Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

GAWATDARURAT DAN MANAJEMEN BENCANA (KLINIK)


TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama Mahasiswa : Dhea Natasya Putri G


NIM : P17230204110

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN BLITAR


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN 2022
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA KLIEN THYPOID

I. DEFINISI

Thypoid merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus yang disebabkan oleh
salmonella thypii, penyakit ini dapat ditularkan melaui kuman, mulut atau minuman
yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii (Azis
H.A. 2006).

II. PATOFISIOLOGI
a. Etiologi

Typhoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella thyposa/Eberthela thyposa yang


merupakan mikroorganisme pathogen yang berada di jaringan limfatik usus halus, hati,
limpa, dan aliran darah yang terinfeksi. Kuman ini berupa gram negative yang akan nyaman
hidup dalam suhu tubuh manusia. Kuman ini akan mati pada suhu 70o C dan dengan
pemberian antiseptic. Masa inkubasi penyakit ini antara 7-20 hari. Namun, ada juga yang
memiliki masa inkubasi paling pendek yaitu 3 hari, dan paling panjang yaitu 60 hari. (Marni,
b.2016)
Klasifikasi

Demam thypoid dibedakan menjadi 3 yaitu :


1. Demam thypoid akut non-komplikasi
2. Demam thypoid dengan komplikasi
3. Keadaan karier

c. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala thypoid :


1. Demam tinggi,
2. Ada ruam,
3. Diare,
4. Pusing,
5. Nyeri kepala,
6. Mual dan muntah,
7. Epistaksis,
8. Lidah berselaput

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan melalui :
1. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya resiko infeksi
2. Pemeriksaan
Setelah urine keperawatan selama 3 x 2 jam. Diharapkan termoregulasi membaik
dilakukan asuhan
dengan kriteria hasil : reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien thypoid
3. Uji widal : suatu
4. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
 Menggigil menurun
IV. PENATALAKSANAAN
 Kulit merah menurun.
 Pucat menurun.
 Suhu tubuh membaik.
 Suhu kulit membaik.
 Tekanan darah membaik
1. Penatalaksanaan suportif yaitu pemberian rehidrasi oral ataupun parental, pemberian
antipiretika,
Manajemen bila perlu
Hipertermia diberikan laksansia, tirah baring selama demam untuk mencegah
(I.15506)
komplikasi pendarahan usus atau perforasi usus, neminsasi bertahap bila tidak panas
A.sesuai dengan, diet pada permukaan diet makanan yang tidak merangsang saluran cerna
Observasi
dalama.bentuk saring atau
Identifkasi lemak,
penyebab pemberian
hipertermi nutrisi
(mis. yang adekuat
dehidrasi terpaparsesuai perkembangan
lingkungan panas
keluhan gastrointertinal sampai
penggunaan incubator) makanan biasa serta tindakan transfuse bila diperlukan
pada komplikasi
b. Monitorperdarahan,
suhu tubuhdan tindakan komplikasi bila ada komplikasi perforasi.
2. Penatalaksanaan antibiotik yang biasa digunakan adalah kloram penikol, tiam fenikal,
c. Monitor kadar elektrolit
kontrad.makzasol,
Monitorampizilin dan amoksilin,(H. Nabiel Ridha, 2017).
haluaran urine
B. Terapeutik
V. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Sediakan lingkungan yang dingin
a. Pengkajian (kegawatdaruratan)
b. Longgarkan atau lepaskan pakaian
c. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
d. Berikan cairan oral
e. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebih)tahap pertama dalam proses keperawatan. Tahap ini
Pengkajian merupakan
f. menentukan
penting dalam Lakukan pendinginan
tahap-tahapeksternal (mis. Data
selanjutnya. selimut hipotermia
yang atau kompres dingin
komperehensif
pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila)
dan valid akan menentukan penetapan diagnosis keperawatan dengan tepat dan
benar, sertag.selanjutnya
Hindari pemberian antipiretikdalam
akan berpengaruh atau aspirin
perencanaan keperawatan. Pengkajian pada
h. Batasi
hipertermia meliputi : oksigen, jika perlu
C. Identitas
1. Edukasi klien
a. Anjurkan
2. Keluhan utama tirah baring
D. Kolaborasi
3. Berapa lama demam
a. Kolaborasi
4. Pemeriksaan cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
kesadaran
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan laboratorium
b. Diagnosa keperawatan

Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis tentang respons dari klien terhadap
masalah keperawatan atau proses kehidupan yang didalamnya baik yang berlangsung actual
maupun potensial,(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Diagnosa yang muncul yaitu :
1. Hipertermia b.d. proses penyakit d.d. suhu tubug diatas normal, kulit merah, kejang,
takikardia, takipnea, kulit terasa hangat

c. Rencana keperawatan
VI. REFERENSI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia

https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr90VWUziNj5qIOKIpXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzIEdnR
pZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1663319829/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.researchgate.net%2fpub
lication%2f330841096_EFEKTIFITAS_KOMPRES_HANGAT_UNTUK_MENURUNKAN_SUHU_T
UBUH_PADA_AND_DENGAN_HIPERTERMIA/RK=2/RS=lBdrCbUVmjigtXo03iwBhxORGkw-

https://repository.poltekkes-
smg.ac.id/repository/051_M%20REZKY%20IRVAN%20ARF%20P1337420515951_KTI%20ANAK%
20TYPHOID.pdf

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan ini telah di responsi dan disetujui pembimbing pada :

Hari :
Tanggal :
Judul : LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA KLIEN
THYPOID

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

( ) ( )
NIP NIP

Anda mungkin juga menyukai