BERSTANDAR NASIONAL
TAHUN PELAJARAN 2018 –
2019
SMK
PRODUKTIF
UTAMA
TEORI KEJURUAN
KIMIA ANALISA
K L Golongan Rumus
Analisis 5A 2 3 III A A3+ AxBy Konvensional
8B 2 6 VI A B2− A3+ B2−
tentang A2B3 Gravimetri
Pengendapan
6. Dalam analisis gravimetric cara pengendapan, analit yang dianalisis direaksikan dengan pereaksi
tertentu sehingga mengendap. Pada percobaan biasanya digunakan pereaksi pengendap H 2SO4,
maka endapan yang terbentuk adalah …..
a. BaO c. BaSO3 e. Ba(HSO4)2
b. BaSO4 d. BaS
Jawaban : B
logam Rumus endapan – nya Warna endapan Setelah dipanaskan
Fe Fe(OH)3 Kuning kecoklatan Fe2O3
Ba BaSO4 Putih BaSO4
Aℓ Aℓ(OH)3 Putih Aℓ2O3
Ag AgOH coklat kehitaman Ag2O
Ca CaCO3 Putih CaO
perbandingan
HCℓ NaOH
VxN = VxN
Perbandingan
CH3COOH NaOH
VxN = VxN
Atau VxMxa = VxMxb dimana M x a = N dan
VxMx1 = VxMx1 Mxb=N
20 x 0,1 x 1 = 10 x 0,1 x 1 Karena ada angkanya semua
maka tinggal kita kurangkan
2 1 Maka
sisa 1 mmol Karena sisa asam lemah hitung
pH dengan rumus pH bufer asam
2 1
B K
pH=−log1 x 10−5=5
Identifikasi Kation
Sampel + HCℓ
Presipitat (endapan ) Larut = filtrat ( tidak mengendap )
Kation GOL I Kation golongan IIA, IIB, IIIA, IIIB, IV dan V
AgCℓ : putih Sampel + Na2S atau H2S
Hg2Cℓ2 : putih Presipitat ( endapan ) Larut = filtrat ( tidak mengendap )
PbCℓ2 : putih Kation GOL IIA Kation golongan IIIA, IIIB, IV dan V
Bi2S3 : hitam Sampel + NaOH atau NH4OH
HgS : hitam Presipitat ( endapan ) Larut = filtrat ( tidak
CuS : hitam Kation GOL III A mengendap)
bt x 1 bt x 1
M= N=
Mr x V ( L) BE x V { L}
Kimia Konvensional tentang Asidimetri
18. Pada analisis titrimetri metode asidimetri, larutan HCℓ sebagai larutan baku sekunder dapat
ditentukan normalitasnya dengan menggunakan Na 2CO3. Sebanyak 25 ml larutan Na 2CO3 0,15 N
dapat tepat bereaksi dengan 37,50 ml larutan HCℓ, maka konsentrasi larutan HCl …..
a. 0,2250 N c. 0,1000 M e. ,0080 N
b. 0,2250 M d. 0,1000 N
Jawaban : D
Valensi Na2CO3 artinya Na2(CO3)1 , maka valensi = 2 x 1 = 2
Valensi HCℓ , valensi = 1 , karena H+ - nya 1
Na2CO3 HCℓ
25 mL
bening
KI
100 mL
Pink seulas
100 mL
Fp= =4
25 mL
b Fp x V x N x BE 4 x 25 x 0,1 x 60
% = x 100 %= x 100 % = 30% b/b
b bobot sampel x 1000 2 x 1000
Seorang analis akan melakukan sterilisasi terhadap alat di atas dengan menggunakan ….
a. Pemanasan dengan oven pada suhu 170 C selama 2 jam
b. Penambahan alcohol 70% d. Penambahan fenol 40%
c. Pemijaran e. pendidihan
Jawaban : A
Perbedaan
Pasteurisasi Sterilisasi
proses pemanasaan yang menghancurkan proses penghancuran/penghilangan semua
bakteri patogen berbahaya dengan bentuk mikroorganisme dan agent biologis
memenaskan dengan suhu tertentu selama lainnya
jangka waktu tertentu
Produk memiliki umur simpan pendek Produk memiliki umur simpan panjang
Hanya menghilangkan mikroorganisme Menghilangkan semua bentuk organisme dan
patogen spora
Dilakukan dengana cara fisik atau pemanasan Dilakukan dengan cara fisika maupun kimia
Data Pengamatan
Bobot sampel 1 gram
mmol HCℓ mula – mula V x N = 25 x 0,1 mmol
Mmol HCℓ sisa ( tidak bereaksi V x N = 24 x 0,0990 mmol
dengan sampel = mmol NaOH
BE N 14 mg
Faktor Konversi 6,25
Perhitungan % N
(V x N HCl ) −( V x N NaOH ) x BE N
%N= x 100 %
bobot sampel x 1000
Perhitungan % protein
% protein=% N x Faktor konversi=0,1736 % x 6,25=1,085 %
Atau
(V x N HCl ) −( V x N NaOH ) x BE N
%N= %
bobot sampel x 10
Analisis Proksimat tentang kadar protein
34. Sebanyak 5 gram sampel mie instan diabukan pada suhu 500 – 600 C dalam cawan penguapan.
Cawan setelah diabukan memiliki berat sebesar 68,052 gram dan berat kosong cawan sebesar
67,3020 gram, maka kadar abu pada sampel tersebut adalah …..
a. 5% c. 15 % e. 29%
b. 10% d. 19 %
Pada suatu analisis penentuan gula pereduksi menggunakan metode Luff Schroorl ditimbang
sebanyak 2 gram sampel cookies dan dilarutkan dalam labu ukur yang berisi air sebanyak 100 mL
kemudian dipipet 25 mL ditambahkan pereaksi Luff Schoorl, dipanaskan 10 – 15 menit,
didinginkan dan ditambahkan padatan CuSO 4 dan dititrasi dengan larutan Na 2S2O3 0,1005 N dan
volume titrasi pada saat TA diperoleh 10,30 mL, jika volume blanko = 14,38 mL maka kadar gula
pereduksi dalam sampel tersebut adalah …..
a. 1,653% c. 1,86% e. 20,8%
b. 16,56% d. 18,6%
Jawaban : –
Data Pengamatan
Bobot sampel 2 gram
Volume setelah diencerkan 100 mL
Dipipet 25 mL
Faktor pengenceran 100/25 = 4
Volume Na2S2O30,1005 N titrasi sampel 10,30 mL
Volume Na2S2O30,1005 N titrasi blanko 14,38 mL
Volume titer 14,38 – 10,30 = 4,08
BE gula pereduksi 9,7 Lihat tabel di
volume 4 mL
Jawaban : B
1 2
Larutan pekat larutan encer
100 ppm
Rumus Pengenceran V1 x M1 = V2 x M2, satuan M diganti ppm menjadi
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
Pengenceran 1, dengan konsentrasi 2 ppm
V 1 x ppm 1=V 2 x ppm 2
V 1 x 100=100 x 2
100 x 2
V 1= =2 mL
100
Pengenceran 2, dengan konsentrasi 4 ppm
V 1 x ppm 1=V 2 x ppm 2
V 1 x 100=100 x 4
100 x 4
V 1= =4 mL
100
40. Dari hasil analisis secara spektrofotometri terhadap deret larutan standar :