Oleh :
NIM : P17230204110
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
( ) ( )
NIP NIP
Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan CVA
BAB I
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CVA
1.1.KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama
24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskuler. Stroke atau Cerebro Vaskular Accident (CVA) merupakan salah satu
penyakit serius yang dapat mengancam jiwa. CVA (Cerebro Vaskuler Accident)
merupakan kerusakan pada otak yang terjadi ketika aliran darah atau suplai darah ke
otak tersumbat, adanya perdarahan atau pecahnya pembuluh darah. Perdarahan atau
pecahnya pembuluh darah pada otak dapat menimbulkan terhambatnya penyediaan
oksigen dan nutrisi ke otak. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi
aliran darah otak (Corwin, 2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler
adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa
tahun (Smeltzer et al, 2002).
2. ETIOLOGI
Faktor–faktor yang menyebabkan stroke :
a. Faktor yang tidak dapat dirubah (non-reversibel)
Jenis kelamin : Pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibanding
wanita.
Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
b. Faktor yang dapat dirubah :
Hipertensi
Penyakit jantung
Kolestrol tinggi
Obesitas
Diabetes melitus
Polisetemia
Stress emosional
Kebiasaan Hidup
Merokok, peminum alkohol, obat-obatan terlarang, aktivitas yang tidak
sehat : kurang olahraga, makan berkolestrol.
3. PATOFISIOLOGI/PATHWAY
Faktor pencetus : Hipertensi, DM, PJK, Merokok, Gaya hidup, Obesitas, Kolesterol
yang meningkat dalam darah
DEFISIT NUTRISI
Mobilitas menurun
Tirah baring
4.
DEFISIT PERAWATAN DIRI
4. KLASIFIKASI
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Stroke iskemik ( non hemoragic ) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah
stroke iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Stroke trombotik : proses terbentuknya thromus yang membuat
penggumpalan atau terjadinya trombosis (bekuan darah didalam
pembuluh darah otak atau leher).
b. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan darah.
c. Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
Stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70%
kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada
2 jenis, yaitu :
a. Hemoragik intraserebral : perdarahan yang terjadi didalam jaringan
otak.
b. Hemoragik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutup otak).
5. TANDA DAN GEJALA
Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan.
Tiba-tia hilang rasa peka.
Bicara cedal atau pelo.
Gangguan bicara dan bahasa.
Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai.
Gangguan penglihatan.
Gangguan daya ingat.
Nyeri kepala hebat.
Vertigo.
Kesadaran menurun.
Proses kencing terganggu.
Gangguan fungsi otak.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
Pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
Menurut (Sutianingsih 2019; Ramdhani 2020)
Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik misalnya perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti
aneurisma atau malformasi vaskuler
CT scan
Memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan
otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil
pemeriksaan biasanya di dapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat
dari hemoragik. Menunjukkan adanya tekanan abnormal dan biasanya ada
thrombosis, emboli dan TIA, tekanan meningkan dan cairan mengandung darah
menunjukkan hemoragi subarachnoid / perdarahan intrakranial.
USG doppler
Mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem arteri karotis)
EEG
Melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga
menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
Sinar X tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang berlawanan
dari masa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada
trombosisserebral, kalsifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan
subaraknoid.
Pemeriksaan foto thorax
Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel
kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke,
menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah berlawanan dari
massa yang meluas
Itrasonography Doppler
Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah system arteri karotis/aliran
darah/muncul plaque/arterosklerosis)
Pemeriksaan Laboratorium
- Lumbal pungsi, Tekanan yang menngkat dan di sertai bercak darah pada cairan
lumbal menunjukan adanya hemoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada
intracranial.
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan kimia darah
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
Stroke dapat dilakukan pengobatan dengan cara :
a. Konservatif
Pemenuhan cairan dan elektrolit dengan pemasangan infus
Mencegah peningkatan TIK dengan obat antihipertensi, deuritika, vasodiator
perifer, antikoagulan, diazepam bila kejang, anti tukak misal cimetidine,
kortikosteroid dan manitol luntuk mengurangi edema otak.
b. Operatif
Apabila upaya menurunkan TIK tidak berhasil maka perlu dipertimbangkan
evakuasi hematom karena hipertensi intrakranial yang menetap akan
membahayakan kehidupan pasien.
c. Pada fase sub akut/pemulihan (>10 hari) perlu : Terapi wicara, terapi fisik dan
stoking anti embolisme.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CVA
2.1.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pengambilan data yang dilakukan pertama kali kepada klien dengan
tujuan untuk memperoleh informasi klien. Kita sebagai perawat harus mengumpulkan data
secara lengkap dan sistematis berdasarkan fakta yang ada. Data yang dikumpulkan dapat
menggambarkan status kesehatan dan masalah yang dialami klien.
a) Biodata
Pengkajian mengenai nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat
lahir, asal suku bangsa, nomor register, tanggal masuk RS dan diagnosa medis.
b) Riwayat kesehatan pasien
- Keluhan utama atau alasan masuk rumah sakit
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini.
- Riwayat penyakit (sekarang dan dahulu)
Pengalaman yang dirasakan pasien hingga membentuk suatu kronologi dari
terjadinya etiologi serta adanya riwayat penyakit terdahulu seperti DM, HT dll.
- Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit dari keluarga atau tidak
c) Pola aktivitas sehari-hari
- Pola tidur atau istirahat
- Pola eliminasi
- Pola makan dan minum
- Kebersihan diri atau personal hygiene
- Pola kegiatan atau aktivitas lain
d) Data psikososial
e) Data spiritual
f) Pemeriksaan fisik
- Kesadaran umum
Kesadaran dapat compos mentis sampai koma tergantung beratnya kondisi
penyakit yang dialami, tanda-tanda vital biasanya normal kecuali bila ada
komplikasi lebih lanjut, badan tampak lemas.
- Tanda – tanda vital
- Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala dan rambut
Mata
Wajah
Hidung
Telinga
Mulut dan faring
- Pemeriksaan integumen (kulit)
- Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Pemeriksaan thorak atau dada
- Pemeriksaan jantung
- Pemeriksaan abdomen
- Pemeriksaan musculoskeletal (ekstrimis)
- Pemeriksaan neorologi
g) Pemeriksaan penunjang
h) Penatalaksanaan dan terapi
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 Edisi 1 Cetakan II
diagnosis klien yang mungkin muncul dengan masalah di atas, diantaranya sebagai
berikut :
a. Risiko jaringan perfusi serebral tidak efektif d.d. embolisme serebral
b. Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan makanan d.d nafsu makan
menurun, otot menelan lemah, membrane mukosa pucat
c. Gangguan mobilitas fisik b.d. gangguan neuromuscular d.d. sulit
menggerakkan ekstremitas, rentang gerak menurun, fisik lemah, Gerakan
terbatas
d. Defisit perawatan diri b.d. gangguan neuromuscular d.d. tidak mampu
mandi secara mandiri, kurang melakukan perawatan diri
e. Gangguan komunikasi verbal b.d. gangguan neuromuscular d.d. tidak
mampu berbicara, pelo, tidak ada kontak mata, sulit menggunakan ekspresi
wajah atau tubuh
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Risiko Perfusi Setelah dilakukan MANAJEMEN MANAJEMEN
Serebal Tidak tindakan keperawatan PENINGKATAN PENINGKATAN
Efektif selama … x… jam TEKANAN TEKANAN
diharapkan perfusi INTRAKRANIAL INTRAKRANIAL
serebal meningkat (1.06194) (1.06194)
dengan kriteria hasil : Observasi Observasi
Tingkat kesadaran - Identifikasi - Mengetahui
meningkat penyebab penyebab
Kognitif peningkatan TIK peningkatan TIK
meningkat (mis. lesi, gangguan dan tindakan
Tekanan intra metabolism, edema yang dilakukan
kranial menurun serebral) - Dapat me-
melakukan Edukasi
meningkat - Untuk
mencegah
Mempertahankan
terjadinya
kebersihan mulut
penambahan lesi
meningkat
yang tidak
diketahui oleh
perawat
5. Gangguan Setelah dilakukan PROMOSI PROMOSI
Komunikasi tindakan keperawatan KOMUNIKASI – KOMUNIKASI –
Verbal selama … x … jam DEFISIT BICARA DEFISIT BICARA
diharapkan komunikasi (I.13492) (I.13492)
verbal meningkat dengan Observasi Observasi
kriteria hasil : - Monitor kecepatan, - Untuk
Kemampuan tekanan, kuantitas, mengetahui
berbicara volume dan diksi kecepatan,
meningkat bicara tekanan,
Kemampuan - Monitor proses kuantitas,
mendengar kognitif, anatomis, volume dan
meningkat dan fisiologis yang diksi bicara
Kesesuaian berkaitan dengan - Untuk
ekspresi bicara mengetahui
wajah/tubuh - Monitor frustasi, proses kognitif,
meningkat marah, depresi, anatomis, dan
Edukasi
- Dapat
memahami apa
yang di
bicarakan
- Agar
kemampuan
berbicara dapat
dilakukan sesuai
harapan
Kolaborasi
- Membantu
menemukan
cara terbaik
berkomunikasi
untuk
memenuhi
kebutuhan px
DAFTAR PUSTAKA
Tim pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Tim pokja SLKI DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Tim pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=mmFhEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA213&dq=buku+cva+at
au+stroke+bahasa+indonesia&ots=V784C9zEEN&sig=foM7-_Clqf0Ky-f4xWGn_-
PC9EA&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=_3flDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=buku+cva+atau+s
troke+bahasa+indonesia&ots=N2uIbws6ZD&sig=yhrvzVFGyuYnGmMLAvaGi7yUrfY&redir_esc=y#v=onep
age&q&f=false