Anda di halaman 1dari 4

KERACUNAN METANOL Methanol (CH3OH;metyl alcohol;carbinol;alcohol kayu) adalah bentuk paling sederhana dari alkohol yang bersifat ringan,

mudah menguap, tak berwarna, mudah terbakar, beracun dan berbau khas. Methanol digunakan sebagai bahan penambah bensin, bahan pemanas ruangan, pelarut industry, pada larutan fotokopi, serta sebagai bahan makanan untuk bakteri yang memproduksi protein. Metanol juga digunakan sebagai bahan tambahan dari etanol dalam proses denaturasi sehingga etanol menjadi toksik. Keracunan methanol sering terjadi di Negara kita dan dapat menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Methanol paling banyak dijumpai dalam rumah tangga dalam bentuk canned heat atau cairan pembersih kaca mobil. Methanol dapat diabsorbsi ke dalam kulit, saluran pernafasan atau pencernaan dan didistribusikan ke dalam cairan tubuh. Mekanisme utama methanol di dalam tubuh manusia adalah dengan oksidasi menjadi formaldehida, asam format dan CO2. Methanol juga dapat disingkirkan dengan membuat muntah, dan dalam jumlah kecil diekskresikan melalui pernafasan, keringat dan urin. Methanol tidak dapat diikat dengan karbon. Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat beracun bila dibandingkan dengan etanol, sering disalah gunakan sebagai bahan pembuat minuman keras dengan menggunakannya sebagai pengganti etanol karena disamping harganya yang relatif lebih murah juga akibat ketidapahaman akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kedua zat tersebut, sehingga banyak yang beranggapan bahwa sifat dan fungsi metanol adalah sama, sehingga orang yang sudah kecanduan minuman keras dan kurang memiliki dana untuk membeli minuman keras yang legal cenderung membuat atau membeli minuman keras yang illegal yaitu minuman keras oplosan yang dicampur dengan metanol. Minuman keras atau yang dikenal dengan nama minuman beralkohol, bahan dasar utamanya adalah etanol yang mempunyai batas kadar yang telah ditetapkan oleh pemerintah 1% - 55 %, dan etanol yang ada dalam minuman beralkohol tersebut bukan etanol yang dibuat atau digunakan untuk industri tetapi etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi dari buah dan biji bijian misalnya anggur, gandum, beras dll., sedangkan metanol dilarang untuk digunakan atau ditambahkan dalam makanan atau minuman termasuk minuman keras. Dari informasi tersebut diatas mungkin dapat dipahami mengapa etanol merupakan bahan yang dapat digunakan untuk minuman keras sedangkan metanol dilarang padahal kedua zat tersebut diatas merupakan golongan alkohol. Kecepatan absorbsi dari methanol tergantung dari beberapa factor, dua factor yang paling berperan adalah konsentrasi methanol dan ada tidaknya makanan dalan saluran cerna. Methanol dalam bentuk larutan lebih lambat diserap dibanding dengan methanol yang murni dan adanya makanan dalam saluran cerna terutama lemak dan protein akan memperlambat absorbsi methanol dalam saluran cerna. Setelah diabsorbsi, methanol didistribusi ke seluruh jaringan dan cairan tubuh kecuali jaringan lemak dan tulang, disini konsentrasi methanol paling rendah. Konsentrasi methanol di dalam darah mencapai maksimum kira-kira setengah sampai satu jam setelah methanol dikonsumsi. Konsentrasi methanol di dalam otak setelah tercapai keseimbangan adalah lebih sedikit dibanding dengan konsentrasi di dalam darah.

Methanol yang telah diabsorbsi, dimetabolisme di dalam tubuh didalam hepar melalui proses oksidasi. Secara normal, tubuh dapat memetabolisme 10 gms methanol murni. jika dikonsumsi berlebihan, konsentrasi methanol dalam darah akan meningkat dan orang tersebut akan mulai menunjukkan keluhan dan gejala keracunan alcohol, kecuali orang tersebut telah mengalami toleransi terhadap methanol. Methanol dalam jumlah yang maksimum yaitu 300 ml methanol murni, dapat dimetabolisme dalam tubuh dalam 24 jam. Keracunan methanol dapat menyebabkan gangguan pada hepar dan ginjal.1 Dalam liver metanol akan dimetabolisme oleh Alkohol Dehidrogenase menjadi formaldehide dan selanjutnya oleh enzim Formaldehide dehidrogenase ( FDH ) diubah menjadi asam format. Kedua hasil metabolisme tersebut merupakan zat beracun bagi tubuh terutama asam format. Pada kasus keracunan metanol, formaldehida tidak pernah terdeteksi dalam cairan tubuh korban karena formaldehida yang terbentuk sangat cepat diubah menjadi asam format ( waktu paruh 1-2 menit ) dan selanjutnya diperlukan waktu yang cukup lama ( kurang lebih 20 jam ) oleh enzim 10-formyl tetrahydrofolate synthetase ( F-THF-S ) untuk mengoksidasi asam format menjadi senyawaKarbon dioksida dan air, sehingga ditemukan adanya korelasi antara konsentrasi asam format dalam cairan tubuh dengan kasus keracunan metanol. Berat ringannya gejala akibat keracunan metanol tergantung dari besarnya kadar metanol yang tertelan. Dosis toksik minimum ( kadar keracunan minimal ) metanol lebih kurang 100 mg / kg dan dosis fatal keracunan metanol diperkirakan 20 240 ml ( 20 150 g ). Gejala Gejala awal yang penting dari keracunan methanol ialah gangguan visual, sering kali dijelaskan sebagai berada dalam badai salju. Gangguan visual merupakan keluhan umum epidemis keracunan methanol. Keluhan penglihatan kabur dengan kesadaran relative baik merupakan suatu petunjuk kuat untuk keracunan methanol untuk keracunan methanol. Muncul juga gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala keracunan alkohol (etanol) : sakit kepala, pusing, sakit otot, lemah, kehilangan kesadaran dan kejang-kejang ini berlangsung selama 12 24 jam. Pada tahap selanjutnya jika korban tidak segera mendapat pertolongan yang tepat akan terjadi : 1. Kerusakan syaraf optik dengan gejala-gejala : dilatasi pupil, penglihatan menjadi kabur dan akhirnya kebutaan yang permanen 2. Metabolisme acidosis dengan gejala-gejala : mual, muntah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat, tekanan darah menurun, syok kemudian koma dan akhirnya meninggal Keracunan metanol terjadi tidak hanya melalui mulut, dapat juga terjadi bila : 1. Terhirup / inhalasi dengan gejala-gejala : iritasi selaput lendir, sakit kepala, telinga berdengung, pusing, sukar tidur, bola mata bergerak bolak balik, pelebaran bola mata / dilatasi pupil, penglihatan kabur, mual, muntah, kolik dan sulit buang air besar. 2. Terkena kulit menyebabkan kulit menjadi kering, gatal-gatal dan iritasi 3. Terkena mata dapat menyebabkan iritasi dan gangguan penglihatanManifestasi dari keracunan methanol adalah muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, dyspneu, bradikardia dan hipotensi. Bisa terjadi delirium kemudian pasien akan segera menjadi koma.

Asidosis metabolic sangat khas terjadi pada keracunan methanol, yang disebabkan karena terbentuknya asam format yang merupakan metabolit dari methanol yang telah mengalami metabolism di dalam hati. Toksisitas yang spesifik yaitu kerusakan pada retina. Penglihatan kabur, pelebaran pembuluh darah diskus optikus selalu mendahului kematian yang disebabkan oleh gagal nafas. Penatalaksanaan Keracunan methanol berat biasanya dijumpai pada pecandu alcohol kronis dan mungkin tidak dapat dikenal kecuali dijumpai gejala-gejala yang khas pada sejumlah pasien. Karena methanol dan metabolit formatnya merupakan toksin yang lebih kuat dari etanol, maka penting bahwa pasien yang keracunan methanol dikenali dan diobati secepat mungkin. Hasil pemeriksaan fisik pada keracunan methanol biasanya tidak spesifik. Midriasis yang menetap merupakan tanda keracunan berat. Atropi saraf optic merupakan tanda lanjut. Penyebab kematian dalam kasus fatal ialah berhentinya pernafasan secara mendadak. Merupakan hal yang sangat perlu untuk menentukan kadar methanol dalam darah secepat mungkin bila diduga suatu keracunan methanol. Bila dugaan klinik keracunan methanol cukup kuat, pengobatan tidak boleh terlambat. Kadar methanol lebih dari 50 mg/dL, merupakan indikasi mutlak untuk hemodialis dan pengobatan dengan etanol meskipun kadar format dalam darah merupakan indikasi yang lebih baik. Hasil laboratorium tambahan termasuk asidosis metabolic dengan peningkatan anion gap dan osmolar gap. Etilen glikol, paraldehid, dan salisilat juga dapat menyebabkan anion gap. Penurunan serum bilirubin merupakan gambaran yang seragam dari keracunan methanol berat. Toksisitas etilen glikol biasanya menyebabkan eksitasi susunan saraf pusat, peningkatan enzim- enzim otot, dan hipokalsemia tetapi tidak ada gejala visual. Keracunan salisilat dapat segera ditentukan dari kadar salisilat dalam darah. Pengobatan pertama untuk keracunan methanol, seperti pada keadaan kritis keracunan, ialah untuk menyelenggarakan pernafasan, dengan melakukan trakeotomi bila perlu. Muntah dapat dibuat pada pasien yang tidak koma, tidak mengalami kejang, dan tidak kehilangan reflex muntah. Bila salah satu dari kontraindikasi ini ada, maka harus dilakukan intubasi endotrakeal dan bilasan lambung dengan selang berdiameter besar setelah saluran nafas terlindungi. 3 cara yang spesifik untuk keracunan methanol berat: 1. penekanan metabolism oleh alcohol dehidrogenase untuk pembentukan produkproduk toksiknya 2. dialysis untuk meningkatkan bersihan methanol dan produk toksiknya 3. alkalinasi untuk menetralkan asidosis metabolic Karena etanol berkompetisi untuk alcohol dehidrogenase, yang bertanggung jawab untuk memetabolisme methanol menjadi asam format, perlu untuk menjenuhkan enzim ini dengan etanol yang kurang toksik. Metabolism etanol yang dicirikan tergantung pada dosis dan variabilitas yang disebabkan oleh asupan etanol kronis memerlukan pemantauan yang berulang- ulang untuk meyakinkan konsentrasi yang alcohol yang tepat. Etanol diberikan secara intravena sebagai larutan 10%. 4-Metilpirazol, suatu penghambat alcohol dehidrogenase yang kuat, dapat berguna sebagai penunjang dalam keracunan methanol bila

tersedia penuh untuk digunakan manusia. Akhir-akhir ini, obat ini tergolong sebagai orphan drug. Dengan dimulainya prosedur dialysis, maka etanol akan hilang dalam dialisat. Dialysis direkomendasikan untuk pasien yang mengalami gangguan penglihatan, kadar methanol dalam darah 50 mg % atau lebih, menelan lebih dari 60 ml methanol dan asidosis berat yang tidak dapat dikoreksi dengan bikarbonat.2,3 Alkalinisasi adalah terapi yang paling lama dipakai bertujuan untuk mengatasi asidosis dan diperlukan dosis yang sangat besar dari sodium bikarbonat.

Anda mungkin juga menyukai