Fundamentals of Nursing (9th
ed.). St. Louis: Elsevier/Mosby.
Tscheschlog, B.A, & Jauch, A. (2015). Emergency Nursing, Made Incredibly Easy (2nd ed.).
USA: Wolters Kluwer Health.