Anda di halaman 1dari 25

IDENTIFIKASI RESIKO

Disampaikan oleh :
Wiwik Eko Pertiwi
Konsekuensi
• Faktor internal yang menjadikan konsekuensi :
hazard dan eksposure
• Konsekuensi : hazard X eksposure
• Eksposure / pajanan : konsentrasi X lama
pajanan
• Tidak akan menjadi resiko jika tidak ada
pemajanan
Resiko

• Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu


probability dan konsekuensi
• Resiko : probability X konsekuensi
• Resiko : prob X hazard X konsentrasi X lama
Analisa dan penilaian resiko
Peluang
• Kemungkinan terjadinya suatu
kecelakaan/kerugian ketika terpapar dengan
suatu bahaya
• Peluang orang jatuh karena jalan licin
• Peluang tersengat listrik
• Peluang supir menabrak
• dll
Akibat

• Tingkat keparahan/kerugian yang mungkin


terjadi dari suatu kecelakaan/loss akibat
bahaya yang ada.
• Contoh :
 Kematian
 Cacat
 Perawatan medis
 P3K
Langkah-langkah manajemen resiko
Identifikasi resiko / bahaya

Penilaian resiko

Pengendalian resiko

Pemantauan dan evaluasi dari tindakan meminimalkan bahaya


Identifikasi bahaya / resiko
• Kegiatan identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari
probabilitas dan konsekuensi dari suatu sistem
operasi ataupun kegiatan
• Sebagai input data untuk melakukan
perhitungan level of risk pada tahap risk
assessment
Tujuan
1. Teridentifikasinya faktor-faktor penyebab
terjadinya “ loss “
2. Teridentifikasinya mekanisme atau proses
terjadinya “ loss “
Efektifitas identifikasi risiko
tergantung pada
1. Pengetahuan tentang substansi risiko yang
akan diidentifikasi
2. Imajinasi tentang skenario kemungkinan-
kemungkinan dampak yang akan terjadi dari
suatu proses atau sistem kegiatan
3. Kerangka berfikir yang logik
Metode identifikasi resiko
•Hazops ( Hazard and Operability Studies
•JSA (Job Safety Analysis)
•CTA ( Critical Task Analysis )
•FMEA (Failure mode and effect analysis)
•What if
•Fault tree analysis
•Event tree analysis

Esensi dari metode-metode tersebut adalah


untuk mengetahui : faktor penyebab dan proses
terjadinya konsekuensi / dampak
Hazops
• Merupakan suatu teknik kualitatif terstruktur
untuk mengidentifikasi suatu bahaya dan atau
masalah-masalah operasional yang
berhubungan dengan disain atau operasional
yang spesifik
• Mencakup tahap desain atau jika ada perubahan
yang direncanakan
• Ketua tim harus seseorang yang mahir dalam
disain dan operasional.
JSA
• Merupakan teknik yang sangat fleksibel untuk
memenuhi hampir semua kegiatan operasional rutin
dan proyek
• Dilakukan dengan mengikuti 6 langkah :
1. Memilih pekerjaan
2. Memecah pekerjaan menjadi beberapa langkah-
langkah
3. Merinci dan mendaftar sumber-sumber bahaya dan
siapa yang mungkin dapat cidera
4. Menilai resiko
5. Pengukuran pengendalian
6. Menilai ulang sisa dan nilai resiko
C TA
• Teknik penilaian resiko yang mirip dengan JSA
• Tujuan : untuk mengidentifikasi pekerjaan yang
mempunyai resiko signifikan untuk pekerjaan
proyek
• Melihat / menilai sumber-sumber bahaya yang
memapar karyawan setiap saat ditempat kerja.
FMEA
• Suatu teknik analisis kualitatif, tetapi memiliki
elemen-elemen kuantitatif dan biasanya
digunakan dalam pelaksanaan tahap desain
• Mengevaluasi konsekuensi dari suatu kegagalan
dengan melakukan hal-hal sbb :
1. Identifikasi semua kemungkinan terjadinya
kegagalan tunggal
2. Identifikasi resiko dan bahaya kerugian
berhubungan dengan kegagalan tsb
3. Identifikasi peralatan
4. Identifikasi sistem
Analisa resiko
• Ada 3 cara dalam penilaian resiko yaitu :
1. Kualitatif
2. Semi kuantitatif
3. kuantitatif
Analisa kualitatif
• Metode ini menganalisas
dan menilai suatu resiko
dengan cara
membandingkan thd
suatu diskripsi / uraian
dari parameter (peluang
dan akibat) yg
digunakan.
• Umumnya metode matrik
yang dipakai
Analisa semikuantitatif

• Metode ini pada prinsipnya hampir sama


dengan analisa kualitatif, perbedaannya pada
metode ini uraian/deskripsi dari parameter yang
ada dinyatakan dengan nilai / skore tertentu
Analisa kuantitatif
• Menunjukkan besaran dari suatu resiko.
• Metode ini dilakukan dengan menentukan nilai
dari masing-masing parameter yang didapat dari
hasil analisa data-data yang representatif
• Menilai resiko kerja dengan mengevaluasi
frekuensi paparan bahaya dan probabilitas
keparahan dari kecelakaan
• Analisa kuantitatif melibatkan langkah-langkah
yang runut :
• Seberapa sering sebuah bagian dari peralatan
mengalami kebocoran
• Seberapa besar kebocoran akan terjadi
• Seberapa jauh kebocoran akan menyebar
• Seberapa mungkin suatu ledakan dapat terjadi
• Seberapa besar kerugian / cedera /
meninggalnya satu / beberapa orang.
Paparan
rating paparan dapat diberi tingkatan angka sebagai berikut :

Terus-menerus (continuous) 10

Sangat sering (setiap hari) 6

Sering (setiap minggu) 3

Kadang-kadang (setiap bulan) 2

Biasanya (setiap tahun) 1,5

Jarang (setiap 5 tahun sekali) 1

Sangat jarang (setiap 10 tahun) 0,5


Konsekuensi
1. Catastropic (bencana besar) : kejadian yang
berhubungan dengan kerusakan fatal dan luas
( > Rp. 1 milyar)
2. Disaster (Bencana) : kejadian yang
berhubungan dengan kecelakaan kematian dan
kerusakan antara Rp.500 juta hingga Rp. 1
milyar
3. Very serious (sangat serius) : scara normal
adalah kejadian yang berhubungan dengan
kecelakaan cacat total dan kerusakan peralatan
antara Rp. 100 juta hingga Rp.500 juta
4. Serous (serius) : secara normal adalah kejadian
yang berhubungan dengan kecelakaan cacat
sebagian dan kerusakan peralatan antara Rp.
50 juta hingga Rp. 100 juta
5. Minor (ringan) : mempunyai potensi
menyebabkan cidera hilang hari kerja dan
kerusakan peralatan antara Rp. 1 juta – Rp. 50
juta
6. Insignificant : tidak termasuk dalam kategori,
namun dari kerusakan < Rp. 1 juta
Catastrophe 100

Disaster 50

Very serious 25

Serious 15

Minor 5

Insignificant 1
Probabilitas
Kemungkinan besar 10

Sangat mungkin 7

Tidak biasa tetapi mungkin 6

Jauh dari kemungkinan 3

Tidak mungkin tetapi nasib 1

Pada pelaksanaannya tidak mungkin 0,5

Tidak mungkin 0,1


Kriteria penerimaan tingkat resiko
1. Critical : nilai 250 hingga 1500 merupakan keadaan
genting. Resiko dalam kategori ini dianggap tidak
dapat diterima. Kegiatan harus dihentikan,
pembenahan perekayasaan perlu dilakukan.

2. Serious : nilai 87 hingga 249, merupakan keadaan


serius, resiko dalam kategori mendesak dan perlu
perhatian secepatnya dilakukan tindakan pencegahan
sehingga nilai resiko diturunkan.

3. Less serious : nilai hingga 18 – 86, merupakan


keadaan tidak terlalu serius. Resiko ini dapat diterima,
namun demikian langkah tindakan pencegahan tanpa
penghentian perlu dilakukan

Anda mungkin juga menyukai