Anda di halaman 1dari 28

UJIAN SEKOLAH

BERSTANDAR NASIONAL
TAHUN PELAJARAN 2018 –
2019

SMK
PRODUKTIF
UTAMA
TEORI KEJURUAN
KIMIA ANALISA

Rabu, 16 April 2019 ( 07.00-09.00 )

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 1


Analisis Konvensional tentang Titrimetri ~ Asidimetri
1. Pada analisis titrimetri metode asidimetri, larutan HCl sebagai larutan baku sekunder dapat
ditentukan normalitasnya dengan menggunakan larutan baku primer Na 2CO3. Sebanyak 5 ml
larutan Na2CO3 0,15 N dapat tepat bereaksi dengan 37,50 ml larutan HCl, maka konsentrasi
larutan HCl …..
a. 0,2250 N c. 0,1000 N e. 0,0800 N
b. 0,2250 M d. 0,1000 M
Jawaban : −
Titrasi standarisasi pada metode Asidimetri
Perbandingan
Na2CO3 HCℓ
𝑉1 x N1 = V2 x N2
5 x 0,15=37,5 x N 2
5 x 0,15 grek
=N 2=0,020 atau ekivalen /L
37,5 L
AKD dan DKL tentang APAR
2. Laboratorium kimia sebagai tempat beraktivitas pembelajaran ataupun penelitian tentunya
memungkinkan terjadi kecelakaan kerja yang berakibat terjadinya kebakaran. Apabila di
laboratorium tersedia alat pemadam api ringan (APAR) jenis air, maka APAR tersebut hanya
dapat digunakan untuk memadamkan …..
a. Terbakarnya kertas atau plastik d. Kerusakan alat instrument
b. Kerusakan instalasi listrik e. Kerusakan pemanas listrik
c. Terbakarnya tumpahan eter
Jawaban : A

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 2


AKD dan DKL tentang Pengenalan Bahan – bahan Kimia
3. Etiket/label yang ditempel pada botol yang berisi bahan kimia biasanya terdapat symbol dari
sifat bahan kimia agar tidak terjadi kecelakaan kerja bagi pengguna bahan kimia tersebut.
Apabila pada etiket terdapat symbol seperti itu maka zat tersebut …..
a. Mudah terbakar
b. Sangat beracun
c. Korosif
d. Menyebabkan iritasi
e. Mudah meledak

Analisis Konvensional tentang Titrimetri ~ Permangganometri


4. Pada titrasi permanganometri, larutan KMnO 4 dibuat sebagai larutan baku sekunder yang
konsentrasinya ditentukan menggunakan baku primer. Nama dari senyawa baku primer
tersebut adalah …..
a. Asam oksalat dihidrat d. Asam karbonat dihidrat
b. Di-asam oksalat hidrat e. Asam karbonat hidrat
c. Asam oksalat hidrat
Jawaban : A

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 3


Larutan baku primer Larutan baku sekunder
No Nama analisis Rumus indikator
Nama Rumus Kimia Nama
Kimia
Asam oksalat H2C2O4 2 H2O
Natrium PP
1. Alkalimetri atau NaOH
hidroksida Phenolftalein
Asam benzoate C6H5COOH
2. Asidimetri Natrium tetraborat Na2B4O7 10 H2O MM/ SM
Atau Metil
Natrium karbonat Na2CO3 10 H2O merah/Sindu
Atau r merah
Asam klorida HCℓ
KHP / kalium Atau
hidrogen ptalat KHC8H5COOH
MO
Metil orange
3. Permanganome Asam oksalat H2C2O4 2 H2O Tidak
tri Atau menggunaka
Kalium hidrogen KHC2O4 n indikator
oksalat Kalium karena
KMnO4
Atau permanganat larutan
Arsen (III) oksida As2O3 KMnO4 sudah
berwarna

4. Argentometri Natrium klorida Kalium


NaCℓ Perak nitrat AgNO3 kromat 5%

5. Iodometri Narium thiosulfat Larutan kanji


Na2S2O3 Iodium I2
5%
6. Kompleksometri dinatrium edetat Na2H2C10O8N2 2 H2O Kalsium CaCO3 Biru
karbonat hidroksinafto
lP

Kimia Dasar tentang pembentukan senyawa ion


5. Untuk mendapatkan keadaan yang stabil, dua unsure dapat bereaksi menghasilkan suatu
senyawa tertentu. Apabila unsure A yang memiliki nomor atom 5 dengan unsure B yang
memiliki nomor atom 8, maka senyawa yang terbentuk …..
a. A2B3 c. AB3 e. A2B
b. AB2 d. AB
Jawaban : A

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 4


Ketentuan golongan
GOLONGAN
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
+1 +2 +3 −4 −3 −2 −1 0
Konfigurasikan terlebih dahulu untuk mengetahui letaknya di golongan berapa

K L Golongan Rumus
Analisis 5A 2 3 III A A3+ AxBy Konvensional
8B 2 6 VI A B2− A3+ B2−
tentang A2B3 Gravimetri
Pengendapan
6. Dalam analisis gravimetric cara pengendapan, analit yang dianalisis direaksikan dengan pereaksi
tertentu sehingga mengendap. Pada percobaan biasanya digunakan pereaksi pengendap H 2SO4,
maka endapan yang terbentuk adalah …..
a. BaO c. BaSO3 e. Ba(HSO4)2
b. BaSO4 d. BaS
Jawaban : B
logam Rumus endapan – nya Warna endapan Setelah dipanaskan
Fe Fe(OH)3 Kuning kecoklatan Fe2O3
Ba BaSO4 Putih BaSO4
Aℓ Aℓ(OH)3 Putih Aℓ2O3
Ag AgOH coklat kehitaman Ag2O
Ca CaCO3 Putih CaO

