(K3)
Disusun oleh :
Kakang Abdul Rohman (22012012)
Ade Andryansah (22012007)
Riski (22012003)
Lilis Suryani (22012035)
BOGOR
2023
1. PENYAKIT AKIBAT SENYAWA ALKOHOL
Dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada
etanol), sedikit lebih manis. Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat
beracun jika dibandingkan dengan etanol. Metanol diproduksi secara alami
oleh metabolisme anaerobik, oleh bakteri. hasil proses tersebut adalah uap
metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari uap metanol
tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari
menjadi karbon dioksida dan air. Toksisitas metanol dapat terjadi melalui
oral, penyerapan kulit, dan pernapasan Tertelan yang paling umum
dilaporkan adalah akibat meminum cairan pembersih kaca sebagai upaya
bunuh diri, sedangkan tertelan secara tidak sengaja dapat terjadi melalui
perilaku eksplorasi pada anak-anak. Metanol juga telah disalahgunakan
sebagai pengganti etanol seperti untuk bahan bakar, penghangat makanan
dan pembersih karburator sebagai sumber penyalahgunaan melalui inhalasi.
Proses pengawetan mavat, orang Mesir kung menggunakan berbagai
macam campuran. termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari
pirolisis kayu. Methanol murni pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661
oleh Robert Boyle, yang menamakannya spirit of box, karena ia
menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu. Nama itu kemudian lebih
dikenal sebagai pyroxylic spirit (spiritus). Kata methyl pada tahun 1840
diambil dari methylene, dan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan
metil alkohol. Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang
bekerja untuk BASF mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas /
campuran dari karbon dioksida and hidrogen) menjadi metanol. Proses ini
menggunakan katalis zinc chromate (seng kromat), dan memerlukan kondisi
ekstrem, tekanan sekitar 30-100 mpa (300–1000 atm), dan temperatur
sekitar 400 °C.
Produksi metanol modern telah lebih effisien dengan menggunakan katalis
tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah.
Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan kimia
lainnya. Sekitar 40% metanol dapat diubah menjadi formaldehid, dan dari
sana dapat dihasilkan berbagai macam produk seperti plastik, plywood, cat,
peledak, dan tekstil. Metanol juga digunakan sebagai campuran utama bahan
bakar model radio dan jalur kontrol, pesawat model, dan dalam rumah
tangga sering dijumpai dalam bentuk canned heat atau cairan pembersih
kaca mobil. Intoksikasi ini dapat disebabka oleh oksidasi metanol yang
dipengaruhi enzim alkohol dehidrogenase yang menghasilkan asam format
oleh fomaldehid dehydrogenase.
Ketika tertelan, metanol diserap dengan cepat melalui saluran pencernaan
dalam waktu kurang dari 10 menit. Metanol tidak terikat protein dan diserap
langsung ke dalam tubuh dengan volume distribusi sekitar 0,7 L/kg.
Metabolisme terjadi terutama di hati melalui oksidasi serial melalui alkohol
dehidrogenase dan aldehid dehidrogenase tetapi dimulai dengan alkohol
dehidrogenase yang ada di mukosa lambung. Mukosa lambung menyerap
metanol dalam konsentrasi maksimal setelah di konsumsi selama 30-90
menit. Metanol di metabolisme oleh alkohol dehidrogenase didalam hati
untuk menjadi formaldehid. Kemudian formaldehid di metabolisme oleh
aldehid dehidrogenase menjadi asam format yang akhirnya menjadi asam
folat, asam folinat, karbon dioksida dan air. Asam format berperan besar
dalam toksisitas yang berkenaan dengan metanol. Hasil metabolisme
menghasilkan asam format yang bekerja menghambat cytochrome oxidase
karena merupakan racun mitokondria.
Paparan dapat menyebabkan berbagai tingkat toksisitas dan dapat
memerlukan berbagai perawatan mulai dari pemantauan laboratorium yang
ketat hingga terapi penangkal dan dialisis. Perawatan utama adalah etanol
atau fomepizole, dan tidak seperti toksisitas etilen glikol, dialisis sering
direkomendasikan. Gejala awal keracunan metanol dalam waktu 6 jam
setelah tertelan akan tampak mabuk tanpa bau etanol. Setelah 6-24 jam
tertelan akan terjadi gangguan pengelihatan yaitu skotoma, pandangan kabur
dan buta total sampai kematian. Selain itu kesadaran juga menurun, koma,
kejang umum, pankreatitis bisa saja terjadi. Saat pemeriksaan retina akan
didapatkan papilla edem dan edema retina luas. Pemeriksaan laboratorium
akan menampilkan gangguan asam basa seperti etilen glikol.
Penatalaksanaan intoksikasi metanol dilakukan untuk menghambat dan
mengekskresikan hasil metabolismenya. Pemberian fomepizole dan etanol
memiliki afinitas yang tinggi untuk mengikat alkohol dehidrogenase.
Menelan sesedikit 10 ml (0,34 US fl oz) metanol murni dapat menyebabkan
kebutaan permanen dengan penghancuran saraf optik. 30 ml (1,0 US fl oz)
berpotensi fatal. Dosis mematikan median adalah 100 ml (3,4 US fl oz),
yaitu, 1-2 ml / kg berat badan metanol murni. Dosis referensi untuk metanol
adalah 0,5 mg / kg dalam sehari.
2. PENYAKIT KERJA AKIBAT ETILEN GLIKOL
A. Etilen Glikol
Ethylene glycol (Etilen Glikol) atau juga disebut sebagai 1,2 Ethanediol;
1,2-Ethanediol; 2 Hydroxyethanol; 2-Hydroxyethanol; Etilen Glikol;
Glycol, Ethylene; Glycol, Monoethylene; atau MonoEtilen Glikol adalah
cairan yang jernih, berasa manis, tidak berwarna dan tidak berbau.
Sifat Fisik dan Kimia Etilen glikol.
Sifat Parameter Etilen Glikol
Rumus Kimia C2H6O2
BM (g/mol ) 62.07
Fasa (25 °C) Cair
Densitas (g/cm3) 1.132
Fisik
Titik Didih (°C) 197.4
&
Titik Lebur (°C) -13
Komia
Viskositas (cP) 20.9 (20 °C)
Warna Tidak
Sifat Racun Tidak
Sifat Korosif Korosif
B. Tempat ditemukan
D. Jalur Pemejanan
a. Paparan jangka panjang
1. Terhirup
Efek sama seperti pada paparan jangka pendek terhirup,
gangguan penglihatan, kerusakan ginjal, kerusakan hati, efek
reproduktif, kanker
2. Kontak dengan kulit
Efek sama seperti pada paparan jangka pendek terhirup,
kerusakan ginjal, kerusakan hati.
3. Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi.
4. Tertelan
Kerusakan ginjal, kerusakan hati, kanker.
b. Paparan jangka pendek
1. Terhirup
Iritasi, gangguan pencernaan, sakit kepala, gejala mirip
mabuk, kongesti paru, efek pada otak, kejang, koma.
2. Kontak dengan kulit
Efek sama seperti pada paparan jangka pendek terhirup,
ruam, gejala mirip mabuk.
3. Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi.
4. Tertelan
Efek sama seperti pada paparan jangka pendek terhirup,
gejala mirip mabuk, kongesti paru.
E. Penanganan
Pertolongan Pertama
1. Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area
pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau
pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
2. Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang
terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam
jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang
tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat.
ATSDR Agency for Toxic Substances and Disease Registry USD of H& HS.
Managing Hazardous Materials Incidents.; 2014.
Friedman EA, Greenberg JB, Merrill JP, Dammin GJ. Consequences of Etilen
Glikol Poisoning* Report of Four Cases and Review of the Literature.
Am J Med. 1962;32.