Anda di halaman 1dari 34

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA
“PENYAKIT AKIBAT LOGAM DAN
PERSENYAWAANNYA”

 Dimas Firmansyah 22012028


 Nurpiyanti 22012030
 Fio Zulafatu S 22012033
 Oktaviani Rahmawati 22012034
 Rendy Reynaldi Dwi B 22012041
MATERI
1. Gangguan Kesehatan dan penyakit kerja akibat Timah Hitam
2. Gangguan Kesehatan dan penyakit kerja akibat Merkuri
3. Gangguan Kesehatan dan penyakit kerja akibat Arsen
4. Gangguan Kesehatan dan penyakit kerja akibat Chrom
5. Gangguan Kesehatan dan penyakit kerja akibat Nikel
3

Logam secara alami terdapat di alam dan digunakan sebagai bahan


baku berbagai jenis industri yang memproduksi berbagai kebutuhan
manusia. Benda yang berasal dari logam banyak digunakan dalam
kehidupan seharihari antara lain untuk alat perlengkapan rumah tangga,
memberi warna terang pada perkakas, sebagai pelarut emas, dan lain-
lain.
Efek toksik dari logam berat dapat menghalangi kerja enzim yang
berakibat mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat
mutagen, teratogen atau karsinogen baik bagi manusia maupun hewan.
Pada pedoman ini hanya akan dibahas beberapa penyakit akibat
logam yang paling banyak digunakan di Indonesia seperti Timbal (Pb),
Merkuri ( Hg), Arsen (As), Chrom (Cr), dan Nikel (Ni).
1. GANGGUAN KESEHATAN DAN
PENYAKIT KERJA AKIBAT
TIMAH HITAM (PB)
5

A. Pengertian Timah Hitam atau Timbal (Pb)

Timah hitam (Pb) merupakan bahan toksin yang mudah terakumulasi dalam organ manusia dan dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan berup anemia, gangguan fungsi ginjal, gangguan sistem syaraf otak
dan kulit (Kumar, De, 1979). Timah hitam ini logam yang berbentuk padat halus, berwarna biru
kecoklatan dan resistensi korosi, yang dapat menguap dan bereaksi dengan oksigen di udara.
Timah hitam (Pb) dapat dibedakan menjadi Pb inorganik dan Pb organik. Selain itu sebagian kecil
timbal terdapat di alam pada batu-batuan, tanah dan tumbuh-tumbuhan. Timbal masuk kedalam tubuh
melalui pernafasan dan tertelan bersama makanan atau minuman yang terkontaminasi timbal.
a. Pecandu alkohol lebih beresiko menimbulkan
gangguan syaraf.
b. Orang dengan sumbatan hidung beresiko lebih tinggi
karena bernafas dengan mulut.
c. Pekerja dengan anemia memiliki kerentanan lebih
tinggi.
d. Pekerja malnutrisi (kekurangan nutrisi yang cukup) B. FAKTOR RESIKO
memiliki kerentanan lebih tinggi.
e. Keracunan timbal bagi wanita yang parah
menyebabkan ketidaksuburan, pertempuran, bayi
meninggal dalam kandungan dan kematian bayi baru
lahir.
f. Pada pria akan menyebabkan penurunan kemampuan
reproduksi sperma.
7

C. Pekerja dengan resiko terpajang timah hitam (Pb)

a. Pekerja pada Industri Baterai


b. Pekerja pembuatan kabel
c. Pekerja pembuatan Keramik
d. Pekerja Industri Peleburan Logam
e. Pekerja Industri Bahan Bakar
f. Pekerja di jalan raya (penjaga pintu tol, polisis lalu lintas, dll)
g. Tukang Cat
D. TATALAKSANA 8
1) Keracunan Akut
a. Efek terhadap Kesehatan
Efek timbal Inorganic meliputi kolik abdomen, konstipasi, hepatitis, pankreatis, anemia
haemolotik, encefalopati (kejang-kejang, sakit kepala, oedema pupil, dll) akut renal failure, insomnia.
b. Diagnosis
Anamnesis, riwayat pekerjaan dan pajanan saat ini dan sebelumnya, gejala dan faktor risiko.
c. Penatalaksanaan
Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area pemaparan. Bila perlu, gunakan
kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke Rumah Sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
Setelah berada di tempat yang aman, lakukan :
- Bebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
- Memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan
pengeluaran karbon dioksida.
- Bila ada kejang, beru obat anti kejang.
d. Prognosi
Bisa menyebabkan kematian karena peningkatan tekanan intrakranial.
9

2) Keracunan Kronis
a. Efek terhadap Kesehatan
Hematologik anemia, gangguan gastro intestinal, SSP, polineuropati (ICD.10, G62.2), nefropati (ICD.10, N14.3),
kelumpuhan saraf lengan, gangguan paru pekerja tambang (ICD.10, J63.8).
b. Diagnosis
• Anamnesi Riwayat pekerjaan dan pajanan saat ini dan sebelumnya, gejala faktor dan risiko.
• Pemeriksaan Fisik - Pigmentasi pada gusi berwarna biru keunguandisebut Lead Line/ Burton Line, - Sesuai dengan
keluhan yang ada.
• Pemeriksaan Penunjang Sesuai dengan keluhan dan bila diperlukan
c. Penatalaksanaan
• Pengobatan Simtomatis, rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan untuk pengobatan lebih lanju.Hati- hati
pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
• Penatalaksanaan Non Medis Jauhkan dari pajanan lebih lanjut.
d. Prognosi
Gagal ginjal kronik dan encefalopati akut dapat berakibat fatal (Dubia ad malam) Neuropati perifer yang berat
mengakibatkan paralisisyang permanen.
 Jauhkan dari pajanan dan hindari kontak,
 Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan.
Meliputi; riwayat medik, pemeriksaan fisik dan
perhatian khusus pada sistem hematopoetik, saraf
dan ginjal.
 Pemeriksaan secara berkala untuk mencari tanda
dan gejala terpajan timbal, dapat juga dilakukan
uji laboratorium untuk mengukur absorpsi timbal PENCEGAHAN
berlebihan,
 Merekomendasikan untuk pengawasan secara
ketat terhadapsumber debu atau uap timbal dan
langkah pengendalian,
 Tidak makan dan minum diruang kerja,
 Tidak merokok pada waktu kerja
2. GANGGUAN KESEHATAN DAN
PENYAKIT KERJA AKIBAT
MERKURI
12

A. PENGERTIAN MERKURI

Menurut A Wiguna (2016), Merkuri adalah unsur logam yang seringkali dimanfaatkan dala
penggunaan teknologi yang diberikan simbol kimia Hg dengan indikasi arti sebagai cairan perak. kuri atau
raksa atau hydrargyrum (quicksilver ) adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor
atom 80.
Merkuri ini merupakan logam yang memiliki bentuk cair gitu dengan warna perak dan hanya bisa
menguap di suhu yang tinggi ( minimalnya 357oC). Kita bisa menemukan merkuri dalam bentuk HgS atau
disebut dengan bijih cinnabar yang kemudian dapat dilakukan pengolahan sehingga menghasilkan merkuri
murni atau Hg. Merkuri ada yang berupa unsur (logam), metilmerkuri, dan senyawa merkuri anorganik.
JENIS MERKURI 13

