2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut hemoragia
intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam ruang subaraknoid yaitu ruang
sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut hemoragia
subaraknoid
a. Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral melibatkan perdarahan di dalam otak sekunder akibat
pecahnya pembuluh darah. Perdarahan intraserebral dapat intraparenkim (di dalam
jaringan otak) dan/atau intraventrikular (di dalam ventrikel).
b. Perdarahan subaraknoid
Perdarahan subarachnoid adalah jenis stroke yang disebabkan oleh perdarahan di luar
jaringan otak, antara pia mater dan arachnoid mater.
Bedasarkan defisit neurologis dibagi menjadi empat jenis yaitu :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
Merupakan gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan timbulnya defisit
neurologis akut yang berlangsung kurang kurang dari 24 jam. Stroke ini tidak akan
meninggalkan gejala sisa sehingga pasien tidak terlihat pernah mengalami serangan
stroke. Akan tetapi adanya TIA merupakan suatu peringatan akan serangan stroke
selanjutnya sehingga tidak boleh di abaikan begitu saja. (Irfan, 2012)
b. Reversible Ischemic Neurological Deficid (RIND)
Kondisi RIND hampir sama dengan TIA, hanya saja berlangsung lebih lama, maksimal 1
minggu (7 hari). RIND juga tidak meninggalkan gejala sisa. (Irfan, 2012)
c. Complete Stroke
Merupakan gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan deficit neurologis akut
yang berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke ini akan meninggalkan gejala sisa. (Irfan,
2012)
d. Stroke in Evolution (Progressive Stroke)
Stroke ini merupakan jenis yang terberat dan sulit di tentukan prognosanya. Hal ini
disebabkan kondisi pasien yang cenderung labil, berubah-ubah, dan dapat mengarah ke
kondisi yang lebih buruk. (Irfan, 2012)
Berdasarkan klinisnya (Bamford classification), stroke dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Lacunar Syndromes (LACS)
Stroke lacunar (LACS) adalah stroke subkortikal yang terjadi sekunder akibat penyakit
pembuluh darah kecil. Salah satu dari berikut ini perlu ada untuk diagnosis LACS:
- Stroke sensorik murni
- Gerakan motorik murni
- Stroke sensori-motorik
- Hemiparesis ataksik
b. Total Anterior Circulation Stroke (TACS)
Total Anterior Circulation Stroke (TACS) adalah stroke kortikal besar yang
mempengaruhi area otak yang disuplai oleh arteri serebral tengah dan anterior. Ketiga hal
berikut harus ada untuk diagnosis TACS:
- Kelemahan unilateral (dan/atau defisit sensorik) pada wajah, lengan, dan kaki
- Hemianopia homonim
- Disfungsi serebral yang lebih tinggi (disfasia, gangguan visuospasial)
c. Partial Anterior Circulation Stroke (PACS)
Stroke sirkulasi anterior parsial (PACS) adalah bentuk TACS yang tidak terlalu parah, di
mana hanya sebagian sirkulasi anterior yang terganggu. Dua dari berikut ini perlu ada
untuk diagnosis PACS:
- Kelemahan unilateral (dan/atau defisit sensorik) pada wajah, lengan, dan kaki
- Hemianopia homonim
- Disfungsi serebral yang lebih tinggi (disfasia, gangguan visuospasial)*
* Disfungsi serebral yang lebih tinggi saja juga diklasifikasikan sebagai PACS.
d. Posterior Circulation Syndromes (POCS)
Sindrom sirkulasi posterior (POCS) melibatkan kerusakan pada area otak yang disuplai
oleh sirkulasi posterior (misalnya otak kecil dan batang otak). Salah satu dari berikut ini
perlu ada untuk diagnosis POCS:
- Kelumpuhan saraf kranial dan defisit motorik/sensorik kontralateral
- Defisit motorik/sensorik bilateral
- Gangguan gerakan mata konjugasi (misalnya kelumpuhan pandangan horizontal)
- Disfungsi cerebellar (misalnya vertigo, nistagmus, ataksia)
- Hemianopia homonim terisolasi
3.4 Patofisiologi
3.5 Manifestasi Klinis
Tabel um surabaya n tabel hemo vs iskem
3.6 Cara Diagnosis dan Diagnosis Banding
ANAMNESIS
a. Keluhan utama: kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi, nyeri kepala, gangguan sensorik, kejang, dan penurunan kesadaran.
