Oleh:
NAMA : Daniyah Utmala Salsabila
NIM : P17230203073
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Judul : Laporan Pendahuluan Pada Pasien Intracerebral Hematoma Di Rumah Sakit Dr
Soedono Madiun
( ) (
NIP: )
NIP:
Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Intracerebral Hematoma (ICH)
BAB I
KONSEP DASAR
1. Pengertian
Intracerebral hematoma (ICH) adalah perdarahan yang terjadi di dalam otak
atau di sekitar otak yang menyebabkan darah menggenang dan berkumpul menjadi
massa yang disebut hematoma. Bisa timbul pada cidera kepala tertutup yang berat
atau cidera kepala terbuka. Hematoma intraserebral lebih jarang terjadi daripada
hematoma epidural atau subdural. Hematoma menyebabkan masalah dengan
peningkatan TIK. Reseksi bedah dapat menyebabkan kerusakan sebanyak yang
disebabkan oleh bekuan itu sendiri dan biasanya tidak dilakukan kecuali bekuan
mudah diakses (Ringer, 2018).
2. Etiologi
Menurut Ringer (2018), ICH dapat disebabkan oleh:
a. Hipertensi, peningkatan tekanan darah patologis merusak dinding pembuluh
darah arteri yang kecil, menyebabkan mikroaneurisme yang dikenal sebagai
Charcot Bouchard. Aneurisme ini dapat ruptur secara spontan. Hipertensi
merupakan faktor predisposisi tersering pada ICH, baik tekanan sistolik
maupun diastolik. Pada pasien dengan perdarahan intracerebral spontan
dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan atau tekanan darah diastolik >
100 mmHg.
b. Pengencer darah, obat-obatan seperti Coumadin, heparin, dan warfarin yang
digunakan untuk mencegah pembekuan dalam kondisi jantung dan stroke dapat
menyebabkan ICH.
c. AVM (Arteriovenosa Malformation), jalinan arteri dan vena yang abnormal
tanpa kapiler diantaranya.
d. Aneurisma, tonjolan atau melemahnya dinding arteri. Ketika tonjolan tumbuh,
kemudian menjadi sangat tipis sehingga tekanan darah di dalamnya dapat
menyebabkan bocor atau pecah. Aneurisma biasanya terjadi pada pembuluh
darah yang lebih besar di arteri yang bercabang.
e. Trauma kepala, fraktur pada tengkorak dan luka tembus (tembakan) dapat
merusak arteri dan menyebabkan perdarahan. Perdarahan intraserebral juga
disebabkan oleh trauma akibat kecelakaan (Masotti, Napoli, & Godoy, 2011)
f. Tumor, yakni tumor yang sangat vascular seperti angioma dan tumor metastasis
dapat berdarah ke jaringan otak.
g. Amyloid angiopathy, penumpukan protein di dalam dinding arteri. Amyloid
angiopathy dianggap faktor penyebab kedua terjadinya perdarahan intraserebral
pada penderita lanjut usia. Kelainan ini khas dengan deposit fibril amiloid pada
media dan intima arteria ukuran kecil dan sedang pada otak dan leptomening
pasien lanjut usia. Perdarahan itu mungkin disebabkan karena robeknya dinding
pembuluh yang lemah atau mikroaneurisma.
h. Penggunaan narkoba, alcohol, kokain, dan obat-obatan terlarang lainnya dapat
menyebabkan ICH.
i. Spontan, ICH karena sebab yang tidak diketahui.
3. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan kelainan patologis, secara garis besar stroke dibagi
dalam 2 tipe yaitu: ischemic stroke disebut juga infark atau nonhemorrhagic
disebabkan oleh gumpalan atau penyumbatan dalam arteri yang menuju ke otak
yang sebelumnya sudah mengalami proses aterosklerosis. Ischemic stroke terdiri
dari tiga macam yaitu embolic stroke, thrombotic stroke dan hipoperfusi stroke.
Tipe kedua adalah hemorrhagic stroke merupakan kerusakan atau "ledakan" dari
pembuluh darah di otak, perdarahan dapat disebabkan lamanya tekanan darah
tinggi dan aneurisma otak. Ada dua jenis stroke hemorrhagic: subarachnoid dan
intraserebral. Akibat yang ditimbulkan oleh serangan stroke diantaranya
kelemahan (lumpuh sebagian atau menyeluruh) secara mendadak, hilangnya
sensasi berbicara, melihat, atau berjalan, hingga menyebabkan kematian
(Arifianto, Sarosa, & Setyawati, 2014).
Intracerebral hematoma Kondisi ini merupakan jenis CVA ICH yang paling
umum. Konsdisi ini biasanya terjadi bukan karena cedera. Gejala pada kondisi ini
bisa muncul dalam hitungan menit atau jam, meliputi:
a. Sakit kepala
b. Kesulitan berbicara
c. Mual
d. Muntah
e. Kesadaran menurun
f. Kelemahan di satu bagian tubuh
g. Tekanan darah tingggi
4. Patofisiologi/Pohon Masalah
Perdarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria
serebri yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. Keluarnya darah dari
pembuluh darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya,
sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. Darah yang
keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga mengakibatkan
vosospasme pada arteri disekitar perdarahan, spasme ini dapat menyebar keseluruh
hemisfer otak dan lingkaran willisi, perdarahan aneorisma-aneorisma ini merupakan
lekukan-lekukan berdinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah.
Makin lama aneorisme makin besar dan kadang-kadang pecah saat melakukan
aktivitas. Dalam keadaan fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang mengalir
ke otak 58 ml/menit per 100 gr jaringan otak. Bila aliran darah ke otak turun menjadi
18 ml/menit per 100 gr jaringan otak akan menjadi penghentian aktifitas listrik pada
neuron tetapi struktur sel masih baik, sehingga gejala ini masih revesibel. Oksigen
sangat dibutuhkan oleh otak sedangkan O2 diperoleh dari darah, otak sendiri hampir
tidak ada cadangan O2 dengan demikian otak sangat tergantung pada keadaan aliran
darah setiap saat. Bila suplay O2 terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan fungsi
otak, bila lebih lama dari 6-8 menit akan tejadi jelas/lesi yang tidak putih lagi
(ireversibel) dan kemudian kematian. Perdarahan dapat meninggikan tekanan
intrakranial dan menyebabkan ischemi didaerah lain yang tidak perdarahan, sehingga
dapat berakibat mengurangnya aliran darah ke otak baik secara umum maupun lokal.
Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan dapat berlangsung beberapa menit,
jam bahkan beberapa hari. (Corwin, 2016)
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dari intracerebral hematom menurut (Sudoyo, 2017) yaitu:
a. Angiografi, merupakan prosedur invasif dimana kateter dimasukkan ke dalam arteri
dan melewati pembuluh darah ke otak. Setelah kateter terpasang, pewarna kontras
dimasukkan ke dalam aliran darah dan sinar-X diambil.
b. CT scan, adalah X-ray non-invasif untuk meninjau struktur anatomi dalam otak dan
untuk mendeteksi perdarahan.
c. Lumbal Pungsi
d. MRI, adalah tes non-invasif yang menggunakan medan magnet dan gelombang
frekuensi radio untuk memberikan pandangan rinci tentang jaringan lunak otak.
e. Thorax Photo
f.Laboratorium
g. EKG
6. Penatalaksanaan
2. Mungkin diperlukan ligasi pembuluh yang pecah dan evakuasi hematom secara
bedah.
Perawatan medis:
- Jika pasien menggunakan pengencer darah, obat pembalik akan diberikan untuk
mengembalikan faktor pembekuan.
- Tekanan darah dikontrol untuk mengurangi risiko perdarahan yang lebih banyak
namun memberikan aliran darah (perfusi) yang cukup ke otak. - Mengontrol tekanan
intrakranial dengan menggunakan alat yang disebut intracranial pressure monitor,
dapat ditempatkan langsung ke ventrikel atau di dalam otak untuk mengukur tekanan.
Normalnya adalah 20mmHg.
