Anda di halaman 1dari 81

Pertemuan Ke- :I

Hari/Tanggal : Rabu/ 24 Januari 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Penyajian silabus dan konsep pendahuluan toksikologi

Toksikologi : pengetahuan yang mempelajari zat atau bahan yang bersifat racun terhadap
system biologi  system biologi : bentuk dan fungsi organ pada organisme
hidup, baik hewan maupun tumbuhan

Racun / toksikan :

 zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh atau digunakan terhadap organisme
hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu fungsi
satu atau lebih organ atau jaringan
 Zat yang bila masuk ke dalam tubuh dalam dosis cukup, bereaksi secara kimiawi ,
dapat menimbulkan kematian /kerusakan berat pada orang sehat
 Semua zat yang bila memasuki tubuh dalam jumlah cukup , secara konsisten,
menyebabkan fungsi tubuh menjadi tidak normal.

Keracunan / intoksikasi :

 keadaan patologik yang disebabkan oleh senyawa toksik


 keadaan tidak normal akibat efek racun.
 Perubahan morfologi, fisiologi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, ataupun
pengurangan usia hidup suatu organisme dan mengakibatkan kerusakan kapasitas
fungsi/ gangguan kemampuan bertahan terhadap racun berasalkan lingkungan.
Ruang lingkup :

Meliputi studi toksisitas bahan-2 kimia yang digunakan :

1. Di bidang medis : diagnostik, pencegahan dan terapi


2. Di industri makanan

1
3. Di bidang pertanian
4. Dalam industri kimia
Juga mempelajari pengaruh : logam, produk minyak bumi , kertas dan pulp serta racun
tumbuhan dan hewan terhadap kesehatan

Bentuk studi toksikologi :

1. Toksikologi Ekonomi
 Kajian : pemakaian dan akibat pemakaian substansi kimia tertentu pada
manusia dan perhitungan biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian dan
akibatnya
 Cakupan : pemilihan obat-obatan, bahan tambahan makanan, pestisida, bahan
kimia untuk pertanian dll
2. Toksikologi lingkungan / ekotoksikologi
 Kajian : efek bahaya suatu substansi yang ada di lingkungan yang dapat
menimbulkan efek toksik pada manusia dan menyebabkan terjadinya
perubahan biosfer
 Cakupan : bahan kimia beracun yang ada di tempat kerja dan rumah tangga,
pemakaian pestisida, pencemaran udara dan perairan, kontaminasi makanan
dan minuman
3. Toksikologi klinik dan kehakiman / forensik
 Kajian : keracunan karena kecelakaan atau pemakaian obat terlarang dan
bahan yang termasuk B3 untuk tujuan tidak baik
 Cakupan : analisis keracunan obat, pemakaian obat terlarang, masalah alkohol
dan narkotika ,keracunan yang bersifat kriminal

2
Pertemuan Ke- : II

Hari/Tanggal : Rabu / 31 Januari 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Dasar – dasar Toksikologi

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TOKSIKOLOGI

- Manusia  interaksi dengan alam


- Alam  mekanisme Self Purification  siklus HidroBioGeoKimia
- Alam dimanfaatkan manusia untuk Kesejahteraan

Zaman purba :

- manusia memakai racun alamiah ( tumbuhan, hewan mineral )  berburu, berperang,


pengobatan
- Eber papyrus ( 1500 SM )  penggunaan akonitum, opium, timbal, antimon,
digitalis, beladona

Zaman Kekaisaran Yunani dan Romawi

- Dioscorides  klasifikasi racun ( > 600 tumbuhan , hewan dan mineral )


- Penggunaan racun untuk pembunuhan , tujuan politik dan bunuh diri
- Untuk mencegah  orang selalu berusaha menemukan dan mengembangkan upaya
pencegahan dan menawarkan racun.
Menjelang Abad Pertengahan

- Maimonides ( 1135- 1204)  Poisons and Their Antidotes  petunjuk pencegahan


dan pengobatan keracunan
Abad Pertengahan

- Paracelsus :
 “tidak ada zat yang dengan sendirinya bersifat racun. Dosislah yang membuat suatu
zat menjadi racun dan dosis yang tepat membedakan suatu racun dari obat “
 perbedaan bahan kimia sebagai obat dan racun  dosis
 konsep hubungan antara dosis dan respons

3
 gambaran klinik keracunan arsen dan merkuri
Orfila : toksikologi sebagai suatu disiplin ilmu

Perkembangan akhir :

- Masyarakat modern menuntut perbaikan kondisi kesehatan dan kehidupan : gizi,


pakaian, transportasi , tempat tinggal dll
- Agraris  industrialisasi
- diproduksi berbagai jenis bahan-2 kimia dalam jumlah besar  buangan >>>
kemampuan alam untuk self purification menurun lingkungan rusak
- memapar berbagai segmen penduduk :
 yang terlibat dalam proses pembuatan  karyawan
 yang menggunakan  pemakai pestisida
 yang mengkonsumsi  BTM
 yang menyalahgunakan
 yang berada di sekitar tempat produksi  masyarakat  melalui lingkungan
 pengaruh secara perlahan , mis :kasus Minamata, penyakit itai-itai
PENGGOLONGAN RACUN

