Disusun Oleh :
FAULYA ISRO`ATUL CHANDYA
P17220183037
DIII / 2A
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Stroke Ischemic di
Ruang 26 (S) RS Saiful Anwar Malang
NIM : P17220183037
Mahasiswa
NIM. P17220183037
(................................................) (.................................................)
Kepala Ruang
(................................................)
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE ISCHEMIC (NON-HEMORAGIK)
1. Definisi
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler
selama beberapa tahun (Smeltzer and Bare, 2002). Menurut Doenges (2000) stroke/penyakit
serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun
struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari
seluruh sistem pembuluh darah otak.
Menurut Batticaca (2008) stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi
gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak
sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. menurut Corwin
(2009) ada dua klasifikasi umum cedera vascular serebral (stroke) yaitu iskemik dan
hemoragik. Stroke iskemik terjadi akibat penyumbatan aliran darah arteri yang lama
kebagian otak. Stroke Hemoragik terjadi akibat perdarahan dalam otak.
Jadi stroke iskemik/non hemoragik adalah suatu keadaan kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh penyumbatan aliran darah arteri yang lama kebagian otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
2. Etiologi
Penyumbatan arteri yang menyebabkan stroke iskemik dapat terjadi akibat thrombus
(bekuan darah di arteri serebril) atau embolus (bekuan darah yang berjalan ke otak dari
tempat lain ditubuh) (Corwin ,2009).
a. Stroke trombotik
Terjadi akibat oklusi aliran darah, biasanya karena aterosklerosis berat. Sering kali,
individu mengalami satu atau lebih serangan iskemik sementara (transient ischemic
attack, TIA) sebelum stroke trombotik yang sebenarnya terjadi. TIA biasanya
berlangsung kurang dari 24 jam. Apabila TIA sering terjadi maka menunjukkan
kemungkinan terjadinya stroke trombotik yang sebenarnya yang biasanya berkembang
dalam periode 24 jam (Corwin, 2009).
b. Strok embolik
Stroke embolik berkembang setelah oklusi arteri oleh embolus yang terbentuk di luar
otak. Sumber umum embolus yang menyebabkan stroke adalah jantung setelah infark
miokardium atau fibrilasi atrium, dan embolus yang merusak arteri karotis komunis atau
aorta (Corwin, 2009).
Beberapa faktor resiko terjadinya stroke iskemik adalah usia dan jenis kelamin, genetic,
ras, mendengkur dan sleep apnea, inaktivitas fisik, hipertensi, meroko, diabetes mellitus,
penyakit jantung, aterosklerosis, dislipidemia, alkohol dan narkoba, kontrasepsi oral, serta
obesitas (Dewanto. et al, 2009).
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis stroke iskemik menurut Tobing (2001) adalah:
4. Komplikasi
Pasien yang mengalami gejala berat, misalnya imobilisasi dengan hemiplegia berat,
rentan terhadap komplikasi yang dapat menyebabkan kematian awal yaitu (Ginsberg, 2007):
Pneumonia, septicemia (akibat ulkus dekubitus atau infeksi saluran kemih)
Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis, DVT) dan emboli paru
Infark miokard, aritmia jantung, dan gagal jantung
ketidakseimbangan cairan
5. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan diagnostic strok iskemik menurut Dewanto et al (2008) dapat menggunakan
skor stroke Siriraj atau skor stroke Gajah Mada sebagai berikut:
6. Patofisiologi
Menurut (Muttaqin, 2008) Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area
tertentu di otak. Luasnya infark hergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh daralidan adekdatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh
pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau
cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena
gangguan umum (hipoksia karena gangguan pant dan jantung). Aterosklerosis sering sebagai
faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah
dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi
turbulensi
Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran
darah. Trombus mengakihatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah
yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area. Area edema ini menyebabkan
disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam
beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien
mulai menunjukkan perbaikan. Oleh karena trombosis biasanya tidak fatal„ jika tidak terjadi
perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema
dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding
pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada
pembuluh darah yang tersumbat . menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini
akan menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik clan hipertensi pembuluh
darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih sering menyebabkan kematian di
bandingkan keseluruhan penyakit serebro vaskulai; karena perdarahan yang luas terjadi
destruksi massa otak, peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat
menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hernisfer otak, dan perdarahan
batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke ventrikel
otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus, dan pons .
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia serebral: Perubahan yang
disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk waktu 4-6 menit. Perubahan
ireversibel jika anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena
gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung.
7. Pathway
1. Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab nyeri
pencedera fisiologi keperawatan jam maka tingkat 2. Identifikasi faktor yang
(D.0077) nyeri menurun dengan kriteria memperberat nyeri
hasil : 3. Kontrol lingkungan yang
1. Keluhan nyeri menurun memperberat nyeri (suhu
2. Meringis menurun ruangan, kebisingan
3. Kesulitan tidur pencahayaan)
menurun 4. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Tekanan darah 5. Anjurkan menggunakan
membaik analgetik secara tepat
6. Kolaborasi pemberian
analgetik
Risiko perfusi
5. serebral tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala
b.d Hipertensi keperawatan maka perfusi TIK (tekanan darah
(D.0017) serebral meningkat dengan meingkat)
kriteria hasil : 2. Monitor intake dan output
1. Sakit kepala menurun cairan
2. Nilai rata-rata tekanan 3. Berikan posisi semi
darah membaik flowler
3. Refleks saraf membaik 4. Pertahankan suhu tubuh
normal
5. Kolaborasi pemberiaan
analgetik
Biodata
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 51 Th.
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : TNI
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMK
Alamat : Perum kostrad, Singosari/Malang
No. Register : 001465
Tanggal MRS : 07 April 2020
Tanggal pengkajian : 09 April 2020
A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu tidur : Setelah di MRS pasien tidur ± 5 jam
2. Waktu Bangun : Setelah MRS pasien bangun tidak tentu
3. Masalah tidur : Sering terbangun
4. Hal-hal yang mempermudah tidur :
Berdo’a dan berdzikir
5. Hal-hal yang mempermudah Klien terbangun :
Suara yang gaduh atau bising
B. POLA ELIMINASI :
1. BAB : Belum BAB
2. BAK : Terpasang kateter.Urine berwarna kuning jernih, ± 500cc.
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak ada
4. Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut : tidak ada
1. Jumlah dan jenis makanan : 3x sehari dengan jenis makanan Bubur halus
Protein cukup,dan Lemak cukup (BHPCLC)
2. Waktu Pemberian Makan : pagi jam 07.00 , siang jam 12.00 , malam jam 19.00
3. Jumlah dan Jenis Cairan : pasien minum air mineral 4 gelas perhari
4. Waktu Pemberian Cairan : saat merasa haus
DATA PSIKOSOSIAL
B. Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 36,8 ºC Nadi : 60 x/mnt
Tekanan darah : 200/100 mmHg Respirasi : 20 x/mnt
Tinggi badan : 169 cm Berat Badan : 70 kg
2. M a t a
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : mata lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : normal
c. Konjunctiva dan sclera : tidak anemis, putih
d. Pupil : normal
e. Kornea dan Iris : normal, hitam
f. Ketajaman Penglihatan / Visus : *) mengalami penurunan
g. Tekanan Bola Mata : *) normal
3. H i d u n g
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : normal, simetris
b. Lubang Hidung : bersih, tidak ada lesi dan peradangan
c. Cuping Hidung : tidak ada kelainan
4. Telinga
a. Bentuk Telinga : simetris, normal
Ukuran Telinga : normal
Ketegangan telinga : lentur, normal
b. Lubang Telinga : bersih, tidak ada lesi dan peradangan
c. Ketajaman pendengaran : sedikit mengalami penurunan
b. Pernafasan
- Frekuensi : 20 x/mnt
- Irama : Teratur
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Palpasi : detak jantung normal
- Ictus Cordis : teraba pada interkostalis ke 5, 2 cm dari midklavikula kiri
b. Perkusi :
- Batas-batas Jantung : tidak melebar, suara redup
c. Aukultasi
- Bunyi Jantung I : tunggal
- Bunyi Jantung II : tunggal
- Bising/murmur ` : tidak ada bising/murmur
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : simetris
- Benjolan/massa : tidak ada benjolan/massa
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : terdengar bising usus ±20 x
- Bunyi Jantung Anak/BJA : normal, tidak ada BJA
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan: Tidak ada nyeri tekan
- Benjolan /massa : Tidak ada benjolan/massa
d. Pekusi
- Suara Abdomen : timpani
- Pemeriksaan Ascites: tidak ada acites
Laboratorium :
No Jenis pemeriksaan Hasil satuan Satuan Nilai rujukan
.
1. Hemoglobin 12,1 g/dL 11,0-17,7
2. Leukosit 7,5 10₃/UL 3,6-11,0
3. Eritrosit 4,8 10₃/UL 4,0-5,5
4. Hematokrit 42 % 40-47
5. Trombosit 253 10₃/UL 142-424
6. Na 139 mmoI/L 136-145
7. K 3,5 mmoI/L 3,5-5,0
8. Cl 103 mmoI/L 98-106
1. Rontgen: -
2. ECG: -
3. USG: -
4. Lain – lain :
-Hasil CT Scan
> ICH (intracerebral hemmorrhage) putamen sinistra (Slice 6-9, ukuran L.K 2,1 X 3,8
cm, Hu 64,88)
> Tak tampak laterasi
> Penyempitan ventrikel lateralis dan cornu enterior
> posterior sinistra
> Tak tampak oedem cerebri
> Suspect hematosinus sphenoidalis sinistra, DD : sinusitis
> Lain-lain tak tampak kelainan
Perawat,
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
DO :
-Kekuatan otot menurun
4 5
2 5
> tangan kanan (4)
> kaki kanan (2)
- Rentang gerak ROM
menurun (tangan kanan
hanya bisa melakukan fleksi
(4) ekstensi (4) sedangkan
kaki kanan hanya abduksi
(3) dan adduksi (3) pada
pergelangan kaki)
-Fisik tampak lemah
- Segala aktifitas pasien di
bantu seperti makan,minum,
berpakaian dll.
DO :
-Pasien tampak meringis
-Sulit tidur
-P : Hipertensi
(TD : 200/100 mmHg)
Q : Berdenyut
R : Kepala di dekat ubun-
ubun
S : Skala 6 (sedang)
T : Mendadak
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
DO :
-Pasien susah untuk
berbicara
(Saraf ke-XII hipoglosus)
-Wajah perot terutama
bagian bibir (Saraf ke-VII
fasialis)
- Sulit menyusun kalimat
-Verbalisasi tidak tepat
-Sulit mengungkapkan kata-
kata
DO :
-Pasien tampak lemas dan
pucat
-Sulit mengunyah
-Sulit menelan
-Muntah sebelum menelan
-Waktu makan lama
-Porsi makan tidak habis
(makan 3-5 sendok setiap
kali makan)
-terdapat kesulitan dalam
menelan (Saraf ke- IX
Glosofaringeus)
-Makan di bantu oleh
keluarganya (istri)
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
PRIORITAS MASALAH
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
TGL/JAM KEP. TINDAKAN KEPERAWATAN TT
07 April 2020 Faulya
08.30 (D.0077)
1.Mengidentifikasi penyebab nyeri :
P : Hipertensi (TD : 200/100 mmHg)
Q : Berdenyut
R : Kepala di dekat ubun-ubun
S : Skala 6 (sedang)
T : Mendadak
2. Mengidentifikasi faktor yang memperberat nyeri (Ramai,
Suara bising)
3. Mengkontrol lingkungan yang memperberat nyeri (suhu
ruangan, dan pencahayaan)
4. Memfasilitasi istirahat dan tidur (pasien mengerti dan
mengerjakan)
5. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Amlodipin 1x 10 mg oral (setelah makan,pagi : 07.00)
- Norages 3x1 oral (setelah makan,pagi : 07.00 siang : 12.00
malam : 18.00 )
6. Berkolaborasi pemberiaan analgetik dengan dokter
09.20 (D.0063)
1.Mengidentifikasi diit yang di anjurkan (Bubur halus Protein
cukup,dan Lemak cukup (BHPCLC) )
2.Memonitor kemampuan menelan (Pasien masih sulit
menelan)
3. Mengatur posisi yang nyaman untuk makan dan minum
4. Memonitor Porsi makan (makan tidak habis (makan 3-5
sendok setiap kali makan)
5. Menganjurkan keluarga untuk memberi bantuaan saat makan
dan minum (menyuapi)
6. Berkolaborasi pemberian analgetik (Ondansetron 4 mg/12
jam IV) (dilakukan oleh perawat)
11.10 (D.0054)
1. Mengidentifikasi keluhan fisik (Pasien mengeluh kaki dan
tangan kanannya mengalami kelemahan untuk bergerak )
2. Memonitor nadi dan tekanan darah sebelum melakukan
mobilisasi ( N : 60 x/menit TD : 200/100 mmHg )
3. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(tongkat) : pasien melaksanakan,tetapi masih dibantu keluarga
4. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan : keluarga pasien membantu
5. Menganjurkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(duduk di tempat tidur,duduk di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi) : pasien melaksanakan tetapi masih di
bantu keluarga
12.25 (D.0119)
1.Memonitor tekanan kuantitas volume bicara (masih tidak
jelas,masih pelo,sedang)
2.Menggunakan metode komunikasi alternatif (isyarat tangan) :
pasien melaksanakan
3. Menyesuaikan gaya komunkasi dengan kebutuhan
(dengarkan dengan seksama, bicaralah dengan perlahan,minta
bantuan keluarga untuk memahami ucapan pasien )
4. Menganjurkan berbicara perlahan agar dapat mengerti
5. Merujuk ke ahli patologi atau terapis
13.00 (D.0017)
1.Memonitor tanda dan gejala TIK (tekanan darah meningkat)
TD : 200/100 mmHg
2.Memonitor intake dan output cairan
Intake : infus asering 20 tpm iv, minum 4 gelas perhari
Output : Terpasang kateter Urine berwarna kuningjernih,
± 500cc.
3.Memberikan posisi semi flowler
4.Mempertahankan suhu tubuh normal
S : 36,8 ºC
5.Berkolaborasi pemberiaan analgetik (piracetam 3g/12 jam
IV) (dilakukan oleh perawat)
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
08.30 (D.0077)
1.Mengidentifikasi penyebab nyeri :
P : Hipertensi (TD : 170/100 mmHg)
Q : Berdenyut
R : Kepala di dekat ubun-ubun
S : Skala 4 (sedang)
T : Mendadak
3. Mengkontrol lingkungan yang memperberat nyeri (suhu
ruangan, dan pencahayaan)
4. Memfasilitasi istirahat dan tidur (pasien mengerti dan
mengerjakan)
5. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Amlodipin 1x 10 mg oral (setelah makan,pagi : 07.00)
- Norages 3x1 oral (setelah makan,pagi : 07.00 siang : 12.00
malam : 18.00 )
09.20 (D.0063)
2.Memonitor kemampuan menelan (Pasien masih sedikit sulit
menelan)
3. Mengatur posisi yang nyaman untuk makan dan minum
4. Memonitor Porsi makan (makan habis ¼ piring )
5. Menganjurkan keluarga untuk memberi bantuaan saat makan
dan minum (menyuapi)
6. Berkolaborasi pemberian analgetik (Ondansetron 4 mg/12
jam IV) (dilakukan oleh perawat)
11.10 (D.0054)
1. Mengidentifikasi keluhan fisik (Pasien mengeluh kaki dan
tangan kanannya masih sedikit lemah untuk bergerak )
2. Memonitor nadi dan tekanan darah sebelum melakukan
mobilisasi ( N : 70 x/menit TD : 170/100 mmHg )
3. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(tongkat) : pasien melaksanakan,tetapi masih dibantu keluarga
4. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan : keluarga pasien membantu
5. Menganjurkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(duduk di tempat tidur,duduk di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi) : pasien melaksanakan tetapi masih di
bantu keluarga
12.25 (D.0119)
1.Memonitor tekanan kuantitas volume bicara (sedikit
jelas,masih pelo,sedang)
2.Menggunakan metode komunikasi alternatif (isyarat tangan) :
pasien melaksanakan
4. Menganjurkan berbicara perlahan agar dapat mengerti
5. Merujuk ke ahli patologi atau terapis
13.00 (D.0017)
1.Memonitor tanda dan gejala TIK (tekanan darah sedikit
menurun)
TD : 170/100 mmHg
2.Memonitor intake dan output cairan
Intake : infus asering 20 tpm iv, minum 6 gelas perhari
Output : Terpasang kateter Urine berwarna kuning jernih,
± 700cc.
4.Mempertahankan suhu tubuh normal
S : 36,5 ºC
5.Berkolaborasi pemberiaan analgetik (piracetam 3g/12 jam
IV) (dilakukan oleh perawat)
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
08.30 (D.0077)
1.Mengidentifikasi penyebab nyeri :
P : Hipertensi (TD : 155/90 mmHg)
Q:-
R:-
S : Skala 0 (tidak nyeri)
T:-
4. Memfasilitasi istirahat (pasien mengerti dan mengerjakan)
5. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Amlodipin 1x 10 mg oral (setelah makan,pagi : 07.00)
09.20 (D.0063)
2.Memonitor kemampuan menelan (Pasien sudah bisa menelan
dengan perlahan)
4. Memonitor Porsi makan (makan habis ½ piring )
5. Menganjurkan keluarga untuk memberi bantuaan saat makan
dan minum (menyuapi)
11.10 (D.0054)
1. Mengidentifikasi keluhan fisik (Pasien mengeluh kaki dan
tangan kanannya tidak lemah namun sedikit bisa untuk
bergerak )
2. Memonitor nadi dan tekanan darah sebelum melakukan
mobilisasi ( N : 85 x/menit TD : 155/90 mmHg )
3. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(tongkat) : pasien melaksanakan sendiri,tetapi di pantau
keluarga
5. Menganjurkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(duduk di tempat tidur,duduk di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi) : pasien melaksanakan sendiri tetapi di
pantau keluarga
12.25 (D.0119)
1.Memonitor tekanan kuantitas volume bicara ( sudah
jelas,tetapi ada dua hingga lima kata yang masih pelo,sedikit
keras)
2.Menggunakan metode komunikasi alternatif (isyarat tangan) :
pasien melaksanakan
4. Menganjurkan berbicara perlahan agar dapat mengerti
5. Merujuk ke ahli patologi atau terapis
13.00 (D.0017)
1.Memonitor tanda dan gejala TIK (tekanan darah menurun)
TD : 155/90 mmHg
2.Memonitor intake dan output cairan
Intake : infus asering 20 tpm iv, minum 8 gelas perhari
Output : Terpasang kateter Urine berwarna kuning jernih,
± 850 cc.
4.Mempertahankan suhu tubuh normal
S : 36,3 ºC
EVALUASI
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
(D.0063)
S : Pasien mengatakan susah untuk makan dan minum
O : -Pasien tampak lemas dan pucat
-Sulit mengunyah
-Sulit menelan
-Muntah sebelum menelan
-Waktu makan lama
-Porsi makan tidak habis (makan 3-5 sendok setiap kali makan)
-terdapat kesulitan dalam menelan (Saraf ke- IX Glosofaringeus)
-Makan di bantu oleh keluarganya (istri)
TD : 200/100 S : 36,8 ºC
N : 60 x/menit RR : 20 x/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5,6)
(D.0054)
S : Pasien mengeluh kaki dan tangan kanannya mengalami
kelemahan untuk bergerak
O : -Kekuatan otot menurun
4 5
2 5
> tangan kanan (4)
> kaki kanan (2)
- Rentang gerak ROM menurun (tangan kanan hanya bisa
melakukan fleksi (4) ekstensi (4) sedangkan kaki kanan hanya
abduksi (3) dan adduksi (3) pada pergelangan kaki)
-Fisik tampak lemah
- Segala aktifitas pasien di bantu seperti makan,minum, berpakaian
dll.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5)
(D.0119)
S : Pasien mengatakan bicara pelo sebelum masuk RS
O : -Pasien susah untuk berbicara
(Saraf ke-XII hipoglosus)
-Wajah perot terutama bagian bibir (Saraf ke-VII fasialis)
- Sulit menyusun kalimat
-Verbalisasi tidak tepat
-Sulit mengungkapkan kata-kata
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5)
(D.0017)
S : -Passien mengatakan tensi selalu tinggi dan mempunyai riwayat
darah tinggi
- Pasien mengatakan kepala terasa pusing
- Pasien mengatakan bicara pelo sebelum masuk RS
O : -KU : Cukup, composmentis
- Pasien tampak lemah
- TD = 200/100 mmHg
- Nadi = 60 x/menit
- Suhu = 36,8 ºC
- RR= 20 x/menit
- Bicara pelo
- Terdapat gangguan pada pemeriksaan
Saraf ke-VII fasialis, saraf ke-IX Glosofaringeus dan
XII Hipoglosus
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5)
EVALUASI
Nama Pasien : Tn.A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
(D.0063)
S : Pasien mengatakan masih sedikit susah untuk makan dan minum
O : -Pasien tampak sedikit lemas dan pucat
-Sedikit bisa mengunyah
-Sedikit susah menelan
-masih mual saat menelan makanan
-Porsi makan habis ¼ piring
-Makan di bantu oleh keluarganya (istri)
TD : 170/100 S : 36,5 ºC
N : 75 x/menit RR : 21 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (2,3,4,6)
(D.0054)
S : Pasien mengeluh kaki dan tangan kanannya masih sedikit lemah
untuk bergerak
O : -Kekuatan otot sedikit meningkat
4 5
3 5
> tangan kanan (4)
> kaki kanan (3)
- Rentang gerak ROM menurun (tangan kanan hanya bisa
melakukan fleksi (4) ekstensi (4) sedangkan kaki kanan hanya
abduksi (4) dan adduksi (4) pada pergelangan kaki)
- Segala aktifitas pasien di bantu seperti makan,minum, berpakaian
dll.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5)
(D.0119)
S : Pasien mengatakan sedikit jelas,masih pelo
O : - Wajah sedikit perot terutama bagian bibir (Saraf ke-VII
fasialis)
- mulai bisa menyusun kalimat
-Verbalisasi sedikit tepat
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (1,2,4,5)
(D.0017)
S : -Pasien mengatakan tensi sedikit menurun
- Pasien mengatakan kepala terasa sedikit pusing
O : -KU : Cukup, composmentis
- Pasien tampak lemah
- TD = 170/100 mmHg
- Nadi = 70 x/menit
- Suhu = 36,5 ºC
- RR= 21 x/menit
- sedikit jelas, masih pelo
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (1,2,4,5)
EVALUASI
Nama Pasien : Tn.A
Umur : 51 Th.
No. Reg : 001465
(D.0063)
S : Pasien mengatakan sudah bisa menelan dengan perlahan
O : -Pasien tampak sedikit lebih segar
-Sedikit bisa mengunyah
-Porsi makan habis ½ piring
-Makan di bantu oleh keluarganya (istri)
TD : 155/90 S : 36,3 ºC
N : 85 x/menit RR : 20 x/menit
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
(D.0054)
S : Pasien mengeluh kaki dan tangan kanannya tidak lemah namun
sedikit bisa untuk bergerak
O : -Kekuatan otot sedikit meningkat
4 5
4 5
> tangan kanan (4)
> kaki kanan (4)
- Rentang gerak ROM menurun (tangan kanan hanya bisa
melakukan fleksi (4) ekstensi (4) sedangkan kaki kanan hanya
abduksi (4) dan adduksi (4) pada pergelangan kaki)
- Segala aktifitas pasien di bantu seperti makan,minum, berpakaian
dll.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (3,5)
(D.0119)
S : Pasien mengatakan sudah jelas,tetapi ada dua hingga lima kata
yang masih pelo
O : - Wajah sedikit perot terutama bagian bibir (Saraf ke-VII
fasialis)
- mulai bisa menyusun kalimat
-Verbalisasi sedikit tepat
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (2,4,5)
(D.0017)
S : -Pasien mengatakan tensi menurun
- Pasien mengatakan sudah tidak pusing
O : -KU : Cukup, composmentis
- Pasien tampak lemah
- TD = 155/90 mmHg
- Nadi = 85 x/menit
- Suhu = 36,3 ºC
- RR= 20 x/menit
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi