PENDAHULUAN
intoxication (keracunan) alcohol (ethanol, methanol, etilen glikol, dietilen glikol, propilen
glikol, alkoholik ketoasidosis dan isopropanolol ) merupakan kejadian yang sering di
masyarakat.
Di Indonesia (Bali dan Lombok) banyak kematian dan kasus kebutaan permanen dan cacat
berkepanjangan. sangat penting untuk segera mengenali tanda-tanda keracunan methanol dan
segera mencari perawatan medis.
Methanol (CH3OH; metyl alcohol; karbinol; alcohol kayu) dihasilkan dari metana atau
distilasi kayu, BM 32,04, titil didih 64,50C, bersifat ringan, mudah menguap, tak berwarna,
mudah terbakar, beracun dan memiliki aroma khusus yang agak mirip dengan ethanol.
Digunakan sebagai bahan penambah bensin, bahan pemanas ruangan, pelarut industry, pada
larutan fotokopi, serta bahan untuk bakteri yang memproduksi protein. Paling banyak
dijumpai dalam rumah tangga dalam bentuk canned heat atau cairan pembersih mobil.
TUJUAN
- memberikan edukasi kepada konsumen tentang bahaya / risiko arak
- memberikan edukasi kepada petugas kesehatan tentang gejala klinis awal keracunan
methanol
- meningkatkan penatalaksanaan di pre hospital dengan penanganan awal yang tepat
untuk life saving
PEMBUATAN ARAK
- Arak dan senyawa / produk yang sejenis dibuat dibeberapa Negara di dunia.
- Buah dihancurkan, maka fermentasi gula berlangsung, dari fermentasi cair disuling di
atas sumber panas untuk menguapkan alcohol.
- Methanol divaporisir pada suhu lebih rendah dari ethanol dan cenderung memiliki
konsentrasi tertinggi di bagian pertama dari proses distilasi.
METHANOL
- Methanol dimetabolisme oleh ADH di hati formalin asam format
- Asam format diubah menjadi CO2 dan H2O oleh tetrahydrofolate
- Daya tahan asam format bisa sampai 20 jam.
methanol = metil alcohol = wood alcohol = spiritus
ASAM FORMAT
- Asam format : neurotoksin dan retino-toksin kerusakan permanen SSP dan cedera
retina
- asam format yang cukup tinggi dalam tubuh penumpukan asam yang tinggi
(asidosis) kegagalan multi organ dan kematian.
ETHIOPATOGENESIS
Intoksikasi methanol terjadi melalui 2 mekanisme :
- pertama : methanol tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit
- kedua : ketika methanol dimetabolisme oleh tubuh formaldehid asam format.
- methanol setelah diabsorbsi didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh
kecuali : lemak dan tulang (konsentrasi terendah).
- konsentrasi dalam darah mencapai maksimum setengah – 1 jam setelah dikonsumsi.
- normal : tubuh dapat memetabolisme 10 gr methanol murni, jika dikonsumsi
berlebihan konsentrasi dalam darah akan meningkat mulai menunjukkan
keluhan dan gejala toksik, kecuali orang tersebut telah mengalami toleransi terhadap
methanol.
PENATALAKSANAAN
selanjutnya penatalaksanaan terpenting : menghambat metabolisme methanol menjadi asam
format.
TERAPI LAIN
1. Asam Folat
PENTING dalam mempercepat metabolisme asam format yang dioksidasi oleh
tetrahydrofolat CO2 + air tergantung kesediaan asam folat dalam tubuh. Pemberian bisa
intravenous atau per oral. Dosis : 50 mg setiap 4-6 jam selama beberapa hari.
2. Hemodialisa (HD)
untuk meningkatkan eliminasi methanol dan metabolit toksiknya : asam format. HD
lebih cepat 40-50x dibandingkan bersihan oleh ginjal sendiri. Indikasi : metabolic asidosis
berat (pH 7.2) tidak memberikan respon baik pada terapi konservatif, gagal ginjal akut (AKI),
gangguan penglihatan, konsentrasi methanol dalam darah > 50 mg /dL.
Clinical findings :
- 45.16 % (14) with DOC
- 70.96 % (22) with eye disturbance
- 67.74 % (21) with gastrointestinal upset (abdominal pain, nausea, vomiting)
Laboratory findings :
- pH < 7.1 : 54.83% (17)
- pH 7.1 - < 7.2 : 19.35 % (6)
- pH 7.2 – 7.35 : 22.58 % (7)
- pH > 7.35 : 3.22% (1)
RESULTS
- of 17 patients who had pH < 7.1 3 of them survived (had hemodialysis)
- 45.16% (14 patients) passed away due to severe metabolic acidosis (100% pH < 7.1
and HCO3 < 10)
- 3 patients presented to the hospital with death on arrival
CONCLUSION
- vision disturbance occurred the most in patients with methanol intoxication (70.96%)
- metabolic acidosis occurred in patients with methanol intoxication (96.78%)
- 45.16% (14 patients) passed away and 100% of patients that passed away had severe
metabolic acidosis (pH <7.1 and HCO3 < 10 mEq/L)
SIMPULAN
- Intoksikasi methanol sering merupakan KLB di Bali terakhir datang berobat ke RSUP
Sanglah Denpasar
- Diagnosis berdasarkan riwayat minum alcohol sebelumnya, pemeriksaan klinis dan
lab. asidosis metabolic, hasil pemeriksaan sampel positif mengandung methanol
- gambaran klinis umumnya berat dan berbahaya
- angka kematian masih tinggi karena pasien datang dalam keadaan berat dan pasien
meninggal karena terlambat dan tidak sempat dilakukan HD, sedangkan yang
membaik mengalami cacat berupa toksik optic retinopati dan Parkinson.
SARAN :
- pada kasus intoksikasi alcohol : perlu dipertimbangkan terjadi intoksikasi methanol
segera terapi ethanol
- pasien seharusnya datang ke RS lebih dini karena pada keracunan methanol berat,
datang ke RS terlambat sulit diatasi dan fatal. Usahakan ke RS yang ada sarana
HDnya
- Diharapkan hasil pemeriksaan sampel methanol segera dapat diterima, kadar
methanol dalam darah dapat diukur pilihan terapi segera bisa ditentukan
- Berhati-hati dalam mengkonsumsi alcohol terutama yang dibeli tanpa botol tertutup.
- pemerintah harus bertindak lebih tegas untuk melarang minuman arak yang dicampur
dengan methanol
- perlu dibuatkan peraturan pemerintah (UU) bahwa menjual minuman bermethanol
yang merupakan bahan kimia berbahaya : tindak kejahatan serius.