Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN BORAKS PADA OTAK-OTAK SMA IPIEMS

Tujuan :
Tujuan Umum: Mahasiwa mengetahui dan mampu melakukan pemeriksaan boraks pada
sampel otak-otak depan SMA IPIEMS
Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa mampu menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan boraks pada
sampel otak-otak depan SMA IPIEMS
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan boraks pada sampel otak-otak depan
SMA IPIEMS
3. Mahasiswa mampu menentukan dan mendeskripsikan hasil pemeriksaan boraks pada
sampel otak-otak depan SMA IPIEMS
4. Masiswa mampu menyimpulkan hasil praktikum
Pendahuluan:
Boraks atau yang lazim disebut asam borat (boric acid) adalah senyawa kimia turunan
dari logam berat boron (B). Boraks atau asam borat terdiri atas tiga macam senyawa, yaitu:
asam ortoborat (H3BO3), asam metaborat (HBO2), dan asam piroborat (H2B4O7). (Nafia,2014)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes /Per /IX/ 1988 tentang
Bahan Tambahan Makanan menyatakan boraks merupakan salah satu bahan tambahan yang
dilarang digunakan dalam makanan.
Otak-otak merupakan makanan tradisional yang dibuat dari daging ikan giling,tepung
tapioka,atau tepung sagu,air garam, dan bumbu-bumbu sebagai penambah cita rasa. Prinsip
pengolahan otak-otak terdiri dari penggilingan daging ikan,pencampuran bahan,pembentukan
otak-otak dan pemasakan. Kandungan gizi utama pada otak-otak adalah protein,lemak,dan
karbohidrat yang diperoleh dari ikan dan tepung.
Penggunaan boraks pada bahan pangan akan menghasilkan tekstur yang lebih
kenyal, lebih awet sehingga waktu simpannya bisa lebih lama Padahal fungsi boraks yang
sebenarnya adalah digunakan dalam dunia industri non pangan sebagai bahan solder, bahan
pembersih, pengawet kayu, antiseptik, dan pengontrol kecoa (Suhanda, 2012). Sering
mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati,
lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis,
sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian (Nasution, 2009).
Berkaitan dengan maraknya penggunaan boraks sebagai BTP dan bahaya boraks bagi
kesehatan bila terkonsumsi, maka dianggap perlu untuk melakukan analisa boraks pada
beberapa bahan pangan.
Uji kualitatif pada boraks dilakukan menggunakan uji nyala. Uji nyala adalah salah
satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam makanan terdapat boraks atau tidak.
Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar uapnya, kemudian warna nyala
dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Tentu sebelumnya telah diketahui bahwa
serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang
dibakan menghasilkan warna nyala hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks
(Suhendra, 2013). Selain dengan uji nyala dapat juga menggunakan kertas kurkumin. Sampel
yang positif boraks akan merubah warna kertas kurkumin yang awalnya kuning menjadi
coklat keunguan.

Metode Praktikum

Alat dan bahan :

Alat :

1. Cawan porselin
2. Korek api
3. Pipet
4. Lumpang dan alu
5. Spatula
6. Timbangan analitik
7. Oven

Bahan :

1. Sampel otak-otak
2. Kertas kurkumin
3. Asam sulfat pekat
4. Larutan kapur
5. Metanol

Waktu dan Lokasi Praktikum:

Hari, tanggal : Selasa,16 Mei 2017

Jam : 09.00-15.00 WIB

Lokasi : Laboratorium Kimia Terpadu Poltekkes Kemenkes Surabaya

Prosedur Kerja :

a. Persiapan sampel
1. Membeli sampel yang akan diperiksa kandungan boraksnya ( Sampel otak-otak
diambil di depan SMA IPIEMS pada pukul 09.00 WIB)
2. Menimbang sampel otak-otak sebanyak 2 kali masing masing sejumlah 10 gram.
( untuk uji kertas kurkumin dan uji nyala)
3. Menghaluskan sampel otak-otak dengan lumping dan alu sampai halus.
4. Meneteskan larutan kapur pada sampel yang dihaluskan , meratakan.
5. Setelah halus,sampel di bagi dua ( untuk uji kertas kurkumin dan uji nyala)
kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselin.
6. Memanaskan sampel dalam oven dengan suhu 1000C
b. Pemeriksaan sampel dengan kertas kurkumin
1. Sampel yang telah dikeringkan, ditetesi larutan asam sulfat pekat.
2. Mencelupkan kertas kurkumin jika berwarna merah ungu kecoklatan , maka
positif boraks, jika kertas tetap berwarna kuning maka sampel negative boraks.
c. Pemeriksaan sampel dengan uji nyala
1. Sampel yang telah dikeringkan ditambahkan larutan methanol 5 ml
2. Menambahkan 0,5 ml larutan asam sulfat pekat
3. Membakar sampel dan mengamati perubahan warna pada nyala api. Jika berbah
warna mejadi hijau maka sampel otak-otak positif boraks. Jika warna nyala api
tetap maka sampel tersebut negative boraks

Hasil dan Pembahasan

Hasil :

Setelah dilakukan pemeriksaan dengan uji nyala api dan kertas kurkumin sampel otak-otak
depan SMA IPIEMS negative boraks.

Sampel Uji Kertas Uji Nyala api Hasil


Kurkumin

Otak-otak depan coklat merah -


SMA IPIEMS

Pembahasan :

Borat yang dicampurkan dalam sediaan makanan biasanya berupa Natrium Tetraborat
(Na2B4O7). Natrium tetraborat merupakan merupakan senyawa kimia yang berbentuk kristal
dan berwarna putih dan jika dilarutkan dalam air menjadi natrium hidroksida serta asam
boraks.
Metode analisis kualitatif boraks yang dipakai adalah uji warna dengan kertas kurkumin.
Pada uji tersebut ditambahkan larutan H2SO4 pekat untuk menyeimbangkan pH karena
sebelumnya sampel telah dibasakan dengan larutan kapur. Kemudian kertas kurkumin
dicelupkan dalam sampel yang kemudian dilakukan identifikasi. Hasilnya adalah kertas
kurkumin berwarna merah kecoklatan. Saat kertas kurkumin ditetesi H2SO4 tanpa sampel,
kertas kurkumin juga berubah menjadi merah kecoklatan. Warna merah kecoklatan ini bisa
jadi karena adanya ketidak seimbangan pH( terlalu asam) bukan karena adanya boraks .
Jika ikatan yang terjadi antara kurkumin dan asam borat kurang kuat,maka senyawa
rososianin hasil dari reaksi tersebut kurang terbentuk oleh sebab itu, pada pengujian dengan
kertas kurkumin tidak menghasilkan warna merah kecoklatan. Selain kadar atau konsentrasi
boraks yang sedikit, faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan warna adalah
temperature dan keseimbangan pH.
Menurut kementerian Riset dan Teknologi di Universitas Negeri Yogyakarta (2013) paper
test kit atau uji warna kertas kurkumin dapat mendeteksi kandungan boraks pada makanan
jika kadar minimal boraks 200 ppm.
Metode analisis kualitatif lain pada uji boraks yang dipakai adalah uji nyala. sampel kering
dimasukkan ke cawan penguap, kemudian ditambahkan 5 tetes asam sulfat pekat dan 5 mL
metanol. Ini dilakukan untuk mengurai senyawa boraks, sehingga unsur Boron terlepas dari
senyawa. Kemudian, didekatkan api ke campuran pada cawan penguap tersebut. Nyala yang
dihasilkan adalah nyala warna merah yang berarti sampel negative boraks, sedangkan apabila
suatu sampel memiliki boraks, nyala yang dihasilkan adalah warna hijau yang dihasilkan dari
nyala senyawa Boron.

Penutup

Kesimpulan:

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel otak-otak yang dijual di depan
SMA IPIEMS negative boraks karena saat dilakukan uji warna dengan kertas kurkumin
menghasilkan warna merah kecoklatan ( ketidakseimbangan pH bukan karena boraks) dan
saat uji nyala api tetap berwarna merah. Nyala api tidak berwarna hijau yang
mengindikasikan adanya boraks.

Saran :

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji kuantitatif dari boraks sehingga diketahui
apakah sampel yang diperiksa bebas dari penambahan boraks atau tidak.

Konsumen lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi karena
penambahan boraks dalam makanan kian marak terjadi.

Daftar pustaka

Kementerian Riset dan Teknologi.2013.Artikel Paper Test Kit Sederhana untuk Analisis
Kadar Boraks dalam Makanan.http://www.ristek.go.id

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes /Per /IX/ 1988 tentang Bahan Tambahan
Makanan

Umaroh,Nafia dan Ani Sulistyarsi.2014.Analisis Boraks dan Uji Organoleptik pada Berbagai
Ikan Asin yang Dijual di Pasar.Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA,IKIP PGRI
Madiun

Suhendra, M.S. 2013. Analisis Boraks Dalam Bakso Daging Sapi A dan Sapi B di Daerah
Tenggilis Mejoyo Surabaya Menggunakan Spektrofotometri. Calyptra : Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2.
Napitulu,Riswanto,dkk.2012.Penentuan Kadar Boraks dalam Sampel Otak-otak Pasar Buah
Batu.Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran

Nasution, Anisyah. 2009. Analisa Kandungan Boraks Pada Lontong Di Kelurahan Padang. Bulan
Kota Medan Tahun 2009. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Suhanda, Rikky. 2012. Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang
Dijual di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera
Utara.

Anda mungkin juga menyukai