1. INDENTITAS TOXICANT
Merkuri adalah unsur yang sangat beracun. Senyawa ini bisa masuk ke tubuh melalui
luka terbuka, dengan menghirup, atau menelannya. Jika terpapar merkuri dalam jumlah besar,
merkuri menyebabkan kerusakan pada saraf, hati, dan ginjal. Terlepas dari bahaya racunnya,
merkuri masih dapat dimanfaatkan untuk keperluan tertentu. Merkuri dapat menghantarkan
listrik yang digunakan dalam sakelar listrik termostat dan beberapa jenis jam alarm, menurut
College of Natural Resources di University of California, Berkeley.
Dilansir dari Cleveland Clinic, merkuri adalah senyawa yang ditemukan pada batuan di
kerak Bumi. Merkuri memiliki penampilan perak mengkilap, yang memberinya julukan "perak
cair." Merkuri merupakan unsur pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80.
Merkuri termasuk senyawa yang unik karena diklasifikasikan sebagai logam dan memiliki
bentuk cair serta padat yang bergantung pada suhu. Merkuri memiliki beberapa kegunaan karena
merupakan konduktor.
Hg banyak digunakan dalam thermometer karena memiliki koefisien yang konstan, yaitu
tidak terjadi perubahan volume pada suhu tinggi maupun rendah. Hg juga digunakan sebagai
peralatan pompa vakum, barometer, electric rectifier dan electric switches, lampu asap merkuri
sebagai sumber sinar ultraviolet, dan untuk sterilisasi air. Hg mudah membentuk aalloy
amalgama dengan logam lainnya, seperti emas (Au), perak (Ag), Platinum (Pt), dan tin (Sn).
Garam merkuri yang penting antara lain HgCl2 yang bersifat sangat toksik. Hg2Cl2 digunakan
dalam bidang kesehatan, Hg(ONC)2 digunakan sebagai bahan detonator dalam bidang kesehatan.
HgS digunakan sebagai pigmen cat berwarna merah terang dan bahan antiseptik.
2. SUMBER TOXICANT
Secara alami Hg dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut.
Industri pengecoran logam dan semua industri yang menggunakan Hg sebagai bahan baku
maupun bahan penolong, limbahnya merupakan sumber pencemaran Hg. Sebagai contoh antara
lain adalah industri klor alkali, tambang emas, peralatan listrik, cat, termometer, tensimeter,
industri pertanian, dan pabrik detonator. Kegiatan lain yang merupakan sumber pencemaran Hg
adalah praktek dokter gigi yang menggunakan amalgam sebagai bahan penambal gigi. Selain itu
bahan bakar fosil juga merupakan sumber Hg pula (Sudarmaji, dkk., 2006). Di alam merkuri (air
raksa) ditemukan dalam bentuk elemen merkuri (Hg0), merkuri monovalen (HgI), dan bivalen
(HgII). Menurut Waldock (1994) di dalam Lasut (2001), senyawa metil-merkuri adalah bentuk
merkuri organik yang umum terdapat di lingkungan perairan. Senyawa ini sangat beracun dan
diperkirakan 4-31 kali lebih beracun dari bentuk merkuri inorganik. Selain itu, merkuri dalam
bentuk organik yang umumnya berada pada konsentrasi rendah di air dan sedimen adalah
bersifat sangat bioakumulatif (terserap secara biologis). Metil-merkuri dalam jumlah 99%
terdapat di dalam jaringan daging ikan.
Kebanyakan merkuri yang ditemukan di alam terdapat dalam bentuk gabungan dengan
elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak
tersebar di karang-karang, tanah, udara, air dan organisme hidup melalui proses-proses fisik,
kimia dan bahan biologi yang kompleks. Beberapa sifat merkuri menurut Fardiaz (1992) sebagai
berikut:
1. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (25 0 C)
dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam, yaitu -39 0C.
2. Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
3. Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan konduktor yang terbaik
dari semua logam.
4. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang disebut
amalgam (alloy).
5. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup.
4. EFEK TOKSIK
Berdasarkan sifat kimia dan fisik merkuri (Hg), tingkat atau daya racun logam berat
terhadap hewan air secara berurutan adalah merkuri (Hg), kadium (Cd), Seng (Zn), timah hitam
(Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co). urutan toksisitas logam dari yang paling toksik
terhadap manusia adalah Hg²⁺ > Ag²⁺ > Ni²⁺ > Pb²⁺ > As²⁺ > Cr²⁺ > Sn² ⁺ > Zn² ⁺. Toksisitas
logam berat bisa dikelompokkan menjadi 3, yaitu bersifat toksik tinggi yang terdiri dari unsur-
unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn bersifat toksik sedang, yang terdiri unsure-unsur Cr, Ni dan Co
dan bersifat toksik rendah, yang terdiri atas unsur Mn dan Fe (Widowati et al,2008).
