Kelas 5 B
Disusun oleh :
(16144014399013)
PURWOKERTO
(OKTOBER, 2018)
LEMBAR KERJA MAHASISWA 4
11. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan stroke (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
Jawab :
a. Perubahan perfusi jaringan serebral
1.) Definisi : beresiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat
mengganggu kesehatan
2.) Batasan karakteristik :
a.) Perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori
b.) Perubahan respon sensorik/motorik, kegelisahan
c.) Defisit sensoi, bahasa intelektual dan emosional
d.) Perubahan TTV
3.) Faktor yang berhubungan : terputusnya aliran darah : penyaklit oklusi,
perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral
b. Ketidakmampuan mobilitas fisik
1.) Definisi : keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri dan terarah
2.) Batasan karakteristik :
a.) Ketidakmampuan dalam bergerak pada lingkungan fisik
b.) Kelemahan
c.) Keterbatasan rentang gerak sendi
d.) Penurunan kekuatan otot
3.) Faktor yang berhubungan : kelemahan neuromuskular, ketidakmampuan
dalam persepsi kognitif
c. Gangguan komunikasi verbal
1.) Definisi :penurunan, kelambatan, kelambatan, atau ketiadaan kemampuan
untuk menerima, memproses, mengirim, dan atau/atau menggunakan sistem
simbol.
2.) Batasan karakteristik :
a.) Gangguan artikulasi
b.) Tidak mampu berbicara / disartria
c.) Ketidakmampuan moduasi wicara, mengenal kata, mengidentifikasi objek
d.) Ketidakmampuan berbicara atau menulis secara komperhensif
3.) Faktor yang berhubungan : gangguan sirkulasi serebral, gangguan
neuromuskuler. Kehilangan tonus otot fasial/mulut, kelemahan umum/letih.
12. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan stroke (klafisikasi dan
indikator)
Jawab :
a. DX 1 :
Tujuan pasien/kriteria hasil :
1.) Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran , kognisi dan fungsi
sensori/motorik
2.) Menampakan stabilisasi tanda vital dan tidak ada PTIK
3.) Peran pasien menampakan tidak adanya kemunduran/ kekambuhan
b. DX 2 :
Tujuan pasien/ kriteria hasil :
1.) Adanya peningkatan kemampuan fungsi perasaan atau kompensasi dari bagian
tubuh
2.) Menampakan kemampuan perilaku / teknis aktivitas sebagaimana
permulaanya
3.) Terpeliharanya intregitas kulit
c. DX 3 :
Tujuan pasien/ kriteria hasil :
a.) Pasien mampu memahami problem komunikasi
b.) Menentukan metode komunikasi untuk berekspresi
c.) Menentukan metode komunikasi untuk berekspresi
d.) Menggunakan sumber bantuan dengan tepat
13. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan stroke (klafisikasi dan
aktifitasnya)
Jawab :
a. DX 1 :
1.) Monitor dan catat status neurologis secara teratur
2.) Monitor tanda-tanda vital
3.) Evaluai pupil, ukuran, bentuk kesamaan, dan reaksi terhadap cahaya
4.) Bantu untuk mengubah pandangan, misalnya pandangan kabur, perubahan
lapang pandang/persepsi lapang pandang
5.) Bantu meningkatkan fungsi termasuk bicara jika pasien mengalami gangguan
fungsi
6.) Kepala dielevasikan perlahan pada posisi netral
7.) Pertahankan tirah baring, sediakan lingkungan yang tenang, atur kunjungan
sesuai indikasi
8.) Berikan suplemen oksigen sesuai indikasi
9.) Berikan medikasi sesuai indikasi
10.) Antifibrilotik (aminocaproic)
11.) Antihipertensi
12.) Vasodilator perifer (cyclandelete, isoxsuprine)
13.) Manitol
b. DX 2 :
1.) Ubah posisi tiap dua jam (prone, supine, miring)
2.) Mulai latihan aktif/ pasif rentang gerak sendi pada semua ekstremitas
3.) Topang ektremitas pada posisi fungsional, gunakan food board pada saat
selama periode paralysis flaksid. Pertahankan kepala dalam keadadaan netral
4.) Evaluasi pengguanaan alat bantu pengatur posisi
5.) Bantu meningkatkan keseimbangan
6.) Konsul ke bagian fisioterapi
7.) Bantu dalam memberikan stimulasi elektrik
8.) Gunakan bed air/bed khusus sesuai indikasi
c. DX 3 :
a.) Bantu menentukan derajat disfungsi
b.) Sediakan bel khusus jika diperlukan
c.) Sediakan metode komunikasi alternative
d.) Antisipasi dan sediakan kebutuhan pasien
e.) Bicara langsung pada pasien dengan perlahan dan jelas
f.) Bicara dengan nada normal
g.) Konsul dengan ahli terapi wicara
1. Keadaan umum
Klien dengan penyakit alzheimer umumnya mengalami penurunan kesadaran
sesuai dengan degenerasi neuron kolinergik dan proses senilisme. Adanya
perubahan pada tanda vital meliputi brakikardi, hipotensi, dan penurunan
frekuensi pernapasan.
2. B1 (Breathing)
1. Gangguan fungsi pernapasan berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas,
aspirasi makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan
saluran napas.
2. Inspeksi, didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk batuk
efektif, peningkatan produksi sputum,, sesak napas, dan penggunaan otot
bantu napas.
3. Palpasi, traktil premitus seimbang kanan dan kiri.
4. Perkusi, adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.
5. Auskultasi, bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, stridor, ronkhi
pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk
yang menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.
3. B2 (Blood)
Hipotensi postural berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga
gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem saraf otonom.
4. B3 (Brain)
Pengkajian B3(brain) merupakan fokus dan lebih lengkap dibandingkan
pengkajian pada sistem lainnya.
Inspeksi umum didapatkan berbagai manifestasi akibat perubahan tingkah
laku.
5. B4 (Bladder)
Pada tahap lanjut, beberapa klien sering berkemih tidak pada tempatnya,
biasanya yang berhubungan dengan penurunan status kognitif pada klien
alzheimer. Penurunan reflekss kandung kemih yang bersifat progresif dan
klien mungkin mengalami inkontinensia urine, ketidakmampuan
mengomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan
urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postiral. Selama periode ini,
dilakukan kateterisasi intermiten denga teknik steril.
6. B5 (Bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang
kurang karena kelemahan fisik umum dan perubahan status kognitif. Karena
penurunan aktivitas umum, klien sering mengalami konstipasi.
7. B6 (Bone)
Pada tahap lanjut biasanya didapatkan adanya kesulitan untuk beraktivitas
karena kelemahan umum dan penurunan status kognitif menyebabkan masalah
pada pola aktivitas dan pemenuhan aktivitas sehari-hari. Adaanyaa gangguan
keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan pergerakan disebabkan karena
perubahan pada gaya berjalan dan kaku pada seluruh gerakan akan
memberikan risiko pada trauma fisik bila melakukan aktivitas.
g. Tingkat kesadaran
1. Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan juga bergantung pada perubahan
status kognitif klien.
2. Pemeriksaan fungsi serebri.
Status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan yang
berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan
penurunan memori baik jangka pendek maupun memori jangka panjang.
h. Pemeriksaan saraf kranial
1 Saraf 1 : biasanya pada klien dengan penyakit alzheimer tidak ada kelainann
dan fungsi penciuman tidak ada kelainan.
2 Saraf ll : hasil tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan sesuai tingkat
usia, klien dengan penyakit alzheimer mengalami penurunan ketajaman
penglihatan.
3 Saraf lll, lV, Vl : pada beberapa kasus penyakit alzheimer biasanya tidak
ditemukan adanya kelainan pada nervus ini.
4 Saraf V : wajah simetris dan tidak ada kelainan pada nervus ini.
5 Saraf Vll : persepsi pengecapan dalam batas normal.
6 Saraf Vlll : adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan dengan proses
senilis dan penurunan aliran darah regional.
7 Saraf IX dan X : didapatkan kesulitan dalam menelan makanan yang
berhubungan dengan perubahan status kognitif.
8 Saraf XI : tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan tranpezius.
9 Saraf XII : lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi indra pengecapan normal.
i. Pemeriksaan refleks
Pada tahap lanjut penyakit alzheimer, sering didapatkan bahwa klien kehilangan
refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri klien akan berdiri dengan
kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti didorong.
Kesulitan dalam berputar dan hilangnya keseimbangan (salah satunya ke depan
atau ke belakang) dapat menimbulkan sering jatuh.
j. Sistem sensorik
Sesuai berlanjutnya usia, klien dengan penyakit alzheimer mengalami penurunan
terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan sensorik yang ada
merupakan hasil dari neuropati perifer yang dihubungkan dengan disfungsi kognitif
dan persepsi klien secara umum.
20. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan alzeimer (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
Jawab :
a. Defisit perawatan diri (makan, minum, berpakaian, higiene)
Definisi : merupakan gangguan kemampuan melakukan aktivitas yang terdiri
dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau kebersihan diri secara
mandiri
Batasan karakteristik :
1. ketidakmampuan untuk mandi
2. ketidakmampuan untuk berpakaian
3. ketidakmampuan untuk makan
4. ketidakmampuan untuk toileting
Faktor yang berhubungan : perubahan proses pikir
b. Perubahan nutrisi:kurang dari kebutuhan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
a. Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
b. Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended
Daily Allowance)
c. Membran mukosa dan konjungtiva pucat
d. Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
5. Luka, inflamasi pada rongga mulut
6. Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
7. Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
8. Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
9. Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
10. Miskonsepsi
11. Kehilangan BB dengan makanan cukup
12. Keengganan untuk makan
13. Kram pada abdomen
14. Tonus otot jelek
15. Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
16. Kurang berminat terhadap makanan
17. Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
18. Diare dan atau steatorrhea
19. Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
20. Suara usus hiperaktif
21. Kurangnya informasi, misinformasi
Faktor yang berhubungan : intake tidak adekuat, perubahan proses pikir
c. Koping individu tidak efektif
1. Definisi : Koping individu tidak efektif adalah kerusakan perilaku-perilaku
adaptif dan kemampuan memecahkan masalah dari seseorang didalam
memenuhi kebutuhan dan peran hidup.
2. Batasan karakteristik :
a. Gangguan tidur
b. Penyalahgunaan bahan kimia
c. Penurunan penggunaan dukungan social
d. Konsentrasi yang buruk
e. Kelelahan
f. Mengeluhkan ketidakmampuan koping
g. Perilaku merusak terhadap diri/orang lain
h. Ketidakmampuan memenuhi harapan peran
3. Faktor yang berhubungan : perubahan proses pikir dan disfungsi karena
perkembangan penyakit.
21. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan alzeimer (klafisikasi dan
indikator)
Jawab :
a. DX 1
Tujuan : Dalam waktu 2×24 jam terdapat perilaku peningkatan dalam pemenuhan
perawatan diri dengan Kriteria hasil :
1) Klien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri
2) Mengidentifikasi personal/keluarga yang dapat membantu.
b. DX 2
Tujuan : Dalam waktu 2×24 jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan Kriteria
hasil :
1) Mengerti tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
2) Memperlihatkan kenaikan
3) Berat badan sesuai dengan pemeriksaan laboratorium.
c. DX 3
Tujuan : Dalam waktu 2×24 jam koping individu menjadi efektif dengan Kriteria
hasil :
1) Mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang
situasi dan perubahan yang sedang terjadi
2) mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi
3) mengakui dan menggabungkan perubahan kedalam konsep diri dengan cara
yang akurat tanpa harga diri yang negatif.
22. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan alzeimer (klafisikasi dan
aktifitasnya)
Jawab :
a. DX 1
c. DX 3
1) Bina hubungan saling Percaya dengan menggunakan Komunikasi Yang
terapeutik:
a.) Sapa pasien dengan ramah tamah baik verbal maupun nonverbal
b.) Perkenalkan diri dengan sopan
c.) Bantu pasien menentukan tujuan yang realistis dan mengenali ketrampilan
dan pengetahuan pribadi
d.) Gunakan komunikasi empatik, dan dorong pasien/keluarga untuk
mengungkapkan ketakutan, mengekspresikan emosi, dan menetapkan
tujuan
e.) Jelaskan tujuan pertemuan
f.) Beriperhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien,serta melakukan hal
yang di sukainya seperti olahraga.
g.) memberikan pujian yang wajar dalam keberhasilan klien
Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya mengalami
gejala ringan. Namun secara umum, gejala hipertensi adalah:
a) Sakit kepala
b) Pusing
c) Penglihatan buram
d) Mual
e) Telinga berdering
f) Kebingunganyeri dada
g) Sulit bernafas
30. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan hipertensi (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
Jawab :
a. Nyeri akut : sakit kepala Nyeri akut : sakit kepala
31. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan hipertensi (klafisikasi
dan indikator)
Jawab :
a. DX 1 : Pain Level, Pain control
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama..x24 jam nyeri dapat teratasi
dengan Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang normal
b. DX 2 : Cardiac Pump effectiveness, Circulation Status, Vital Sign Status
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama…x24 jam, pasien tidak terjadi
penurunan curah jantung dengan Kriteria Hasil :
1. Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4. Tidak ada penurunan kesadaran
c. DX 3 : Energy conservation, Self Care : ADLs
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x24 jam,pasien menunjukan tidak
terjadi intoleransi aktivitas dengan Kriteria Hasil :
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
nadi dan RR
2. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
32. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan hipertensi (klafisikasi dan
aktifitasnya)
a. DX 1 : Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol
nyeri masa lampau
7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
b. DX 2
1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
5. Catat edema umum
6. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah pengunjung.
7. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi
8. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
9. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan
kepala tempat tidur.
10. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
11. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
12. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
13. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
c. DX 3
1. Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi
2. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
3. Instruksikan pasien tentang penghematan energy
4. Kaji respon pasien terhadap aktifitas
5. Monitor adanya diaforesis, pusing
6. Observasi TTV tiap 4 jam
7. Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu
istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau sore.
36. Jelaskan tanda dan gejala gagal jantung kiri pada lansia!
Gagal Jantung Kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu
memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
a. Dispneu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas,
dapat terjadi orthopneu. Beberapa pasien dapat mengalami orhtopneu pada malam
hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND)
b. Batuk
c. Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari sirkulasi
normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme, juga terjadi
karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang
terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
d. Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan
pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.
37. Jelaskan tanda dan gejala gagal jantung kanan pada lansia!
Gagal Jantung Kanan
a. Kongestif jaringan perifer dan viseral.
b. Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting, penambahan
berat badan,
c. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar.
d. Anoreksia dan mual yang terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga
abdomen.
e. Nokturia
f. Kelemahan
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/stroke-2/beda-gejala-stroke-hemoragik-dan-iskemik/
http://eprints.undip.ac.id/46789/3/Masayu_Prakasita_22010111140160_Lap.KTI_Bab2.pdf
https://www.alodokter.com/stroke-hemoragik.html
https://hellosehat.com/penyakit/gagal-jantung-kongestif/