Click icon to add picture


Click icon to add picture

Click icon to add picture

MERKURI ANORGANIK MERKURI ORGANIK


Merkuri anorganik adalah bentuk
MERKURI ELEMENTAL merkuri dalam keadaan teroksidasi
Merkuri organik merupakan bentuk dari
Merkuri jenis ini sehingga membentuk ion sesuai tingkat
merkuri yang telah berikatan dengan
merupakan bentuk merkuri oksidasinya. Merkuri dalam bentuk ion
senyawa organik seperti gugus alkil dan
dalam keadaan logam dapat membentuk ion Hg2+ atau Hg+
membentuk suatu senyawa. Umumnya,
murni (Hg). Merkuri yang tergantung tingkat oksidasinya.
merkuri dalam bentuk ini menjadi polutan
elemental ini merupakan Dalam bentuk ion, merkuri tersebut
pada lingkungan karena sifatnya yang
bentuk dasar dari merkuri dapat berikatan dengan unsur lain seperti
beracun. bentuknya, antara lain Metil
tanpa teroksidasi. Cl sehingga membentuk HgCl untuk
merkuri (Terdapat di jaringan ikan yang
Contohnya : termometer, tingkat oksidasi 1 atau Hg2Cl2 untuk
terkontaminasi merkuri) dan Etil merkuri
tensimeter air raksa, tingkat oksidasi 2. dapat ditemukan pada
(Vaksin (thiomersal)), Phenyl Merkuri
amalgam gigi, alat elektrik, desinfektan, teething powder dan
(Anti jamur, antiseptik, pembuatan kain).
batu batere dan cat. laksansia (calomel) sertamercurous
Merkuri anorganik berbahaya jika tertelan
fulminate yang bersifat mudah terbakar.
atau mengenai kulit.
14

C. Faktor Resiko D. Sumber Pejanan


 Pekerja yang mempunyai gangguan  Pada bidang industri, digunakan
fungsi hati , ginjal dan pernafasan. pada pertambangan emas dan
 Pekerja perokok. perak, produk kulit binatang, cat,
 Pekerja dengan inssufisiensi dari pigmen, tatoo, pestisida, fungisida,
Zinc, Gluthatione, Antioksidant, insektisida, baterai, kembang api,
atau selenium. peralatan scientific, peralatan listrik
(hampir 50% penggunaan).
 Gangguan Gizi/Malnutris
 Pajanan merkuri di bidang medis
seperti laboratorium, rumah sakit
dan praktek dokter gigi.
 Pada bidang medis, banyak
digunakan pada peralatan medis,
seperti tensimeter, thermometer,
pacemakers, dll.
 Pada bidang farmasi sebagai
antiseptic
15

E. Tatalaksana
a. Keracunan Akut ( ICD.10 , T56.1) 1)
1) Efek Terhadap Kesehatan
• Keracunan akut terjadi akibat pajanan jangka pendek uap/debu merkuri konsentrasi tinggi.
• Keracunan akut Merkuri Elemental dapat menyebabkan penyakit Acute Interstitial Pneumonitis, Bronchitis dan
Broncholitis.
• Umumnya penyakit ini disertai gejala rasa sesak, nyeri pada dada, sulit bernafas & batuk, rasa logam, nausea,
nyeri abdomen, muntah, diare, sakit kepala, kadang- kadang albuminuria dan dapat menyebabkan kematian.
2) Diagnosis
• Diagnosis keracunan merkuri dapat ditegakkan dengan anamnesis untuk mengetahui riwayat pajanan dan
pemeriksaan fisik sesuai efek yang ditimbulkan,
• Pemeriksaan foto rontgen Abdomen bila merkuri tertelan lebih dari 2 jam.
3) Prognosis
• Pada keracunan akut < 2 jam bila ditangani dengan tepat prognosisnya baik.
4) Pencegahan
• Mengganti alat-alat medis yang menggunakan merkuri dengan alatalat edis non merkuri. Menggunakan masker
dengan catridge yang sesuai.
16

b. Keracunan Kronik
• Keracunan kronik dapat terjadi akibat pajanan melalui inhalasi atau ingesti dan diperberat melalui absorpsi kulit.
• Gejala timbul beberapa minggu-tahun setelah pajanan. Pajanan rendah akan menimbulkan gejala patoneurologik/
patopsikologik, berupa tremor, gangguan kepribadian, parkinsonism, demensia dan kelainan gusi.
• Pada pajanan tinggi akan menyebabkan gangguan pada mulut (stomatitis), neuropati perifer, ginjal, gastroenteritis
dan sistem respirasi.
1) Diagnosis
• Diagnosis keracunan merkuri dapat ditegakkan dengan anamnesis untuk mengetahui riwayat pajanan clan
pemeriksaan fisik sesuai efek yang ditimbulkan.
• Pemeriksaan penunjang untuk melihat kadar merkuri dalam darah.
2) Penatalaksanaan
• Metalik elemen pakai DMSA atau penisilamine
• Keracunan merkuri organik dengan BAL
• Hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, Defisiensi G6PD
3) Prognosis
• 33 Pada keracunan akut > 2 jam dan Keracunan kronis prognosisnya buruk oleh karena dapat terjadi cacat hingga
kematian.
17

