LANDASAN TEORI
I.1. Etanol
I.1.1. Pengertian Etanol
Etanol adalah nama sekelompok senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan
O. Etanol dalam kimia disebut etil alkohol dengan rumus kimia C 2H5OH. Sifat-sifat etanol
adalah cair, tidak berwarna, bau khas, mudah terbakar dan mudah menguap, larut dengan
air dalam semua proporsi. Secara umum, etanol digunakan sebagai pelarut untuk zat
organik dan anorganik, bahan dasar cuka industri, ester, spiritus, dan asetaldehida. Selain
itu, etanol juga digunakan dalam campuran minuman bir dan digunakan sebagai bahan
bakar terbarukan (Muslihah, 2012).
I.2.3.4. Metanol
Metil alkohol (CH3OH) atau metanol atau wood alkohol atau spiritus sering
digunakan sebagai pelarut dalam industri atau komersial. Sifat metanol yang beracun
sering digunakan sebagai bahan aditif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan
industri, seperti penghapus cat dan pengembang mesin fotokopi. Metanol diproduksi
dari sintesa gula dan bakteri. Umumnya disebut spiritus yang bersifat berbahaya,
mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun.
I.2.3.5. Etanol
Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) atau alkohol murni atau alkohol absolut
merupakan jenis alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang
ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum,
perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan.etanol juga digunakan sebagai
disinfektan, seperti untuk pembersih luka dan mencegah terjadinya infeksi.
I.4. Glukosa
I.4.1. Pengertian Glukosa
Glukosa berasal dari bahasa Yunani yaitu glukus yang berarti manis. Nama lain dari
glukosa antara lain dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah. Glukosa adalah monosakarida
sederhana yang mempunyai rumus molekul C6H12O6. Glukosa dihasilkan dari reaksi antara
karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil. Karbohidrat yang
terkandung merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana sehingga tidak dapat
dipecah menjadi bagian yang lebih kecil atau lebih sederhana (Anggraeni, 2013).
(Fullah, 2016)
I.6.2.4. Fermentasi Asam Sitrat
Fermentasi ini dihasilkan oleh fermentasi garam Aspergillus niger. Bakteri ini
merupakan bakteri yang paling umum digunakan pada kondisi aerob, mengubah pati
menjadi asam sitrat melalui perubahan TCA. Contoh dari fermentasi asam sitrat
adalah citric acid.
C6H4O5 + 2H2O C6H8O7
(Fullah, 2016)
I.6.2.5. Fermentasi Glutamat
Fermentasi glutamate dihasilkan dari muatan Lactobacillus glutamate yang
menyebabkan aroma makanan berubah atau berfungsi sebagai penyedap rasa.
Contoh fermentasi glutamat adalah dalam pembuatan Monosodium glutamate.
(Fullah, 2016)
I.6.3. Manfaat Fermentasi
a. Meningkatkan nilai jual produk susu
b. Menambah cita rasa
c. Menyeimbangkan sistem pencernaan
d. Menurunkan kadar kolesterol
e. Mencegah kanker
f. Mengatasi infeksi jamur dan bakteri
(Haliza et al., 2020)
I.6.4. Syarat Mikroba Hidup dalam Makanan Fermentasi
a. Murni, mikroba yang akan dibiakkan harus dalam keadaan murni dan steril, hal
ini bertujuan untuk membantu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi
b. Unggul, mikroba yang digunakan harus memiliki sifat unggul, artinya mikroba
yang digunakan adalah mikroba yang menguntungkan
c. Bukan Patogen, mikroba yang digunakan tidak bersifat pathogenic baik bagi
manusia/hewan
d. Mampu tumbuh cepat dalam substrat dan lingkungan yang cocok untuk
memperbanyak diri
e. Mudah dibudidayakan dalam jumlah yang banyak
f. Kondisi lingkungan harus sesuai
(Durrotul Faridah & Kurnia Sari, 2019)
I.6.5. Faktor yang Memengaruhi Fermentasi
I.6.5.1. Mikroba, semakin meningkatnya jumlah mikroba yang memfermentasi
substrat maka akan semakin banyak asam laktat dan energi.
I.6.5.2. Waktu Fermentasi, semakin lama fermentasi maka bakteri pembentuk
asam laktat bertambah dan asam laktat yang dihasilkan meningkat.
I.6.5.3. Penambahan Garam, penambahan garam berfungsi untuk menghambat
selektif mikroba dan menghambat pertumbuhan mikroba. Semakin
meningkatnya konsentrasi garam dapat meningkatkan jumlah total bakteri
asam laktat.
I.6.5.4. pH, pada pH asam bakteri asam laktat (tumbuh pada pH 2) akan bertambah
sehingga dapat menaikkan total asam laktat yang dihasilkan.
I.6.5.5. Suhu, suhu yang lebih tinggi dari 40°C pada umumnya menurunkan
kecepatan pertumbuhan dan pembentukan asam oleh bakteri asam laktat,
kecuali kultur yang digunakan dalam pembuatan yoghurt yaitu L.bulgaricus
dan S.thermophilus memiliki suhu optimum 40 – 45°C.
I.6.5.6. Oksigen/Aerasi, tersedianya oksigen dapat memengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme. Jamur bersifat aerobik (memerlukan oksigen) sedangkan
khamir dapat bersifat aerobik atau anaerobik tergantung pada kondisinya.
I.6.5.7. Nutrisi, nutrisi diperlukan untuk tambahan makanan dalam pertumbuhan
yeast.
I.6.5.8. Kadar Gula, semakin tinggi konsentrasi gula maka akan berpengaruh
negatif pada yeast dan berpengaruh baik pada fermentasi. Kadar glukosa
yang baik 10-18%.
I.6.5.9. Substrat, mikroba membutuhkan substrat yang kaya akan potensi nutrisi
untuk bertahan hidup
I.6.5.10. Kandungan Air, semakin banyak air maka fermentasi semakin lama
(Nurfuzianti et al., 2021)
I.7. Densitas
Densitas atau massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan
antara massa benda dengan volume benda. Massa jenis suatu benda bersifat tetap artinya jika
ukuran benda diubah maka massa jenisnya tetap. Secara matematis, densitas dirumuskan
sebagai berikut:
m
ρ=
v
Keterangan:
ρ = Massa jenis zat (kg/m3)
m = Massa zat (kg)
v = Volume zat (m3)
(Abdurrojaq et al., 2021)
I.8. Viskositas
Kekentalan atau viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan
terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas disebabkan oleh gesekan secara
molekular antarpartikel fluida. Secara matematis, viskositas dirumuskan sebagai berikut:
tx . dx
μx= × μo
¿ . do
Keterangan:
μx = viskositas larutan
μo = viskositas air
tx = waktu larutan
¿ = waktu air
dx = densitas larutan
do = densitas air
(Putri Tissos et al., 2014)
I.9. Pupuk Za
Pupuk ZA (Zwavelzure ammoniak) yang berarti ammonium sulfat (NH4SO4) adalah pupuk
kimia yang memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Pupuk ZA
mengandung belerang 24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21% (dalam bentuk ammonium
(Mertayasa, 2016).
(MSDS, 2021)
I.11.2. Aquadest
Sifat Fisika: Sifat Kimia:
- Bening - Pelarut universal
- Berat molekul 18 - Tidak berwarna
- Densitas 1 gr/mL
- pH 7
(MSDS, 2021)
I.11.3. Asam Sulfat
Sifat Fisika: Sifat Kimia:
- BM 98 - Beracun
- Titik didih 338 ℃ - Rumus molekul H2SO4
- Titik lebur 10 ℃ - Larut dalam etil alcohol
(MSDS, 2021)
I.11.4. Pupuk ZA
Sifat Fisika: Sifat Kimia:
- Berwarna putih - Tidak higroskopis
- Berbentuk kristal - Larut dalam air
- Dapat menurunkan pH
(MSDS, 2021)
I.11.5. Pupuk NPK
Sifat Fisika: Sifat Kimia:
- Berbentuk butiran - Larut dalam air
- Berwarna cokelat - Kadar N 15%, P 15%, K 15%
- Senyawa anorganik - Higroskopis rendah
(MSDS, 2021)
I.11.6. Etanol
Sifat Fisika: Sifat Kimia:
- Berbentuk cairan bening - Berbau khas
- Titik didih 76℃ - Mudah terbakar
- Titik beku -113℃ - Sebagai pelarut
- Densitas 0.789-0.809
(MSDS, 2021)
V. DAFTAR PUSTAKA
Abdurrojaq, N., Devitasari, R. D., Aisyah, L., Faturrahman, N. A., Bahtiar, S., Sujarwati, W.,
Wibowo, C. S., Anggarani, R., & Maymuchar, M. (2021). Perbandingan Uji Densitas
Menggunakan Metode ASTM D1298 dengan ASTM D4052 pada Biodiesel Berbasis
Kelapa Sawit. Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi, 55(1), 49–57.
https://doi.org/10.29017/LPMGB.55.1.576
Anggraeni, P. dan Z. A. (2013). Hidrolisis Selulosa Enceng Gondok (Eichhornia crassipe)
menjadi Glukosa dengan Katalis Arang Aktif Tersulfonasi. Jurnal Teknologi Kimia Dan
Industri, 2(3), 63–69.
Durrotul Faridah, H., & Kurnia Sari, S. (2019). Pemanfaatan Mikroorganisme dalam
Pengembangan Makanan Halal Berbasis Bioteknologi Utilization of Microorganism on
the Development of Halal Food Based on Biotechnology. Journal of Halal Product and
Research, 2(1).
Fifendy, M., Irdawati, & Eldini. (2013). Pengaruh pemanfaatan molase terhadap jumlah
mikroba dan ketebalan nata pada teh kombucha. Pengaruh Pemanfaatan Molases
Terhadap Jumlah Mikroba Dan Ketebalan Nata Pada Teh Kombucha, 67–72.
Fullah, N. (2016). Pabrik pupuk za (ammonium sulfat) dari gypsum, co 2 , amonia, dan asam
sulfat dengan menggunakan proses merseburg. 22.
Haliza, W., Purwani, E. Y., Fardiaz, D., & Suhartono, M. T. (2020). KAKAO FERMENTASI :
PELEPASAN PEPTIDA BIOAKTIF DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN
Fermented Cocoa: The Release of Bioactive Peptides and Their Health Benefits.
Perspektif, 18(2), 104. https://doi.org/10.21082/psp.v18n2.2019.104-119
Hayati, R., Yusmanizar, Y., Mustafril, M., & Fauzi, H. (2012). Kajian Fermentasi dan Suhu
Pengeringan pada Mutu Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Keteknikan Pertanian,
26(2), 129–135.
Kasanah, U., Cahyono, E., & Sudarmin. (2014). Pengaruh Struktur Alkohol terhadap Produk
Esterifikasi Asam Laurat Terkatalisis Zr^{4+}-Zeolit Beta. Indonesian Journal of
Chemical Science, 3(1), 63–68.
Lestari, P. (2018). Perbedaan Angka Kuman Udara Sebelum Dan Sesudah Penyinaran Lampu
Ultraviolet 90 Watt Di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 6(19),
387–387.
Mertayasa, I. P. (2016). Pengaruh Jenis dan DOsis Pupuk ZA, NPK, UREA Terhadap
Pertumbuhan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon) pada Industri Pembibitan Tanaman
Lansekap di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.
Mohd, L., Corresponding, N., Tamhidi, P., Mat, S. R., Dhiaudin, N., & Arifin, A. (2018).
Alkohol: Definisi, Pengharaman, Metabolisme Dan Kegunaannya [Alcohol: Definition,
Prohibition, Metabolism and Its Usage]. Ulum Islamiyyah Journal, 23.
MSDS. (2021). Pengenalan MSDS Bahan Kimia dalam Proses Reaksi Bunsen untuk
Menunjang Keselamatan dan Kesehatan. Jurnal Batan, 12(4). http://repo-
nkm.batan.go.id/2267/
Muslihah, S. (2012). Pengaruh Penambahan Urea dan Lama Fermentasi yang Berbeda
Terhadap Kadar Bioetanol Dari Sampah Organik. Biology, 66(December), 37–39.
Nurfuzianti, R., Lubis, N., & Cahyati, E. (2021). REVIEW: PENGARUH PROSES
FERMENTASI TERHADAP KANDUNGAN ASAM LAKTAT PADA MAKANAN
FERMENTASI. Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi, 10(2), 1–6.
https://doi.org/10.30591/pjif.v10i2.2098
Nurhilal, O. (2018). Pengaruh Komposisi Campuran Sabut dan Tempurung Kelapa terhadap
Nilai Kalor Biobriket dengan Perekat Molase. Jurnal Ilmu Dan Inovasi Fisika, 2(1), 8–
14. https://doi.org/10.24198/jiif.v2i1.15606
Putri Tissos, N., Kamus, Z., & Yulkifli. (2014). Pembuatan Sistem Pengukuran Viskositas
Fluida Secara Digital Menggunakan Sensor Efek Hall UGN3503 Berbasis Arduino
Uno328. 1, 71–83.
Rachman, T. (2018). 済 無 No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 10–27.
Rahmawati, F. C., Kusdiyantini, E., & Budiharjo, A. (2017). Isolasi dan Identifikasi Molekuler
Khamir dari Molase serta Kemampuannya dalam Produksi Etanol. Jurnal Biologi, 6(4),
89–98.
Rochani, A., & Yuniningsih, S. (2015). Pengaruh onsentrasi Gula Lerutan Molases Terhadap
Kadar Etanol pada Proes Fermentasi. Reka Buana, 1(1), 43–48.
Surahmiana, Isworo, J. T., & Dewi, S. S. (2018). Pemanfaatan Tepung Biji Nangka Sebagai
Media Pertumbuhan Jamur Saccharomyces cerevisiae dan Aspergillus sp. Universitas
Muhammadiyah Semarang, 6–7.
Zuhri, M. Al, & Dona, F. (2021). Penggunaan Alkohol untuk Kepentingan Medis Tinjauan
Istihsan. Journal of Law, Society, and Islamic Civilization, 9(1), 40.
https://doi.org/10.20961/jolsic.v9i1.51849
VI. LAMPIRAN
VI.1. Tabel Hasil Pengamatan
Suhu Pemanasan : 80℃
Waktu Pemanasan : 10 menit
a. Hari ke-0
b. Hari ke-3
VI.2. Perhitungan
a. Hari ke-0
Densitas
Volume piknometer = 25 mL
Piknometer kosong =17.06 gram
Piknometer isi = 46.11 gram
Viskositas
tx = 7.9 detik
dx = 1.162 gr/mL
to = 1 detik
do = 1 gr/mL
tx . dx 7.9 × 1.162
μx= × μx= ×1.00 cP=9.1798 cP
¿ . do 1 ×1
b. Hari ke-3
Densitas
Volume piknometer = 25 mL
Piknometer kosong =17.06 gram
Piknometer isi = 45.9455 gram
tx . dx 7.53 × 1.1554
μx= × μx= ×1.00 cP=8.7002 cP
¿ . do 1× 1
Kadar Etanol
μ larutan hasil fermentasi 8.7002
Recovery = × 100 %= ×100 %=94.775 %
μ larutan sebelum fermentasi 9.1798