Pendahuluan
Profesi KGD
Nama Mahasiswa : Pipih
Aramuhlisoh
Kasus/Diagnosa Medis:Stroke
Hemoragik
Jenis Kasus : Trauma/Non Trauma
Ruangan : IGD
Kasus ke :
KOREKSI I KOREKSI II
(………………………..……...
(…………………………………………………………) ………………………….)
FORMULIR SISTEMATIKA
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
2. ETIOLOGI
Ada faktor-faktor yang menyebabkan stroke (Arum, 2015) diantaranya :
1) Faktor Resiko Medis yang memperparah stroke adalah:
a. Arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah)
b. Adanya riwayat stroke dalam keluarga (factor keturunan)
c. Migraine (sakit kepala sebelah)
2) Faktor Resiko Pelaku
Stroke sendiri bisa terjadi karena faktor risiko pelaku. Pelaku menerapkan
gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Hal ini terlihat pada :
a. Kebiasaan merokok
b. Mengosumsi minuman bersoda dan beralkohol
c. Suka menyantap makanan siap saji (fast food/junkfood)
d. Kurangnya aktifitas gerak/olahraga
e. Suasana hati yang tidak nyaman, seperti sering marah tanpa alasan yang
jelas
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
3. MANIFESTASI KLINIS
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat, jumlah darah kolateral (sekunder atau aksesori).
Gejala klinis adalah sebagai berikut :
a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (hemiparesis) yang timbul
mendadak
b. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan
hemisensorik)
c. Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau
koma)
d. Afasia (bicara tidak lancar, kurang ucapan, atau kesulitan memahami
ucapan)
e. Disartia (bicara pelo atau cadel)
f. Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler)
g. Mual dan muntah
h. Nyeri kepala
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
4. PATOFISIOLOGI
Otak merupakan bagian tubuh yang sangat sensisitif oksigen dan glukosa karena
jaringan otak tidak dapat menyimpan kelebihan oksigen dan glukosa seperti halnya
pada otot. Meskipun berat otak sekitar 2% dari seluruh badan, namun
menggunakan sekitar 25% suplay oksigen dan 70% glukosa. Jika aliran darah ke
otak terhambat maka akan terjadi iskemia dan terjadi gangguan metabolisme otak
yang kemudian terjadi gangguan perfusi serebral. Area otak disekitar yang
mengalami hipoperfusi disebut penumbra. Jika aliran darah ke otak terganggu,
lebih dari 30 detik pasien dapat mengalami tidak sadar dan dapat terjadi kerusakan
jaringan otak yang permanen jika aliran darah ke otak terganggu lebih dari 4 menit
(Tarwoto, 2013).
Untuk mempertahankan aliran darah ke otak maka tubuh akan melakukan dua
mekanisme tubuh yaitu mekanisme anatomis dan mekanisme autoregulasi.
Mekanisme anastomis berhubungan dengan suplai darah ke otak untuk pemenuhan
kebutuhan oksigen dan glukosa. Sedangkan mekanisme autoregulasi adalah
bagaimana otak melakukan mekanisme/usaha sendiri dalam menjaga
keseimbangan. Misalnya jika terjadi hipoksemia otak maka pembuluh darah otak
akan mengalami vasodilatasi (Tarwoto, 2013)
5. KLASIFIKASI
Stroke Hemoragik terbagi 2, sebagai berikut (Pudiastuti, 2011).
1) Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral adalah perdarahan dari salah satu arteri otak ke dal
am jaringan otak. Lesi ini menyebabkan gejala yang terlihat mirip dengan s
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik menurut (Sutarwi, Bakhtiar, & Rochana, 2020)
a. Angiografiserebral
Identifikasi penyebab spesifik stroke, seperti pedarahan atau penyumbatan
arteri.
b. Single-photon emission computed tomography (SPECT)
Mendeteksi daerah abnormal dan daerah otak yang mendeteksi, menemukan,
dan mengukur stroke (sebelum muncul pada pemindaian CTScan).
c. Computed tomography scan (CT-Scan)
Pemindaian ini menunjukkan lokasi edema, lokasi hematoma, keberadaan dan
lokasi pasti infark atau iskemia di jaringan otak. Pemeriksaan ini harus segera
kurang dari 12 jam dilakukan pada kasus dugaan perdarahan subarachnoid.
Bila hasil CT Scan tidak menunjukkan adanya perdarahan subarachnoid, maka
langsung dilanjutkan dengan tindakan fungsi lumbal untuk menganalisa hasil
cairan serebrospinal dalam kurun waktu 12 jam. Kemudian dilanjutkan
pemeriksaan spektrofotometri cairan serebrospinal untuk mendeteksi adanya
xanthochro xanthochromia.
d. MRI
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
Hasil yang diperoleh dengan menilai lokasi dan derajat perdarahan otak
menggunakan gelombang magnet adalah lesi dan infark karena perdarahan.
MRI tidak dianjurkan untuk mendeteksi perdarahan dan tidak disarankn untuk
mendeteksi perdarahn subarachnoid.
e. Elektroencefalography
Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak atau mungkin
memperlihatkan lesi yang spesifik
f. Sinar X tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar pineal daerah yang berlawanan dari masa
yang luas, klasifikasi karotis interna terdapat trhombus serebral. Klasifikasi
parsial dinding, aneurisme pada perdarahan subarchnoid.
g. Ultrasonography doopler
Mengidentifikasi penyakit ateriovena (masalah system kronis/aliran darah,
muncul plaque/aterosklerosis).
h. Pemeriksaan foto thorax
Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel
kiri yang merupakan tanda hipertensi kronis pada penderita stroke.
Menggambarkan kelenjar pineal daerah berlawanan dari massa yang meluas.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Fungsi lumbal : Tekanan normal biasanya ada trhombosis, emboli dan TIA.
Sedangkan tekanan yang meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukkan adanya perdarahan subarchnoid atau intrakranial. Kadar protein
total meningkat pada kasus trhombosis sehubungan dengan proses inflamasi.
b. Pemeriksaan darah rutin
c. Pemeriksaan kimia darah : Pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Medis
a. Menurunkan kerusakan iskemik serebral
Tindakan awal difokuskan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin area
iskemik dengan memberikan oksigen, glukosa dan aliran darah yang
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
10. PATOFLOW
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan ditandai
dengan dispnea, penggunaan otot bantu napas, fase ekspirasi memanjang, pola napas
abnormal dan ortopnea.
b. Risiko perfusi serebral tidak efektif ditandai dengan hipertensi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
Terapeutik
Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
Berikan posisi semi fowler
Cegah terjadinya kejang
Hindari pemberian cairan
IV hipotonik
Pertahankan suhu tubuh
normal
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti konvulsan,
jika perlu
Kolaborasi pemberian
diuretik osmosis, jika perlu
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2023-2024
DAFTAR PUSTAKA
Ainy, R. E. N., & Nurlaily, A. P. (2021). Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Hemoragik dalam Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis: Oksigenasi.
Journal of Advanced Nursing and Health Sciences, 2(1), 21-25. https://jurnal.ukh.ac.id/index.php/KN/article/view/723/448.
American Heart Association. (2015). Guidelines For The Prevention Og Stroke Inpatient In Stroke With Stroke And Transient Ischemic Attack.
Diakses pada 11 Februari 2021
Andra, S. W & Yessie M. P (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1 (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta:Nuha Medika
A, Sylvia., M, Lorraine. (2015). Patofisiologi Edisi 6 Vo 2 Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Iskandar Junaidi. (2018). Pedoman Pertolongan Pertama Saat Gawat Darurat Medis, Jakarta: Andi BP.
Kanggeraldo, J., Sari, R., & Zul, M. (2018). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Stroke Hemoragik dan Iskemik Menggunakan Metode
Dempster Shafer. Jurnal Resti, 498–505.
Mutiarasari D. (2019). Ischemic Stroke: Symptomps, Risk Factors, and Prevention. Medika Tadulako, Jurnal Ilmiah Kedokteran. Vol. 6, No.1. p.
61
Setiawan, N. S., & Fitrianto, A. R. (2021). Pengaruh Work From Home ( WFH ) terhadap Kinerja Karyawan pada Masa Pandemi COVID-19.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 3229–3242.
S. Sutarwi, Y. Bakhtiar, and N. Rochana, “Sensitivitas dan Spesifitas Skor Stroke Literature Review,” Gaster, vol. 18, no. 2, p. 186, 2020, doi:
10.30787/gaster.v18i2.521
Tarwoto. (2013). Keperawatan Medikal Bedah : Gangguan Sistem Persyarafan Edisi II. Jakarta : Sagung Seto.