Disusun oleh:
AHMAD ANDIKA ZULKAFI
NIM. P1337420419084
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Demikian lembar pengesahan yang saya buat, apabila ada salah kata mohon di maafkan.
Terimakasih
Mengetahui
Mahasiswa
2
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE HEMORAGIK
A. Pengertian
Gangguan peredaran darah di otak (GPDO) atau dikenal dengan CVA (cerebro
vascular accident) adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau
secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah
yang terganggu.
Hemoragik terjadi bila pembuluh darah di dalam otak pecah. Otak sangat sensitif
terhadap perdarahan, dan kerusakan dapat terjadi dengan sangat cepat. Pendarahan di
2. Subarachnoid hemoragik, pendarahan di daerah antara otak dan jaringan tipis yang
menutupi otak.
hemoragik adalah :
1. Aneurisma, yang membuat titik lemah dalam dinding arteri, yang akhirnya dapat
pecah.
3
3. Kanker, terutama kanker yang menyebar ke otak dari organ jauh seperti payudara,
jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, tanpa peringatan, dan
sering selama aktivitas. Gejala mungkin sering muncul dan menghilang, atau perlahan-
lahan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Gejala stroke hemoragik bisa meliputi:
3. Kesulitan menelan.
5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur, membungkuk, batuk,
6. Kehilangan koordinasi.
7. Kehilangan keseimbangan.
8. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan menggerakkan
10. Kejang.
11. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan sensasi, baal
atau kesemutan.
4
12. Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.
13. Perubahan visi (penurunan visi, atau kehilangan semua atau salah satu bagian dari
visi).
C. Patofisiologi
Menurut Sylvia A. Price (2005) dan Smeltzer C. Suzanne (2001), stroke infark
disebabkan oleh trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak) dan
embolisme serebral (bekuan darah atau material lain). Stroke infark yang terjadi akibat
obstruksi atau bekuan disuatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum dapat
disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk didalam suatu pembuluh otak atau
pembuluh organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat terlepas atau
mungkin terbentuk dalam suatu organ seperti jantung dan kemudian dibawa melalui
sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus. Sumbatan di arteri karotis interna sering
penyempitan atau stenosis. Apabila stenosis mencapai suatu tingkat kritis tertentu,
tajam kecepatan aliran darah ke otak akibatnya perfusi otak akan menurun dan terjadi
Faktor risiko utama pada stroke antara lain hipertensi, penyakit kardiovaskuler,
diabetes mellitus, TIA (Transient Ischemic attack), kadar lemak dalam darah yang
tinggi, dan lain-lain. Adapun manifestasi klinis pada klien dengan stroke yaitu
kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak,
perubahan status mental (delirium, stupor, atau koma), afasia (bicara tidak lancar,
kurang ucapan atau kesulitan memahami ucapan), disartia (bicara pelo atau cadel),
5
Komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral dan
luasnya area cedera yang dapat mengakibatkan perubahan pada aliran darah serebral
6
D. Pathway :
7
E. Faktor-Faktor Resiko
1. Hipertensi
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
estrogen tinggi)
9. konsumsi alkohol
F. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan
2. Angiografi serebral
Membantu menent
ukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri
3. Pungsi Lumbal
- menunjukan adanya tekanan normal
- tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya
perdarahan
4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
8
G. Penatalaksaan Medis
H. Penatalaksanaan Keperawatan
Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada klien dengan stroke infark perlu
dilakukan pengkajian yang lebih menyeluruh dan mendalam dari berbagai aspek yang
ada sehingga dapat ditemukan masalah-masalah yang ada pada klien dengan stroke
infark. Pengkajian pada klien stroke infark menurut Tuti Pharia, dkk (1996), Doenges
1. Aktivitas / istirahat
beristirahat.
2. Sirkulasi
EKG
3. Integritas Ego
Tanda : emosi yang labil, ketidaksiapan untuk marah , sedih, gembira dan kesulitan
4. Eliminasi
9
5. Makan / Minum
Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah, kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan
dalam darah.
6. Neurosensori
7. Nyeri / Kenyamanan
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot
8. Pernafasan
Gejala : merokok
Tanda : ketidak mampuan menelan / batuk / tambatan jalan nafas, pernafasan sulit,
9. Keamanan
keamanan.
10
11. Penyuluhan / Pembelajaran
mencegah keadaan yang lebih buruk dan komplikasi yang dapat ditimbulkan. Untuk itu
dalam merawat pasien stroke perlu diperhatikan faktor-faktor kritis seperti mengkaji
baring.
kelemahan, paralisis.
4. Gangguan bersihan jalan nafas berhubungan dengan refleks batuk menurun, defisit
11
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Tn. S dengan Kasus Stroke Hemoragik
Di Ruangan IGD RSUD Dr R SOETIJONO BLORA
A. IDENTITAS
1. Identitas pasien
No. Rekam Medis : 00440624
Diagnose medis : Stroke Hemoragik
Nama : Tn. S
Agama : islam
Pekerjaan : petani
Jenis kelamin : laki-laki
Status perkawinan : kawin
sumber informasi : allo dan auto
umur : 64 th
Pendidikan : SD
Alamat : jiken Rt 02 Rw 04, Blora
2. Identitas penanggung jawab :
Nama : Ny. A
Alamat : jiken Rt 02 Rw 04, Blora
Hubungan dengan pasien : Anak
B. TRIAGE
P1 P2 P3 P4
√
12
C. PEMERIKSAAN PRIMER
1. Keadaan umum
a. Keluhan utama : nyeri
b. Mekanisme cidera : kedua kaki
c. Orientasi : paien tiba tiba jatuh dari motor lalu di antar polisi ke ruang
IGD RSUD Dr R Soetijono Blora
d. Airway
Jalan napas :-
Obstruksi :-
Suara napas : wheezing
e. Breathing
Gerakan dada : simetris
Irama nafas : cepat
Pola nafas : tidak teratur
Retraksi otot dada : ada
Sesak nafas : ada
f. Circulation
Nadi : teraba
Sianosis : tidak
CRT : < 2 detik
Pendarahan : tidak ada
g. Disability
Respon : alert
Kesadaran : CM
GCS : eye : 4 , verbal : 5 , motoric : 6
Pupil : isokor
Refleks cahaya : ada
h. Exposure
Deformitas : tidak
Contusion : tidak
Abrasi : tidak
Penetrasi : tidak
Leserasi : tidak
13
Edema : tidak
D. PEMERIKSAAN SEKUNDER
1. Anamnesa
a. Riwayat penyakit saat ini :
Pasien mengatakan tiba tiba jath dari motor tanpa ada sesuatu yang
menghalanginya, pada tanggal 2 maret 2022 pasien akhirnya dibawa
polisi ke RS. Pada pukul 07.04 pasien masuk IGD dengan keluhan
sesak napas, TD : 122/89 mmHg, Nadi : 89x/menit, RR : 26x/menit,
suhu : 36,7°
b. Alergi :
pasien tidak memiliki riwayat alergi
c. Medikasi :
keluarga pasien mengatakan pasien sebelumya rutin mengkonsumsi
obat
d. Riwayat penyakit sebelumnya :
pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular dan
tidak menular
e. Makan minum terakhir :
pasien mengatakan terakhir makan dan minum pada waktu sarapan
f. Even/peristiwa penyebab :
pasien merasakan kakinya terasa nyeri
g. Tanda vital :
TD : 122/89 mmHg, Nadi : 89x/menit, RR : 26x/menit, suhu : 36,7°
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher :
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak adanya pembengkakan dan perdarahan
b. Dada :
Inspeksi : tidak ada pembesaran
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Perkusi : vesikuler (tidak ada bunyi tambahan)
14
Auskultasi : bunyi weezing
c. Abdomen :
Inspeksi : tidak ada pembesaran
Palpasi : nyeri tekan epigastrik
Perkusi : bunyi normal (tympani)
Auskultasi : bising usus normal
d. Pelvis :
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Ekstermitas atas/bawah :
Nilai kekuatan otot :
3. Pemeriksaan diagnostic
a. Rontgen :
Tidak ada hasil rontgen
b. EKG :
Tanggal pemeriksaan : 02/03/2022
Hasil :
Normal sinus rhythm
15
c. Laboratorium :
Tanggal pemeriksaan : 02/03/2022
16
1. Penatalaksaan Terapi Medis :
- NACL 20 tpm
- Injeksi Deksketo 1x1
- Injeksi ODR 1x1
- Injeksi Ranitidin 1x1
A. KLASIFIKASI DATA
1. Data Subyektif :
2. Data Obyektif :
- GCS : E3 V2 M3
- Dypnea
- Terdengar bunyi gurgling pada jalan napas
- Terpasang NGT
- Terpasang infus pada tangan kiri
- Bedrest total
- Terpasang O2 nasal 2 lpm
- Hemiparese sinistra
- Terpasang kateter tetap
- Conjungtiva anemis
- TD : 100/70 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 38 ⁰C
- P : 32 x/menit
- SPO2 : 81 %
- Klien tampak gelisah
- Tingkat mobilisasi gerakan fisik 4
- Klien tidak ada refleks batuk
17
B. ANALISA DATA
DATA PENYEBAB MASALAH
DS : - Ketidakefektifan
D : - Bunyi gurgling pada Peningkatan akumulasi bersihan jalan napas
produksi sekret
O saluran pernapasan
- Bedrest total
- Klien tampak gelisah
- SPO2 : 80%
- Tidak ada batuk
- Terpasang nasal kanul
2 lpm
- Dyspnea
- RR : 32 x/menit
DS : - Hambatan Mobilitas
D : - Bedrest total Penurunan kendali otot fisik
O - CT-scan : hemoragik (kerusakan
stroke lobus parietalis neuromuskuler)
kanan, thalamus
kanan dan darah
masuk ke cornu
posterior ventrikel
lateralis kanan dan
kiri
- Tingkat mobilisasi
fisik pada tingkat 4
18
19
E. ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Kasus Hemoragik Stroke
Di Ruangan IGD RSUD D.r Soetijono Blora
PERENCANAAN
DIAGNOSA
No. TUJUAN DAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
1 2 3 4 5 6
1. Ketidakefektifan bersihan TUJUAN : Pkl. 11.30 Pkl. 14.00
jalan napas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi dan 1. Mengobservasi dan S: -
dengan sekresi yang keperawatan selama 6 jam dokumentasikan TTV mendokumentasikan TTV
tertahan pada jalan napas. klien akan memilki kepate setiap 3 jam setiap 3 jam, hasil : O: - TD : 100/70 mmHg
nan jalan napas. - TD : 100/70 mmHg - N : 80 x/menit
- N : 80 x/menit - S : 37,8⁰C
KRITERIA HASIL : - S : 38 ⁰C - P : 22 x/menit
1. Tidak terdengar bunyi - P : 20 x/menit - SPO2 : 99%
napas tambahan - Tidak terdengar bunyi
2. SPO2 dalam batas normal 2. Mengobservasi ketat dan napas tambahan
95-100% mendokumentasikan - Klien tampak lebih
2. Observasi ketat dan
3. Klien tampak tenang SPO2 tenang
dokumentasikan SPO2
- Posisi tidur sementara
3. Melakukan pembersihan miring ke kiri
3. Lakukan pembersihan
jalan napas dengan
jalan napas dengan
suction bila sekret - Tidak terdengar bunyi
suction bila sekret
menumpuk A: napas tambahan
menumpuk
- SPO2 : 99 %
4. Mempertahankan posisi - Klien tampak tenang
4. Pertahankan posisi
semifowler, kepala lebih
semifowler
tinggi 15⁰ dari kaki - Lanjutkan suction bila
P: terdapat penumpukan
5. Mengubah posisi klien lendir
5. Ubah posisi klien setiap 2 - Ubah posisi setelah 2
setiap 2 jam sekali
jam jam
20
1 2 3 4 5 6
6. Lanjutkan instruksi medis 6. Melanjutkan instruksi - Observasi tanda-tanda
pada lembar observasi medis pada lembar vital
dan beri tanda bila telah observasi dan memberi
dilaksanakan : tanda setelah dilaksanakan
- Paracetamol 3 x 500 - Paracetamol 500 mg
mg - ISDN 1 tablet (SL)
- ISDN (SL) 1 x 1 tablet - Inj.Ranitidine 1
- Ranitidine 1 amp/8 amp/IV
jam/IV - Inj.Ceftriaxone 1 gr/IV
- Ceftriaxone 1 gr/12
jam/IV
Pkl. 11.30
1. Kaji tingkat mobilisasi 1. Mengkaji tingkat Pkl. 14.00
2. Hambatan mobilitas fisik TUJUAN : klien : mobilisasi klien : S: - Keluarga dapat
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 0 : mandiri penuh Klien berada pada tingkat menjelaskan dan
penurunan kendali otot keperawatan selama 6 jam 1 : memerlukan 4 melakukan tindakan
(kerusakan klien akan mempertahankan penggunaan alat bantu mobilisasi fisik pada
neuromuskular) posisi optimal dari fungsi. 2 : dengan bantuan dari klien
orang lain untuk
KRITERIA HASIL : pertolongan, - Tingkat mobilisasi klien
1. Tidak ada tanda-tanda pengawasan dan pada tingkat 4
kontraktur pengajaran - Posisi tidur miring ke
2. Keluarga mengerti dan 3 : dengan bantuan orang sebelah kiri
mampu melakukan lain dan peralatan O : - Rentang pergerakan
mobilisasi klien di tempat 4 : Ketergantungan, tidak sendi masih dalam batas
tidur ada partisipasi normal
- Terpasang bantal di
2. Ubah posisi tidur klien bawah aksilla
setiap 2 jam (miring 2. Mengubah posisi tidur
kiri/kanan) klien setiap 2 jam sekali
21
- Tidak ada tanda-tanda
kontraktur
A:
1 2 3 4 5 6
3. Bantu klien melakukan 3. Membantu klien - Keluarga paham dan
pergerakan sendi (ROM) melakukan pergeraakan mampu melakukan
sendi (ROM) mobilisasi fisik pada
klien
4. Tempatkan bantal di 4. Menempatkan bantal di
bawah aksilla bawah aksilla untuk P: - Kaji tingkat
melakukan abduksi tangan kemampuan
mobilisasi klien
5. Berikan HE pada 5. Memberikan HE kepada - Ubah posisi setelah 2
keluarga tentang cara- keluarga tentang cara-cara jam
cara melakukan melakukan mobilisasi - Awasi keluarga saat
mobilsasi pada klien pada klien memberikan tindakan
mobilisasi pada klien
6. Lanjutkan therapy sesuai 6. Melanjutkan therapy - Lanjutkan terapi
instruksi tim medis pada medis pada lembar sesuai instruksi pada
lembar observasi dan observasi dan memberi lembar observasi
berikan tanda setelah tanda setelah dilaksanakan
dilaksanakan : - Inj. Piracetam 1 gr/IV
- Inj. Piracetam 1 gr/8
jam/IV
22
CATATAN PERKEMBANGAN HARI I
No. Dx
IMPLEMENTASI EVALUASI
Keperawatan
Diagnosa Pkl. 14.30 Pkl. 15.00
No. 1 1. Melakukan suction bila ada akumulasi penumpukan S: -
sekret pada jalan napas. O: - TD : 110/70 mmHg
2. Mengobservasi tanda-tanda vital dan SPO2 serta - N : 80 x/menit
mendokumentasikan pada lembar observasi - S : 37,8⁰C
- TD : 110/70 mmHG - P : 20 x/menit
- N : 80 x/menit - SPO2 : 99 %
- S : 37,8⁰C - Tidak ada bunyi napas tambahan
- P : 20 x/menit - Posisi tidur miring ke kanan
- SPO2 : 98%
3. Mengubah posisi tidur klien setiap 2 jam sekali - Tidak terdengar bunyi napas tambahan
A: - SPO2 : 99 %
- Klien tampak tenang
Pkl. 15.45
Klien pulang paksa atas permintaan keluarga yang ingin merawat
23
klien di rumah (sudah menandatangani status)
No. Dx
IMPLEMENTASI EVALUASI
Keperawatan
Diagnosa Pkl. 14.30 Pkl. 15.00
No. 2 1. Mengkaji tingkat kemampuan mobilisasi klien, hasil : S: - Tidak ada kendala saat keluarga melakukan mobilisasi
Kemapuan mobilisasi klien pada tingkat 4 fisik pada klien
2. Mengubah posisi tidur klien setiap 2 jam sekali
3. Mengawasi keluarga saat melakukan tindakan - Tingkat mobilisasi fisik klien pada tingkat 4
mobilisasi pada klien O: - Posisi tidur miring ke kanan
4. Melanjutkan terapi sesuai instruksi dan memberi tanda
pada lembar observasi setelah melakukan tindakan Tidak ada tanda-tanda kontraktur
A:
Pkl. 15.45
Klien pulang paksa atas permintaan keluarga yang ingin merawat
24
klien di rumah (sudah menandatangani status)
25
DAFTAR PUSTAKA
Long C,.Barbara, Perawatan Medical Bedah, Jilid 2, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Smelltzer C, dkk,. Buku ajar keperawatan medikal bedah, jakarta, EGC, 2002
Batticaca, F.B., Asuhan keperawatan Klien dengan gangguan Sistem Persarafan, Salemba
Wilkinson J .M,. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC
26