3. GANGGUAN KESEHATAN DAN


PENYAKIT KERJA AKIBAT
ARSEN
18

A. Pengertian Arsen
Arsen (As) adalah suatu metaloid berkilau seperti perak, tidak
berbau, tidak memiliki rasa, jika dipanaskan akan menyublim tanpa
meleleh. As merupakan senyawa alami sebagai bagian dari tanah, air
dan batuan, terdapat dalam biji besi dan batubara, tersebar luas dialam
dalam jumlah sedikit. Arsen elementar murni relatif tidak toksik.
Kebanyakan bentuk yang digunakan dalam industri adalah arsen
trioksida dan arsen pentaoksida.
Arsen masuk kedalam tubuh melalui per oral dari makanan atau
minuman yang terkontaminasi As, dan lewat pernafasan yang berasal
dari debu atau asap, kontak dengan kulit, kontak dengan mata.
Kebanyakan kasus keracunan akut dan kronik disebabkan oleh Arsen
trioksida. Arsen juga potensial bersifat karsinogenik dan
kokarsinogenik.
19

B. Faktor Resiko
Pekerja yang merokok akan rentan terkena dampak toksisitas arsen.
Pekerja wanita yang hamil rentan untuk terjadinya kelahiran bayi yang
abnormal.

C. Pekerjaan yang berisiko terpajan Arsen


• Pekerja peleburan timah hitam, tembaga, emas, dan logam non besi
lainnya
• Pekerja yang terpajan dengan debu dari pembakaran batubara
• Pekerja industri pembuat pestisida, insektisida, herbisida, rodentisida,
pupuk
• Petani, peternak, tukang kebun
• Pekerja pest kontrol
• Industri mikro elektronik
• Industri gelas
• Industri pengawetan kayu, dll.
D. Tatalaksana
20
Arsen dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan yang bersifat akut (biasanya akibat kecelakaan yang berakibat
terhirup, tertelan, kontak dengan Arsen dalam jumlah besar) dan bersifat kronis akibat pajanan Arsen dalam dosis kecil
dalam waktu lama).
a. Keracunan Akut
1) Efek terhadap Kesehatan
• Pajanan Arsen anorganik melalui alat pernafasan dalam dosis tinggi menyebabkan iritasi tenggorokan dan paru.
• Gejala klasik berupa sakit kepala, pusing, malaise dan lemah mungkin merupakan gejala yang muncul pertama
kali.
• Gejala gastrointestinal berupa mual, muntah, nyeri abdomen.
• Pajanan berlanjut menyebabkan konfusion, disorientasi dan gagal jantung.
 Pajanan Arsen organik yang tertelan dalam dosis besar bisa menimbulkan gejala hebat pada gastrointestinal setelah
30 (tiga puluh) menit hingga 2 (dua) jam. Gejala yang terlihat antara lain:
• Mual akibat iritasi lambung, muntah, sakit perut, diare dengan kotoran seperti air cucian beras (kadang berdarah),
kolik abdomen.
• Mulut terasa kering dan berasa logam.
• Napas berbau bawang putih.
• Kerongkongan terasa terbakar dan keluhan sulit menelan.
• Terjadi sindrome paralitik akibat tertelan arsen yang cepat 5 diserap dalam jumlah besar seperti gelisah, sakit
kepala kronis, pingsan, pening, mengigau, somnolen, konvulsi, koma. Kematian dapat terjadi beberapa jam setelah
terpajan.
2) Diagnosis 4) Dekontaminasi
Adanya riwayat terpajan Arsen dosis • Dekontaminasi mata : Dilakukan sebelum 21
besar dalam waktu singkat. membersihkan kulit
3) Pertolongan pertama pada • Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan
Keracunan Akut kuku) : Bawa segera pasien ke air pancuran
• Terhirup : Segera pindahkan korban terdekat.
dari area pemaparan. Bila perlu • Dekontaminasi saluran cerna : Bila pasien
memberikan nafas buatan, gunakan sadar dapat diberikan arang aktif.
kantong masker berkatup. 5) Antidotum
• Kontak dengan kulit : Segere cuci • Untuk mengeliminasi Arsen, dengan
dengan sabun atau detergen ringan dan menginduksi muntah menggunakan obat
air mengalir emetik antara lain Apomorphine, Zinc Sulfat,
• Kontak dengan mata : Segera cuci Mustard, dan Ipecac yang diberikan selama 2
mata dengan air mengalir atau dengan hari.
larutan garam normal (NaCl 0,9%), • Untuk mengurangi toksisitas Arsen,
dengan sesekali membuka kelopak penderita diberi Selenium dalam makanan
mata atas dan bawah. atau metionin yang mampu mengurangi lesi
• Tertelan : Bila terjadi muntah, jaga kulit.
agar kepala lebih rendah daripada 6) Prognosis
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila Pada pajanan akut bila ditangani dengan baik
korban pingsan, miringkan kepala dan penderita dapat bertahan, akan pulih
menghadap ke samping. kembali dalam minggu lebih.
b. Keracunan Kronik
1) Efekterhadap kesehatan
• Dosis rendah dalam waktu lama bisa berpengaruh terhadap berbagai jenis jaringan tubuh dan berbagai sistem
tubuh.
• Beberapa organ yang dapat diserang akibat pajanan Arsen antara lain : Kulit, kerontokan rambut, kelainan kuku,
hati, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, sistem hemopoiesis, sistem pernafasan .
2) Diagnosis
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai keluhan yang dialami, efek yang timbul, riwayat penyakit sebelumnya,
riwayat pekerjaan saat ini dan sebelumnya, riwayat pajanan terhadap arsen.
• Pemeriksaan penunjang dilakukan pada keadaan khusus.
3) Penatalaksanaan
• Pengobatan simptomatis sesuai gejala yang timbul. Diberikan antidotum seperti pada keracunan akut.
4) Prognosis
• Pada keracunan kronis akan kembali normal dalam waktu 6-12 bulan. Efek iritasi pada kulit prognosis baik, tetapi
kematian pada bronchogenik sangat tinggi, jarang terjadi kerusakan permanen pada jantung, paru, hati dan sistem
saraf.
 Hindari kontak dengan Arsen menggunakan masker,
sarung tangan, kacamata atau baju pelindung.
 Bila diketahui air minum terkontaminasi Arsen perlu
dilakukan tindakan , seperti berhenti dikonsumsi.
 Mengkonsumsi makanan bergizi, khususnya makanan
yang kaya vitamin A, B dan C K.
 Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja/penempatan
meliputi pemeriksaan fisik foto thorax, pemeriksaan
saluran hidung dan kulit.
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk PENCEGAHAN
memeriksa uji fungsi hati dan ginjal.
 Merekomendasikan untuk memperbaiki lingkungan
kerja sehingga pajanan Arsen seminimal mungkin.
 Pada kasus keracunan akut perlu dilakukan investigasi
terjadinya kecelakaan sehingga dapat dicegah
terulangnya kecelakaan yang sama.
4. GANGGUAN KESEHATAN DAN
PENYAKIT KERJA AKIBAT
CHROM
Chrom (kromium) adalah suatu logam putih keras yang relatif
tidak stabil dan mudah teroksidasi, dapat dipoles menjadi mengkilap.
A. PENGERTIAN
CHROM
B. Faktor resiko
• Pekerja dengan riwayat atopi.

C. Pekerjaan yang berisiko terpajan Cr


• Pekerja pembuatan pewarna chromium.
• Pekerja penyamak kulit.
• Pekerja pelapis chromium (perhiasan, velg dan
meubelair,dll).
• Pekerja Bengkel mobil dan motor .
• Tukang cat semprot dengan pewarna chromium.
• Pekerja yang menggunakan semen .
• Teknisi fotografi .
• Pekerja laundry bagian cuci.
• Penggunaan tinta pada percetakan, dll.
D. Tatalaksana
a. Keracunan Akut
1) Efek terhadap kesehatan
• Bila tertelan
• Bila terhirup
• Bila mengenai mata
• Kontak dengan kulit menimbulkan dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergika mual, muntah, kerusakan ginjal,
koma.
2) Diagnosis
• Pemeriksaan penunjang seperti : darah tepi, spirometri fungsi paru, fungsi ginjal, fungsi hati, skin patch bila perlu.
3) Penatalaksanaan
• Terhirup
• Kontak melalui kulit
• Tertelan :
• Jika terjadi hemolisis dilakukan alkalinisasi urin dengan pemberian Sodium Bicarbonate intravena.
• 4) Prognosis
• Apabila didiagnosis dan ditangani dengan cepat prognosisnya baik.
b. Keracunan Kronik
1) Efek terhadap kesehatan
• Iritasi pada saluran nafas
• Pada darah dapat terjadi
• Radang konjungtiva
2) Diagnosis
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan efek yang ditimbulkan.
3) Penatalaksanaan
a. Stabilisasi : Bebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara,.
b. Dekontaminasi
• Dekontaminasi mata :
• Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku )
• 4) Prognosis
• Prognosis tergantung berat ringannya gejala yang timbul dan kecepatan dalam penanganan.
• Untuk ulserasi kulit dapat sembuh sempurna bila pajanan dihentikan.
• Untuk kanker paru akibat chrom prognosis buruk.
E. PENCEGAHAN
• Menggunakan alat pelindung diri seperti masker
• Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan dan secara berkala
• Merekomendasikan pengendalian krom di lingkungan kerja
5. GANGGUAN KESEHATAN
DAN PENYAKIT KERJA
AKIBAT NIKEL
A. PENGERTIAN NIKEL
Nikel adalah Logam magnetik yang keras berwarna putih keperakan
dalam keadaan murni bersifat lembek. Bila dipadukan krom, besi dan logam
air nya dapat membentuk baja tahan karat yang keras.
Digunakan terutama dalam memproduksi stainless steel, yang digunakan
dalam peralatan masak. Garam nikel juga digunakan dalam proses penyepuhan
untuk membuat permukaan benda mengkilap dan tahan karat, jugadigunakan
sebagai katalisator dan pigmen.
B. Faktor Resiko D. Tatalaksana
• Pekerja mempunyai riwayat atopi. a) Efek terhadap kesehatan
• Dermatitis kontak alergika.
C. Pekerjaan yang berisiko terpajan • Rhinitis, sinusitis dan anosmia.
Nikel • Batuk dan mengi pada asma akibat
• Pekerja yang memproduksi Nikel.
stainless steel, alloy nikel. • Sakit kepala, rasa lelah, mual dan
• Pekerja penyepuhan, pembuat muntah.
baterai alkalin, baterai nikel • Pada kasus yang berat dapat terjadi
cadmium. Pneumonitis interstitial difuse
• Pekerja yang memproduksi produk dengan gejala demam menggigil
untuk pengelasan, antara lain batuk, nyeri dada dan sesak nafas.
elektrode nikel. • Delirium, kejang-kejang dan koma
• Pekerja Industri elektronik. dapat terjadi sampai kematian.
• Pembuatan uang logam • Merupakan karsinogen saluran
pernafasan (kanker sinus dan
kanker paru).
b) Diagnosis
• Anamnesis sesuai dengan gejala yang timbul, riwayat pajanan terhadap nikel.
• Pemeriksaan penunjang : pengukuran kadar nikel dalam urin, patch test (bila diperlukan).
c) Penatalaksanaan
• Pengobatan sesuai dengan gejala yang timbul
• Pada kasus berat diberi Sodium dietil tiokarbamat atau Disulfiram
• Hati-hati pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal
• Dijauhkan dari pajanan.
d) Prognosis
• Prognosis tergantung berat ringannya gejala yang timbul dan kecepatan dalam penanganan. Bila ditangani dengan
baik akan pulih kembali.

E. Pencegahan
• Menggunakan masker dengan catridge.
• Pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai