Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEJANG DEMAM DI RUANG POLI ANAK RSUD DR. H. SOEMARNO


SOSROATMODJO KUALA KAPUAS

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK (PPKA)

Nama : Sabariah

NPM : 2214901210147

Perseptor Akademik : Mariani, Ns,. M.Kep

Perseptor Klinik : Feriansyah, S.Kep., Ns

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG DEMAM
A. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu 38oC.
Yang disebabkan oleh suatu proses ekstranium, biasanya terjadi pada usia 3 bulan-5
tahun. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu mencapai >38C). kejang demam dapat terjadi karena proses intracranial maupun
ekstrakranial. Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak berumur 6 bulan sampai
dengan 5 tahun (Amid dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering
dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal diatas 38°C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam
terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran
pencernaan. Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6
bulan sampai 4 tahun. Hampir3% dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah
menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki dari
pada perempuaan. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi
serebral yang lebih cepat dibandingkan lakilaki (Judha & Rahil, 2011).

B. Pathway
C. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Tujuan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi (SIKI)
Kriteria hasil (SLKI)
1 Hipertermia (SDKI D.0130) Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa Manajemen Hipertermia (I.15506)
Definisi : termoregulasi membaik adalah: a. Identifikasi penyebab hipertermia (mis: dehidrasi, terpapar
suhu tubuh meningkat diatas rentang 1. Menggigil menurun lingkungan panas, penggunaan inkubator)
normal tubuh. 2. Suhu tubuh membaik b. Monitor suhu tubuh
Penyebeb : 3. Suhu kulit membaik c. Monitor kadar elektrolit
1. Dehidrasi d. Monitor haluaran urin
2. Terpapar lingkungan panas e. Sediakan lingkungan yang dingin
3. Proses penyakit (mis: infeksi,
f. Longgarkan atau lepaskan pakaian
kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan g. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
suhu lingkungan h. Berikan cairan oral
5. Peningkatan laju metabolisme i. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
6. Respon trauma j. Berikan oksigen, jika perlu
7. Aktivitas berlebihan k. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
8. Penggunaan inkubator
2 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198)
(SDKI D.0017) perfusi renal meningkat adalah:
a. Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis: lesi menempati ruang,
Definisi : a. Tingkat kesadaran meningkat gangguan metabolisme, edema serebral, peningkatan tekanan vena,
diagnosis keperawatan yang b. Sakit kepala menurun obstruksi cairan serebrospinal, hipertensi intracranial idiopatik)
didefinisikan sebagai berisiko c. Gelisah menurun b. Monitor peningkatan TS
mengalami penurunan sirkulasi darah d. Tekanan arteri rata-rata (mean c. Monitor pelebaran tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
arterial pressure/MAP) membaik d. Monitor penurunan frekuensi jantung
ke otak.
e. Tekanan intra kranial membaik e. Monitor ireguleritas irama napas
Faktor resiko : f. Monitor penurunan tingkat kesadaran
a. Keabnormalan masa protrombin g. Monitor perlambatan atau ketidaksimetrisan respon pupil
dan/atau masa protrombin h. Monitor kadar CO2 dan pertahankan dalam rentang yang
parsial diindikasikan
b. Penurunan kinerja ventrikel kiri i. Monitor tekanan perfusi serebral
c. Aterosklerosis aorta j. Monitor jumlah, kecepatan, dan karakteristik drainase cairan
serebrospinal
d. Diseksi arteri
k. Monitor efek stimulus lingkungan terhadap TIK
e. Fibrilasi atrium l. Ambil sampel drainase cairan serebrospinal
f. Tumor otak m. Kalibrasi transduser
g. Stenosis karotis n. Pertahankan sterilitas sistem pemantauan
h. Miksoma atrium o. Pertahankan posisi kepala dan leher netral
i. Aneurisma serebri p. Bilas sistem pemantauan, jika perlu
q. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
r. Dokumentasikan hasil pemantauan

3 Defisit Pengetahuan (SDKI D.0111) Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa Edukasi Kesehatan (I.12383)
Definisi : tingkat pengetahuanmeningkat adalah: a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
ketiadaan atau kurangnya informasi a. Perilaku sesuai anjuran meningkat b. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
kognitif yang berkaitan dengan topik b. Verbalisasi minat dalam belajar motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
tertentu. meningkat c. Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
Penyebab : c. Kemampuan menjelaskan d. Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
a. Keterbatasan kognitif pengetahuan tentang suatu topik e. Berikan kesempatan untuk bertanya
b. Gangguan fungsi kognitif meningkat f. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
c. Kekeliruan mengikuti anjuran d. Kemampuan menggambarkan g. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
d. Kurang terpapar informasi pengalaman sebelumnya yang sesuai h. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
e. Kurang minat dalam belajar dengan topik meningkat hidup bersih dan sehat
f. Kurang mampu mengingat e. Perilaku sesuai dengan pengetahuan
g. Ketidaktahuan menemukan meningkat
sumber informasi f. Pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi menurun
g. Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun
DAFTAR PUSTAKA

PPNI, 2017.  Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. DPP


PPNI. Jakarta
PPNI, 2018.  Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP
PPNI. Jakarta
PPNI, 2019.  Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta.
Riandita. A 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demamdengan
Pengelolaan Demam Pada Anak. Jurnal Medika Muda.
http://eprints.undip.ac.id/37333/. diakeses pada tanggal 20 November 2022

Kuala Kapuas, November 2022

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

(Mariani, Ns,. M.Kep) (Yulia, S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai