Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH KONSUMSI MAKANAN PEDAS TERHADAP PENDERITA

GASTRITIS AKUT PADA MAHASISWA D3 KEPERAWATAN BLITAR KELAS 2B

Disusun Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian


Yang dibina oleh : Ibu Wiwin Martiningsih M. Kep., PhDNS

Disusun Oleh :
Silvia Anida Umairoh

2B/P17230203072

PROGAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO), jumlah kasus gastritis di dunia
sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Jepang (14,5%), Kanada
(35%), Inggris (22%), China (31%), dan Perancis (29,5%). Di Asia Tenggara terdapat
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Presentase angka kejadian
gastritis di Indonesia menurut World Health Organization (WHO) adalah 40,8%. Kasus
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan angka prevalensi
274,396 kasus. Prevalensi kasus gastritis di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011
mencapai 44,5% yaitu dengan jumlah 58.116 kejadian.
Penyakit gastritis atau lebih sering di kenal dengan penyakit maag merupakan
penyakit yang terjadi karena peradangan pada mukosa lambung yang di sebabkan oleh
bakteri Helicobakteri Plyori bersifat akut, kronik difus atau local (Lusiana & Suprayitno,
2020). Penyakit gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan pada saluran
pencernaan yang paling sering terjadi pada seluruh kalangan usia baik dari kalangan
remaja maupun pada usia tua. Penyakit gastritis terjadi karena pola hidup tidak sehat
seperti, mengonsumsi obat penghilang nyeri jangka panjang, pola makan yang tidak
teratur , mengonsumsi kopi, alkohol, merokok, stres fisik, stres psikologis, dan
mengonsumsi makanan pedas dan asam. Gejala-gejala yang dapat timbul pada penyakit
gastritis yaitu seperti rasa tidak enak pada perut, perut kembung, sakit kepala, mual dan
lidah berlapis.
Pola makan merupakan perilaku yang ditempuh seseorang dalam memilih,
menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi
frekuensi makan dalam sehari, jenis makanan yang dikonsumsi, dan porsi makan (Uwa et
al., 2019). Pada penderita penyakit gastritis, harus mengatur penyajian makanan terutama
mengingat bahwa penyakit ini berhubungan dengan alat pencernaan. Terutama usia
remaja yang memiliki aktivitas banyak dan juga memiliki kebiasaan makan buruk yang
mengakibatkan gaya hidup tidak sehat, seperti ketidaktepatan waktu makan, kebiasaan
makan junk food, fast food, spicy food, merokok, makanan pedas dan asam, dan juga
sering mengalami stress. Makanan pedas tidak akan lepas dikonsumsi oleh para remaja.
Indonesia sebagai negara yang memilki berbagai macam varian makanan pedas, tentunya
tidak sedikit juga orang yang sering menyantap makanan tersebut. Beberapa orang
memiliki toleransi pada level kepedasan lebih tinggi daripada yang
lainnya. Mengonsumsi makanan pedas dapat pemicu timbulnya gastritis dan
mengakibatkan inflasi pada dinding perut.

1.2 Rumusan Masalah

Anda mungkin juga menyukai