Anda di halaman 1dari 2

RACUN VOLATIL DAN NONVOLATIL

1. Methanol
Methanol (Methyl Alcohl, CH3OH) merupakan turunan dari alcohol yang berasal dari
Wood Alcohol. Methanol merupakan jenis alcohol yang paling sederhana, mudah menguap,
sangat ringan, tidak berwarna, mudah terbakar, bau khas sedikit lebih manis daripada etanol.
Digunakan untuk campuran minuman keras tradisional dan produk industri seperti cairan
pembersih mobil, pelarut cat, pembersih, parfum, bahan bakar mobil, dan produk industri
lainnya.
Pengaruh Metanol pada Organ Tubuh
Terjadi gangguan pada system syaraf pusaf, nervus optikus dan basal ganglia. Asam
format yang berperan menimbulkan toksisitas pada mata dengan cara menghambat sitokrom
oksidase di nervus optikus sehingga mengganggu aliran axoplasma. Sedangkan zat yang
berperan terhadap terjadinya asidosis metabolic dan penurunan bikarbonat plasma adalah
formaldehid, asam format dan asam laktat
Gejala dan Tanda
Dosis toksis methanol sekitar 15-500 cc dengan larutan yang mengandung 40% methanol
atau 60-600 cc methanol murni. Namun lethal dosis ini bervariasi pada tiap orang. Gejalanya
diawali dengan mabuk ringan dan mengantuk. Kemudian diikuti oleh fase laten (40 menit-72
jam) berupa asimtomati karena lambatnya produksi formaldehid dan asam format. Lalu
muncul asidosis metabolic, anion gap dan gangguan penglihatan berupa pandangan kabur
sampai penurunan tajam penglihatan. Kemudian terjadi kejang, koma dan kematian. Kadang–
kadang gejala tidak tampak sampai 26 jam atau lebih setelah keracunan namun tiba–tiba
penderita dapat meninggal. Hal ini disebabkan oleh efk depresi CNS, edema serebri dan
asidosis akibat dari oksidasi yang lambat dan tidak sempurna dari methanol dalam tubuh
menjadi fermaldehid dan asam semut
2. Etanol
Etanol (etil etanol, CH3-CH2-OH) merupakan hidrokarbon dengan berat molekul rendah
yang berasal dari fermentasi gula. Banyak beredar sebagai minuman, ekstrak makanan, obat
batuk dan pilek, dan pembersih mulut. Etanol berikatan dengan reseptor GABA di system
syaraf pusat yang menyebabkan efek sedatif. Selain itu juga menghambat reseptor N-methyl-
D-Aspartat, mempengaruhi reseptor opioid, meningkatkan kerja dopamine, meningkatkan
aksi serotonin dan meningkatkan kerja system neurokimia lainnya. Etanol juga dapat
menghambat proses glukoneogenesis sehingga menyebabkan hipoglikemia yang terjadi 6
sampai 36 jam setelah diminum.
3. Etilen Glikol
Etilen glikol (C2H6O2) merupakan larutan alcohol polihdrik yang tidak berwarna, tidak
berbau dan manis. Banyak dipakai dalam produk industry seperti pendingin mobil, cairan
pemindah panas dan cairan pembersih rumah tangga. Dapat menyebabkan asidosis metablik
dan disfungsi organ dari asam glikolat dan asam oksalat yang dihasilkan dari proses
pembentukan 2-hydroxyethoxyacetic acid (HEAA). Dosis toksis sekitar 0,14 g/kgBB dan
dosis letal 1-1,63 g/kgBB. Gejala klinis terjadi 24 jam sampai beberapa hari setelah minum
dan dibagi menjadi 3 fase. (1) gejala gastrointestinal (seperti gangguan hati dan pankreas),
mabuk dan terjadi asidosis metabolic. (2) asidosis metabolic yang berat dan gagal ginjal. Jika
tidak mendapat terapi suportif yang optimal dapat menyebabkan kematian. (3) gejala dan
tanda neurologis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I. 4th ed. Jakarta : Interna Publishing; 2014.p 1037
2. Fitriana, A.N. (2015). Forensic Toxicology. Journal Majority, 4(4).

Anda mungkin juga menyukai