Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN TRAUMA ABDOMEN


2022

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
/4

Ditetapkan oleh:
Direktur Utama
PAK Tanggal terbit:

Acuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien


gawat darurat dengan trauma yang melibatkan daerah antara
Pengertian diafragma pada bagian atas dan pelvis pada bagian bawah,
yang dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu trauma tumpul
abdomen dan trauma tembus abdomen.

1. Tanda-tanda vital
2. Perdarahan yang tidak diketahui
3. Syok
Asesmen 4. Jejas atau luka pada area abdomen
Keperawatan 5. Nyeri pada area abdomen
6. Hematuria
7. Penurunan kesadaran
8. Mekanisme trauma

1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif


dibuktikan dengan frekuensi nadi meningkat, nadi terasa
lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, merasa lemas, mengeluh haus,
status mental berubah (D.0023)
Diagnosis 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Keperawatan
dibuktikan dengan tampak meringis, bersikap protektif,
gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan
darah meningkat, pola napas berubah, proses berpikir
terganggu (D.0077)
3. Risiko syok dibuktikan dengan kekurangan volume cairan
ditandai (D.0039)

Kriteria Evaluasi
1. Status Cairan (L.03028)
a. Nadi kuat
b. Output urin dalam batas normal
c. Membrane mukosa lembab
d. Tekanan darah meningkat
e. Turgor kulit membaik
f. Hematocrit dan hemoglobin dalam batas normal

2. Kontrol Nyeri (L.08063)


a. Melaporkan nyeri terkontrol
b. Kemampuan mengenali onset nyeri
c. Kemampuan mengenali penyebab nyeri
d. Kemampuan menggunakan teknik non farmakologis

3. Tingkat Syok (L.03032)


a. Nadi kuat
b. Output urin dalam batas normal
c. Tingkat kesadaran meningkat
d. Akral dingin menurun
e. Pucat menurun

Intervensi
Keperawatan
1.1 Manajemen Hipovolemia (I.03116)
a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
b. Monitor intake dan output cairan
c. Hitung kebutuhan cairan
d. Berikan posisi modified trendelenburg
e. Berikan asupan cairan oral
f. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
g. Kolaborasi pemberian cairan IV: isotonis, hipotonis
atau koloid
h. Kolaborasi pemberian produk darah

1.2 Manajemen Syok Hipovolemik (I.02049)


a. Monitor status kardiopulmonal, oksigenasi dan status
cairan
b. Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
c. Pertahankan jalan napas paten
d. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
e. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
f. Lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada
perdarahan eksternal
g. Berikan posisi syok (modified tredelenburg)
h. Pasang jalur IV berukuran besar (missal nomor 14
atau 16)
i. Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
j. Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi
lambung
k. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
l. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L
pada dewasa atau 20 mL/kg BB pada anak
m. Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
2.1 Manajemen Nyeri (I.08238)
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respons nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
g. Berikan Teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (misal: TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin)
h. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(misal: suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
i. Fasilitasi istirahat dan tidur
j. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihian strategi meredakan nyeri
k. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2.2 Pemberian Analgesik (I.08243)


a. Identifikasi karakteristik nyeri
b. Identifikasi riwayat alergi obat
c. Identifikasi kesesuaian jenis analgesic dengan tingkat
keparahan nyeri
d. Monitor tanda vital sebelum dan setelah pemberian
analgetik
e. Monitor efektifitas analgetik
f. Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk
mencapai analgesia optimal, jika perlu
g. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus
opioid untuk mempertahankan kadar dalam serum
h. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
i. Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak diinginkan

3.1 Pencegahan Syok (I.02068)


a. Monitor status kardiopulmonal, status oksigenasi dan
status cairan
b. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
c. Periksa riwayat alergi
d. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
e. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
f. Pasang jalur IV, jika perlu
g. Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine,
jika perlu
h. Anjurkan melapor jika menemukan atau merasakan
tanda dan gejala awal syok
i. Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu

3.2 Pemantauan Cairan (I.03121)


a. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
b. Monitor frekuensi napas
c. Monitor waktu pengisian kapiler
d. Monitor elastisitas dan turgor kulit
e. Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
f. Monitor kadar albumin dan protein total
g. Monitor intake dan output cairan
h. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
i. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
j. Dokumentasi hasil pemantauan
k. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

1. Memberikan informasi tentang tanda gejala kekurangan


volume cairan
Informasi dan 2. Memberikan informasi tentang nyeri serta manajemen
Edukasi
nyeri
3. Memberikan informasi tentang pemantauan syok

1. Volume cairan adekuat


Evaluasi 2. Nyeri terkontrol
3. Syok tidak terjadi

Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan

1. Guillon, F. 2011. Epidemiology of Abdominal Trauma. CT


of the Acute Abdomen, Medical Radiology. Diagnostic
Imaging. Berlin: Springer-Verlag p.15- 26.
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi 2, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia
Kepustakaan
3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 2, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia
4. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2019), Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 2, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai