Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS DI IRNA WIJAYA KUSUMA E RSUD

DR SOEDONO MADIUN

Untuk memenuhi tugas


Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II

Oleh:

NAMA : Sri Rahayuningtias

NIM : P17230203101

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan ini telah di responsi dan disetujui pembimbing pada:

Hari :

Tanggal :

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN FEBRIS DI IRNA WIJAYA KUSUMA E


RSUD DR SOEDONO MADIUN

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

( ) ( )
NIP NIP.

KONSEP DASAR
A. Pengertian
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal
(>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 5°C, biasanya
disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur atau parasit), penyakit
autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan.
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai
akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar
demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas
(termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit yang ditandai dengan
adanya demam dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu demam mungkin
berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non
spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi
(Sodikin, 2018).
Febris adalah istilah medis untuk menyatakan kondisi demam.
Febris akan terjadi dengan cepat. Perubahan suhu yang cepat merupakan
faktor pemicu kejang. Melansir Drugs in Context, kejang akibat demam
sering terjadi pada usia 12-18 bulan, kemungkinan disebabkan oleh
kerentanan sistem saraf pusat yang sedang berkembang terhadap efek
demam. Umumnya, febris akan berlangsung lebih dari 10-14 hari. Demam
bisa berarti banyak hal, tetapi kebanyakan demam ringan dan ringan tidak
perlu dikhawatirkan. Paling sering, peningkatan suhu tubuh adalah respons
normal terhadap infeksi, seperti pilek atau flu.

B. Etiologi
Demam merupakan gejala yang muncul karena adanya berbagai
macam reaksi yang timbul pada tubuh, dan menandakan bahwa melakukan
perlawanan terhadap suatu penyakit. Namun berbagai penelitian setuju
bahwa penyebab terbesar adalah infeksi. Penyebab demam selain infeksi
juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi
terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya perdarahan otak, koma).
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal bahwa etiologi febris, diantaranya :
1. Suhu lingkungan
2. Adanya infeksi
3. Pneumonia
4. Malaria
5. Otitis media
6. Imunisasi

C. Klasifikasi
Febris adalah istilah medis untuk demam. Seseorang dikatakan
mengalami febris saat suhu tubuhnya melebihi rentang suhu tubuh yang
normal yaitu 36-37°C. Febris sendiri bisa dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu
subfebris, febris, dan hiperpireksia (9 Jun 2020)
1. Sub febris : Demam merupakan suatu gejala penyakit berupa
peningkatan suhu tubuh, yaitu 37,2 derajat Celcius atau lebih.
Suhu tubuh 37,2-37,8 derajat Celcius disebut dengan subfebris
atau agak demam
2. Febris : Istilah medis untuk menyatakan kondisi demam. Febris
akan terjadi dengan cepat. Perubahan suhu yang cepat
merupakan faktor pemicu kejang.
3. Hiperpireksia : Bila suhu tubuh mencapai atau melebihi 41,5° C.
Kasus tersebut dianggap darurat. Demam kronis: Bila demam
berlangsung selama lebih dari tiga hari atau sering terjadi.

D. Patofisiologi
Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi
berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes. Saat mekanisme ini
berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis
oleh leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh yang memiliki
granula dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna
hasil pemecahan bakteri, dan melepaskan zat interleukinke dalam
cairan tubuh (zat pirogen leukosit/pirogen endogen).
Pada saat interleukin-1 sudah sampai ke hipotalamus akan
menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperatur tubuh
dalam waktu 8-10 menit. Interleukin-1 juga memiliki kemampuan
untuk menginduksi pembentukan prostaglandin ataupun zat yang
memiliki kesamaan dengan zat ini, kemudian bekerja dibagian
hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam.

E. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang dapat dirasakan anak, antara lain :
 Suhu lebih tinggi >37,5°C
 Mudah marah, rewel, dan lesu
 Nafsu makan menurun
 Lebih sering menangis
 Kebiasaan tidur atau makan mengalami perubahan
 Mengalami kejang
 Mengalami nyeri tubuh dan sakit kepala
 Tidur lebih lama atau mengalami kesulitan tidur

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik pada demam secara kasar dibagi atas status
generalis secara detail yang memfokuskan pada sumber infeksi. Skala
penilaian terdiri dari evaluasi secara menangis, reaksi terhadap orang tua,
variasi keadaan, respon social, warna kulit, dan status hidrasi. Pemeriksaan
awal meliputi pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses,
pengembalian cairan, seebrospinal, foto thorax, darah urin dan feses urin,
morfolografi darah tepi, hitung jenis leukosit.

G. Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Medis
Tindakan yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik
berupa:
 Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan
pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang
diberikan antara 10 – 15 mg/Kg BB akan menurunkan
demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2
jam setelah pemberian. Demam dapat muncul kembali
dalam waktu 3 – 4 jam. Paracetamol dapat diberikan
kembali dengan jarak 4 – 6 jam dari dosis sebelumnya.
Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4° C
 Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga
memiliki efek anti peradangan. Ibuprofen merupakan
pilihan kedua pada demam, bila alergi terhadap
paracetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan
jarak antara 6 – 8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk
penurun panas dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg BB.

 Penatalaksanaan Keperawatan
 Memberikan minuman yang banyak
 Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
 Tidur yang cukup agar metabolism berkurang
 Menggunakan pakaian yang tidak tebal
 Memberikan kompres.

H. Pathway

DEMAM

ANOREKSIA PENINGKATAN
SUHU TUBUH

INTAKE MAKAN
BERKURANG
HIPETERMIA

DEFISIT NUTRISI
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
Pekerjaan pada posisi atau profesi yang menekankan dan memerlukan kontrol
berat badan yang ketat, seperti pesenam,binaragawan, dan atlet lainnya, joki,
model, penari, skater, aktor, pegulat, pramugari, dan lainnya yang memiliki
ketipisan ditekankan dan terlalu dihargai.
2. Sirkulasi
Merasa dingin bahkan ketika ruangan hangat
3. Integritas ego
Kurangnya kontrol makan, misalnya tidak bisa berhenti makan atau tidak dapat
mengontrol apa atau berapa banyak yang dimakan
4. Makan dan minum
Diare atau sembelit Penyalahgunaan pencahar dan diuretik
5.Neurosensory
Gaya kepribadian histeris atau obsesif; ketidakhadiran yang lain penyakit psikiatri
atau gangguan pikiran walaupun tidak signifikan nomor mungkin menunjukkan
bukti gangguan afektif
6. Nyeri
Sakit perut yang tidak jelas dan distres (lebih sering terjadi pada mereka)yang
menyebabkan muntah sendiri)
7. Teaching/learning
Penggunaan preparat herbal atau over-the-counter (OTC) untuk mengontrol
penambahan berat badan, seperti jeruk pahit, ekstrak teh hijau, guarana, rhodiola,
pencahar (bisacodyl, cascara, senna), berserat tinggi suplemen
B. DIAGNOSA KEPEERAWATAN
Diagnosa yang mungkin muncul yaitu :
1. Defisit nutrisi
2. Hipertermia
3. Resiko intoleransi aktivitas
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi
a. Tujuan : Untuk meningkatkan status nutrisi
b. Kriteria hasil : Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam, maka status
nutrisi membaik, dengan kriteria hasil :
- Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
- Kekuatan otot mengunyah meningkat
- Perasaan cepat kenyang menurun
- Berat badan membaik
- Frekuensi makan membaik
- Nafsu makan membaik
c. Intervensi :
1. Observasi :
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi makanan yang disukai
2. Terapeutik :
a. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
b. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
3. Edukasi :
a. Anjurkan posisi duduk jika mampu
4. Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan

d. Rasional :
1. Dapat mengetahui status nutrisi klien sehingga dapat melakukan intervensi
yang tepat
2. Mengetahui adanya alergi atau intoleransi makanan pada klien
3. Agar klien mampu untuk memenuhi nutrisi
4. Untuk meningkatkan nafsu makan klien
5. Makanan tinggi kalori dibutuhkan untuk sumber energi, sedangkan makanan
tinggi protein untuk mengganti sel – sel yang telah rusak
6. Untuk memudahkan proses menelan dan menurunkan resiko terjadinya
aspirasi.
7. Untuk mencegah kekambuhan pada saat makan

2. Hipertermi
a. Tujuan : Untuk menurunkan suhu tubuh
b. Kriteria hasil : Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam, maka
termoregulasi membaik, dengan kriteria hasil :
- Mengigil menurun (5)
- Kulit merah menurun (5)
- Pucat menurun (5)
- Suhu tubuh membaik (5)
- Suhu kulit membaik (5)
- Tekanan darah membaik (5)
c. Intervensi :
- Observasi :
1. Monitor suhu tubuh tiap dua jam
2. Monitor warna dan suhu kulit
3. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau hipertermia
- Terapeutik :
4. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
5. Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
- Edukasi :
6. Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat stroke
- Kolaborasi :
7. Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
d. Rasional :
1. Untuk mendeteksi dini terjadinya perubahan suhu
2. Untuk mengetahui perubahan pada warna dan suhu kulit yang merupakan
indikasi demam
3. Untuk memberikan pengobatan secara tepat dan cepat apabila terjadi
hipotermia atau hipertermia
4. Untuk mencegah kekurangan volume cairan
5. Dapat membantu penyesuain suhu tubuh klien
6. Untuk mengetahui dan upaya meminimalisir terjadinya heat exhaustion
dan heat stroke
7. Untuk menurunkan suhu tubuh

DAFTAR PUSTAKA

TIM POKJA SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator diagnostic. 2016)
TIM POKJA SLKI DPP PPNI, Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator diagnostic. 2019)
TIM POKJA SIKI DPP PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator diagnostic. 2018)
Sodikin. Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Pustaka Belajar. Yogyakrta 2018
2019 Nursing Care Plans Guidelines for Individualizing Client Care Across the Life Span by
Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Murr (z-lib.org)
Khulfi Mawadah Warohmah Wati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020

Anda mungkin juga menyukai