Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................4
B. Rumusan masalah...........................................................................................4
C. Tujuan penelitian............................................................................................4
BAB II TINJAUAN MATERI
A. Parameter toksikologi.....................................................................................5
B. Nilai ambang batas (NAB).............................................................................7
C. Indeks Pemaparan Biologis ( Biological Exposure Indices/ indeks).............8
BAB III Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan sehingga kami
dapat menyusun makalah ini dengan materi Parametrik Toksikologi, Nilai Ambang Batas
(NAB), dan Biological Eksposure Indices (BEI), mata kuliah Toksikologi Industri dengan
dosen pengampu ibu Annissa,S.Si.,M,Si.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini tidak dapat terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberikan informasi dan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari teman-teman. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia kesehatan terutama
Kesehatan Masyarakat.

Serang, 18 September 2021

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Parameter Toksikologi di sebut juga Uji Toksisitas, Uji toksisitas adalah uji
untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada sistem biologi, dan untuk memperoleh
data dosis-respon yang khas dari sediaan uji. Data yang diperoleh dapat digunakan
untuk memberi informasi mengenai derajat bahaya sediaan uji tersebut bila terjadi
pemaparan pada manusia, sehingga dapat ditentukan dosis penggunaannya demi
keamanan manusia.
Bahaya akibat pemaparan suatu zat pada manusia dapat diketahui dengan
mempelajari efek kumulatif, dosis yang dapat menimbulkan efek toksik pada
manusia, efek karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik. Pada umumnya informasi
tersebut dapat diperoleh dari percobaan menggunakan hewan uji sebagai model yang
dirancang pada serangkaian uji toksisitas nonklinik secara in vivo meliputi uji
toksisitas akut oral, toksisitas subkronis oral, toksisitas kronis oral, teratogenisitas,
sensitisasi kulit, iritasi mata, iritasi akut dermal, iritasi mukosa, toksisitas akut dermal,
dan toksisitas subkronis dermal. Pemilihan uji tersebut tergantung dari tujuan
penggunaan zat tersebut. Apabila penggunaannya ditujukan untuk pemakaian secara
topikal/dermal, dilakukan uji toksisitas dermal untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya risiko akibat pemaparan pada manusia. Uji toksisitas dermal berdasarkan
waktu jenisnya bervariasi yaitu uji toksisitas akut dermal, uji toksisitas subkronik
dermal,uji toksisitas kronik dermal, dan uji iritasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Uji Toksisitas ?
2. Apa saja Uji Toksisitas pada uji coba hewan?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dari Uji Toksisitas.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Uji Toksisitas pada hewan yang di coba.
BAB II
TINJAUAN MATERI

A. Parameter Toksikologi
Parameter Toksikologi di sebut juga Uji Toksisitas, Uji toksisitas adalah uji
untuk mendeteksi efek toksik suatu zat pada sistem biologi, dan untuk memperoleh
data dosis-respon yang khas dari sediaan uji. Data yang diperoleh dapat digunakan
untuk memberi informasi mengenai derajat bahaya sediaan uji tersebut bila terjadi
pemaparan pada manusia, sehingga dapat ditentukan dosis penggunaannya demi
keamanan manusia.
Bahaya akibat pemaparan suatu zat pada manusia dapat diketahui dengan
mempelajari efek kumulatif, dosis yang dapat menimbulkan efek toksik pada
manusia, efek karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik. Pada umumnya informasi
tersebut dapat diperoleh dari percobaan menggunakan hewan uji sebagai model yang
dirancang pada serangkaian uji toksisitas nonklinik secara in vivo meliputi uji
toksisitas akut oral, toksisitas subkronis oral, toksisitas kronis oral, teratogenisitas,
sensitisasi kulit, iritasi mata, iritasi akut dermal, iritasi mukosa, toksisitas akut dermal,
dan toksisitas subkronis dermal. Pemilihan uji tersebut tergantung dari tujuan
penggunaan zat tersebut. Apabila penggunaannya ditujukan untuk pemakaian secara
topikal/dermal, dilakukan uji toksisitas dermal untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya risiko akibat pemaparan pada manusia. Uji toksisitas dermal berdasarkan
waktu jenisnya bervariasi yaitu uji toksisitas akut dermal, uji toksisitas subkronik
dermal,uji toksisitas kronik dermal, dan uji iritasi.
Uji Toksisitas merupakan pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap
tubuh sedangkan toksisitas adalah efek berbahaya dari suatu obat pada organ target.
Tahap dalam pengujian toksisitas obat meliputi :
a. Uji farmakokinetik, diperoleh melalui nasib obat dalam tubuh yang
menyangkut absorpsi, distribusi, deristribusi, biotransformasi, dan ekskresi
obat.
b. Uji farmakodinamik, yaitu efek yang terjadi terhadap semua organ dalam
tubuh yang sehat.
c. Menilai keamanan zat, ditetapkan suatu batas keamanan yang disebut
Acceptable Daily Intake yang dinyatakan dalam mg/kgBB/hari.
Setiap zat kimia pada dasarnya racun dan terjadinya keracunan ditentukan
oleh regimen dosis. Uji toksisitas tidak hanya untuk mengetahui terpaparnya suatu
objek yang diteliti, tetapi lebih dari itu untuk mengetahui batas keamanan suatu obat.
Jenis-jenis Uji Toksisitas meliputi :
1. Uji Toksisitas Akut
Uji toksisitas akut adalah suatu pengujian untuk menetapkan potensi toksisitas
akut LD50, menilai berbagai gejala toksik, spektrum efek toksik, dan
mekanisme kematian (Depkes, 2000).
Tujuan Uji Toksisitas Akut Untuk mendeteksi adanya toksisitas suatu zat,
menentukan organ sasaran dan kepekaannya, memperoleh data bahayanya
setelah pemberian suatu senyawa secara akut dan untuk memperoleh informasi
awal yang dapat digunakan untuk menetapkan tingkat dosis yang diperlukan
untuk uji toksisitas selanjutnya (Soeksmanto, dkk. 2010).
2. Uji Toksisitas Kronik
Uji toksisitas kronik pada tujuannya sama dengan uji toksisitas sub akut, tapi
pengujianini dilakukan selama 6 bulan pada hewan rodent (pengerat) dan
non-rodent (bukan hewan pengerat). Uji ini dilakukan apabila obat itu
nantinya diproyeksikan akan digunakan dalamjangka waktu yang ckup
panjang (Murtini, 2007).
3. Uji Toksisitas Sub-Kronik
Uji toksisitas subkronis adalah uji ketoksikan suatu senyawa yang
diberikan dengan dosis berulang pada hewan uji tertentu, selama 1 sampai
3 bulanPada uji toksisitas subkronik yang diperhatikan adalah pengamatan
pada fungsi organ seperti hati dan ginjal setelah pemberian selama 60 hari
(Huang, et all. 2010).
4. Uji Toksisitas Khusus
Uji toksisitas khusus terbagi menjadi tiga antara lain Uji teratogenik, uji
mutagenik dan uji karsiogenik (Priyanto, 2009).
a. Uji Teratogenik
Uji teratogenik adalah suatu pengujian untuk memperoleh informasi
adanya abnormalitas fetus yang terjadi karena pemberian suatu zat
dalam masa perkembangan embrio (Priyanto, 2009)
b. Uji Mutagenik
Uji mutagenik adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya senyawa mutagen. 
c. Uji Karsiogenik
Uji karsinogenik adalah uji yang dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai efek korsinogenik suatu senyawa pada hewan
percobaan Lu, 1995 dan untuk mengetahui apakah zat jika dipakai
dalam jangka panjang akan dapat menimbulkan kanker.

B. Nilai Ambang Batas (NAB)


Nilai Ambang Batas (NAB) standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai
pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu .
1. Nilai Ambang Batas kadar tertinggi yang diperkenankan (ktd) kadar zat kimia
di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu
sekejap.
2. Nilai Ambang Batas paparan singkat yang diperkenankan (psd) kadar zat
kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui, agar tenaga kerja yang
terpapar pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit, masih dapat
menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh, maupun
terbius.asfiksian zat kimia yang bisa menyebabkan berkurangnya oksigen
dalam jaringan tubuh, zat kimia yang bisa menyebabkan timbulnya kanker.
tempat kerja setiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber-sumber bahaya.

Kegunaan Nilai Ambang Batas (NAB)

1. Pedoman papan kerja untuk bekerja dengan selamat.


2. Pedoman perencanaan proses produksi dan perencanaan teknologi
pengendalian.
3. Mengetahui daya racun dan tingkat potensi bahaya bahan-bahan.
4. Substitusi bahan yang kurang berbahaya
5. Membantu menentukan gangguan kesehatan, timbulnya penyakit, hambatan
efisiensi kerja.
C. Indeks Pemaparan Biologis ( Biological Exposure Indices/ indeks)
Indeks Pemaparan Biologis (Biological Exposure Indices) : Indeks pemaparan
biologis, indikator biologis (determinant ) pada pemantauan biologis dari spesimen
pekerja dalam kondisi sehat dan terpajan bahan kimia pada waktu bekerja dengan
beban kerja dan aktifitas kerja yang nomal.
Lamanya & Frekwensi Pemaparan Toksikologi Efek toksis bisa dihasilkan
oleh pemaparan akut dan atau kronis ke agentagent kimia. Pemaparan Akut
didefinisikan sebagai satu pemaparan tunggal atau berkali kali dalam satu waktu yan
singkat (sama dengan atau kurang dari 24 jam). Sedangkan Efek Kronik terjadi
apabila agent menumpuk dalam system biologi absorpsi melebihi metabolisme dan
atau ekskresi atau bila satu agent menghasilkan effek-effek toksis yang ireversible
atau apobila disana ada waktu yang cukup untuk satu sistem untuk kembali dari effek
toksis dalam interval frekwensi pemaparan.
Dalam tanda-tanda khas dari sifat racun suatu agent kimia khusus terbukti
bahwa dibutuhkan informasi tidak hanya untuk pengaruh-pengaruh dosis tunggal
(akut) dan jangka waktu lama (KRONIS), tetapi juga untuk jangka waktu menengah.
Tepatnya, pemaparan tersebut disebut sebagai jangka pendek (satu minggu atau lebih)
ataupun subkronik (biasanya : 3 bulan) dalam program pengujian daya racun. Ada 3
jenis paparan efek toksik Organ tubuh yang spesifik dapat menjadi sasaran zat kimia
terntentu atau beberapa bagian tubuh.
Akibat yang ditimbulkan efek merugikan tersebut tidak hanya pada zat kimia
ketika terpapar, tetapi juga pada jenis paparan dan derajat paparannya,
1. Pemaparan akut Tokologi Didefinisikan sebAgai pemaparan terhadap zat
kimia selama kurang dari 24 jam. Paparan tersebut biasanya disebut sebgai
paparan dosis tunggal zat kimia.
2. Pemaparan kronis (pemaparan jangka panjang) Pemaparan kronis mengacu
pada pemaparan berulang atau berkelanjutan terhadap suatu zat kimia dalam
waktu yang cukup lama.
3. Pemaparan subkronis Berlangsung lebih lama dari pemaparan akut tetapi lebih
singkat dari pemaparan kronis. Karakteristik pemaparan dan spektrum efek
secara bersamaan membentuk hubungan korelasi yang dikenal sebegni
huburgan dosis respon. Respon timhul karena adanya bahan kimia yang
diberikan dan respon berbubungan dengan dosis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah :

1. Uji toksisitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui terpaparnya suatu
objek yang diteliti dan mengetahui batas keamanan suatu obat.
2. Uji toksisitas pada hewan coba antara lain : Uji toksisitas akut, uji toksisistas
kronik, uji toksisitas subkronik dan uji toksisitas khusus.
DAFTAR PUSTAKA

 Universitas Kristen Maratha.2019.” Uji Toksisitas”


https://repository.maranatha.edu/20168/3/1210034_Chapter1.pdf. , diakses pada 18
September 2021 pukul 19.30.
 Ryan.2018. “Macam-Macam Uji Toksisitas”.https://pdfcoffee.com/makalah-uji-
toksisitasdocx-pdf-free.html. diakses pada 18 September pukul 20.15.

 123dok.2017.”Uji teratogenik Uji mutagenik Uji karsinogenik”.https://text-


id.123dok.com/document/4yr1w17qo-uji-teratogenik-uji-mutagenik-uji-
karsinogenik.html. diakses pada 18 September pukul 21.02.

 Andy79.2016.” Biological Exposure Indices”


https://www.scribd.com/document/445349715/biological-exposure-indices-docx.
Diakses pada 18 September pukul 21.54.

Anda mungkin juga menyukai