Analisis konvensional tentang perubahan pH dalam titrasi asam - basa


7. Pada titrasi asam basa, selama titrasi berlangsung akan terjadi perubahan konsentrasi H +. karena
perubahan yang terjadi kecil maka biasanya tidak merubah pH. Apabila 10 ml HCl 0,1 M
direaksikan dengan 10 ml NaOH 0,3 M, maka pH larutan hasil reaksi adalah …..
a. 1 b. 2 c. 7 d. 12 e. 13
Jawaban : E
Campuran asam dengan basa pasti bereaksi. pH campuran ditentukan oleh
Jika di akhir reaksi
1). Habis = tidak ada sisa maka pH campuran dihitung dengan menggunakan pH
garam . pH garam berlaku hukum Rimba “ Yang kuat Yang menang “.
Ketentuan :
 Asam kuat bereaksi dengan basa kuat, maka pH = 7

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 5


 Asam kuat bereaksi dengan basa lemah, maka pH < 7 ( di bawah 7 )
 Asam lemah bereaksi dengan basa kuat, maka pH > 7 ( di atas 7 )
 Asam lemah bereaksi dengan basa lemah, maka pH tergantung nilai Ka dan Kb –
nya .Ka untuk asam lemah dan Kb untuk basa lemah,
Ketentuan
Ka = Kb , maka pH = 7
Ka < Kb , maka pH > 7 ( lebih besar 7 karena basa – nya yang menang )
Ka > Kb, maka pH < 7 ( lebih kecil 7 karena asam – nya yang menang )
2). Sisa atau ada sisa ,
Ketentuan :
 Sisa asam kuat, maka hitung pH dengan rumus asam kuat
 Sisa basa kuat , maka hitung pH dengan rumus basa kuat
 Sisa asam lemah, maka hitung pH dengan rumus bufer asam
 Sisa basa lemah, maka hitung pH dengan rumus bufer basa

Yang harus dihafal !!!!!!!!!!


Asam – asam kuat ada 6 : HCℓ, HBr, HI, HCℓO 4, HNO3 dan H2SO4
Basa – basa kuat yaitu mengandung logam golongan IA. : Na , K
Logam golongan IIA : Mg, Ca, Ba
Rumus pH Rumus pH
+ +
Asam kuat [ H ]= a x M , a = jumlah H Bufer asam ¿
− −
Basa kuat [ OH ]= b x M , b = jumlah OH Bufer basa ¿
Keterangan
B : besar dan K : kecil

Cara Logika tanpa reaksi

perbandingan
HCℓ NaOH
VxN = VxN

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 6


atau VxMxa = VxMxb dimana M x a = N dan
VxMx1 = VxMx1 Mxb=N
10 x 0,1 x 1 = 10 x 0,3 x 1 Karena ada angkanya semua
maka tinggal kita kurangkan
1 3 Maka
sisa 2 mmol Karena sisa basa kuat, hitung pH
dengan rumus basa kuat
Jadikan M dulu
mmol 2 2
M= = = = 0,1
Vol tota ( mL ) 10+10 20
Cari
[ OH−] = b x M = 1 x 0,1 = 0,1 = 1 x 10 −1
pOH = - log 10−1 = 1
pH = 14 – 1 = 13
Analisa konvensional tentang perubahan pH titrasi asam – basa
8. Reaksi titrasi antara CH3COOH (Ka = 10−5) dengan larutan baku NaOH sebelum dicapai titik
ekivalen (TE) larutan hasil reaksi merupakan larutan asam. Saat 20 ml CH 3COOH 0,1 M dititrasi
dengan 10 ml NaOH 0,1 M larutan hasil reaksi memiliki pH …..
a. 1 b. 5 c. 5,3 d. 7 e. 13
Jawaban : B

Perbandingan
CH3COOH NaOH
VxN = VxN
Atau VxMxa = VxMxb dimana M x a = N dan
VxMx1 = VxMx1 Mxb=N
20 x 0,1 x 1 = 10 x 0,1 x 1 Karena ada angkanya semua
maka tinggal kita kurangkan
2 1 Maka
sisa 1 mmol Karena sisa asam lemah hitung
pH dengan rumus pH bufer asam
2 1
B K

pH=−log1 x 10−5=5

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 7


Kimia Dasar tentang Stoikiometri
9. Ca(OH)2 + 2HCℓ  CaCℓ2 + 2H2O. Apabila 18,5 gram Ca(OH)2 tepat bereaksi dengan HCl
menghasilkan CaCl2, maka HCl yang bereaksi sebanyak ….. (Ar Ca = 40; O = 16; H = 1)
a. 0,25 mol c. 0,75 mol e. 1,50 mol
b. 0,50 mol d. 1,00 mol
Jawaban : B
Langkah – langkah mengerjakan soal
1. Tulis persamaan reaksi dan setarakan
2. Ubah satuan zat yang diketahui menjadi mol ( Ingat Perempatan Jalan !!!!!)
Jika diketahui lebih dari 1 , cari Pereaksi Pembatas ( PP ) dahulu
3. Cari mol zat yang ditanya dengan perbandingan koefisien , dengan rumus
koefisien ditanya mol ditanya
=
koefisien diketahui mol diketahui
4. Ubah satuan mol ke satuan yang diminta. ( Ingat Perempatan Jalan !!!!!)

Ca(OH)2 + 2 HCℓ CaCℓ2 + 2H2O


Cari mol
18,5
mol= =¿0,25 mol
74
Ca(OH)2 + 2 HCℓ CaCℓ2 + 2 H2O
0,25 2
x 0,25=0,5 mol
1
Kimia Dasar tentang Stoikiometri
10. Apabila 25 ml larutan BaCl2 0,2 M direaksikan dengan 12 ml H2SO4 1 M dengan reaksi :
BaCl2 + H2SO4  BaSO4 + 2HCl, maka H2SO4 yang tersisa sebanyak …..
a. 5 mmol c. 12 mmol e. 37 mmol
b. 7 mmol d. 25 mmol
Jawaban : B

BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2 HCℓ


Koefisien 1 1 1 2
Cari mol Cari mol
V x M =25 x 0,2=5 V x M =12 x 1=12
Mmol 5 12
Cari PP Cari PP
mol 5 mol 12
= =5 ( PP ) = =12
koefisien 1 koefisein 1
BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2 HCℓ
M 5 12

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 8


R 5 1
x 5=5
1
S − 7

Analisis Konvensional tentang Uji Nyala untuk kation golongan IV dan V


11. Pada analisis kualitatif cara H2S dilakukan uji nyala terhadap suatu sampel . apabila warna nyala
yang dihasilkan berwarna kuning, maka logam yang terdapat dalam sampel adalah …..
a. Cu c. Ca e. Ba
b. K d. Na
Jawaban : D
Kation golongan IV Kation golongan V
Be pu putih Li me Merah
Mg pu putih Na ku Kuning
Ca me merah K U Ungu
Sr me merah tua Rb me Merah
Ba hi hijau Cs bi Biru

Analisis Konvensional tentang Gravimetri pengendapan


12. Kandungan besi (Fe) dalam suatu sampel dapat dianalisis menggunakan metode gravimetri. Besi
diendapkan sebagai Fe(OH)3 kemudian dipijarkan dan ditimbang sebagai Fe 2O3. Apabila 3,5 gram
sampel menghasilkan endapan hasil pemijaran sebanyak 0,25 gram maka kadar Fe yang
didapatkan sebesar ….. (Ar Fe = 56, O = 16, H = 1)
a. 5,00% c. 7,48% e. 14,29%
b. 7,00% d. 10,00%
Jawaban : A
Ar Fe x jumlah Fe 56 x 2 112
Faktor Gravimetri ( FG )= = = =0,7
Mr Fe 2 O3 160 160

Data Pengamatan dan Penimbangan


Bobot sampel 3,5 G
Bobot endapan 0,25 G

bobot Fe=FG x bobot endapan Fe 2O 3


bobot Fe=0,7 x 0,25=0,175 gram
bobot Fe 0,175
% Fe= x 100 %= x 100 %=5 %
bobot sampel 3,5
Analisis Konvensional tentang Uji kualitatif kation

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 9


13. Dilakukan analisis kualitatif cara H 2S terhadap suatu sampel berwarna putih yang larut dalam air,
setelah melalui pemisahan golongan ternyata digolongan II, endapanya larut dalam aqua regia,
maka kation yang ada dalam sampel adalah …..
a. Hg(I) c. Cu(I) e. Pb(II)
b. Hg(II) d. Cu(II)
Jawaban : B
....................— H — Cu — Hg — Ag — Pt — Au

Hg , Ag , Pt dan Au yang bisalarut dalam ¿ regia


¿ regia campuran HC l pekat : HNO 3 pekat dengan perbandingan1 :3
Catatan :
Analisis Kualitatif , membagi kation menjadi 5 golongan, yaitu
1. Kation golongan I yaitu Ag+, Hg22+ , Pb2+
2. Kation golongan II A yaitu Bi3+, Hg2+, Cu2+, Cd2+ , Fe2+
3. Kation golongan II B yaitu As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn4+
4. Kation golongan III A yaitu Cr3+, Aℓ3+, Fe3+
5. Kation golongan III B yaitu Zn2+, Mn2+, Ni2+, Co2+
6. Kation golongan IV yaitu Ca2+, Sr2+, Ba2+
7. Kation golongan V yaitu NH4+, Mg2+ , Na+, K+
Mengapa bukan Hg2 atau Hg tapi Hg2+
2+ +

Karena Hg22+ kation golongan I dan Hg2+ kation golongan II

Analisis Konvensional tentang analisis kualitatif untuk kation


14. Dilakukan analisis kualitatif cara H2S terhadap suatu sampel. Terdapat kation yang mengendap
hitam digolongan II, endapannya larut dalam air tersebut diduga Hg(II), untuk meyakinkannya
dapat diidetifikasi dengan cara dikisatkan, dilarutkan dalam air dan ditambahkan larutan SnCl 2,
maka akan terbentuk …..
a. Endapan berwarna kuning d. Endapan berwarna merah
b. Larutan berwarna kuning e. Endapan berwarna putih
c. Endapan berwarna hitam
Jawaban : E
Reaksi substitusi = reaksi metatetik = reaksi tukar menukar pasangan
Reaksi : Hg2+ + SnCℓ2 HgCℓ2(s) + Sn2+

Sn2+ 2 Cℓ− endapan putih

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 10


Analisis Konvensional tentang analisis kualitatif untuk kation
15. Dilakukan analisis kualitatif cara H2S terhadap suatu sampel berwarna hijau muda yang larut
dalam air, setelah melalui pemisahan golongan terbentuk warna coklat di golongan II, maka
kation yang ada dalam sampel adalah …..
a. Aℓ(III) c. Fe(III) e. Cr(III)
b. Mn(II) d. Fe(II)
Jawaban : D
Senyawa Ion Warna senyawa
FeSO4 Fe2+ Hijau kotor/ hijau muda
FeCℓ3 Fe3+ Kuning
16. Untuk MnSO4 Mn2+ Merah muda meyakinkan jenis
kation yang CrCℓ3 Cr3+ Kebiruan terkandung dalam
CuSO4 Cu2+ Biru
suatu zat NiCℓ2 Ni2+ Hijau tosca dapat diidentifikasi
menggunakan CoCℓ2 Co2+ Merah muda pereaksi tertentu yang
khas. Kation golongan III, endapannya larut dalam HCl, kation tersebut diduga Fe(III), untuk
meyakinkannya dapat diidentifikasi dengan menambahkan pereaksi natrium hidroksida atau
kalium hidroksida, jika benar Fe(III) akan terbentuk …..
a. Endapan berwarna putih d. Larutan berwarna merah
b. Larutan berwarna kuning e. Endapan berwarna hitam
c. Endapan berwarna kuning
Jawaban : E
Reaksi substitusi = reaksi metatetik = reaksi tukar menukar pasangan
Reaksi : Fe3+ + 3 NaOH Fe(OH)3(s) + 3 OH−

Na+ OH− endapan kuning coklat


2 Fe(OH)3 Fe2O3(s) + 3 H2O
Endapan coklat kehitaman

Identifikasi Kation
Sampel + HCℓ
Presipitat (endapan ) Larut = filtrat ( tidak mengendap )
Kation GOL I Kation golongan IIA, IIB, IIIA, IIIB, IV dan V
AgCℓ : putih Sampel + Na2S atau H2S
Hg2Cℓ2 : putih Presipitat ( endapan ) Larut = filtrat ( tidak mengendap )
PbCℓ2 : putih Kation GOL IIA Kation golongan IIIA, IIIB, IV dan V
Bi2S3 : hitam Sampel + NaOH atau NH4OH
HgS : hitam Presipitat ( endapan ) Larut = filtrat ( tidak
CuS : hitam Kation GOL III A mengendap)

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 11


FeS : hitam Cr(OH)3 : hijau Kation golongan IV dan V
CdS : kuning Aℓ(OH)3 : putih Sampel + Na2CO3
Kation GOL IIB Fe(OH)3 : coklat atau (NH4)2CO3
As2S3 , As2S5 : kuning Kation GOL III B Presipitat Filtrat
Sb2S3, Sb2S5 : jingga Zn(OH)2 : putih Kation GOL IV atau
SnS4 : kuning Mn(OH)2 : putih jadi coklat CaCO3 : putih larut
Ni(OH)2 : hijau SrCO3 : putih Kation
Co(OH)2 : biru dalam basa BaCO3 : putih GOL V
Mg2+
Na+
K+

AKD dan DKL tentang pembuatan larutan


17. Apabila kita akan membuat 50 ml larutan NaOH 1 M, maka jumlah NaOH (Mr = 40) padat yang
harus ditimbang sebanyak …..
a. 250 mg c. 40 gram e. 10 gram
b. 40 mg d. 10 mg
Jawaban : −
Rumus konsentrasi dengan satuan
Molaritas Normalitas
bt x 1000 bt x 1000
M= N=
Mr x V ( mL ) BE x V ( mL)
bt x 1000 1 x 40 x 50
1= maka =bt =2 gram
40 x 50 1000

bt x 1 bt x 1
M= N=
Mr x V ( L) BE x V { L}
Kimia Konvensional tentang Asidimetri
18. Pada analisis titrimetri metode asidimetri, larutan HCℓ sebagai larutan baku sekunder dapat
ditentukan normalitasnya dengan menggunakan Na 2CO3. Sebanyak 25 ml larutan Na 2CO3 0,15 N
dapat tepat bereaksi dengan 37,50 ml larutan HCℓ, maka konsentrasi larutan HCl …..
a. 0,2250 N c. 0,1000 M e. ,0080 N
b. 0,2250 M d. 0,1000 N
Jawaban : D
Valensi Na2CO3 artinya Na2(CO3)1 , maka valensi = 2 x 1 = 2
Valensi HCℓ , valensi = 1 , karena H+ - nya 1
Na2CO3 HCℓ

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 12


VxN = VxN
25 x 0,15 = 37,5 x N
25 x 0,15
=N HC l=0,1000 N atau 0,1000 grek /L
37,5
Kimia Dasar tentang Asam – basa
19. Apabila suatu titrasi asam-basa pada saat titik ekivalen memiliki pH sekitar 3,7 maka indicator
yang paling tepat untuk dipilih adalah …..

Nama indicator Trayek pH Perubahan Warna


Fenolftalein 8,3 – 10,0 Tak berwarna Merah
Bromthymol biru 6,0 – 7,6 Kuning Biru
Methyl merah 4,4 – 6,2 Merah Kuning
Bromkresol hijau 3,8 – 5,4 Kuning Biru
Methyl jingga 3,1 – 4,4 Merah Kuning
a. Fenolftalein c. bromkresol hijau e. Methyl merah
b. Bromthymol biru d. methyl jingga
Jawaban : D
Indikator dibedakan menjadi

1. Indikator asam , mempunyai trayek pH di bawah 7


Untuk titrasi asam kuat dengan basa lemah, seperti :
Methyl orange ( MO ) atau metil jingga , trayek pH 2,9 – 4,0
Methyl red ( MM ) atau metil merah , trayek pH 4,2 – 6,3
Congo red atau Kongo merah, trayek pH 3,0 – 5,0
2. Indikator netral, mempunyai trayek pH kisaran 7
Untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat, seperti :
Brom Thymol Blue ( BTB ) atau brom timol biru , trayek pH 6,0 – 7,6
3. Indikator basa, mempunyai trayek pH di atas 7
Untuk titrasi asam lemah dengan basa kuat, seperti :
Thymol Blue ( TB ) atau timol biru, trayek pH 8,3 – 10,0
Phenolphthalein (PP), trayek pH 8,3 – 10,0
Berikut ini tabel serta trayek pH beberapa indikator
pH saat ekivalen = 3,7 , berarti cari indikator yang mempunyai trayek pH di bawah 7 ( indikator
asam)
Nama indicator Trayek pH Perubahan Warna keterangan
Fenolftalein 8,3 – 10,0 Tak berwarna Merah Indikator basa

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 13


Bromthymol biru 6,0 – 7,6 Kuning Biru Indikator netral
Methyl merah 4,4 – 6,2 Merah Kuning Indikator asam
Bromkresol hijau 3,8 – 5,4 Kuning Biru Indikator asam
Methyl jingga 3,1 – 4,4 Merah Kuning Indikator
Dari indikator asam cari yang mempunyai trayek pH dilalui angka 3,7 artinya yang berbeda
warna yaitu methyl jingga
Sebelum 3,7 warna merah
Saat 3,7 warna jingga ( warna antara merah dan kuning )
Sesudah 3,7 warna merah
Analisis Konvensional tentang Larutan Baku
20. Apabila di laboratorium terdapat lima zat padat murni Na 2B4O7 . 10H2O, NaOH, Ca(OH)2, KOH
dan Ba(OH)2, maka zat yang tepat menstandarisasi larutan HCl adalah …..
a. NaOH c. Na2B4O7 . 10H2O e. Ba(OH)2
b. Ca(OH)2 d. KOH
Jawaban : C
Larutan baku primer Larutan baku sekunder
No Nama analisis Rumus indikator
Nama Rumus Kimia Nama
Kimia
Asam oksalat H2C2O4 2 H2O
Natrium PP
1. Alkalimetri atau NaOH
hidroksida Phenolftalein
Asam benzoate C6H5COOH
2. Asidimetri Natrium tetraborat Na2B4O7 10 H2O MM/ SM
Atau Metil
Natrium karbonat Na2CO3 10 H2O merah/Sindu
Atau r merah
Asam klorida HCℓ
KHP / kalium Atau
hidrogen ptalat KHC8H5COOH
MO
Metil orange
3. Permanganome Asam oksalat H2C2O4 2 H2O Tidak
tri Atau menggunaka
Kalium hidrogen KHC2O4 n indikator
oksalat Kalium karena
KMnO4
Atau permanganat larutan
Arsen (III) oksida As2O3 KMnO4 sudah
berwarna

4. Argentometri Natrium klorida Kalium


NaCℓ Perak nitrat AgNO3 kromat 5%

5. Iodometri Narium thiosulfat Larutan kanji


Na2S2O3 Iodium I2
5%

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 14


6. Kompleksometri dinatrium edetat Na2H2C10O8N2 2 H2O Kalsium CaCO3 Biru
karbonat hidroksinafto
lP

Analisis Konvensional tentang Titrimetri ~ Alkalimetri


21. Kadar asam cuka sebagai produk industry dapat ditentukan dengan metode alkalimetri.
Sebanyak 2 gram sampel dilarutkan dalam labu ukur 100 mL. Kemudian 25 mL sampel tersebut
diambil dan dimasukkan dalam Erlenmeyer, diberi 3 tetes indicator yang sesuai kemudian
dititrasi dengan larutan NaOH 0,1000 N. Berapa kadar asam cuka yang bereaksi dengan larutan
NaOH sebanyak 25 mL?
a. 30,00% c. 10,0% e. 6,00%
b. 15,00% d. 7,50%
Jawaban : A

2 gram 25 mL NaOH 0,1 N


PP

25 mL

bening

KI

100 mL
Pink seulas

100 mL
Fp= =4
25 mL

b Fp x V x N x BE 4 x 25 x 0,1 x 60
% = x 100 %= x 100 % = 30% b/b
b bobot sampel x 1000 2 x 1000

Analisis Konvensional tentang Titrimetri ~ kompleksometri


22. Sebanyak 100 ml sampel air dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL ditambahkan 5 mL
larutan NaOH 1 N hingga berwarna merah muda kemudian ditambahkan 2 mL larutan buffer pH

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 15


= 10 dan 50 – 100 mg EBT 1%, selanjutnya dititrasi dengan larutan EDTA standar 0,0100 N. Pada
saat mencapai titik akhir titrasi, diperlukan EDTA sebanyak 25 mL. Jika Ar Ca = 40 dan Ar O = 16,
maka kesadahan total pada sampel tersebut adalah …..
a. 700 ppm c. 1400 ppm e. 2800 ppm
b. 140 ppm d. 280 ppm
Jawaban : −
Ppm kependekan dari part per million atau bpj yaitu bagian perjuta
mg Ar Ca 40
Ppm = dan untuk BE ion Ca 2+ ¿ = =20
Liter valensi Ca 2
100
volume sampel=100 mL= =0,1 liter
1000
V x N x BE 25 x 0,01 x 20
ppmkesadahan sampel air= = =50 ppm
Volume sampel(liter) 0,1
Keterangan :
V = volume titer EDTA
N = normalitas titer EDTA
Kesadahan air yaitu air yang mengandung ion logam Mg 2+ dan Ca2+
Kesadahan terbagi menjadi 2, yaitu
1). Kesadahan sementara yang bisa dihilangkan dengan cara fisika yaitu dengan pemanasan (
memanaskan air ), jika timbul endapan putih ( ada kerak – kerak putih ) maka kesadahan itu
sudah hilang.Kesadahan sementera mengandung senyawa bikarbonat dari Mg 2+ dan Ca2+
yaitu Mg(HCO3)2 dan Ca(HCO3)2
Reaksi :
Mg(HCO3)2 MgCO3(s) + CO2(g) + H2O(ℓ)
Ca(HCO3)2 CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(ℓ)
2). Kesadahan tetap yang bisa dihilangkan dengan cara kimiawi yaitu dengan penambahan
Na2CO3 atau NaOH , jika timbul endapan putih ( ada kerak – kerak putih ) maka kesadahan itu
sudah hilang. Kesadahan tetap mengandung senyawa klorida dan sulfat dari Mg 2+ dan Ca2+
yaitu CaSO4 , CaCℓ2 , MgSO4 dan MgCℓ2
Reaksi :
CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4
CaSO4 + NaOH Ca(OH)2 + Na2SO4
Analisis Mikrobiologi tentang Sterilisasi Peralatan

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 16


23. Perhatikan alat berikut ini:

Seorang analis akan melakukan sterilisasi terhadap alat di atas dengan menggunakan ….
a. Pemanasan dengan oven pada suhu 170 C selama 2 jam
b. Penambahan alcohol 70% d. Penambahan fenol 40%
c. Pemijaran e. pendidihan
Jawaban : A

Perbedaan
Pasteurisasi Sterilisasi
proses pemanasaan yang menghancurkan proses penghancuran/penghilangan semua
bakteri patogen berbahaya dengan bentuk mikroorganisme dan agent biologis
memenaskan dengan suhu tertentu selama lainnya
jangka waktu tertentu
Produk memiliki umur simpan pendek Produk memiliki umur simpan panjang
Hanya menghilangkan mikroorganisme Menghilangkan semua bentuk organisme dan
patogen spora
Dilakukan dengana cara fisik atau pemanasan Dilakukan dengan cara fisika maupun kimia

Cara fisik atau pemanasan , dibedakan


menjadi 2
Pemanasan kering , meliputi
dioven pada suhu 160 – 170 °C selama 2 – 3
jam untuk peralatan kaca seperti petri disk.
Pembakaran langsung sampai pijar untuk ose
( logam )
Pemanasan basah, meliputi perebusan, uap
bertekanan dan Tyndallisasi
Cara kimia yaitu merendam dalam larutan
alkohol 70%
Penerapannya untuk industri makanan Penerapannya untuk makanan, medis,
( pengawetan ) pengemasan, mikrobiologi

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 17


Analisis Mikrobiologi tentang bakteri
24. Disajikan data nama bakteri dan bentuk bakteri sebagai berikut:

No. Nama Bakteri Bentuk Bakteri


1. Sarcina Coccus
2. Escheria coli Spiral
3. Spirilium Batang
4. Treponema Coccus
5. Vibrio comma Coccus
Pasangan bakteri dan bentuk yang paling sesuai adalah …..
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
Jawaban : A

No. Nama Bakteri Bentuk Bakteri


1. Sarcina Coccus
2. Escheria coli Basil / batang
3. Spirilium spiral
4. Treponema koma
5. Vibrio comma

Analisis Mikrobiologi tentang media inokulasi


25. Kelompok metode inokulasi mikroba yang dapat dilakukan pada media lempeng agar adalah …..
a. Metode Goresan Kuadran, Tuang d. Metode goresan, metode tusuk
b. Metode Spread, Metode goresan e. Metode sektor, metode spread
c. Metode Tusuk, Metode Zigzag
Jawaban : A

Analisis Mikrobiologi tentang .........


26. Berikut adalah tahapan pekerjaan yang dilakukan pada analisa bakteri tahan asam dengan
metode pewarnaan :
1. Object glass yang kering ditetesi carbol fuchsin
2. Dipanaskan 5 menit
3. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
4. Sputum diletakkan di atas preparat menggunakan jarum ose

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 18


5. Dikeringkan. Difiksasi
6. Tetesi dengan metylen blue, diamkan selama 30 detik, cuci, keringkan
7. Tetesi dengan oil imersi, amati
Urutan yang benar pada pekerjaan tersebut adalah …..
a. 1, 2, 3, 4, 6, 5, 7 c. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 e. 3, 2, 1, 6, 5, 4, 7
b. 4, 5, 1, 2, 3, 6, 7 d. 2, 3, 1 4, 6, 5 , 7
Analisis Mikrobiologi tentang Metode MPN
27. Hasil analisis total coli menggunakan metode MPN diperoleh data berikut :

PENGENCERA 10-1 10-2 10-3


1 2 3 1 2 3 1 2 3
N
TES PENDUGA + + + + + - + - -
TES PENENTU + + - + + - + - -

Jika diketahui tabel APM (Angka Paling Mungkin) sebagai berikut:

Maka total coli adalah …..


a. 28 coli/100 mL c. 21 coli/100 mL e. 20 coli/100 mL
b. 28 coli/mL d. 20 coli/mL

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 19


Jawaban : A
Analisis Proksimat tentang karbohidrat
28. Diberikan struktur senyawa karbohidrat seperti di bawah ini:

Senyawa dengan struktur di atas adalah …..


a. Galaktosa c. maltose e. glukosa
b. Fruktosa d. laktosa
Jawaban : E
Karbohidrat adalah salah satu makromolekul selain protein dan lipid ( lemak ). Karbohidrat
dibedakan menjadi
1. Monosakarida disingkat GGF
Glukosa , galaktosa dan fruktosa
2. Disakarida disingkat LSM
Laktosa , sukrosa dan maltosa
Laktosa terdiri galaktosa + glukosa
Sukrosa terdiri dari fruktosa + glukosa
Maltosa terdiri dari glukosa + glukosa
3. Polisakarisa disingkat SELAMGLI
Sellulosa, Amilum dan Glikogen
Gambar monosakarida

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 20


Analisis Proksimat tentang kadar lemak
29. Di laboratorium organic, seorang siswa melakukan analisis penentuan kadar lemak dalam
sampel kacang tanah menggunakan sampel seberat 10,000 gram, mengekstrasi dengan pelarut
n-heksana selama 2 jam dan didestilasi, kemudian labu didih yang telah berisi lemak ditimbang
dan ternyata beratnya sebesar 90,3450 gram, jika berat labu didih kosong adalah 88,1250 gram,
maka kadar lemak pada sampel tersebut sebesar …..
a. 1,22% c. 2,22% e. 22,2%
b. 12,2% d. 20,2%
Jawaban : E

Data Pengamatan dan Penimbangan


Bobot sampel 10,000 Gram
Sesudah diekstrak dan didestilasi
Labu didih + lemak 90,3450 Gram
labu didih kosong 88,1250 Gram
Bobot lemak 2,2200 Gram
Perhitungan kadar (%)
2,22
%= x 100 %=22,2 %
10
Analisis Konvensional tentang Gravimetri Penguapan ~ kadar air
30. Suatu sampel makanan sereal ditentukan kadar airnya dengan metoda pemanasan pada suhu
100 C – 110 C dan didapat berat sebagai berikut;
Berat cawan kosong = 53,5000 gram
Berat cawan + sampel = 56,8000 gram
Berat cawan + residu = 54,6000 gram
Maka kadar air dari sampel bahan makanan tersebut adalah …..
a. 3,38% d. 3,33% e. 33,3%
b. 33,8% e. 38,3%
Jawaban : E

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 21


Berat cawan + sampel = 56,8000 gram
Berat cawan kosong = 53,5000 gram
Berat sampel = 3,3000 gram

Berat cawan + residu = 54,6000 gram


Berat cawan kosong = 53,5000 gram
Berat air = 1,1000 gram
Kadar (%) air dalam sampel
1,1
%= x 100 %=33,33%
3,3
31. Dalam suatu laboratorium, seorang analis akan melakukan penentuan kadar protein dari bahan
makanan kemudian dianalisa dan diamati secara fisik dan dilakukan preparasi hingga
penimbangan sejumlah tertentu sampel, proses selanjutnya dalam penentuan kadar protein
tersebut adalah …..
a. Destruksi, destilasi, titrasi
b. Destruksi, ekstraksi, destilasi
c. Ekstraksi, destruksi, destilasi
d. Destruksi, refluk, titrasi
e. Destruksi, ekstraksi, titrasi
Jawaban : A
Ada 3 proses dalam Analisa Protein Metode Kjeldahl
 Destruksi
 Destilasi
 Titrasi
Urutan Metode Kjeldahl
 Menimbang sampel
 Menambahkan Na2SO4 atau K2SO4 dan CuSO4
 Menambahkan Na2SO4 , bertujuan untuk meningkatkan titik didih medium dari suhu 337 °C
menjadi 373 °C. Saat medium berubah warna dari sangat gelap menjadi tidak berwarna
maka penguraian secara kimia dari sampel selesai.
Menambahkan CuSO4 bertujuan untuk mempercepat reaksi, CuSO 4 berfungsi sebagai katalis
disebut proses Katalisasi
Selain CuSO4 juga bisa digunakan selenium atau TiO2 ( Titan dioksida ) sebagai katalis
 Memindahkan ke dalam labu Kjeldahl
 Menambahkan H2SO4 pekat dan memanaskan disebut proses Destruksi
Memanaskan sampel dengan H2SO4 pekat, bertujuan untuk mengoksidasi zat organik dalam
sampel agar membebaskan nitrogen dalam bentuk (NH 4)2SO4

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 22


 Mendinginkan sampel
 Menambahkan aquadest dan NaOH 40% dan memanaskan disebut proses Destilasi
Melakukan destilasi dengan penambahan NaOH , bertujuan mengubah ( NH 4)2SO4 menjadi
NH3
 Melakukan penitaran ( titrasi ) secara Asidimetri dengan HCℓ sebagai baku sekunder disebut
proses titrasi

Analisis Proksimat tentang Uji Karbohidrat


32. Dalam suatu laboratorium, seorang analis akan melakukan penentuan kadar Karbohidrat
sederhana dari bahan makanan. Urutan langkah analisis yang tepat adalah …..
a. Penimbangan sampel, penambahan pereaksi Luff Schoorl, pemanasan dengan refluk 10 –
15 menit, penambahan H2SO4 dan 1 gram KI, titrasi dengan larutan Na2S2O3 standar
b. Penimbangan sampel, inversi 1 jam, penambahan pereaksi Luff Schoorl, pemanasan dengan
refluk 10 – 15 menit, penambahan H2SO4, titrasi dengan larutan Na2S2O3 standar
c. Penimbangan sampel, inversi 2 jam, penambahan pereaksi Luff Schoorl, pemanasan dengan
refluk 10 – 15 menit, penambahan H2SO4, titrasi dengan larutan Na2S2O3 standar
d. Penimbangan sampel, pemanasan dengan refluk 10 – 15 menit, penambahan pereaksi Luff
Schoorl, penambahan H2SO4 dan 1 gram KI, titrasi dengan larutan Na 2S2O3 standar
e. Penimbangan sampel, penambahan pereaksi Luff Schoorl, inversi 1 jam, penambahan H 2SO4
dan 1 gram KI, titrasi dengan larutan Na 2S2O3 standar.
Jawaban : A
1. Penimbangan sampel, ditambahkan bubur Al(OH) 3 sebagai koagulan, kemudian
ditambah aquadest dan disaring.
2. Filtrat – nya ditambahkan larutan Luff Schoorl , dididihkan dan untuk mempercepat
ditambahkan batu didih dengan pendingin balik disebut proses refluk
3. Cepat didinginkan dan ditambah larutan KI ( sebagai reduktor ) dan H 2SO4 ( sebagai
pencipta suasana , supaya terjadi reaksi redoks )
4. Beri indicator kanji dan titrasi dengan Na 2S2O3 ( larutan Na – thiosulfate ) disebut proses
titrasi.
Analisis Proksimat tentang uji protein
33. Sebanyak 1 gram sampel tahu didestruksi oleh asam sulfat pekat. Hasil destruksi diencerkan
dengan aqua DM ke dalam labu ukur 100 mL dan dipipet sebanyak 25 mL kemudian
ditambahkan 50 mL NaOH 50% dan didestilasi. NH 3 yang terbentuk ditampung dalam 25 mL HCl

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 23


0,1 N dan dititrasi oleh NaOH 0,0990 N dan diperoleh volume titrasi 24,00 mL. Jika factor
konversi N = 6,25 maka kadar protein dalam sampel tersebut sebanyak …..
a. 1,08% c. 10,85% e.18,5%
b. 1,85% d. 15,8%
Jawaban : A

Data Pengamatan
Bobot sampel 1 gram
mmol HCℓ mula – mula V x N = 25 x 0,1 mmol
Mmol HCℓ sisa ( tidak bereaksi V x N = 24 x 0,0990 mmol
dengan sampel = mmol NaOH
BE N 14 mg
Faktor Konversi 6,25

Perhitungan % N
(V x N HCl ) −( V x N NaOH ) x BE N
%N= x 100 %
bobot sampel x 1000

( 25 x 0,1 )−( 24 x 0,0990 ) x 14


%N= x 100 %=0,1736 %
1 x 1000

Perhitungan % protein
% protein=% N x Faktor konversi=0,1736 % x 6,25=1,085 %
Atau
(V x N HCl ) −( V x N NaOH ) x BE N
%N= %
bobot sampel x 10
Analisis Proksimat tentang kadar protein
34. Sebanyak 5 gram sampel mie instan diabukan pada suhu 500 – 600 C dalam cawan penguapan.
Cawan setelah diabukan memiliki berat sebesar 68,052 gram dan berat kosong cawan sebesar
67,3020 gram, maka kadar abu pada sampel tersebut adalah …..
a. 5% c. 15 % e. 29%
b. 10% d. 19 %

Data Pengamatan dan Penimbangan


Sebelum dioven
Bobot sampel 5 gram
Sesudah dioven
Cawan + sampel 68,052 gram
Cawan kosong 67,3020 gram
Bobot air 0,75
TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK gram Page 24
bobot air 0,75
%= x 100 %= x 100% = 15 %
bobot sampel 5
Analisis Proksimat tentang kadar (%) gula pereduksi dalam karbohidrat
35. Diketahui tabel konversi mL Na2S2O3 dan mg Na2S2O3

mL tio 0,1 N mg gula mL tio 0,1 N mg gula


1 2,4 13 33,0
2 4,8 14 35,7
3 7,2 15 38,5
4 9,7 16 41,3
5 12,2 17 44,2
6 14,7 18 47,1
7 17,2 19 50,0
8 19,8 20 53,0
9 22,4 21 56,0
10 25,0 22 59,1
11 27,6 23 62,2
12 30,3 24 -

Pada suatu analisis penentuan gula pereduksi menggunakan metode Luff Schroorl ditimbang
sebanyak 2 gram sampel cookies dan dilarutkan dalam labu ukur yang berisi air sebanyak 100 mL
kemudian dipipet 25 mL ditambahkan pereaksi Luff Schoorl, dipanaskan 10 – 15 menit,
didinginkan dan ditambahkan padatan CuSO 4 dan dititrasi dengan larutan Na 2S2O3 0,1005 N dan
volume titrasi pada saat TA diperoleh 10,30 mL, jika volume blanko = 14,38 mL maka kadar gula
pereduksi dalam sampel tersebut adalah …..
a. 1,653% c. 1,86% e. 20,8%
b. 16,56% d. 18,6%
Jawaban : –

Data Pengamatan
Bobot sampel 2 gram
Volume setelah diencerkan 100 mL
Dipipet 25 mL
Faktor pengenceran 100/25 = 4
Volume Na2S2O30,1005 N titrasi sampel 10,30 mL
Volume Na2S2O30,1005 N titrasi blanko 14,38 mL
Volume titer 14,38 – 10,30 = 4,08
BE gula pereduksi 9,7 Lihat tabel di
volume 4 mL

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 25


Kadar (%) gula pereduksi
Fp x V x N X BE gula pereduksi
%= x 100 %
bobot sampel x 1000

4 x 4,08 x 0,1005 x 9,7


%= x 100 %=¿0,795 %
2 x 1000
Analisis Instrumen tentang Elektro Gravimetri Sel Volta
36. Untuk mengetahui keberlangsungan reaksi reduksi oksidasi (redoks) dapat ditentukan dari harga
potensial sel. Harga potensial standart (E o) setengah reaksi adalah sebagai berikut:
Al3+ + 3e  Al Eo = – 0,66 V
Ag+ + e  Ag Eo = 0,80 V

Maka harga potensial sel Eo sel reaksi adalah …..


a. 0,14 V b. – 0,14 V c. 1,46 V d. – 1,46 V e. – 0,04 V
Jawaban : C
Rumus : E sel = E°R - E°O atau E sel = E besar – E kecil
E sel = E°Ag – E °Cu = 0,80 – ( – 0,66 ) = 0,80 + 0,66 = 1.46 volt

Analisis Instrumen tentang Elektro Gravimetri Sel Elektrolisis


37. Dalam suatu sel elektrolisis, larutan tembaga sulfat dialiri arus listrik sebesar 3 ampere selama 1
jam. Jika Ar Cu = 63,5 , maka banyaknya logam tembaga yang mengendap di katoda sebesar …..
a. 35,5 gram c. 3,55 gram e. 7,1 gram
b. 31,75 gram d. 71,1 gram
Jawaban : C
BE x i x t 31,75 x 3 x 1(3600)
w= = =3,55 gram
96500 96500
Ar 63,5
Mencari BE= = =31,75
valensi 2

Kimia Instrumen tentang spektrofotometer


38. Suatu sampel air akan dilakukan analisis untuk menentukan kadar Pb 2+ menggunakan metode
spektrofotometri. Disediakan larutan induk sebanyak 100 ppm, akan dibuat deret larutan

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 26


standar 2, 4, 6 dan 8 ppm masing-masing sebanyak 100 mL. Larutan induk yang digunakan
sebanyak …..
a. 0,2 mL; 0,4 mL; 0,6 mL dan 0,8 mL d. 1 mL, 2 mL, 3 mL , 4 mL
b. 2 mL; 4 mL; 6 mL; 8 mL e. 10 mL, 20 mL, 30 mL , 40 mL
c. 20 mL; 40 mL; 60 mL; 80 mL

Jawaban : B

Proses pengenceran dengan satuan ppm ( part per million )

1 2
Larutan pekat larutan encer
100 ppm
Rumus Pengenceran V1 x M1 = V2 x M2, satuan M diganti ppm menjadi
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
Pengenceran 1, dengan konsentrasi 2 ppm
V 1 x ppm 1=V 2 x ppm 2
V 1 x 100=100 x 2
100 x 2
V 1= =2 mL
100
Pengenceran 2, dengan konsentrasi 4 ppm
V 1 x ppm 1=V 2 x ppm 2
V 1 x 100=100 x 4
100 x 4
V 1= =4 mL
100

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 27


Pengenceran ke – 3 , ke – 4 dilanjutkan sendiri, sampai di sini saja sudah dapat jawabannya

Kimia Instrumen tentang spektrofotometer


39. Prinsip kerja yang paling tepat dari analisis menggunakan alat atomic absorbtion
spectrophotometry adalah …..
a. Penyerapan sinar oleh molekul sampel dengan panjang gelombang tertentu
b. Penyerapan sinar polikromatis oleh molekul-molekul atau atom-atom sampel dengan
panjang gelombang tertentu
c. Penyerapan sinar dari sumbernya oleh atom-atom yang dibebaskan oleh nyala pada
panjang gelombang tertentu
d. Penyerapan sinar polikromatis oleh atom-atom dengan panjang gelombang tertentu
e. Penyerapan sinar monokromatis oleh molekul-molekul sampel yang ada di dalam larutan
Jawaban : B

40. Dari hasil analisis secara spektrofotometri terhadap deret larutan standar :

Konsentrasi Standar Absorban


2 ppm 0,25
4 ppm 0,50
6 ppm 1,05
Sebanyak 25 mL sampel dilarutkan dalam labu ukur 100 mL kemudian dianalisis secara
spektrofotometri diperoleh data konsentrasi sampel adalah …..
a. 10,3 ppm c. 15,3 ppm d. 20,3 ppm
b. 13,6 ppm d. 18,6 ppm

TIM GURU ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM SMTI PONTIANAK Page 28

Anda mungkin juga menyukai