Keracunan akut oleh Hg bisa terjadi pada konsentrasi Hg uap sebesar 0,5 – 1,2 mg/ mᶾ.
keracunan akut oleh Hg uap menunjukan gejala faringitis, sakit pada bagian perut, mual-mual
dan muntah yang disertai darah, dan shock. Apabila tidak segera diobati, akan belanjut dengan
terjadinya pembengkakan kelendir ludah, nefritis, dan hepatitis. Penelitian terhadap kelinci
dengan uap Hg 28,8 mg/mᶾ mengakubatkan kerusakan yang parah pada berbagai organ ginjal,
hati, otak, jantung, paru-paru, dan usus besar.
Keracunan akut karena terhirupnya uap Hg berkonsentrasi tinggi menimpa pekerja dalam
industry pengelolahan logam Hg serta penambangan emas. Inhalasi uap Hg secara kronis bisa
mengakibatkan bronchitis, pneumonitis, serta menyebabkan munculnya gangguan sistem syaraf
pusat seperti tremor, pembesaran kelenja tiroid, takikardia, demografisme gingivitis, perubahan
hematologis, serta peningkatan ekskresi Hg dalam urin. Gejala akan meningkat lebih spesifik,
yaitu tremor pada jari-jari, mata, bibir, dan bergetarnya seluruh tubuh disertai kekakuan pada alat
ekstremitas, lalu diikuti dengan kehilangan memori, peningkatan eretisme, depresi, delirium,
halusinasi dan salvias (Klaasen et al., 1986).
Efek toksik Hg berkaitan dengan susunan syaraf yang sangat peka terhadap Hg dengan
gejala pertama adalah parestesia, lalu ataksia, disartria, ketulian, dan akhirnya kematian.
Terdapat hubungan antara dosis Hg dengan gejala toksisitas, seperti keracunan metal merkuri di
Irak yang menunjukkan kadar Hg pada rambut korban minimum 100 ppm sehingga mincul kadar
Hg pada rambut korban minimum 200 ppm. Apabila kadar Hg pada rambut lebih besar dari 200
ppm. Maka akan semakain besar kasus ataksia. Kasus disarreia terjadi bila kadar Hg pada rambut
korban mencapai 380 ppm. Kadar Hg pada rambut yang lebbih besar dari 380 ppm akan semakin
memperbesar kasus disartria. Kasus kematian terjadi bila kadar Hg pada rambut mencapai 800
ppm. Jika kadar Hg rambut lebih besar dari 800 ppm, maka akan semakin besar kasus kematian
(Lu, 1995).
Terdapat hubungan kadar Hg dalam rambut dengan tingkat gejala klinis. Semakin tinggi
kadar Hg dalam darah semakin nyata pula gejala klinis. Kadar Hg dalam darah 0-28 µg/100 mL
menunjukan kasus paresthesia sebesar 10% dan kadar Hg > 28 µg/100 mL menunjukan kasus
paresthesia sebesar >10 % dan terus meningkat sesuai kadar Hg dalam darah (klaaseen et al,.
1986).
Kehadiran logam berat di atmosfer, tanah, dan air dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bagi semua makhluk hidup. Merkuri merupakan logam berat yang berbahaya karena
memiliki massa tinggi dan dalam konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan berbahaya. Merkuri
secara alami ditemukan di alam, peningkatan pencemaran merkuri akibat aktivitas antropogenik
seperti kegiatan pertambangan, peleburan biji, pembakaran bahan bakar fosil, produksi klorin,
dan kaustik soda serta pembakaran sampah/ limbah. Hg dapat ditemukan dalam berbagai
senyawa kimia dan termasuk logam yang sangat berbahaya terutama dalam senyawa organik
yaitu metal dan etil merkuri. Semua senyawa Hg ini bersifat toksik untuk makhluk hidup bila
jumlahnya banyak dapat merusak saraf tubuh dan dalam waktu yang lama senyawa Hg akan
tersimpan secara permanen di dalam tubuh. Pengaruh toksisitas Hg pada organisme tergantung
pada bentuk komposisi merkuri, rute masuk ke dalam tubuh dan lama terpaparnya Hg.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merkuri dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Hg dapat mengahambat perkecambahan tanaman tomat. Perkecambahan padi juga
dapat terhambat adanya merkuri pada tanah. Pada konsentarasi 50 ppm HgCl 2 memberi respon
70% perkecambahan tanaman Cajanas cajan L. Pada perkecambahan kacang tanah konsentarasi
5 ppm saja dapat menghambat perkecambahan dan pemanjangan akar. Hal tersebut dikarenakan
merkuri dapat mengurangi kalium, mangan, dan magnesium dalam akar dan akumulasi besi
dalam ujung akar sehingga akan mengganggu proses perkecambahan.