1
BIOETANOL SEKALA UMKM DAN
HOME INDUSTRY
Di antara berbagai jenis biofuel, bioetanol tergolong paling mudah diproduksi. Biaya
operasional produksi dan pembuatan instalasinyapun relatif murah akan tetapi
keuntungan yang didapat dari bisnis biofuel jenis ini cukup besar. Karena
termasuk low tech, maka bioetanol dapat diproduksi oleh siapapun dan dimanapun,
asal ada kemudahan akses ke bahan baku. Sebenarnya masyarakat kita telah lama
mengenal teknik pembuatan bioetanol, khususnya untuk miras, misalnya ciu, dan
arak. Jadi secara teknologi kita tidak punya masalah atau sudah menguasai teknik
pembuatan bioetanol sehingga seharusnya kita dapat pula mengembangkan industri
bioetanol bersekala besar maupun kelas UMKM atau home industry.
2
selama ini. Untuk membantu membedakan apakah suatu hal dikelompokan ke
dalam kekuatan ataukah peluang dapat dilakukan dengan cara melihat asal dari
suatu hal tersebut. Hal penting yang harus diingat selama menggunakan analisis
SWOT adalah semua yang dituliskan harus berdasarkan fakta. Dalam menganalisis
data digunakan teknik deskriptif kualitatif guna menjawab perumusan permasalahan
mengenai apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada pada objek
penelitian dan apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari luar yang harus
dihadapinya (Freddy Rangkuti, 2001). Berikut analisis SWOT yang dapat diterapkan
untuk mengembangkan UMKM atau home industry bioetanol.
Kekuatan (Strengths):
Kelemahan (Weaknesses):
Peluang (Opportunities):
Penggabungan perusahaan
Market internasional
Ancaman (Threats):
Bioetanol pada dasarnya adalah etanol atau senyawa alkohol yang diperoleh
melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol
yang diperoleh dari hasil fermentasi bisa memilki berbagai macam kadar. Bioetanol
dengan kadar 90-94% disebut bioetanol tingkat industri. Jika bioetanol yang
diperoleh berkadar 94-99,5% maka disebut dengan bioetanol tingkat netral.
Umumnya bioetanol jenis ini dipakai untuk campuran minuman keras, dan yang
terakhir adalah bioetanol tingkat bahan bakar. Kadar bioetanol tingkat ini sangat
tinggi, minimal 99,5%. Dewan Standarisasi Nasional (DSN) telah menetapkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bioetanol. Saat ini ada dua jenis SNI
bioetanol, yaitu SNI DT 27-0001-2006 untuk bioetanol terdenaturasi dan SNI-06-
3565-1994 untuk alkohol teknis yang terdiri dari Alkohol Prima Super, Alkohol Prima
I dan Alkohol Prima II. Alkohol Prima Super memiliki kadar maksimum 96,8 % dan
minimum 96,3 %, sedangkan Prima I dan Prima II minimal 96,1 % dan 95,0 %.
Semua diukur pada temperature 15oC.
1. Proses hidrolisis pati menjadi glukosa. Pada langkah ini pati atau
karbohidrat dihancurkan oleh enzim atau asam mineral menjadi karbohidrat yang
lebih sederhana. Jika bahan baku yang digunakan buah-buahan mengandung gula
tidak perlu dilakukan hidrolisis
2. Proses Fermentasi, atau konversi gula menjadi etanol dan CO2. Jumlah dan kadar
bioetanol yang dihasilkan sangat tergantung pada proses ini, oleh karena itu proses
ini harus dikontrol sehingga dapat dihasilkan bioetanol dalam jumlah banyak dan
berkadar tinggi.
3. Proses distilasi untuk memisahkan bioetanol dari air sehingga diperoleh bioetanol
dengan kadar 95-96%. Karena titik didih air berbeda dengan bioetanol, maka kedua
komponen tersebut dapat dipisahkan melalui teknik distilasi.
4. Proses dehidrasi untuk mengeringkan atau menghilangkan sisa air di dalam
bioetanol sehingga tercapai bioetanol dengan kadar lebih dari 99,5% (Fuel Grade
Ethanol (FGE))
4
Keunggulan Bioetanol
Bioetanol merupakan zat kimia yang memiliki banyak kegunaan, misalnya : Sebagai
bahan kosmetik, sebagai bahan bakar, sebagai pelarut, sebagai bahan minuman
keras
Penggunaan bioetanol mengurangi emisi gas CO (ramah lingkungan) secara
signifikan, Bioetanol bisa dipakai langsung sebagai BBN atau dicampurkan ke dalam
premium sebagai aditif dengan perbandingan tertentu (Gasohol atau Gasolin
alcohol), jika dicampurkan ke bensin maka bioetanol bisa meningkatkan angka oktan
secara signifikan.
Campuran 10% bioetanol ke dalam bensin akan menaikkan angka oktan premium
menjadi setara dengan pertamax (angka oktan 91),
Production cost bioetanol relatif rendah oleh karena itu bioetanol dapat dibuat oleh
siapa saja termasuk UMKM dan home industry.
Teknologi pembuatan bioetanol tergolong low technology sehingga masyarakat
awam dengan pendidikan terbatas dapat membuat bioetanol sendiri
Sumber bioetanol, seperti singkong, tebu, buah-buahan dan jagung mudah
dibudidayakan.
5
14 Mesin Destilasi Kapasitas 1 140.000.000,00 140.000.000,00
300L/Hari
Jumlah 159.815.000,00
Peluang pasar
6
Laboratorium penelitian
Bahan baku fine chemicals lainnya seperti bioeter dan biodietilasetat
dan sebagainya
Sumber Bacaan Karma Wijaya, Manager Biofuel dan Energi Hidrogen, Pusat
Studi Energi UGM.