Perawatan bedah:
- Craniotomy, yakni melubangi tengkorak kepala dengan bor untuk mengekspos otak
dan menghilangkan bekuan darah. Karena peningkatan risiko pada otak, teknik ini
biasanya dilakukan hanya ketika hematoma dekat dengan permukaan otak atau jika
dikaitkan dengan malformasi arteriovenosa atau tumor yang juga harus diangkat.
- Aspirasi bekuan stereotactic, adalah operasi invasif minimal untuk hematoma besar
yang letaknya jauh di dalam otak.
Edukasi :
- Agar
mengetahui
tujuan dan
prosedur
dilakukan
pemantauan
pasien
- Memberika
n informasi
tentang hasil
pemantauan
2. Gangguan Integritas Setelah dilakukan (SIKI I.11353) Observasi :
Kulit/ Jaringan
tindakan keperawatan Perawatan Intergritas Untuk mengetahui
(D.0129)
selama 3x24 jam Kulit penyebab apa saja
Kerusakan kulit
Intergritas kulit dan Observasi : yang terjadi pada
(dermis dan/atau
epidermis) atau jaringan meningkat - Identifikasi gangguan
jaringan (membran
dengan kriteria hasil : penyebab intergritas kulit
mukosa, kornea, fasia,
otot, tendon, tulang, - Perfusi gangguan Terapeutik :
kartilago, kapsul sendi
jaringan integritas kulit - Agar pasien
meningkat (mis. perubahan tidak
dan/atau ligamen).
- Kerusakan sirkulasi, terkena luka
Penyebab jaringan perubahan decubitus
menurun status nutrisi, - Untuk
- Perubahan
sirkulasi - Kerusakan penurunan meminimali
- Perubahan
lapisan kulit kelembapan, sir jika ada
status nutrisi
(kelebihan atau menurun suhu penonjolon
kekurangan)
- Hematoma lingkungan pada tulang
- Kekurangan/
kelebihan menurun ekstrem, maka
volume cairan
- Tekstur penurunan dilakuakn
- Penurunan
mobilitas membaik mobilitas) pemijatan
- Bahan kimia
- Agar tidak
iritatif
- Suhu Terapeutik : terinfeksi
lingkungan
- Ubah posisi tiap oleh bakteri
yang ekstrem
- Faktor mekanis 2 jam jika tirah dari kotoran
(mis.
baring - Untuk
Penekanan pada
tonjolan tulang, - Lakukan melembabk
gesekan) atau
pemijatan pada an kulit
faktor elektris
(elektrodiatermi area penonjolan yang kering
, energi listrik
tulang, jika - Untuk
bertegangan
tinggi) perlu mengatasi
- Efek samping
- Bersihkan kulit yang
terapi radiasi
- Kelembaban perineal dengan sensitive
- Proses penuaan
air hangat, - Agar tidak
- Neuropati
perifer terutama selama terjadi
- Perubahan
periode diare sesuatu pada
pigmentasi
- Perubahan - Gunakan kulit kering
hormonal
produk jika
- Kurang terpapar
informasi berbahan memakai
tentang upaya
petrolium atau produk
memperthankan
/melindungi minyak pada berbahan
integritas
kulit kering alcohol
jaringan
- Gunakan Edukasi :
produk - Untuk
berbahan melemb
ringan/alami abkan
dan hipoalergik kulit
pada kulit - Agar
sensitif tidak
- Hindari produk gampan
berbahan dasar g
alkohol pada terseran
kulit kering g
Edukasi : penyakit
- Anjurkan - Agar
menggunak nutrisi
an pelembab tercukup
(mis. lotion, i dengan
serum) baik
- Anjurkan - Karena
minum air buah
yang cukup dan
- Anjurkan sayur
meningkatk sangat
an asupan baik
nutrisi untuk
- Anjurkan nutrisi
meningkatk bagi
an asupan tubuh
buah dan - Agar
sayur tidak
- Anjurkan mengala
menghindari mi kulit
terpapar kering
suhu - Agar
ekstrem tidak
- Aniurkan terlalu
menggunax terpapar
an tabir oleh
surya SPF sinar
minimal 30 matahari
saat berada - Agar
di luar badan
rumah lebih
- Anjurkan wangi
mandi dan dan
menggunak terbebas
an sabun dari
secukupnya kuman
Daftar Pustaka