SMK
PRODUKTIF
UTAMA
TEORI KEJURUAN
KIMIA ANALISA
K L Golongan Rumus
5A 2 3 III A A3+ AxBy
8B 2 6 VI A B2− A3+ B2−
A2B3
Analisis Konvensional tentang Gravimetri Pengendapan
6. Dalam analisis gravimetric cara pengendapan, analit yang dianalisis direaksikan dengan pereaksi
tertentu sehingga mengendap. Pada percobaan biasanya digunakan pereaksi pengendap H2SO4,
maka endapan yang terbentuk adalah …..
a. BaO c. BaSO3 e. Ba(HSO4)2
b. BaSO4 d. BaS
Jawaban : B
logam Rumus endapan – nya Warna endapan Setelah dipanaskan
Fe Fe(OH)3 Kuning kecoklatan Fe2O3
Ba BaSO4 Putih BaSO4
Aℓ Aℓ(OH)3 Putih Aℓ2O3
Ag AgOH coklat kehitaman Ag2O
Ca CaCO3 Putih CaO
Cari
[ OH−] = b x M = 1 x 0,1 = 0,1 = 1 x 10−1
pOH = - log 10−1 = 1
pH = 14 – 1 = 13
Analisa konvensional tentang perubahan pH titrasi asam – basa
8. Reaksi titrasi antara CH3COOH (Ka = 10−5) dengan larutan baku NaOH sebelum dicapai titik
ekivalen (TE) larutan hasil reaksi merupakan larutan asam. Saat 20 ml CH3COOH 0,1 M dititrasi
dengan 10 ml NaOH 0,1 M larutan hasil reaksi memiliki pH …..
a. 1 b. 5 c. 5,3 d. 7 e. 13
Jawaban : B
Perbandingan
CH3COOH NaOH
VxN = VxN
Atau VxMxa = VxMxb dimana M x a = N dan
VxMx1 = VxMx1 Mxb=N
20 x 0,1 x 1 = 10 x 0,1 x 1 Karena ada angkanya semua
maka tinggal kita kurangkan
2 1 Maka
sisa 1 mmol Karena sisa asam lemah hitung
𝐵−𝐾 2 −1
[𝐻 +] = 𝐾𝑎 = 1 𝑥 10 − 5 = 1 𝑥 10 − 5
𝐾 1
𝑝𝐻 = − log 1 𝑥 10 − 5 = 5
16. Untuk meyakinkan jenis kation yang terkandung dalam suatu zat dapat diidentifikasi
menggunakan pereaksi tertentu yang khas. Kation golongan III, endapannya larut dalam HCl,
kation tersebut diduga Fe(III), untuk meyakinkannya dapat diidentifikasi dengan menambahkan
pereaksi natrium hidroksida atau kalium hidroksida, jika benar Fe(III) akan terbentuk …..
Identifikasi Kation
Sampel + HCℓ
Presipitat (endapan ) Larut = filtrat ( tidak mengendap )
Kation GOL I Kation golongan IIA, IIB, IIIA, IIIB, IV dan V
AgCℓ : putih Sampel + Na2S atau H2S
Hg2Cℓ2 : putih Presipitat ( endapan ) Larut = filtrat ( tidak mengendap )
PbCℓ2 : putih Kation GOL IIA Kation golongan IIIA, IIIB, IV dan V
Bi2S3 : hitam Sampel + NaOH atau NH4OH
HgS : hitam Presipitat ( endapan ) Larut = filtrat ( tidak
CuS : hitam Kation GOL III A mengendap)
FeS : hitam Cr(OH)3 : hijau Kation golongan IV dan V
CdS : kuning Aℓ(OH)3 : putih Sampel + Na2CO3
Kation GOL IIB Fe(OH)3 : coklat atau (NH4)2CO3
As2S3 , As2S5 : kuning Kation GOL III B Presipitat Filtrat
Sb2S3, Sb2S5 : jingga Zn(OH)2 : putih Kation GOL IV atau
SnS4 : kuning Mn(OH)2 : putih jadi coklat CaCO3 : putih larut
Ni(OH)2 : hijau SrCO3 : putih Kation
Co(OH)2 : biru dalam basa BaCO3 : putih GOL V
Mg2+
Na+
K+
𝑏𝑡 𝑥 1 𝑏𝑡 𝑥 1
𝑀= 𝑁=
𝑀𝑟 𝑥 𝑉 ( 𝐿 ) 𝐵𝐸 𝑥 𝑉{𝐿}
Kimia Konvensional tentang Asidimetri
18. Pada analisis titrimetri metode asidimetri, larutan HCℓ sebagai larutan baku sekunder dapat
ditentukan normalitasnya dengan menggunakan Na2CO3. Sebanyak 25 ml larutan Na2CO3 0,15 N
dapat tepat bereaksi dengan 37,50 ml larutan HCℓ, maka konsentrasi larutan HCl …..
a. 0,2250 N c. 0,1000 M e. ,0080 N
b. 0,2250 M d. 0,1000 N
Jawaban : D
Valensi Na2CO3 artinya Na2(CO3)1 , maka valensi = 2 x 1 = 2
Valensi HCℓ , valensi = 1 , karena H+ - nya 1
Na2CO3 HCℓ
VxN = VxN
25 x 0,15 = 37,5 x N
25 𝑥 0,15
37,5
= 𝑁 𝐻𝐶ℓ = 0,1000 𝑁 𝑎𝑡𝑎𝑢 0,1000 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝐿
25 mL
bening
100 mL
Pink seulas
𝟏𝟎𝟎 𝒎𝑳
𝑭𝒑 = 𝟐𝟓 𝒎𝑳
=4
𝒃 𝑭𝒑 𝒙 𝑽 𝒙 𝑵 𝒙 𝑩𝑬 𝟒 𝒙 𝟐𝟓 𝒙 𝟎,𝟏 𝒙 𝟔𝟎
% 𝒃 = 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % = 𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
x 100 % = 30% b/b
Seorang analis akan melakukan sterilisasi terhadap alat di atas dengan menggunakan ….
a. Pemanasan dengan oven pada suhu 170 C selama 2 jam
b. Penambahan alcohol 70% d. Penambahan fenol 40%
c. Pemijaran e. pendidihan
Jawaban : A
31. Dalam suatu laboratorium, seorang analis akan melakukan penentuan kadar protein dari bahan
makanan kemudian dianalisa dan diamati secara fisik dan dilakukan preparasi hingga
penimbangan sejumlah tertentu sampel, proses selanjutnya dalam penentuan kadar protein
tersebut adalah …..
Data Pengamatan
Bobot sampel 1 gram
mmol HCℓ mula – mula V x N = 25 x 0,1 mmol
Mmol HCℓ sisa ( tidak bereaksi V x N = 24 x 0,0990 mmol
dengan sampel = mmol NaOH
BE N 14 mg
Faktor Konversi 6,25
Perhitungan % protein
% 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % 𝑁 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = 0,1736 % 𝑥 6,25 = 1,085 %
Atau
( 𝑉 𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 )− ( 𝑉 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 ) 𝑥 𝐵𝐸 𝑁
%𝑁 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 10
%
Pada suatu analisis penentuan gula pereduksi menggunakan metode Luff Schroorl ditimbang
sebanyak 2 gram sampel cookies dan dilarutkan dalam labu ukur yang berisi air sebanyak 100 mL
kemudian dipipet 25 mL ditambahkan pereaksi Luff Schoorl, dipanaskan 10 – 15 menit,
didinginkan dan ditambahkan padatan CuSO4 dan dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1005 N dan
volume titrasi pada saat TA diperoleh 10,30 mL, jika volume blanko = 14,38 mL maka kadar gula
pereduksi dalam sampel tersebut adalah …..
a. 1,653% c. 1,86% e. 20,8%
b. 16,56% d. 18,6%
Jawaban : –
Data Pengamatan
Bobot sampel 2 gram
Volume setelah diencerkan 100 mL
Dipipet 25 mL
Faktor pengenceran 100/25 = 4
Volume Na2S2O30,1005 N titrasi sampel 10,30 mL
Volume Na2S2O30,1005 N titrasi blanko 14,38 mL
Volume titer 14,38 – 10,30 = 4,08
BE gula pereduksi 9,7 Lihat tabel di
volume 4 mL
Kadar (%) gula pereduksi
𝑭𝒑 𝒙 𝑽 𝒙 𝑵 𝑿 𝑩𝑬 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
%= 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Jawaban : B
1 2
Larutan pekat larutan encer
100 ppm
Rumus Pengenceran V1 x M1 = V2 x M2, satuan M diganti ppm menjadi
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
Pengenceran 1, dengan konsentrasi 2 ppm
𝑉1 𝑥 𝑝𝑝𝑚1 = 𝑉2 𝑥 𝑝𝑝𝑚2
𝑉1 𝑥 100 = 100 𝑥 2
100 𝑥 2
𝑉1 = = 2 𝑚𝐿
100
40. Dari hasil analisis secara spektrofotometri terhadap deret larutan standar :
Konsentrasi Standar Absorban
2 ppm 0,25
4 ppm 0,50
6 ppm 1,05
Sebanyak 25 mL sampel dilarutkan dalam labu ukur 100 mL kemudian dianalisis secara
spektrofotometri diperoleh data konsentrasi sampel adalah …..
a. 10,3 ppm c. 15,3 ppm d. 20,3 ppm
b. 13,6 ppm d. 18,6 ppm