Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 3

TOKSIKOLOGI
INDUSTRI
Disusun oleh:

Fitri Fajria (22012008)


Yogi Nur Priyanto (22012006)
Riska Meilani (22012015)
Putri Nazma A (22012016)
Eka Novita N (22012022)
POKOK PEMBAHASAN

01 02 03
Definisi & Bahan kimia sbg faktor
Batasannya penyakit akibat kerja Sifat bahan kimia sbg faktor
penyebab akibat kerja

04 05
Penggolongan jenis bahan Nilai ambang batas
kimia sbg penyakit penyebab bahan kimia
akibat kerja
Sejarah Toksikologi
bidang pertambangan, kimia, metalurgi,
Tiga tokoh utama yang dikenal sebagai
dan farmasi. Oleh karena itu, Ramazzini
pendiri keilmuan ini adalah Paracelsus,
dikenal
Ramazzini, dan Orfila (Klaassen, 2008).
dunia sebagai Bapak Toksikologi Industri.
1. Paracelsus (1493–1541)
3. Orfila (1787–1853)
Beliau mengemukakan "Sola dosis facet
Seorang toksikolog abad ke-19 bernama
veninum”—‘dosis adalah racun’. Beliau juga
Mattieu Joseph Bonaventura Orfila
mengemukakan, “All substances are poisons,
dikenal sebagai tokoh Pendiri Toksikologi
there is none which is not a poison. The
Modern. Orfila dikenal sebagai tokoh
right dose differentiates a poison from
Toksikologi Modern karena jasa jasanya
remedy” atau ‘Semua zat adalah racun;
mengembangkan ilmu toksikologi sesuai
2. Ramazzini (1633–1714)
dengan kemajuan zaman dan teknologi
Beliau mengemukakan adanya bahaya di
pada masanya. Orfila menulis sesuatu yang
penting mengenai “hubungan sistematika
suatu informasi kimia dan biologi tentang
racun”.
 
Definisi Toksikologi
Toksikologi didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari racun”.
Istilah toksikologi berarti “ilmu racun”.
Kata toxic sendiri berasal dari bahasa Latin toxicus ‘racun’ (poison).
Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari efek
toksik xenobiotic (materi asing).
Menurut Depnaker toksikologi adalah kemampuan suatu zat untuk
menimbulkan kerusakan pada organisme hidup.
Toksikologi dalam perkembangannya berperan penting dalam
menunjang berbagai subdisiplin ilmu lainnya.
Contoh dalam dunia farmasi, toksikologi mempelajari dosis
suatu bahan kimia untuk mendapatkan berapa dosis
terendah (serendah apa pun) yang tidak memberikan efek
farmakologis dari dosis yang dapat menyebabkan timbulnya
efek racun.
Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusia
yaitu melalui saluran pencernaan atau makanan (gastro
intestinal), jalur pernapasan (inhalasi) dan melalui kulit
(topikal).
 
Batasannya
Zat dikatakan beracun apabila:
1. Bahan tersebut dikatakan beracun,  apabila menyebabkan efek yang
tidak seharusnya. Misalnya obat yang di pakai melebihi dosis yang
dianjurkan.
2. Suatu bahan walaupun secara ilmiah dikatakan bahan beracun, tetapi
dapat dianggap bukan racun bila konsentrasinya dalam tubuh belum
mencapai batas kemampuan manusia untuk mentoleransi.
3. Efek yang kronis apabila zat toksik dalam jumlah kecil diabsorpsi dalam
waktu lama yang bila terakumulasi akan membuat efek toksis yang
baru.
Kadar Racun
OSHA (Occupational Safety and Health Administration) mendefiniskan
LD50 dan LC50 sebagai berikut:
1. LD50 (Lethal Doses-50) berarti dosis mematikan yang dinyatakan
dalam mg/kg massa tubuh, yang kemungkinan menyebabkan kematian
dalam waktu 14 hari  untuk 50% hewan uji, yang diberikan melalui
mulut atau kulit telanjang.  
2. LC50 (Lethal Concentration-50) berarti konsentrasi mematikan yang
dinyatakan dalam mg, yang kemungkinan menyebabkan kematian
dalam waktu 14 hari untuk 50% hewan uji, yang diberikan dengan
menghirup debu atau kabut atau uap.
Bahan Kimia Sbg Faktor Penyebab Penyakit Kerja

Faktor kimia adalah faktor di dalam


tempat kerja yang bersifat kimia yang
dalam keputusan ini meliputi bentuk
padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol
dan uap yang berasal dari bahan-bahan
kimia.
(permenkes ,2011)
Pengenalan Bahaya Bahan Kimia

Mengenal proses
Survei pendahuluan produksi Mempelajari MSDS
Untuk Mempelajari alur proses Suatu dokemen Teknik yg
mengenal/mengidentifikasi mulai dari tahap awal memberikan informasi ttg
bahan kimia yg terdapat di hingga akhir, sumber komposisi, karakteristik,
industri dan merencanakan bahaya kimia dan keluhan bahaya fisik, dan potensi
program evaluasi risiko kesehatan para pekerja bahaya kesehatan dll
bahaya serta tindak
lanjutnya
Paparan Bahan Kimia di Tempat Kerja

Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat terjadi ketika pekerja terpapar zat kimia
melalui berbagai jalur, seperti:
• inhalasi (menghirup udara yang terkontaminasi),
• penetrasi kulit,
• atau konsumsi makanan/minuman yang terkontaminasi bahan kimia.
Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat terjadi dalam berbagai industri, seperti
industri kimia, farmasi, pertanian, manufaktur, dan sektor jasa seperti rumah sakit dan pusat
penelitian.
Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat menyebabkan efek kesehatan yang
berbahaya bagi pekerja. Beberapa efek kesehatan yang mungkin terjadi akibat paparan bahan
kimia di tempat kerja meliputi iritasi mata dan saluran pernapasan, alergi, dermatitis,
keracunan akut atau kronis, kerusakan organ dan jaringan, dan kanker.
Dampak Kesehatan Akibat Paparan Bahan Kimia Di
Tempat Kerja
 Penyakit pernapasan: Asap, debu, dan gas dapat menyebabkan iritasi,
inflamasi, atau kerusakan pada saluran pernapasan.
 Kerusakan sistem saraf: Logam berat, pestisida, dan pelarut organik dapat
merusak sistem saraf manusia dan menyebabkan efek neurotoksik.
 Kanker : Asbes, arsenik, benzene, dan kadmium dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker pada beberapa organ tubuh.
 Gangguan hormon: Pestisida dan bahan kimia industri dapat mengganggu
produksi hormon dan menyebabkan gangguan hormonal.
 Kerusakan kulit : Asam, alkali, dan bahan pengering dapat menyebabkan
iritasi atau kerusakan pada kulit.
 Kerusakan organ : Merkuri, timbal, dan kadmium dapat merusak organ
dalam.
 Efek alergi : Pestisida, cat, dan pewarna dapat menyebabkan alergi kulit
atau saluran pernapasan.
Dampak kesehatan akibat paparan bahan kimia di
tempat kerja dapat dicegah dengan:
a. mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko
paparan, serta
b. mengimplementasikan tindakan pencegahan
dan pengendalian yang sesuai.

Tindakan pencegahan dapat berupa penggunaan


alat pelindung diri, pengaturan ventilasi,
penggunaan bahan kimia yang lebih aman, dan
pelatihan yang sesuai untuk pekerja.
Sifat Bahan Kimia Sbg Faktor Penyebab Akibat
Kerja
Sifat-sifat bahan kimia dikelompokkan menjadi bahan kimia non B3
(bahan tidak berbahaya) dan tidak beracun dan B3 (bahan berbahaya
dan beracun). Sifat bahan kimia dari golongan bahan berbahaya dan
beracun. Antara lain;
1.Korosif 6. Oksidator
2.Mudah Terbakar 7. Gas Bertekanan
3.Mudah Meledak 8. Berbahaya Untuk Lingkungan
4.Beracun 9. Karsinogenik
5.Berbahaya 10. iritasi
Klasifikasi Toksisitas

 Gas : CO, CO2, NH3, Cl2, H2S, Nox


 Uap : Benzen, asetotn, Ccl4, MIBK, Metanol (tergantung pada
suhu)
 Fumes : logam Pb, Zn
 Kabut : Dispersi cairan dalam udara (cat dan minyak)
 Asap : Pembakaran tidak sempurna, H2S, CO- pembakaran
karbon
 Debu : Dispersi partikel padat dalam udara ( silika, asbes, semen,
karbon, kapur)
Penyakit Kerja Akibat Bahan Kimia
Bahan Kimia dalam Kehidupan Manusia :
a. Logam/metalloid
• Pb (PbCO3) : Syaraf, ginjal dan darah
• Hg (organic & anorganik): Saraf dan ginjal
• Cadmium: Hati, ginjal dan darah
• Krom: Kanker
• Arsen: Iritasi kanker
b. Phospor : Gangguan metabolism
• Bahan pelarut
• Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah) : Pusing, koma
• Hidrocarbon terhalogensisasi (Kloroform, CCl4): Hati dan ginjal
• Alkohol (etanol, methanol) : Saraf pusat, leukemia, saluran pencernaan
• Glikol : Ginjal, hati, tumor
c. Gas beracun
● Spiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan oksigen
● Aspiksian kimia asam cyanida(HCN), Asam Sulfat (H2SO4),
● Karbonmonoksida (CO), Notrogen Oksida (NOx): Pusing, sesak nafas, kejang,
pingsan.
d. Karsinogenik
● Benzene: Leukemia
● Asbes: Paru-paru
● Bensidin: Kandung kencing
● Krom: Paru-paru
● Naftilamin: Paru-paru
● Vinil klorida: Hati, paru-paru, syaraf pusat, darah
e. Pestisida
● Organoklorin : Pusing, kejang, hilang
● Organophosphat : Kesadaran dan
● Karbamat : kematian
Cara Masuk Bahan Kimia Kedalam
Tubuh
Mulut  Tertelan, kontaminasi pada
makanan dan minuman
Kulit  Kontak dan adsorpsi ( benzen,
krom, pestisida dll)
Pernapasan  8 m3 udara pernafasan/8 jam

Kasus Keracunan 90 % pernafasan dan 10%


kulit dan mulut.
Penggolongan Jenis Bahan Kimia Sbg Penyakit
Penyebab Akibat Kerja
Penggolongan bahan kimia umumnya dilakukan berdasarkan sistem klasifikasi bahaya
global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu Sistem Global
Harmonisasi (GHS) untuk klasifikasi dan label produk kimia. GHS membagi bahan kimia
menjadi beberapa kategori bahaya utama, antara lain:
● Bahaya fisik, seperti bahaya ledakan, api, dan tekanan tinggi.
● Bahaya kesehatan, seperti bahaya akut dan kronis terhadap kulit, mata, pernapasan,
sistem saraf, dan organ tubuh lainnya.
● Bahaya lingkungan, seperti bahaya terhadap organisme air dan tanah.
 
Selain GHS, terdapat pula sistem klasifikasi bahaya lainnya yang digunakan di berbagai
negara atau wilayah, seperti Sistem Klasifikasi Eropa (EC) dan Sistem Klasifikasi dan
Labeling Australia (CLP).
Penyakit akibat kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang terjadi
sebagai akibat langsung dari paparan bahan berbahaya atau kondisi
lingkungan yang tidak aman atau tidak sehat di tempat kerja.
Beberapa efek kesehatan yang mungkin terjadi akibat paparan bahan
kimia di tempat kerja meliputi: iritasi mata dan saluran pernapasan,
alergi, dermatitis, keracunan akut atau kronis, kerusakan organ dan
jaringan, dan kanker.
 
Penggolongan Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat
bersifat akut atau kronis. Beberapa contoh penyakit akibat kerja meliputi
keracunan akut atau kronis akibat paparan bahan kimia, gangguan pernapasan
akibat paparan asap atau debu, gangguan muskuloskeletal akibat posisi kerja
yang tidak ergonomis atau aktivitas fisik yang berulang, serta gangguan
psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit akibat
kerja meliputi lamanya paparan, jenis dan konsentrasi bahan yang digunakan,
kondisi kerja yang tidak sehat, kebiasaan buruk seperti merokok dan kurang
tidur, dan faktor individu seperti usia dan kondisi kesehatan yang mendasar.
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
● pengenalan dan pengendalian paparan bahan berbahaya,
● pemilihan alat pelindung diri yang sesuai, penerapan tata cara kerja yang
aman dan sehat,
● serta pengawasan kesehatan pekerja secara rutin.
Pengendalian risiko paparan bahan kimia dan lingkungan yang tidak
aman di tempat kerja juga dapat dilakukan melalui
● pelatihan pekerja,
● pengembangan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja,
● dan audit keselamatan dan kesehatan kerja secara rutin.
Pengertian Nilai Ambang Batas Bahan Kimia
NAB Bahan Kimia dalam ppm atau mg/m3 adalah konsentrasi rata-rata
pajanan bahan kimia tertentu yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja
tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit dalam pekerjaan sehari-
hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu.
NAB Bahan Kimia terdiri dari:
• TWA (Time Weighted Average) Nilai pajanan atau intensitas rata-rata
tertimbang waktu di tempat kerja yang dapat diterima oleh hampir semua
pekerja tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam
perminggu.
● STEL (Short Term Exposure Limit) Nilai pajanan rata-rata tertinggal
dalam waktu 15 menit yang diperkenankan dan tidak boleh
terjadi lebih dari 4 kali, dengan periode antar pajanan minimal 60
menit selama pekerja melakukan pekerjaanya dalam 8 jam kerja
perhari.

● Celling adalah nilia pajanan atau intensitas factor bahaya di


tempat kerja yang tidak boleh dilampaui selama jam kerja.
Sesuai Permenaker No.5 Tahun 2018 Pasal 8 ayat (1),
pengendalian faktor fisika meliputi:

Iklim kerja: hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan


udara dan panas radiasi

Kebisingan: semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja

Getaran: gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik
dari kedudukan keseimbangannya.
Gelombang radio atau gelombang mikro: gelombang elektromagnetik dengan frekuensi
30 kilo hertz sampai 300 Giga hertz.

Sinar ultra ungu (ultra violet): sinar/radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
180 Nano meter sampai 400 Nano meter.

Medan magnet statis: suatu medan atau area yang ditimbulkan oleh pergerakan arus listrik.

Tekanan udara: suatu tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap
satuan luas tertentu, tenaga yang menggerakkan massa udara tersebut menekan searah gaya
gravitasi bumi.

Pencahayaan: sesuatu yang memberikan terang (sinar) atau yang menerangi, meliputi
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai