Anda di halaman 1dari 4

ETIL BUTIRAT

a)Rumus molekul: C6H12O2


b) Pembuatan
Ini dapat dihasilkan dari reaksi etanol dan asam butirat. Ini adalah reaksi kondensasi artinya
air adalah produksi dalam reaksi seperti biproduk.
c) Penggunaan
Secara umum digunakan untuk aroma buatan diantaranya aroma nanas dalam minuman
beralkohol dan pencampuran dalam produk parfum.

ETIL ASETAT (Aroma Pisang)

Flavor adalah keseluruhan kesan (sensasi) yang diterima oleh indra manusia terutama
oleh rasa dan bau pada saat makanan dan minuman dikonsumsi. Tujuan penggunaan flavor
adalah sebagi berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Meningkatkan daya tarik pangan


Menstandarisasi flavor produk akhir
Menguatkan flavor awal yang lemah
Menggantikan flavor yang hilang selama pengolahan
Meningkatkan nilai ekonomis produk
Etil asetat adalah salah satu senyawa ester yang terdapat didalam bau pisang. Selain
itu senyawa organik dengan rumus CH3COOC2H5. Senyawa ini merupakan ester dari etanol
dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan, tak berwarna tetapi memiliki aroma yang
khas. Etil asetat merupakan pelarut polar menengah yang mudah menguap, tidak beracun
dan tidak higroskopis. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 30% dan larut dalam air hingga
kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi, namun
senyawa ini tidak stabil dalam air mengandung basa atau asam. Etil asetat dapat dihidrolisis
pada keadaan asam atau basa yang menghasilkan asam asetat dan etanol kembali.
Menurut kajian yang dilakukan Joint FAO/WHO Expert Committee on Food
Additives (JECFA) hingga 2009 tercatat 1879 senyawa perisa yang masuk ke dalam positive
list atau senyawa yang aman digunakan dalam produk pangan.
Etil asetat merupakan perisa yang diizinkan penggunaanya oleh JECFA seperti yang
terlampir dalam SNI 01-7152-2006 yaitu sebagai berikut:
Etil Asetat
JECFA : 27
EC

: 09,001

FEMA : 2414
Menurut SNI 01-7152- 2006 bahan ini boleh dikonsumsi manusia asalkan kandungan
senyawa benzoat piren dalam produk pangan jumlahnya tidak lebih dari 0,03 g/kg
sedangkan 3-monochloropropane-1,2-diol (3-MCPD) tidak lebih dari 20 g/kg untuk produk
cair dan 50 g/kg untuk produk padat.

1. Sifat Kimia
a.
b.
c.
d.

Tidak beracun
Tidak higroskopis
Pelarut polar yang menengah volatil
Tidak berwarna

2. Sifat Fisika
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Nama sistematis
Nama alternative
Rumus molekul
Massa molar
Densitas dan fase
Titik lebur
Titik didih
Penampilan

: Etil etanoat ,Etil asetat


: Etil ester,Ester asetat, Ester etanol
: C4H8O2
: 88.12 g/mol
: 0.897 g/cm, cairan
: 83.6 C (189.55 K)
: 77.1 C (350.25 K)
: Cairan tak berwarna

3. Rumus Struktur Kimia

4. Proses Pembuatan
a.

Esterifikai ficher
Proses esterifikasificher yaitu mereaksikan antara asam karboksilat dengan alkohol. Asam
karboksilat yang digunakan adalah asam asetat (CH3COOH) dan alkohol yang digunakan
adalah metanol (CH3OH) biasanya dalam sintesis disertai katalis asam seperti asam sulfat.
H2SO4
CH3COOH + C2H5OH

CH3COOC2

+ H2O
Asam asetat

etanol

katalis

etil asetat

b. Proses pencucian dan pemisahan engan aquadest


Pencucian pemilihan dilakukan dicorong
c.

air
pisah,

kemudian

didiamkan

sampai

terbentuknya bidang batas.


Pemurnian
Pemurnian bertujuan untuk memisahkan air yang masih terikat dengan menggunakan
adsorben.

5. Mekanisme Kerja
Flavor secara tepat dapat ditentukan dengan indera perasa, dengan lidah sebagai pusat
pemasukan flavor. Konsumen mengenali dan menyusun berbagai perbedaan sensasi rasa
yaitu membandingkan flavor tertentu dengan rasa alami yang sudah dikenal seperti manis,
asam, asin dan pahit. Pembentukan dari impresi komposisi rasa lebih lanjut akan disekresi
oleh kelenjar ludah dan bagian yang berhubungan dengan indera perasa.
6. Cara Penggunaan
Perisa digunakan sebagai zat tambahan dalam makanan maupun minuman. Makanan
dan minuman memerlukan perisa untuk menciptakan atau menegaskan rasa dan aroma. Perisa
banyak digunakan dalam produk makanan maupun minuman yang dapat dijumpai di pasaran,
misalnya perisa buah, coklat maupun vanila.
Penggunaan perisa yang diizinkan adalah sebagai berikut:
a) Perisa dapat digunakan bersama-sama dengan komponen atau senyawa kimia yang
diinginkan
b) Perisa dapat digunakan dalam produk pangan secara tunggal atau campuran

c) Penggunaan perisa yang diizinkan didasarkan atas CPPB, dibatasi dengan nilai ADI dan
dibatasi dengan kandungan bipaktifnya
d) Perisa dilarang digunakan pada produk susu formula bayi
e) Pada label pangan olahan yang mengandung perisa wajib dicantumkan nama kelompok
perisa dalam daftar bahan/ingredient
7. Peraturan Flavor
Banyak makanan dan minuman olahan begitu memikat dari segi rasa dan aroma.
Selain diperoleh dari bahan alami, rasa dan aroma ini dapat diperoleh dari perisa makanan.
Perisa makanan ini didefinisikan secara rinci di dalam SNI 01-7152-2006 yang mengatakan
bahwa perisa adalah bahan tambahan pangan berupa preparat konsentrat, dengan atau tanpa
ajudan perisa (flavouring adjunct) yang digunakan untuk memberi flavor, dengan
pengecualian rasa asin, manis, dan asam. Tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara
langsung dan tidak diperlakukan sebagai bahan pangan.
Menurut SNI 01-7152- 2006 merinci perisa makanan dibagi menjadi tujuh jenis yaitu
senyawa perisa alami, bahan baku aromatik alami, preparat perisa, perisa asap, senyawa
perisa identik alami, senyawa perisa artifisial dan perisa hasil proses panas.
Menurut kajian yang dilakukan Joint FAO/WHO Expert Committee on Food
Additives (JECFA) hingga 2009 tercatat 1879 senyawa perisa yang masuk ke dalam positive
list atau senyawa yang aman digunakan dalam produk pangan.
Disamping itu perlu diketahui pula bahwa ada beberapa senyawa yang tidak boleh
terkandung dalam perisa makanan, antara lain dulkamara, kokain, nitrobenzen, sinamil
antranilat, dihidrosafrol, biji tonka, minyak kalamus, minyak tansi, dan minyak sassafras.
Selain itu, senyawa bioaktif dalam perisa yang dibatasi penggunaannya antara lain aloin,
asam agarat, asam sianida, beta asaron, berberin, estragol, hiperisin, kafein, kuasin, komarin,
kuinin, minyak rue, safrol, iso-safrol, alfa santonin, spartein, dan tujon.
Dampak negatif Penggunaan Etil asetat secara berlebih
Apabila digunakan secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan pada paruparu, jantung, hati, dan ginjal. Penggunaan etil asetat dilarang pada ibu hamil dan menyusui
karena dapat menembus ari-ari yang mengganggu perkembangan janin dan pertumbuhan
janin.

Anda mungkin juga menyukai