Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY.S DENGAN GANGGUAN STROKE


DI RUANG YUDISTIRA RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG
STASE GERONTIK

Disusun Oleh:
DIAN NOVITA SARI
NIM 1901006

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK

A. Pengertian Stroke Hemoragik


Definisi stroke menurut WHO Task Force in Stroke and other
Cerebrovascular Disease (1989) adalah suatu gangguan disfungsi neurologistakut
yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalambeberapa
jam) dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang
terganggu (WHO, 1989).
Menurut Batticaca (2008; 56), Stroke adalah suatu keadaan yang timbul
karena terjadi gangguan perdarahan di otak yang menyebabkan terjadinya
kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita
kelumpuhan atau kematian.
Stroke secara umum merupakan defisit neurologis yang mempunyai
serangan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari terganggunya
pembuluh darah otak (Hudak dan Gallo, 1997).
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh karena pecahnya
pembuluh darah pada otak. Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh darah didalam
otak pecah. Otak sangat sensitif terhadap perdarahan dan kerusakan dapat
terjadi dengan sangat cepat. Pendarahan di dalam otak dapat mengganggu
jaringan otak, sehinga menyebabkan pembengkakan, mengumpul menjadi sebuah
massa yang disebut hematoma. Pendarahan juga meningkatkan tekanan pada otak dan
menekan tulang tengkorak.
Menurut Muttaqin (2008; 129), ada beberapa faktor risiko stroke
hemoragik, yaitu:
1. Stroke hemoragik paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang
menekan dinding arteri sampai pecah.
2. Penyakit kardiovaskular-embolisme serebral berasal dari jantung.
3. Peningkatan hemotokrik meningkatkan risiko infark serebral.
4. Kontasepsi oral (khususnya dengan hipertensi, merokok, dan kadar estrogen
tinggi).
5. Konsumsi alkohol.
6. Kanker, terutama kanker yang menyebar ke otak dari organ jauh seperti
payudara, kulit, dan tiroid.
7. Cerebral amyloid angiopathy, yang membentuk protein amiloid dalam
dinding arteri di otak, yang membuat kemungkinan terjadi stroke lebih
besar.
8. Kondisi atau obat (seperti aspirin atau warfarin).
9. Overdosis narkoba, seperti kokain.

B. Etiologi
Menurut Batticaca (2008; 56), Stroke hemoragik umumnya disebabkan oleh
adanya perdarahan intracranial dengan gejala peningkatan tekana darah systole >200
mmHg pada hipertonik dan 180 mmHg pada normotonik, bradikardia, wajah
keunguan, sianosis, dan pernafasan mengorok. Penyebab stroke hemoragik, yaitu:
1. Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak.
2. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak.
3. Adanya sumbatan bekuan darah di otak.

C. Manifestasi Klinis
Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi pendarahan dan
jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, tanpa
peringatan, dan sering selama aktivitas. Gejala mungkin sering muncul dan
menghilang, atau perlahan-lahan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Gejala
stroke hemoragik bisa meliputi :
1. Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma).
2. Kesulitan berbicara atau memahami orang lain.
3. Kesulitan menelan.
4. Kesulitan menulis atau membaca.
5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur, membungkuk,batuk,
atau kadang terjadi secara tiba-tiba.
6. Kehilangan koordinasi.
7. Kehilangan keseimbangan.
8. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti
kesulitanmenggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan
keterampilanmotorik.
9. Mual atau muntah.
10. Kejang.
11. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan sensasi, baal
atau kesemutan.
12. Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.

D. Patofisiologi
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-
arteri yang membentuk sirkulus Willisi : arteria karotis interna dan
sistemvertebrobasilar atau semua cabang-cabangnya. Apabila aliran darah ke
jaringanotak terputus selama 15-20 menit maka akan terjadi infark atau
kematianjaringan. Akan tetapi dalam hal ini tidak semua oklusi di suatu
arterimenyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri
tersebut.Mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai di daerah tersebut.
Dapatjuga karena keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri
sepertiaterosklerosis dan trombosis atau robeknya dinding pembuluh darah dan
terjadiperadangan, berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah
misalnyasyok atau hiperviskositas darah, gangguan aliran darah akibat
bekuan atauinfeksi pembuluh ektrakranium dan ruptur vaskular dalam
jaringan otak.(Sylvia A. Price dan Wilson, 2006).

E. Pathway
Hipertensi Kronis, sumbatan pembuluh darah

Aneurisme intracarnial, pecahnya arteri serebri

Intraventrikuler hemoragik

Stroke Hemoragik

Gangguan aliran darah ke otak

Penurunan suplai O2 ke jaringan otak

Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral


F. Komplikasi
Menurut Batticaca (2008; 60)
1. Gangguan otak yang berat.
2. Kematian bila tidak dapat mengontrol respons pernafasan atau
kardiovaskular.

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Batticaca (2008; 60), Pemeriksaan penunjang diagnostik yang dapat
dilakukan adalah :
1. Laboratorium : darah rutin, gula darah, urine rutin, cairan
serebrospinal,analisa gas darah, biokimia darah, elektolit.
2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan dan juga untuk
memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
3. Ultrasonografi Doppler : mengidentifikasi penyakit arteriovena ( masalah sistem
arteri karotis ) .
4. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifikseperti
perdarahan atau obstruksi arteri.
5. MRI ( magnetic resonance imaging ) : menunjukan daerah yang mengalamiinfark,
hemoragik ).
6. EEG ( elektroensefalogram ) : memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
7. Sinar-X tengkorak : menggambarkan perubahan kelenjar lempeng
pinealdaerah yang berlawanan dari masa yang meluas; klasifikasi karotis interna
erdapat pada trombosit serebral ; klasifikasi parsial dinding aneurisma
padaperdarahan subarachnoid.

H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan penderita dengan strokehemoragik adalah sebagai berikut
( Sylvia dan Lorraine, 2006 ).:
1. Posisi kepala dan badan atas 20 – 30 derajat, posisi miring apabila muntah dan
boleh mulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan
oksigen sesuai kebutuhan.
3. Tanda – tanda vital diusahakan stabil.
4. Bed rest.
5. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia.
6. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
7. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu kateterisasi.
8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari
penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonok.
9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK.
10. Nutrisi peroral hanya diberikan jika fungsi menelan baik, apabila kesadaran
menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT.
11. Penatalaksanaan spesifiknya yaitu dengan pemberian obat neuroprotektor,
antikoagulan, trombolisis intraven, diuretic, antihipertensi, dan tindakan
pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.S DENGAN GANGGUAN STROKE
DI RUANG YUDISTIRA RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG
STASE GERONTOK

Disusun Oleh:
DIAN NOVITA SARI
NIM 1901006

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S
DI BANGSAL YUDISTIRA RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO
STASE GERONTIK

A. Pengkajian :
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 68 th
c. Jenis Kelamin : P
d. Agama : Islam
e. Alamat : Sendang Dahlia No.4 Tembalang
f. Pendidikan : SD
g. Suku Bangsa : Jawa
h. Tanggal Masuk : 10 November 2021
2. Status : Janda
3. Riwayat Keluarga
Genogram

Keterangan ;
= Suami

= Pasien = Anak Perempuan

= Anak laki-laki = Menantu

= Meninggal = Satu rumah


4. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Jatuh, pusing, kelemahan anggota gerak kiri
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien datang dari IGD dengan pada tanggal 10
November 2021 pukul 17.00 dengan keluhan kepala pusing, susah menggerekan
tubuh bagian kiri karena jatuh dirumah pukul 10.00. TTV 187/98 mmhg, N
93x/mnt, S 36,4ºC, RR 21x/mnt, SpO2 97% GDS 148. Terapi yang sudah
diberikan di IGD Infus RL 20tpm, ranitidine 2x1, ketorolac 3x1, mecobalamin
1x1, citicolin 2x500. Pada pukul 20.00 pasien dari IGD pasien pindah ke ruang
Yudistira dengan keluhan pusing badan sebelah kiri tidak bisa digerakkan
pemeriksaan TTV TD=178/89 mmhg, N 90x/mnt, S 36,4ºC, RR 20x/mnt, SpO2
98%.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien mempunyat riwayat Hipertensi dan
sebelumnya belum pernah dirawat di RS
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Ibu pasien mempunyai riwayat penyakit DM
5. Riwayat Pekerjaan
a. Riwayat pekerjaan saat ini : Ibu rumah tangga
b. Riwayat pekerjaan sebelumnya : Ibu rumah tangga
c. Sumber pendapatan : Penghasilan dari anak
6. Pemeriksaan Kesehatan
a. Nadi : 96x/mnt
b. RR : 20
c. Suhu : 36,2 ºC
d. TD : 165/78 mmhg
e. SpO2 : 98%
7. Aktivitas Hidup Sehari-hari:
Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G

No Kegiatan Keterangan Hasil


1. Mandi Dibantu G
2. Berpakaian Dibantu G
3. Berpindahan Dibantu G
4. Toileting Dibantu G
5. Makan Dibantu G
6. Kontinensia Dibantu G
8. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Tingkat Kesadaran : Composmentis
c. GCS : E=4, V=5, M=6
d. Oksigen : Dibantu NK 3lpm
e. Nutrisi : Pasien dibantu dengan NGT terpasang sejak tgl 15,
diberi peptibren/4 jam
f. Eliminasi : Terpasang kateter sejak pertamakali masuk
g. Aktivitas : Pasien dianjurkan badrest, BAK dibantu dengan
kateter untuk mengurangi resiko jatuh
h. Istirahat tidur : Istirahat cukup, tidur tidak terjaga
i. Personal Hygiene : Menyisir rambut, memotong rambut dibantu oleh
perawat.
j. Seksual reproduksi : Menopause
9. Psikologi :
a. Persepsi Klien : Pasien mampu mendiskusikan masalah kesehatan saat
ini yang telah diketahui.
b. Konsep diri klien : Pasien mampu menerima masukan dari oranglain,
pasien mampu menerima arahan dari perawat
c. Emosi : Emosi pasien stabil

KUESIONER KECEMASAN

No Pernyataan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas 
- Firasat buruk 
- Takut akan pikiran sendiri 
- Mudah tersinggung 
2. Ketegangan
- Merasa tegang 
- Lesu 
- Tak bisa istirahat tenang 
- Mudah terkejut 
- Mudah menangis 
- Gemetar 

- Gelisah 
3 Ketakutan
- Pada gelap 
- Pada orang lain 
- Ditinggal sendiri 
- Pada binatang besar 
- Pada keramaian lalu lintas 
- Pada kerumunan orang banyak 
4 Gangguan tidur
- Sukar masuk tidur 
- Terbangun malam hari 
- Tidak nyenyak 
- Bangun dengan lesu 
- Banyak mimpi-mimpi 

- Mimpi buruk 

- Mimpi menakutkan 
5 Gangguan kecerdasan
- Sukar konsentrasi 
- Daya ingat buruk 
6 Perasaan depresi
- Hilangnya minat 
- Berkuranganya kesenangan pada hobi 
- Sedih 
- Bangun dini hari 
- Perasaan berubah-ubah sepanjang hari 
7 Gejala somatik (otot)
- Sakit dan nyeri di otot-otot 
- Kaku 
- Kedutan otot 
- Gigi gemeruntuk 
- Suara tidak stabil 
8 Gejala somatik (sensorik)
- Tinitus 
- Penglihatan kabur 
- Muka merah atau pucat 
- Merasa lemah 
- Perasaan ditusuk-tusuk 
9 Gejala kardiovaskular
- Takhikardia 
- Berdebar 
- Nyeri dada 
- Denyut nadi mengeras 
- Perasaan lesu/lemas seperti mau 
pingsan
- Detak jantung menghilang (sekejap) 
10 Gejala respiratori
- Rasa tertekan atau sempit di dada 
- Perasaan tercekik 
- Sering menarik napas 
- Napas pendek/sesak 
11 Gejala gastrointestinal
- Sulit menelan 
- Perut melilit 
- Gangguan pencernaan 
- Nyeri sebelum dan sesudah makan 
- Perasaan terbakar di perut 
- Rasa penuh atau kembung 

- Mual 

- Muntah 

- BAB lembek 

- Kehilangan BB

- Susah BAB (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
- Sering buang air kecil 
- Tidak dapat menahan air seni 
- Amenorrhoe 
- Menorrhagia 
- Menjadi dingin (frigid) 
- Ejakulasi praecocks
- Ereksi hilang
- Impoten
13 Gejala otonom
- Mulut kering 
- Muka merah 
- Mudah berkeringat 
- Pusing, sakit kepala 
- Bulu-bulu berdiri 
14 Tingkah laku pada wawancara
- Gelisah 
- Tidak tenang 
- Jari gemetar 
- Kerut kening 
- Muka tegang 

- Tonus otot meningkat 

- Napas pendek dan cepat 

- Muka merah 
Skor total = 14, tidak ada kecemasan

10. Skala Jatuh

No Penilaian Resiko Jatuh Skore Nilai


1. Riwayat jatuh : apakah Tidak 0 25
Ya
lansia pernah jatuh dalam
25
3 bulan terakhir
2. Diagnose sekunder : Tidak 0 15
Ya
apakah lansia memiliki
15
lebih dari 1 penyakit
Bedrest/mobilitas dibantu 0 0
Mobilitas sendiri dngan
15
3. Alat Bantu Mobilitas bantuan kruk/tongkat/wolker
Berpegangan pada benda-benda
30
disekitar( meja,kursi,lemari)
Normal, tirah berbaring, tidak 20
0
4. Gaya berjalan/berpindah bergerak
Lemah 10
Gangguan 20
5. Terapi Tidak 0 20
Ya
Intravena/terpasangnya
20
infus
Pasien menyadari kondisinya 0 0
6. Status mental Pasien mengalami keterbatasan
20
daya ingat
Total 80
Skor Total 80 = Tingkat resiko jatuh tinggi
11. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala : Tidak terdapat benjolan ataupun luka, bersih, kulit kepala
kering
b. Rambut : Rambut bersih, berwarna putih
c. Mata : Simetris, konjungtiva enemis
d. Telinga : Simetris tidak ada serumen
e. Hidung : Simetris, bersih, terpasang NGT
f. Mulut : Bibir kering, tidak ada sianosis
g. Leher : Tidak ada pembekakan kelenjar teroid
h. Ekstremitas :
1) Tidak ada edema, tangan kanan gerakan gerakan otot
penuh menentang gravitasi dan sokongan, kelemahan
gerak pada tangan bagian kiri.
2) Tidak ada edema, kaki kanan gerakan otot penuh
menentang gravitasi dan skongan, kelemahan gerak
pada kaki bagian kiri.
i. Genetalia : Terpasang kateter sejak pertamakali masuk
j. Integument :

Aspek yang Kriterian Penilaian Nilai


1 2 3 4
dinilai
Persepsi sensori Terbatas Sangat Keterbatasan Tidak ada
sepenuhny terbatas ringan gangguan 2
a
Kelembapan Terus Sangat Kadang- Jarang
menerus lembab kadang basah basah 2
basah
Aktivitas Bedfast Chairfast Kadang- Lebih
1
kadang jalan sering jalan
Mobilitas Imobilitas Sangat Keterbatasan Tidak ada
sepenuhny terbatas ringan keterbatasan 2
a
Nurtisi Sangat Kemungkinan Adekuat Sangat baik
3
butuk tidak adekuat
Gesekan dan Bermasala Potensial Tidak 2
pergesesan h bermasalah menimbulka
n masalah
Note : pasien dengan total <16 maka dapat dikatakan bahwa Total nilai
pasien beresiko mengalami dekubisus. 12

12. Status Kognitif :

Jawaban
No Pertanyaan
Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini ? - 1
2. Hari apa sekarang ? - 1
3. Dimana anda sekarang ? - 1
4. Berapa anak anda ? - 1
5. Dimana alamat anda ? - 1
6. Berapa umur anda ? - 1
7. Kapan anda dilahirkan ? - 1
8. Siapakah presiden Indonesia sekarang ? - 1
9. Siapa presiden sebelumnya ? - 1
10 Siapa nama kecil ibu anda ? - 1
.
Total : 10
Fungsi Intelektual Berat

13. Pemeriksaan Penunjang


a. Radiologi :
1) CT scan kepala polos : Perdarahan Intraventrikel
2) Rongen Thorax dalam batas normal
b. Terapi :
3) Manitol 1x100
4) Citicolin 2x500
5) Mecobalamin 1x100
6) Amlodipin 1x10
7) Candarcevan 1x16
8) Ceftriaxone 1x250

B. Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Problem


1. DS : Penurunan kinerja Resiko Perkusi
- Pasien mengatakan pusing ventrikel kiri Serebral Tidak
- Keluarga pasien mengatakan Efektif
pasien setelah jatuh anggota
gerak bagian kiri lemah, susah
digerakkan
DO :
- KU lemah
- Pasien tirah baring, bahu
kanan lebih kuat dibandingkan
bahu kiri
Kekuatan otot
5 2

5 2
a. Nadi : 96x/mnt
b. RR : 20
c. Suhu : 36,2 ºC
d. TD : 165/78 mmhg
e. SpO2 : 98%

C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perkusi Serebral Tidak Efektif b.d penurunan kinerja ventrikel kiri.

D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


. (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Resiko Perkusi Setelah dilakukan Intervensi Manajemen Peningkatan Tekanan
Serebral Tidak Efektif Keperawatan 1x24 jam, Intrakarnial
b.d penurunan kinerja diharapkan perfusi serebral (I.06194) :
ventrikel kiri. meningkat (L.02014), Observasi :
(D.0017) dengan kriteria hasil: a. Identifikasi penyebab peningkatan
a. Tingkat kesadaran TIK (mis. Lesi, gangguan
meningkat (5) metabolisme, edema serebral)
b. Kognitif meningkat (5) b. Monitor tanda/gejala peningkatan
c. Tekanan intrakarnial TIK (mis. Tekanan darah meningkat,
menurun (5) tekanan nadi melebar, bradikardi,
d. Sakit kepala menurun pola napas ireegular, kesadaran
(5) menurun)
e. Nilai rata-rata tekanan c. Monitor MAP (Mean Arterial
darah membaik (5) Pressure)
d. Monitor CVP (Central Venous
Pressure)
e. Monitor PAWP, jika perlu
f. Monitor PAP, jika perlu
g. Monitor ICP (Intracarnial Pressure),
jika tersedia
h. Monitor CPP (Cerebral Perfusion
Pressure)
i. Monitor gelombang ICP
j. Monitor status pernapasan
k. Monitor intake dan output cairan
l. Monitor cairan serebro-spinalis (mis.
Warna konsistensi)

Terapeutik :
a. Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
b. Berikan posisi semi Fowler
c. Hindari manuver valsava
d. Cegah terjadinya kejang
e. Hindari pemberian cairan IV
hipotonik
f. Pertahankan suhu tubuh normal

Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian sedasi dan
antikonvulsan, jika perlu
b. Kolaborasi pemberian diuretik
osmosis, jika perlu
c. Kolaborasi pemberian pelunak tinja
jika perlu

E. Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


1. Resiko Perkusi Senin, 15 a. Memonitor S= Keluarga pasien Dian
Serebral Tidak November 2021 tekanan darah, mengatakan pasien belum
Efektif b.d Pukul 13.00 mengukur nadi, bisa menggerakan anggota
penurunan kinerja pola napas, dan tubuh kiri
ventrikel kiri. kesadaran O= Keadaan Umum
b. Memonitor input lemah, TD= 180/94
output cairan mmhg, S=36ºC,
c. Memonitor status N=78x/mnt, RR=20,
pernapasan SpO2=97%, GCS 15
d. Menyediakan (E;4,V;5,M;6) terpasang
lingkungan yang NK 3lpm, Input RL
tenang 20tpm, minum 800cc,
e. Memberikan posisi urine 600cc
semi fowler A= Masalah resiko perkusi
f. Menghindari serebral tidak efektif
manuver valsava belum teratasi
g. Pertahankan suhu P= Lanjutkan Intervensi
tubuh normal 1. Monitor TTV
2. Monitor input
output cairan
3. Monitor
pernapasan
4. Berikan posisi
semi fowler

2. Resiko Perkusi Selasa, 16 a. Memonitor S= Keluarga mengatakan Dian


Serebral Tidak November 2021 tekanan darah, pasien dibantu untuk
Efektif b.d Pukul 07.30 mengukur nadi, menggerakan anggota
penurunan kinerja pola napas, dan tubuh bagian kiri
ventrikel kiri. kesadaran O= KU lemah, TD=
b. Memonitor input 179/90 mmhg, S=36,2ºC,
output cairan N=80x/mnt, RR=20,
SpO2=98%, GCS 15
(E;4,V;5,M;6) terpasang
NK 3lpm, Input RL
20tpm, minum 6x200cc,
urine 1000cc
A= Masalah resiko perkusi
serebral tidak efektif
belum teratasi
P= Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor input
output cairan
3. Monitor
pernapasan
4. Berikan posisi
semi fowler

Selasa, 16 a. Memonitor TTV S= Keluarga mengatakan


November 2021 b. Memonitor status keadaan pasien masih
Pukul 10.00 pernapasan lemah menggerakan
c. Menyediakan anggota tubuh dengan
lingkungan yang dibantu
tenang O= KU lemah, TD=
d. Mempertahankan 191/98mmhg, S=36,2ºC,
suhu tubuh normal N=80x/mnt, RR=20,
SpO2=98%, terpasang NK
3lpm
A= Masalah resiko perkusi
serebral tidak efektif
belum teratasi
P= Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor input
output cairan
3. Monitor
pernapasan
4. Berikan posisi
semi fowler

3. Resiko Perkusi Rabu, 17 a. Memonitor S= Keluarga pasien Dian


Serebral Tidak November 2021 tekanan darah, mengatakan pasien
Efektif b.d Pukul 15.00 mengukur mampu merespon suara
penurunan kinerja nadi, pola dengan cepat, namun
ventrikel kiri. napas, dan masih mengalami
kesadaran keterbatasan gerak
b. Memonitor anggota tubuh kiri
input output O=KU lemah, TD=
cairan 165/78mmhg, S=36,4ºC,
N=74x/mnt, RR=20,
SpO2=97%, GCS 15 (E;4
V;5,M;6) terpasang NK
3lpm, RL 20tpm minum
6x200 urine 1200cc
A= Masalah resiko perkusi
serebral tidak efektif
belum teratasi
P= Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor input
output cairan
3. Monitor
pernapasan
4. Berikan posisi
semi fowler
Rabu, 17 a. Memonitor TTV S= Keluarga pasien
November 2021 b. Memonitor status mengatakan pasien belum
17.00 pernapasan bisa menggerakan anggota
c. Menyediakan tubuh kiri
lingkungan yang O= Masalah resiko perkusi
tenang serebral tidak efektif
d. Mempertahankan belum teratasi
suhu tubuh normal A= Masalah resiko perkusi
serebral tidak efektif
belum teratasi
P= Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor input
output cairan
3. Monitor
pernapasan
4. Berikan posisi
semi fowler

Anda mungkin juga menyukai