Anda di halaman 1dari 5

METANOL minuman orang tolol

23 04 2010

Dear kawan,

Kalau di sebuah iklan produk minuman


kesehatan/jamu ada slogan, Orang pintar, minum (thiitdiblok, entar dikira iklan),
maka aku akan bilang, Orang tolol minum metanol!!. Bagaimana tidak? Baru-baru ini
diberitakan bahwa sudah lebih dari 20 orang tewas karena menenggak minuman oplosan di
Salatiga, dan puluhan bahkan ratusan lainnya perlu perawatan di RS. dan disebutkan bahwa
miras maut itu berisi 99% metanol. (Update berita baru September 2010: Teknisi Sukhoi
dari Rusia yang mati di Makassar ternyata juga mati karena nenggak metanol murni..
olala. Tiada Vodka, spiritus-pun jadi rupanya).. Walah.! Apa ya ngga mikir
bahayanya? Kalau mau lebih aman sedikit, mending minum etanol, bukan metanol. Apa
bedanya etanol dengan metanol? Tentang etanol (atau sering dikenal sebagai alkohol), sudah
pernah aku bahas pada tulisan berjudul ginseng mabur (silakan klik di sini). Tulisan kali
ini akan difokuskan pada metanol saja.

Apa beda etanol dengan metanol?

Etanol dan metanol sebenernya masih bersaudara kandung, sama-sama golongan alkohol.
Yang berbeda adalah rumus kimianya, jika etanol adalah C2H5OH, metanol berumuskan
CH3OH. Dan tentu sifat-sifatnya juga ada perbedaan, walaupun juga banyak persamaannya.
Etanol bisa diperoleh dari hasil fermentasi buah-buahan atau gandum, dll, dan banyak
dikonsumsi sebagai minuman beralkohol seperti beer, wine, brandy, dll. Sedangkan metanol,
umumnya bukan dikonsumi sebagai minuman, karena sifatnya yang lebih beracun, dan
dipakai sebagai bahan bakar. Jika Anda lihat spiritus yg berwarna biru (ada yang pink ngga
ya hehe), itulah metanol. Diberi warna demikian supaya orang bisa membedakan dan tdk
menggunakan secara salah.

Apa sih metanol itu?

Metanol merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan cairan yang mudah
terbakar. Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan hidrogen dengan karbon monoksida
atau karbon dioksida. Sejarahnya, ia dibuat dari destilasi kayu, makanya disebut juga
alkohol kayu. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting material pembuatan
berbagai bahan kimia, seperti formaldehid, asam asetat, metakrilat, etilen glikol, dll. Metanol
juga banyak dipakai sebagai cairan pembersih kaca mobil, pembersih karburator, antibeku,
toner mesin fotokopi, dan bahan bakar.

Apa bahayanya metanol bagi kesehatan?

Metanol sangat mudah diserap oleh tubuh melalui berbagai rute pemberian (oral, inhalasi,
topikal, dll). Di dalam hati (liver), metanol akan dioksidasi menjadi formaldehid (formalin)
dengan bantuan enzim alcohol dehydrogenase dan kemudian dimetabolisir lebih lanjut
menjadi asam format oleh enzim formaldehid dehidrogenase. Perubahan dari formaldehid
menjadi asam format sangat cepat, dengan waktu-paro selama 1-2 menit, sehingga tidak
sampai terjadi akumulasi formaldehid dalam tubuh. Asam format selanjutnya dapat diubah
menjadi 10-formiltetrahidrofolat yang dapat dimetabolisir lebih lanjut menjadi karbon
dioksida sebagai upaya detoksifikasi dari tubuh. Kecepatan perubahan asam format menjadi
metabolitnya tergantung ketersediaan tetrahidrofolat dalam hati. Namun demikian, waktu
paruh asam format di dalam tubuh cukup panjang, yaitu sampai 20-24 jam. Asam format
inilah yang akan menyebabkan berbagai efek toksik pada tubuh.

Ekskresi metanol dari tubuh relatif lambat, dengan waktu paruh (T1/2) selama 24 jam.
Manusia lebih sensitif terhadap efek toksik metanol jika dibandingkan dengan hewan non
primata. Keparahan toksisitas metanol lebih berkaitan dengan derajat kejadian metabolik
asidosis ketimbang konsentrasi metanolnya. Hal ini karena ketoksikan metanol ditentukan
oleh kecepatan pembentukan asam format dalam tubuh dan kemampuan hati untuk
mendetoksifikasinya. Minum metanol, walaupun dalam jumlah sedikit, dapat berbahaya dan
menyebabkan gangguan kesehatan serius, meliputi koma, kejang, dan kebutaan, bahkan
kematian. Metanol juga toksik/beracun jika dihirup atau terkena mata, karena dapat merusak
penglihatan.

Terdapat variasi signifikan pada manusia mengenai dosis toksik maupun dosis letal (yg
menyebabkan kematian) akibat metanol. Sebuah studi menyebutkan bahwa dosis letal
minimal adalah berkisar 300-1000 mg/kg BB. Ada lagi yang menyebutkan bahwa dosis letal
akibat minum metanol adalah sekitar 15 ml metanol 40%. Ada lagi yang melaporkan osis
letal sebesar 500 ml metanol 40%. Bayangkan deh dengan mereka yang minum metanol
sampai kadar 99% !! Minum sedikitnya 4-10 mL metanol dapat menyebabkan kebutaan
permanen.
Di bawah ini dipaparkan fase-fase efek toksik yang bisa terjadi akibat paparan metanol

Fase pertama adalah Penekanan sistem saraf pusat. Dapat terjadi dalam 30 menit- 2 jam,
intoksikasi dapat terjadi dalam durasi yang lebih pendek daripada intoksikasi oleh etanol

Fase kedua adalah fase laten tanpa gejala, mengikuti depresi sistem saraf pusat :Dalam
48 jam setelah diminum, pasien mungkin belum menunjukkan tanda-tanda keracunan,
walaupun gejalanya mungkin berbeda secara individual.

Fase ketiga terjadi asidosis metabolik berat: pada fase ini metanol telah dimetabolisir
menjadi asam format dan menyebabkan metabolik asidosis (meningkatnya keasaman darah),
yang dapat menyebabkan mual, muntah, pusing, dan mungkin sudah mulai ada tanda-tanda
gangguan penglihatan.

Fase keempat adalah toksisitas pada mata, diikuti dengan kebutaan, koma, dan
mungkin kematian: Gangguan visual/penglihatan umumnya terjadi pada 12-48 jam setelah
minum, dan range-nya bervariasi, dari mulai tidak tahan cahaya (fotofobia), kabur atau
berkabut, sampai kebutaan.

Apa yang harus dilakukan jika terkena paparan metanol?

Pertama, tentu harus membersihkan dari dari paparan. Jika terkena pada kulit, segera cuci
daerah yang terkena dengan air hangat dan sabun sedikitnya selama 10-15 menit. Jika
terkena paparan metanol pada mata, maka cuci mata dengan cairan pencuci mata yang umum
digunakan, sedikitnya 10-15 menit. Jika terhirup atau tertelan, segera minta bantuan
kesehatan dari dokter untuk dilakukan usaha-usaha detoksifikasi. Salah satu cara
detoksifikasi metanol adalah dengan menggunakan etanol dan sodium bikarbonat. Etanol
memiliki afinitas (kemampuan mengikat) enzim alkohol dehidrogenase 10-20 kali lebih
kuat daripada metanol, sehingga mengurangi pembentukan asam format sebagai hasil
metabolisme metanol. Etanol dapat diberikan secara per-oral dengan konsentrasi sampai
40%, atau melalui intravena dengan konsentrasi 10% dalam 5% dekstrosa. Sedangkan
sodium bikarbonat digunakan untuk mengurangi metabolik asidosis akibat asam format.

Nah, begitulah kira-kira informasi tentang metanol

Pembuatan Metanol Dari Bahan Baku Biomas

Seperti yang kita ketahui bahwa methanol dapat dihasilkan dari bahan baku biomas, seperti :

1. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk gula seperti tebu dan
nipah

2. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk zat tepung (starch) seperti
ubi jalar, kentang, dan sagu.
3. Bahan-bahan selulosa yang mengandung arang dengan bentuk molekul yang lebih
kompleks seperti kayu.

Banyak limbah-limbah pertanian yang tidak memiliki nilai ekonomis memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi bioethanol sehingga memiliki potensi ekonomis yang tinggi dan
mampu berperan sebagai diversivikasi bahan bioetanol. Salah satu bahan baku biomas yang
akan dibahas pada makalah ini adalah jerami.

Proses Biologi (Fermentasi)

Sebelum membentuk methanol, pada proses anaerob bahan baku biomas tersebut akan
didegradasikan menjadi metana dan karbon dioksida melalui tahap-tahap yang merupakan
serangkaian kegiatan metabolic dari kelompok-kelompok mikroorganisme yang berbeda.
Dalam proses ini dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :

1. Hidrolisis dan asidifikasi

Pada tahap ini, bakteri fermentative akan menghidrolisis substrat polimer seperti polisakarida,
protein, dan lemak menjadi monomer-monomer gula, asam amino, dan peptide.

1. Asidogenesis

Sedangkan pada tahap ini, hasil hidrolisis dari tahap sebelumnya akan difermentasikan
menjadi asam lemak volatile (asam asetat, asam butirat, dan propionat), asam lemak rantai
panjang, CO2, format, NH4+, HS-, H2, alcohol.

1. Asetogenesis

Selanjutnya, bakteri asetogenik pereduksi proton akan menguraikan propionate, asam lemak
rantai panjang, alcohol, beberapa asam amino dan senyawa aromatic menjadi H2, format, dan
asetat.

1. Metanogenesis

Pada tahap akhir ini melibatkan 2 kelompok metanogen yang berbeda yaitu, metanogen
hidrogenotropik yang menggunakan H2 dan format dari reaksi sebelumnya untuk mereduksi
CO2 menjadi CH4 dan metanogen asetotropik yang menguraikan asetat menjadi CO2 dan
CH4.

Proses Pengkonversian/Pengubahan Menjadi Gas Sintetis

Campuran hidrokarbon dari hasil metagenosis, diubah/dikonversi menjadi gas sintetis yang
umumnya terdiri dari CO, CO2, H2. Proses pengubahan/pengkorvensian ini terjadi oleh
kukus (steam)dan dibantu oleh katalis nikel menurut reaksi berikut :

CH4 + H2O ? H2

CO + H2O ? CO 2 + H2

Kesetimbangan yang terjadi pada proses ini sangat tergantung pada :


? Tekanan

Kesetimbangan reaksi seformasi metana oleh steam akan bergeser ke kiri jika tekanan
dinaikkan sehingga reformasi metana semakin berkurang. Akan tetapi, secara praktek akan
lebih praktis jika digunakan tekanan tinggi karena tekanan tinggi akan menyebabkan
temperature dinding pembuluh katalis meningkat.

? Temperatur

Kesetimbangan reaksi reformasi metana akan bergeser ke kanan dengan meningkatnya


temperature karena reaksi endotermik menghasilkan lebih banyak CO2 dan H2. Dengan kata
lain, pada tekanan dan perbandingan kukus/karbon konstan, kenaikan temperature akan
menghasilkan konversi metana yang lebih besar.

?Perbandingan kukus/karbon

Pembentukan karbon sedapat mungkin dicegah karena dapat merusak katalis. Untuk
mencegah pembentukan karbon, operasi sebaiknya dilaksanakan dengan kondisi kukus
berlebih. Kelebihan kukus yang diberikan juga sebaiknya diatur seoptimum mungkin agar
lebih ekonomis dan tidak memecah katalis.

Proses Sintesa Metanol

Pada proses ini menggunakan katalis Cu-ZnO. Katalis ini memiliki keaktifan sangat tinggi
sehingga kecepatan reaksi tinggi pada temperature relative rendah 2250C. Katalis yang
digunakan pada kilang methanol ini harus memiliki selektivitas sintesa methanol yang tinggi
untuk memperkecil jumlah produk sampingan yang dihasilkan. Setelah proses ini terlewati ,
gas keluaran dari hasil reaksi sintesis methanol didinginkan dari 2250C menjadi 400C.
Pendinginan ini bertujuan untuk memisahkan methanol mentah dari gas terlarut didalamnya

Proses Pemurnian Metanol

Kenaikan tekanan operasi akan menyebabkan bertambahnya gas terlarut dalam cairan. Untuk
itu, oleh karena itu dilakukan penurunan tekanan agar gas-gas terlarut lepas. Sedangkan
volatile impurities seperti dimetil eter, metil format, dan gas-gas inert terlarut dipisahkan dari
methanol mentah. Setelah itu,methanol mentah dilakukan pemurnian pada kondisi 800C dan
1,5 bar. Pada kolom pemurnian ini, methanol akan menjadi produk atas dan air akan menjadi
produk bawah. Air proses yang dihasilkan sebagai produk bawah ini akan dipompa menuju
pemanas air proses. Uap yang menuju puncak kolom distilasi akan didinginkan oleh suatu
kondensor dimana uap methanol akan dikondensasikan secara total menjadi cairan bersuhu
690C. Metanol terkondensasi ini selanjutnya didinginkan lagi hingga mencapai suhu 400C dan
ditampung.

Anda mungkin juga menyukai