b. Riwayat penyakit: hipertensi, diabetes, anemia, penyakit jantung
c. Riwayat penyakit keluarga: stroke, hipertensi, diabetes mellitus
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pasien stroke diperlukan pemeriksaan lain seperti tingkat kesadaran, kekuatan otot, tonus
otot, pemeriksaan radiologi, dan laboratorium. Pada pemeriksaan tingkat kesadaran dilakukan
pemeriksaan yang dikenal sebagai glascow coma scale untuk mengamati pembukaan kelopak
mata, kemampuan bicara, dan tanggap motorik (gerakan).
1) Keadaan Umum Kesadaran: Composmentis GCS: E: 4 V: 1 M: 6 TTV: TD: 140/80
mmHg, N: 82x/menit, RR: 25x/menit, S: 36,5°C
2) Pemeriksaan kepala: normal cephalic, simetris, biasanya terdapat nyeri kepala.
3) Pemeriksaan muka: asimetris, muka dan rahang kekuatan lemah
4) Pemeriksaan mata: kelopak mata normal, konjungtiva anemis, pupil isokor, skelra ikterus,
reflek cahaya positif, mata tampak cowong.
5) Pemeriksaan telinga: biasanya tidak ada masalah pada telinga atau normal.
6) Pemeriksaan hidung: pernafasan cuping hidung
7) Pemeriksaan mulut: bibir tidak simetris, mukosa bibir kering
8) Pemeriksaan leher: simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9) Pemeriksaan Thorax:
Dada :
I: bentuk simetris, tidak ada retraksi
P: vokal fremitus simetris
P: sonor
A: suara nafas terdengar ronchi
Jantung:
I: ICS tak tampak
P: tidak ada pembesaran jantung, ICS teraba di ICS V
P: redup
A: reguler
10) Pemeriksaan abdomen I: bentuk simetris, tidak ada lesi A: bising usus 18x/menit P: tidak
ada nyeri tekan P: tympani
11) Pemeriksaan genetalia: terpasang kateter
12) Pemeriksaan integumen: kulit pucat, turgor kulit jelek
13) Pemeriksaan ekstremitas: biasanya terjadi kelumpuhan pada anggota badan sebelah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Head CT Scan
- sudah harus dilakukan sebelum terapi spesifik diberikan.
- bermanfaat untuk mengetahui jenis dan lokasi pada pasien stroke.
- mengetahui hubungan antara lokasi lesi pada gambaran CTScan kepala pasien
stroke.
- Umum dilakukan utk stroke
2. Elektro Kardiografi (EKG)
- untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi
- Sangat perlu karena insiden penyakit jantung seperti: atrial fibrilasi, MCI
(Myocard Infark) cukup tinggi pada pasien stroke.
3. Ultrasonografi Dopller
- suatu alat yang menggunakan gelombang suara untuk dapat mengetahui aliran
darah di pembuluh darah.
- menentukan adanya stenosis atau oklusi, keadaan kolateral atau rekanalisasi.
4. Lumbal pungsi
- Bila ada kecurigaan perdarahan subaraknoid
5. Pemeriksaan Laboratorium
- bentuk darah, sputum (dahak), urine, dan cairan tubh lainnya
- untuk mnentukan diagnosa atau membantu menegakkan diagnosis penyakit.
- Adapun pemeriksaan laboratorium pada pasien stroke yaitu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan darah rutin
1) Darah perifer lengkap dan hitung petelet
2) INR, APTT
3) Serum elektrolit
4) Gula darah
5) CRP dan LED
6) Fungsi hati dan fungsi ginjal
b. Pemeriksaan khusus atau indikasi
1) Protein C, S, ST III
2) Cardioplin antibodies
3) Hemocytein
4) Vasculitis-screnning (ANA, Lupus, AC)
5) CSF
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
3.7 Tatalaksana
1. Tata Laksana Umum
a. Tata Laksana Umum di Ruang Gawat Darurat
- Stabilisasi jalan napas dan pernapasan. Oksigen diberikan apabila saturasi
<95%. Intubasi endotrakeal dilakukan pada pasien yang mengalami hipoksia,
syok, dan berisiko mengalami aspirasi.
- Stabilisasi hemodinamik dengan cara:
Cairan kristaloid dan koloid intravena. Hindari cairan hipotonik.
Pemasangan kateter vena sentral, dengan target 5-12 cmH20.
Optimalisasi tekanan darah sistol berkisar 140 mmHg.
- Pemeriksaan awal fisis umum.
- Pengendalian peningkatan tekanan intracranial (TIK) . Hal-hal yang dapat
dikerjakan pada pasien dengan kecurigaan peningkatan TIK antara lain:
Elevasi kepala 20-30°
Posisi pasien jangan menekan vena jugular
Hindari pemberian cairan glukosa. Cairan hipotonik, dan hipertermia
Jaga normovolemia
Osmoterapi dengan Manitol dan furosemid
Paralisis neuromuskular dan sedasi
Drainase ventrikular
- Penanganan transformasi hemoragik: lihat tatalaksana khusus stroke
perdarahan.
- Pengendalian kejang. Bila kejang berikan diazepam 5-20 mg bolus lambat
intravena diikuti oleh fenitoin dengan dosis 15-20 mg/kg bolus dengan
kecepatan maksimum 50 mg/ menit. Pasien perlu dirawat di ICU jika terdapat
kejang.
- Pengendalian suhu tubuh.
b. Perdarahan Intraserebral
Diagnosis dan penilaian gawat darurat CT scan dan MRI untuk
membedakan stroke iskemik dengan perdarahan. Apabila dicurigai terdapat lesi
struktural seperti malformasi vaskular dan tumor dapat dilakukan pemeriksaan
angiografi CT, venografi CT, CT dengan kontras, atau MRI dengan kontras,
MRA, dan MRV. Tata laksana medis perdarahan intrakranial meliputi:
Penggantian faktor koagulasi dan trombosit jika pasien mengalami defisiensi.
Apabila terdapat gangguan koagulasi dapat diberikan:
- Vit K 10 mg intravena pada pasien dengan INR meningkat
- Plasma segar beku 'fresh frozen plasma) 2-6 unit
- Pencegahan tromboemboli vena dengan stoking elastis
- Heparin subkutan dapat diberikan apabila perdarahan telah berhenti
(harus terdokumentasi) sebagai pencegahan tromboemboli vena.
Kontrol tekanan darah dan kadar glukosa darah.
Pemberian antiepilepsi apabila terdapat kejang.
Prosedur/ operasi
lndikasi operasi evakuasi bekuan darah secepatnya:
- Perdarahan serebelum dengan perburukan neurologis
- Adanya kompresi batang otak
- Hidrosefalus akibat obstruksi ventrikel
- Pada pasien dengan bekuan darah di lobus denganjumlah >30 ml dan
terdapat di 1 cm dari permukaan dapat dikerjakan kraniotomi standar
untuk mengevakuasi perdarahan intrakranial supratentorial. Drainase
ventrikuler sebagai tata laksana hidrosefalus dapat dipertimbangkan
pada pasien dengan penurunan kesadaran.
3.8 Pencegahan
1. Faktor risiko:
Penyakit kardiovaskuler: pemberian antiplatelet
Hipertensi: skrining TD teratur, obat pilihannya diuretik tiazid, calcium channel
blocker, aai, angiontensin inhibitor
Merokok: konseling rokok
Diabetes: kontrol gula darah dan dislipidemia
Dislipidemia: modifikasi gaya hidup dan pemberian statin
Stenosis: aspirin dan statin serta modifikasi gaya hidup
Sickle cell disease: terapi transfusi, skrining
Polisitemia: aspirin dosis rendah dan flebotomi dengan target hematokrit <45%
Obesitas: modifikasi gaya hidup dan penurunan berat badan
2. Modifikasi gaya hidup
a. Diet dan nutrisi
1) Penurunan asupan natrium dan peningkatan asupan kalium direkomendasikan
untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (kelas I, peringkat bukti
A).
2) Metode dietary approach to stop hypertension (DASH) yang menekankan pada
konsumsi buah, sayur dan produk susu rendah lemak merupakan diet yang
direkomendasikan dan menurunkan tekanan darah serta (kelas I, peringkat bukti
A).
b. Aktivitas fisik
1) Peningkatan aktifitas fisik direkomendasikan karena dapat menurunkan risiko
stroke (kelas I, peringkat bukti B).
2) Pada orang dewasa, direkomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik aerobik
minimal selama 150 menit (2 jam 30 menit) setiap minggu dengan intensitas
sedang, atau 75 menit (1 jam 15 menit) setiap minggu dengan intensitas lebih
berat (kelas I, peringkat bukti B); Melakukan aktivitas fisik aerobik (jalan cepat,
bersepeda, berenang dan lain-lain) secara teratur akan dapat menurunkan tekanan
darah, memperbaiki kontrol diabetes, memperbaiki kebiasaan makan,
menurunkan berat badan dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.
3) Pola makan sehat dan olah raga teratur adalah pengobatan utama bagi pasien
obesitas dan mencegah stroke.
4) Penurunan berat badan sebaiknya dilakukan dengan target indeks masa tubuh
(IMT) < 25kg/m2, garis lingkar pinggang <80 cm untuk wanita dan <90cm untuk
laki laki
c. Mengatur pola makan yang sehat
Pola makan sangatlah berpengaruh terhadap viskositas darah maupun koagulitas darah
serta terhadap risiko injurypembuluh darah. Beberapa jenis makanan yang dianjurkan
untuk pencegahan primer terhadap stroke adalah :
1) Makanan biji-bijian yang membantu menurunkan kadar kolesterol:
a) Serat larut yang banyak terdapat dalam biji-bijian seperti beras merah, jagung
dan gandum.
b) Oat (beta glucan) akan menurunkan kadar kolesterol total dan LDL, menurunkan
tekanan darah, dan menekan nafsu makan bila dimakan di pagi hari
(memperlambat pengosongan usus).
c) Kacang kedele beserta produk olahannya dapat menurunkan lipid serum,
menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida tetapi tidak
mempengaruhi kadar kolesterol HDL.
d) Kacang-kacangan, termasuk biji kenari dan kacang almond, menurunkan
kolesterol LDL dan mencegah aterosklerosis.
2) Makanan lain yang membantu mencegah stroke :
a) Susu yang mengandung protein, kalsium, dan seng (Zn) mempunyai efek proteksi
terhadap stroke.
b) Beberapa jenis seperti ikan tuna dan ikan salmon mengandung omega-3,
eicosapentenoic acid (EPA), dan docosahexonoic acid (DHA) yang merupakan
pelindung jantung. Hal ini dapat mencegah risiko kematian mendadak,
mengurangi risiko aritmia, menurunkan kadar trigliserida, menurunkan
kecenderungan adhesi platelet, sebagai prekursor prostaglandin, inhibisi sitokin,
anti-inflamasi dan stimulasi nitric oxide (NO) endothelial. Makanan jenis ini
sebaiknya dikonsumsi dua kali seminggu.
c) Buah-buahan dan sayur-sayuran.
d) Kebiasaan diet kaya buah-buahan dan sayuran bervariasi minimal 5 porsi setiap
hari.
e) Sayuran hijau dan jeruk yang menurunkan risiko stroke.
f) Sumber kalium yang merupakan prediktor kuat untuk mencegah mortalitas akibat
stroke, terutama buah kurma dan pisang.
g) Apel yang mengandung quercetin dan phytonutrient dapat menurunkan risiko
stroke.
h) Teh, terutama teh hijau yang mengandung antioksidan cathecins dan theanine
terbukti mengurangi risiko stroke.
3) Anjuran lain tentang makanan :
a) Menambah asupan kalium dan mengurangi asupan natrium (4,7 gr/hari.
b) Meminimalkan makanan tinggi lemak jenuh dan mengurangi asupan asam lemak
trans seperti kuekue, crackers, telur, makanan yang digoreng, dan mentega.
c) Mengutamakan makanan berserat, protein nabati, polyunsaturated fatty acids
dan monounsaturated fatty acids.
d) Nutrien harus diperoleh dari makanan, bukan suplemen.
e) Jangan makan berlebihan dan perhatikan menu seimbang.
f) Makanan sebaiknya bervariasi dan tidak tunggal.
g) Hindari makanan dengan densitas kalori tinggi dan kualitas nutrisi rendah.
h) Sumber lemak sebaiknya berasal dari sayuran, ikan, buah polong, dan kacang-
kacangan.
i) Utamakan makan yang mengandung polisakarida seperti nasi, roti, pasta, sereal,
dan kentang. Hindari makanan yang mengandung gula (monosakarida dan
disakarida).
d. Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
1) Tidur teratur antara 6-8 jam sehari.
2) Menghindari stres, berpikir positif, mampu mengukur kemampuan diri, hindari sikap
terburu-buru, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, suka menolong,
menggunakan keluarga sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati, bersikap ramah,
menghindari perbuatan yang melanggar agama dan peraturan, selalu mendekatkan diri
pada Tuhan Yang Maha Esa, dan mensyukuri hidup. Stres kronis dapat meningkatkan
tekanan darah. Penanganan stres menghasilkan respon relaksasi yang menurunkan
denyut jantung dan tekanan darah.
3.9 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada kasus stroke merupakan salah satu faktor prognosis penting
baik terhadap morbiditas maupun mortalitas. Estimasi frekuensi komplikasi berkisar 48%
- 96% dan berhubungan dengan perburukan hasil akhir yang bermakna. Davenport
(1996) melaporkan komplikasi medis terjadi pada 59% pasien stroke dan 23%
mengakibatkan kematian sewaktu dirawat. Komplikasi medis yang sering terjadi adalah
infeksi traktus urinarus, pneumonia, trombosis vena, sepsis. Angka mortalitas dan
morbiditas pasien stroke akut di rumah sakit berkisar antara 7,6% sampai 30%. Di
sepuluh negara Asia, angka komplikasi pada stroke akut sebanyak 42,9%.
3.10Prognosis
Stroke adalah penyebab kematian kedua di dunia, meskipun angka kematian mulai
menurun. Lebih dari tiga perempat orang yang menderita stroke bertahan hidup selama
satu tahun dan lebih dari setengahnya bertahan hidup selama lebih dari lima tahun.
Prognosis pasien setelah stroke iskemik jauh lebih positif daripada setelah stroke
hemoragik. Selain membunuh sel-sel otak, stroke hemoragik meningkatkan risiko
komplikasi berbahaya seperti peningkatan tekanan intrakranial atau kejang pada
pembuluh darah otak.
Banyak orang yang selamat dari stroke pulih kemandiriannya, meskipun sekitar
seperempatnya hidup dengan cacat ringan dan sekitar 40% memiliki cacat yang lebih
parah. Hasil stroke dapat dihitung dengan menggunakan skala stroke National Institutes
of Health, yang mencakup 11 faktor mulai dari gerakan wajah hingga tingkat kesadaran,
untuk memprediksi dan menilai seberapa baik pandangan pasien. Jika skor pasien kurang
dari 10, prospek umumnya menguntungkan setelah satu tahun, sedangkan skor lebih dari
20 menunjukkan prognosis yang kurang positif.
4. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Suami Istri dalam Islam
Kewajiban suami di dalam perkawinan, di dalam kitab fikih Sunnah menyatakan:
1. Memberikan nafkah kepada istri
2. Berlaku adil terhadap semua istri bagi suami yang mempunyai istri lebih dari Satu
Jika diuraikan secara lebih luas, maka kewajiban isteri dapat ditambahkan sebagai berikut,
antara lain:
1. Wajib taat kepada suami.
2. Wajib menetap di rumah suami.
3. Wajib mengasuh dan mendidik anak dengan baik.
Dafpus:
https://calgaryguide.ucalgary.ca/Hemorrhagic-Stroke:-Pathogenesis/
https://calgaryguide.ucalgary.ca/Stroke---Pathogenesis/
https://calgaryguide.ucalgary.ca/Ischemic-Stroke:-Pathogenesis/
https://banten.kemenag.go.id/det-berita-kewajiban-suami-yang-beristri-lebih-dari-satu-orang-
quotpituduhquot--kompilasi-untuk-suami-yang.html 2021 syahrudin