Racun dapat digolongkan dalam berbagai cara, tergantung pada minat dan keperluan,
misal berdasarkan :

1. Bentuk fisik : padat , cair, gas


2. Sumber / asal :
a. Alami :
 racun tanaman ( botanical toxicant )
 racun hewan ( biological toxicant )
 racun bakteri ( bacterial toxicant )
 mineral
b. hasil industri :
 obat
 makanan – minuman
 kimia industri :
- solven  karyawan
- limbah  masyarakat

4
c. pertanian : pestisida, pengawet benih  keracunan langsung dan tak langsung

5
Pertemuan Ke- : III

Hari/Tanggal : Rabu / 07 februari 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Mekanisme toksisitas

Toksikonetik adalah suatu perjalanan toksin.

Pemajanan racun-racun yang umum berada disekitar lingkungan :

 Asbestes  Mercury

 Uv  Indoor air

 Radiation  Biological

 Ozone  Pesticides dan toxics

 Pm  Lead

Mekanisme kerja :

- Eksposisi, terjadi pada ambien yang mana bereakssi terhadap inflasi, dermaal dan mulut)

- Toksikonetik , terjadinya absorbsi, distribusi, penyimpana dan metabolisme serta ekresi.

- Toksikodinamik, interaksi antar tokoh dengan reseptor dalam organ/sel

Fase eksposisi adalah fase biologis suatu polutan dilingkungan.

Xenobiotik adalah bahan-bahan pencemaran yang dapat dipengaruhi.

6
Pertemuan Ke- : IV
Hari/Tanggal : Rabu/ 14 Febuary 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : absorbsi, distribusi dan ekresi toksikan

Absorpsi

- Jalur utama : sal cerna, sal nafas, kulit


- Jalur lain : suntikan  kasus-2 khusus

Absorpsi melalui sal cerna :

Toksikan dapat masuk ke dalam sal cerna sebagai :

- Bagian dari makanan / minuman


- Sebagai toksikan itu sendiri
Efek yang ditimbulkan :

a. Efek lokal : zat2 kaustik atau yang sangat merangsang mukosa


b. Efek sistemik : toksikan dapat diserap
Faktor-2 yang dapat mengurangi efek toksikan :

a. adanya makanan dalam sal cerna


b. mekanisme tertentu yang ada dalam sal cerna : suasana asam, adanya enzim
c. adanya proses metabolisme
Mekanisme absorpsi :

- difusi pasif
- difusi berfasilitas
- tranpor aktif
- pinositosis
Absorpsi melalui sal nafas

- Yang bisa diabsorpsi : gas, uap cairan dan partikel


- Untuk uap dan gas :

7
 tempat absorpsi utama : alveoli ( gas, uap cairan )
 kemudahan absorpsi tergantung pada luas permukaan alveoli, cepatnya aliran
darah dan dekatnya kapiler dengan udara alveoli
 laju absorpsi tergantung pada daya larut gas dalam darah :
 semakin besar daya larut  laju absorpsi makin besar
 keseimbangan konsentrasi dalam darah dan udara untuk zat mudah larut
lambat tercapai
- Untuk partikel :

 partikel besar ( > 10 μm ) :


 tidak memasuki sal nafas

 diendapkan di hidung dan dihilangkan dengan cara diusap, dihembuskan atau


bersin

 partikel yang sangat kecil ( < 0,01 μm )  terbuang ketika menghembuskan


nafas
 partikel antara 0,01 – 10 μm  diendapkan sbb :
a. partikel yang lebih besar diendapkan di nasofaring :
- diserap melalui epitel nasofaring
- tertelan bersama mukus dan diserap melalui epitel sal cerna
b. partikel yang lebih kecil diendapkan di trakea, bronki dan bronkioli kemudian
mengalami peristiwa :
- ditangkap oleh silia dan dibasahi dengan mukus  digerakkan keatas dan
dibatukkan atau ditelan  mucociliary escalator
- ditelan oleh fagosit  masuk sistem limfatik
 beberapa partikel dapat bermigrasi ke dalam saluran limfe
 partikel yang dapat larut  diserap melalui epitel  sirkulasi
Secara kasar dapat digambarkan bahwa partikel yang masuk ke dalam sal nafas :

- 25 % akan dikeluarkan bersama udara ekspirasi


- 50 % diendapkan dalam sal nafas bagian atas
- 25 % diendapkan dalam sal nafas bagian bawah

8
Absorpsi melalui kulit

- Sifat : impermeabel , terutama dengan adanya stratum korneum  sawar yang baik
 melindungi tubuh dari lingkungan
- Ada beberapa senyawa kimia yang dapat diabsorpsi melalui kulit  efek sistemik
- Absorpsi terjadi dengan cara :
a. Melalui folikel rambut , kel sebasea, kel keringat  sedikit
b. Menembus lapisan-2 kulit ( transdermal ) , fase-2 :
1. Difusi melalui epidermis
 stratum korneum merupakan sawar yang penting
 senyawa yang nonpoler dapat berdifusi melalui lipid yang terdapat diantara
filamen protein
 senyawa yang poler berdifusi melalui permukaan luar filamen protein yang
terhidrasi
 stratum korneum manusia berbeda struktur dan sifat kimianya antara bagian-2
tubuh  permeabilitasnya juga berbeda , mis : telapak kaki dan tangan sangat
sulit dilewati toksikan dari pada kulit perut
2. Difusi melalui dermis
 dermis merupakan jaringan lunak, berpori, non selektif  kurang efektif sbg
sawar
Keadaan yang dapat meningkatkan permeabilitas kulit terhadap toksikan :

1. abrasi pada stratum korneum


2. zat-2 asam, basa
3. pelarut  dimetil sulfoksid ( DMSO )

Distribusi

- Adalah peristiwa dimana toksikan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi


- Kecepatan distribusi ke jaringan / organ tergantung pada :
1. aliran darah pada organ tsb
2. kemudahan toksikan melalui dinding kapiler dan membran sel
3. afinitas toksikan dengan reseptor pada jar / organ
- Adanya sawar ( barrier ) :

9
Adanya sawar dapat menghalangi atau mengurangi kadar toksikan dalam organ /
jaringan

Ada 2 sawar penting , yaitu :

1. Sawar darah-otak ( Blood Brain Barrier )


2. Sawar uri ( Placental Barrier )

- Pengikatan dan penyimpanan


 dapat menyebabkan lebih tingginya kadar toksikan dalam jar / organ

- Ada 2 jenis ikatan :


a. Ikatan kovalen  ireversibel , berhubungan dengan efek toksik yang penting
b. Ikatan non-kovalen  reversibel, terbanyak, berperan dalam distribusi toksikan ke
organ dan jaringan
- Beberapa ikatan non-kovalen yang ada :
a. Protein plasma , terutama albumin
 mengikat komponen fisiologik normal
 mengikat senyawa-2 asing
 dapat terjadi kompetisi antara beberapa jenis senyawa kimia  ikatan dengan
albumin dapat digantikan oleh senyawa lain : OAD dapat digantikan oleh
sulfonamid
b. Hati dan ginjal
 mempunyai kapasitas >> untuk mengikat senyawa-2 kimia, berhubungan dengan :
 fungsi metabolik dan ekskresi
 mempunyai bermacam-2 protein yang mempunyai sifat pengikatan khusus :
mis : metalotionein  penting utk mengikat cadmium

c. Jaringan lemak
 tempat penyimpanan senyawa yang larut lemak  mis : DDT, dieldrin
 cara : pelarutan dalam lemak netral atau konjugasi dengan asam lemak bebas
 bila terjadi kelaparan  mobilisasi lemak  kadar toksikan dalam plasma >>
d. Tulang
 tempat penimbunan utama toksikan fluorida, timbal dan stronsium
 cara : adsorpsi silang antara toksikan dengan kristal hidroksiapatit

10
Mekanisme Kerja
Toksikan bekerja dengan mempengaruhi : protein, koenzim, lipid dan asam nukleat.

Protein
- Protein struktural :
 Protein membran sel dan organel lebih sering dirusak toksikan  struktur dan fungsi
membran terganggu, mis : silika dan heksan

- Protein transportasi :
 Penumpukan methemoglobine  menghambat transportasi oksigen
 CO akan mengikat Hb  menghambat transportasi oksigen

- Enzim :
Efek terhadap enzim dapat :
 Spesifik : bersifat reversibel atau irreversibel
 Reversibel : penghambatan asetilkolinesterase oleh insektisida karbamat
 Irreversibel : penghambatan MAO oleh Diisopropil fluorofosfat
 Tidak spesifik : metil-merkuri dan timbal  menghambat bermacam-2 enzim
Koenzim
Mekanisme :
- Menghambat sintesa koenzim : piritiamin menghambat sintesa Tiamin Pirofosfat (TPP )
- Merusak koenzim : radikal bebas  merusak NADPH
- Mengikat logam yang merupakan aktifator enzim : chelating agent ( sianida ,
ditiokarbamat )  mengikat Cu dan Zn yg terdapat dalam enzim
Lipid
Mekanisme :
- Peroksidasi asam lemak tak jenuh : CCl4  oksidasi asam lemak polienoat  nekrosis
- Merusak membran sel :
 Menumpuk pada membran  mengganggu transport oksigen dan glukosa ke dalam sel
 senyawa-2 yg sifatnya lipofilik
 Membentuk kompleks dengan fosfolipid dan memperluas permukaan membran,
sehingga fungsi membran berubah  merkuri , kadmium

11
 Merusak membran sel : pelarut organik dan detergen amfoterik
 Meningkatkan kerapuhan membran : Pb terhadap eritrosit  hemolisis  fungsi Hb
sbg pembawa oksigen <<
Asam Nukleat
Mekanisme :
- Membentuk ikatan kovalen dg DNA/RNA yg sedang replikasi  kanker, mutagen,
teratogen
- Berlaku sbg antimetabolit, masuk kedalam DNA/RNA dan mengganggu proses replikasi ,
mis : metotreksat

EFEK TOKSIK

- Efek toksik bervariasi dalam sifat, organ sasaran dan mekanisme kerjanya
- Efek toksik terjadi karena interaksi biokimiawi antara toksikan atau metabolitnya
dengan struktur reseptor tertentu.
- Sifat reseptor :
 non-spesifik : jaringan kontak langsung dengan senyawa korosif
 spesifik : struktur sub-seluler tertentu , yang umum adalah protein dapat berupa enzim
atau bag fungsional dari sel
Spektrum efek toksik

Berbagai jenis efek toksik dapat dikelompokkan menurut organ sasaran, mekanisme kerja
atau ciri-2 lain

1. Efek lokal dan efek sistemik


o Efek lokal  cedera pada tempat toksikan bersentuhan dengan tubuh
Mis : bahan kaustik pada sal cerna, bahan korosif pada kulit, iritasi gas pada
sal nafas

o Efek sistemik  toksikan diserap dan tersebar ke bag lain tubuh


Mis : timbal diasborpsi melalui sal cerna  efek pada SSP

2. Efek reversibel dan ireversibel


o Efek reversibel :
 dapat hilang sendiri
 bila tubuh terpapar toksikan dengan kadar rendah atau untuk waktu singkat

12
o Efek ireversibel :
 efek menetap walau paparan toksikan dihentikan
 bila tubuh terpapar toksikan dengan kadar tinggi atau waktu yang lama
 mis : kanker, sirosis, kerusakan saraf dll

3. Efek segera dan efek tertunda


o Efek segera : timbul setelah satu kali paparan toksikan , mis : keracunan
sianida
o Efek tertunda : efek timbul beberapa waktu setelah paparan toksikan , mis :
timbulnya kanker baru nyata setelah 10 – 20 th

4. Efek morfologis, fungsional dan biokimiawi


o Efek morfologis :
 perubahan bentuk luar dan mikroskopis jaringan
 sifat irreversibel dan berbahaya ,
 mis : nekrosis, neoplasia
o Efek fungsional:
 perubahan fungsi organ
 sifat reversibel
o Efek biokimiawi
 perubahan reaksi biokimiawi
 mis : penghambatan enzim kolinesterase oleh organofosfat

5. Reaksi alergi dan idiosinkrasi


o Alergi
 perubahan reaksi organisme terhadap paparan suatu senyawa kimia
 reaksi antigen – antibodi
 syarat : harus ada paparan awal  sensibilisasi
o Idiosinkrasi
 hipersentivititas terhadap senyawa tertentu karena faktor keturunan
 karena kelainan enzim tertentu
 mis : defisiensi enzim NADH methemoglobinemia reduktase  peka terhadap
nitrit

13
6. Respons bertingkat dan respons kuantal
o respons beringkat
 mis : pengaruh terhadap nafsu makan , berat badan, penghambatan enzim
o respons kuantal :
 ada atau tidak ada sama sekali
 kematian , pembentukan tumor

14
Pertemuan Ke- :V
Hari/Tanggal : Rabu/ 21 Febuary 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Biotransformasi

Biotransformasi

- Akibat bioaktifasi terbentuk metabolit yang aktif  mempengaruhi sel-2 didekatnya 


hati rentan

- Metabolit aktif yang stabil akan mempengaruhi organ-2 lain , mis : bromobenzen dapat
mempengaruhi ginjal

Mekanisme pemulihan

- Jar / organ dapat dipengaruhi toksikan karena tidak ada mekanisme pemulihan pada organ
tsb

- Mis : N-metil – Nitrosourea ( MNU )  tumor di otak dan kadang-2 di ginjal, tetapi tidak
di hati, sebab :

 hati mampu menghilangkan metabolit antara yang dihasilkan toksikan

 otak tidak mempunyai kemampuan

 ginjal mempunyai kemampuan antara hati dan otak

15
Pertemuan Ke- : VI
Hari/Tanggal : Rabu / 07 Maret 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Dinamika racun di lingkungan

- Ada 4 kompartemen utama penyusun ekosfer bumi : udara, tanah, air dan biota
- Toksikan di lingkungan berada secara dinamis dalam 4 kompartemen tsb  seimbang
- Yang berperan dalam dinamika tsb :
 Sifat kimiawi toksikan  mengatur bentuk toksikan dalam masing-2 kompartemen
 Proses pengangkutan di dalam lingkungan
 Proses perubahan bentuk toksikan

Nasib toksikan di lingkungan :


- Ada beberapa proses lingkungan yang penting dalam mengatur nasib senyawa kimia di
lingkungan abiotik

Kompartemen Perpindahan Perubahan bentuk


Udara Perpindahan meteorologist Fotolisis
presipitasi Oksidasi
Air Penyerapan Fotolisis
Penguapan Hidrolisis
Pengambilan biologis Oksidasi
Biodegradasi
Tanah Penyerapan Hidrolisis
Aliran Oksidasi
Penguapan Fotolisis
Pencucian Reduksi
Pengambilan biologis Biodegradasi

16
Perilaku toksikan di lingkungan perairan
- Toksikan : cair , padat
- Kelarutan senyawa kimia dalam air merupakan faktor penentu pengangkutan zat tsb dalam
lingkungan perairan
- Proses pengangkutan :
 Penyebaran toksikan dipengaruhi oleh proses pengangkutan interaktif : penguapan,
presipitasi dari udara, pencucian dan aliran
- Proses perubahan bentuk :
 Hidrolisis
 Fotolisis : dapat menyebabkan terjadinya pemutusan ikatan , dimerisasi, penataan
ulang
 Oksidasi
 Biodegradasi :
biotransformasi dan biodegradasi oleh mikroorganisme ( bakteri, jamur, protozoa
dan ganggang )  proses pembuangan dan perubahan yang penting
 Reaksi : oksidasi, reduksi, hidrolisis dan penataan ulang struktur kimia
 Dipengaruhi oleh : struktur molekul zat, kepekatan toksikan, sifat alamiah
mikroorganisme, keadaan lingkungan dan suhu.

Perilaku toksikan di atmosfer


- Toksikan : gas,uap, aerosol dan partikel
- Proses pengangkutan :
 Penguapan : akan meningkatkan konsentrasi toksikan di atmosfer
 Deposisi kering dan basah : dipengaruhi oleh ukuran partikel dan bentuk fisik toksikan
 Difusi gas
 Pergerakan udara :
 Pergerakan udara vertical
 Pergerakan udara horizontal

Proses perubahan bentuk


 Fotolisis  pada tempat yang tinggi jumlah reaksi lebih besar
 Reaksi dengan senyawa lain  termasuk reaksi antara toksikan dengan ozon dan
radikal hidroksil

17
Perilaku toksikan di lingkungan tanah dan sedimen
- Tanah dan sedimen berperan penting dalam pengangkutan dan penghilangan toksikan
dengan cara :
 Menyediakan permukaan penyerapan
 Sebagai pencuci toksikan
- Proses pengangkutan yang paling menonjol : penjerapan dan pencucian
 Penjerapan :
 Dipengaruhi oleh : struktur kimia toksikan, kandungan organik tanah, pH media,
ukuran partikel, suhu
 Pencucian :
Pergerakan senyawa kimia melalui tanah meliputi 2 mekanisme dasar :
 Difusi zat kimia terutama pada fase air dan gas
 Pengangkutan massa  sebagai pembawa toksikan : air dan adanya gaya tarik
bumi
- Penguapan : dipengaruhi oleh keadaan atmosfer, interaksi senyawa kimia – tanah, derajat
kepekatan senyawa kimia dalam lapisan tanah.

Proses perubahan bentuk


- Jalur utama adalah degradasi oleh mikroba dan sedikit fotolisis
- Biodegradasi dipengaruhi oleh : kepekatan toksikan , suhu, kelembaban, kadar oksigen
(aerob/anaerob), kandungan organik tanah.

Interaksi biota dengan toksikan :


 Biotransformasi
 Bioakumulasi
 Biokonsentrasi
 Biomagnifikasi

18
Pertemuan Ke- : VII
Hari/Tanggal : Rabu / 07 Maret 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Organ sasaran

Faktor-2 penentu :

1. Kepekaan organ

2. Penyebaran

3. Ambilan selektif

4. Biotransformasi

5. Mekanisme pemulihan

Kepekaan Organ

- syaraf dan otot jantung :

 sangat tergantung pada oksigen  peka terhadap toksikan yang menyebabkan


terjadinya kekurangan oksigen

 mis : keracunan CO

- sel-2 yang membelah dengan cepat ( sumsum tulang dan mukosa usus ) peka terhadap
toksikan yang mempengaruhi pembelahan sel , mis : metotreksat

Penyebaran

Organ / jaringan dapat menjadi sasaran toksikan karena penyebaran toksikan sampai pada
organ / jar tsb dengan berbagai sebab , yaitu :

a. Sebagai tempat terjadinya absorpsi

19
 kulit dan sal nafas  sasaran toksikan yang berasal dari industri dan lingkungan

 mis : solven bisklorometil eter  tumor pada kulit dan sal nafas

b. Karena banyaknya aliran darah pada organ tsb

 hati dan ginjal mempunyai volume aliran darah yang besar  banyak terpapar

 hati dan ginjal mempunyai fungsi biotransformasi dan ekskresi  banyak terpapar
toksikan

c. Kemampuan toksikan menembus sawar

 metil merkuri bersifat lipofilik  mampu menembus sawar darah-otak  SSP

 merkuri anorganik tidak mampu menembus sawar darah-otak  tidak berpengaruh


thd SSP

d. Kekuatan penetrasi

 radiasi sinar UV mempunyai kekuatan penetrasi kecil  kanker kulit

 radiasi ion mampu menembus jaringan  kanker darah dan kanker lain

Ambilan selektif

Beberapa sel mempunyai afinitas tinggi thd toksikan tertentu  kadar toksikan pada jar /
organ

 melanin ( pada mata, telinga bag dalam )  afinitas >> thd klorokuin dan kanamisin
 menumpuk dan menyebabkan kerusakan organ

 tulang  stronsium  kanker

Efek racun pada organ / jaringan:

1.Efek pada hati ( hepatotoksisitas )

 Hati sering menjadi organ sasaran karena :

- toksikan masuk melalui vena porta

- mempunyai banyak tempat untuk pengikatan

20
- tempat terjadinya biotransformasi

 Jenis kerusakan :

- Perlemakan hati ( steatosis )  etanol, fosfor

- Nekrosis  CCl4

- Kolestasis  steroid

- Sirosis

- Kanker

2. Efek pada ginjal ( nefrotoksisitas )

 Ginjal sering menjadi sasaran toksikan karena merupakan jalur utama ekskresi
sehingga :

- Aliran darah banyak

- Mengkonsentrasikan toksikan pada filtrate

- Membawa toksikan melalui tubulus

 Jenis kerusakan :

Kelompok utama toksikan pada ginjal ( nefrotoksikan ) : logam berat, antibiotik,


analgesik, hidrokarbon berhalogen tertentu

- Penurunan filtrasi glomerulus : kanamisin, gentamisin

- Perubahan fungsi tubulus proksimal  glikosuria, aminoasiduria, poliuria : merkuri,


timbal

- Gagal ginjal karena vasokonstriksi  aspirin

- Penyumbatan tubulus  metabolit sulfapiridin dan glikol

- Karsinogen  dimetilnitrosamin

- Nefritis  penisilin, sulfonamide

3 Efek pada sal nafas ( pulmonotoksisitas )

21
Efek pada sal nafas dapat berupa :

a. Efek lokal

 Iritasi lokal : ammonia , klorin

 Kerusakan sel dan edema

- Peroksidasi membrane sel  permeabilitas membrane sel meningkat  edema , mis :


NOx

- Metabolit reaktif dalam paru membentuk ikatan kovalen  menimbulkan kerusakan


sel  edema , mis : xilen

 Fibrosis dan emfisema

- Patofisiologi fibrosis : membrane lisosom dalam makrofag pecah  lisosom


mencerna makrofag  melepas factor-2 yang merangsang fibroblast dan
pembentukan kolagen , mis : asbes, kaolin, talk

- Patofisiologi emfisema : pada keadaan tertentu granulosit melepas elastase 


merusak serat elastic yang mengelilingi alveoli dan bronki , mis : induksi asap rokok,
aluminium, cadmium oksida

 Reaksi alergi :

- Oleh spora jamur, debu kapas dll  respons berupa bronkokonstriksi

 Kanker paru-paru : asap rokok, arsen, kromat , nikel dll

 Efek pada sal nafas atas :

- Pada hidung : partikel besar  hyperemia, ulkus, karsinoma : nikel oksida

- Pada laring : lokasi karsinogenesis kimia : asbes , krom

b. Efek sistemik

 Setelah absorpsi  mempengaruhi bagian tubuh yg lain : CHCl3

c. Efek setelah pajanan melalui jalur lain :

 Parakuat : setelah absorpsi mel sal cerna  kerusakan paru-2

22
 Siklofosfamid, metotreksat : setelah absorpsi mel sal cerna  fibrosis paru-2

4 Efek pada kulit ( dermatotoksisitas ):

Jenis efek toksik yang ditimbulkan :

 Iritasi primer iritasi terjadi di tempat kontak, pada kontak yang pertama kali , berupa
hyperemia, edema, vesikulasi , mis : asam – basa kuat

 Fototoksisitas : reaksi pada kulit yang diinduksi oleh cahaya matahari, berupa eritema
yang diikuti hiperpigmentasi dan pengelupasan , mis : akridin, piridin, klorpromazin

 Urtikaria kontak : kontak dengan penyebab , mis : polimer biogenic dari ulat bulu

 Kanker kulit  arsen

 Kerontokan rambut  kemoterapi kanker

5 Efek terhadap system saraf ( neurotoksisitas )

Jenis kerusakan :

 Neuronopati :

- Karena hipoglikemia dan anoksia :

 Barbiturate : kerusakan tidak permanen

 CO : kerusakan menetap

- Rusaknya neuron : metil merkuri

 Aksonopati :

- Aksonopati proksimal : iminodiproprionitril

- Aksonopati distal : talium,tri-o-kresil fosfat

 Gangguan transmisi sinaps :

- Toksin botulinum : mengganggu pelepasan asetilkolin  paralisis otot

 Demielinisasi : timbale, aktinomisin

23
 Edema:

- Edema ekstrasel :

timbal , merkuri : merusak sel-2 endotel dan ekstravasasi plasma dalam otak

- Edema sel :

 CN, CO : edema akson

 Heksaklorofen : edema sarung myelin

6. Efek terhadap mata

- Kornea

 Terutama pajanan dari luar

 Zat kimia yang sering mempengaruhi : asam, basa, detergen, pelarut organic, asap –
kabut (smog)

 Asam :

 Tingkat kerusakan : dari kerusakan kecil, kerusakan dangkal jaringan yang dapat
sembuh total , keburaman kornea, sampai perforasi

 Efeknya terutamakarena pH yang rendah dan afinitas anion thd kornea

 Basa : awal kerja lebih lambat daripada asam, karena pH , ion ammonium dapat
menembus kornea sampai ke iris.

 Detergen : detergen non-ionik lebih tidak merusak, detergen kation lebih merusak
daripada anion

 Pelarut organic ( aseton, heksan toluene ) : melarutkan lemak dan merusak sel epitel
kornea

 Smog : campuran asap industry dank abut, iritasi ujung-2 saraf sensoris kornea dan
menyebabkan reflex lakrimasi.

24
 Zat lain setelah pemberian sistemik : terutama setelah pemberian dosis besar melalui
sal cerna , mis : klorokuin, klorpromasin

- Iris :

 Rentan thd cedera fisik dan iritasi

 Efek iritasi terdiri ats :

 kebocoran protein serum, fibrin dan leukosit dari pembuluh darah

 dapat diikuti dengan metaplasia

 kerusakan berat menyebabkan terjadinya pembebasan butir-2 melanin dari epitel


iris

 dapat mengalami miosis dan midriasis oleh senyawa-2 yang mempengaryhi


system saraf otonom dan SSP

- Cairan bola mata :

 Peradangan iris  menghambat pengaliran cairan melalui kanal Schlemm 


tekanan intraokuler >>  induksi glaukoma

- Lensa :

 Perubahan kejernihan lensa pembentukan katarak , bisa terjadi setelah pajanan


sistemik ( talium, busulfan, kortikosteroid ) atau local ( kortikosteroid,
antikolinesterase )

- Retina :

 Retinopati dengan mekanisme yang berbeda-2

 Terjadi : ketajaman mata, adaptasi gelap, pola pigmen mata

 Mis : klorokuin, tioridazin, iodat, metilendianilin

- Saraf optic :

 Toksikan dapat merusak saraf perifer yaitu ganglion atau saraf optic ( akson )dari
retina atau pusat penglihatan

25
 Yang mempengaruhi perifer : CS2, disulfiram, talium

 Yang mempengaruhi sentral : etambutol, metanol

7. Efek terhadap system kardiovaskuler

 Senyawa kimia dapat bekerja dengan cara :

 langsung pada otot jantung

 tak langsung : melalui system saraf atau pembuluh darah

Efek pada jantung dapat berupa :

 Kardiomiopati :

 Kobal : menekan ambilan oksigen dan mengganggu siklus Krebs

 Isoproterenol , hidralazin, diazoksid : hipoksia miokard

 Gangguan sintesa asam nukleat :

 Antineoplastik : hipotensi, takikardi, atropfi sel otot jantung, fibrosis, edema


interstisiel

 Aritmia : fluorocarbon, antidepresi trisiklik, propilen glikol

 Depresi miokardium : senyawa organic pelarut lemak  menekan kontraktilitas


jantung

 Lain-2 :

 Perubahan morfologi otot jantung : pewarna Brown F.K

 Akumulai butiran lemak dl otot jantung : minyak goreng

Efek pada pembuluh darah :

 Meningkatnya permeabilitas kapiler : timbale, merkuri  merusak endotel kapiler


otak  edema otak

 Vasokonstriksi : alkaloid ergot

 Perubahan degenerasi :

26
 aterosklerosis : mempengaruhi pembuluh darah besar ( arteri koroner )serangan
jantung , stroke

 diperberat oleh toksikan tertentu : CO, CS2

27
Pertemuan Ke- : VIII
Hari/Tanggal : Rabu / 14 Maret 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Ujian Mid Semester

28
Pertemuan Ke- : IX
Hari/Tanggal : Rabu / 28 Maret 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Monitoring polutan

Monitoring polutan diperlukan untuk mengetahui identitas kualitas dan kuantitas polutan
yang terdapat.

Jenis-jenis kontaminan :

- kontaminan organik, yaitu kontaminan non konservatir

- kontaminan anortganik, yaitu kontaminan konservatir

Bahan yang sering digunakan

- timbal

- Hg

- kadmium

Pulotan ada yang bisa didegrasi dan ada yang tidak bisa didegrasi. Sasaran polutan yaitu
pada ekosistem dan pencemaran lingkungan.

Jenis-jenis monitoring

- monitoring biologis (populasi yang terpapar)

- monitoring paparan ( pengukuran)

perencanaan produksi / pengendalian Dasar substitusi bahan Membantu diagnosis

Kelompok Senyawa Kimia yang sering menyebabkan resiko :

 DEBU, FUME, GAS, UAP

29
 PELARUT (SOLVENT)

Terbanyak :

 pelarut organik
 Paparan : via inhalasi, kulit
 Efek toksik dipengaruhi oleh kecepatan evaporasinya, kelarutan thd air
 Contoh : – Benzen : leukemia – Karbon tetraklorida : hati

 METAL

 Masuk tubih via inhalasi (fume) / kulit


 Contoh : – Timah hitam : darah, syaraf, ginjal, kanker – Merkuri : syaraf, ginjal –
Nikel : sensitizer, kanker – Kromium : alergi, kanker, borok krom – Arsen : iritasi, kanker

 ASAM dan BASA

 Asam dan basa kuat bersifat korosif (basa lebih korosif)


 Reaktif dengan air panas
 Asam tertentu meledak bila dicampur dengan bahan organik

 PENGENDALIAN : MENURUNKAN RISIKO

Teknik : – Substitusi dengan bahan yang kurang toksik

– Engineering :

 sistem tertutup
 ventilasi lokal
 ventilasi umum

– Houskeeping

 Di tempat kerja : standard operation procedure


 Di tempat penyimpanan : kompatibilitas bahan

30
Pertemuan Ke- :X
Hari/Tanggal : Selasa / 21 Maret 2017

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Toksikologi logam berat

Logam berat :

 benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm3,
sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5g adalah logam ringan.

 Dapat juga dikarenakan sifat toksiknya

 Dalam tubuh makhluk hidup logam berat termasuk dalam mineral “trace” atau mineral
yang jumlahnya sangat sedikit

 Beberapa mineral trace adalah esensiil karena digunakan untuk aktivitas kerja system
enzim misalnya seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe) dan beberapa unsur lainnya seperti
kobalt (Co), mangaan (Mn) dan beberapa lainnya. Beberapa logam bersifat non-esensiil
dan bersifat toksik terhadap makhluk hidup misalnya : merkuri (Hg), kadmium (Cd) dan
timbal (Pb).

Mekanisme kerja logam berat

1. Memblokir atau menghalangi kerja gugus fungsi biomolekul yg esensial untuk proses
biologi, seperti protein dan enzim

2. Menggantikan ion-ion logam esensial yang terdapat dalam molekul terkait

3. Mengadakan modifikasi atau perubahan bentuk gugus aktif yg dimiliki oleh boimolekul

Pengelompokan berdasarkan urutan daya racun

 Kelas B : sangat beracun : Hg, Pb, Sn, Cu

Paling efektif untuk berikatan dg gugus sulfihidril (-SH)

31
Dapat menggantikan posisi ion logam antara

Bersama dg logam antara dapat larut dg lemak : Mampu menetrasi penetrasi pd membran sel
, shg ion logam dpt menumpuk (terakumulasi, Con : Hg, Pb, Sn

Dalam metallo protein menunjukkan reaksi redoks : Cu2+ Cu+

 Kelas antara : daya racun sedang : Ni, Zn

 Kelas A : Daya racun rendah : Mg

32
Pertemuan Ke- : XI
Hari/Tanggal : Jum’at/ 6 April 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Toksisitas Gelatin, Asam Sulfat, Cd, Be, Mg, Fe, dan Patogen
Virus

A. Gelatin
Pengertian gelatin

Gelatin dengan nama ilmiah Hydrolised Collagen (C76H124O29N24) adalah zat kimia
padat, tembus cahaya, tak berwarna, rapuh (jika kering), dan tak berasa. Gelatin umumnya
digunakan sebagai zat pembuat gel pada makanan, industri farmasi, fotografi dan pabrik
kosmetik. Dalam industri pangan, gelatin luas dipakai sebagai salah satu bahan baku dari
permen lunak, jeli, dan es krim. Dalam industri farmasi, gelatin digunakan sebagai bahan
pembuat kapsul.
Gelatin merupakan senyawa turunan yang dihasilkan dari serabut kolagen jaringan
penghubung, kulit, tulang dan tulang rawan yang dihidrolisis dengan asam atau basa, Gelatin
diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen. Gelatin merupakan protein yang larut yang bisa
bersifat sebagai gelling agent (bahan pembuat gel) atau sebagai non gelling agent. Sumber
bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi (hanya (kulit) dan
ikan (kulit). Karena gelatin merupakan produk alami, maka diklasifikasikan sebagai bahan
pangan bukan bahan tambahan pangan.

Ciri-ciri gelatin :
1. Gelatin larut dalam air, asam asetat dan pelarut alkohol seperti gliserol,propilen glycol,
sorbitol dan manitol, tetapi tidak larut dalam alkohol, aseton, karbontetraklorida, benzen,
petroleum eter dan pelarut organic lainnya.
2. Menurut Norland(1997), gelatin mudah larut pada suhu 71,1oC dan cenderung membentuk
gel pada suhu 48,9 oC. Sedangkan menurut Montero, et al. (2000), pemanasan yang dilakuka
untuk melarutkan gelatin sekurang-kurangnya 49oC atau biasanya pada suhu 60 –70oC.
3. Gelatin memiliki sifat dapat berubah secara reversible dari bentuk sol ke gel,membengkak
atau mengembang dalam air dingin, dapat membentuk film,mempengaruhi viskositas suatu

33
bahan, dan dapat melindungi sistem koloid (Parker,1982). Menurut Utama (1997), sifat-sifat
seperti itulah yang membuat gelatin lebihdisukai dibandingkan bahan-bahan semisal
dengannya seperti gum xantan, keragenandan pektin.
4. Sifat permukaan gelatin didasarkan pada kenyataan bahwa rantai samping gelatin, seperti
halnya protein yang lain, memiliki gugus yang bermuatan dan bagian tertentu dari rangkaian
kolagen mengandung asam amino hidrofobik dan hidrofilik.
5. Bagian hidrofobik dan hidrofilik dapat berpindah di permukaan, sehingga mengurangi
tegangan muka larutan. Pada saat yang sama, gelatin memeliki beberapa sifat melindungi
stabilitas permukaan yang dibentuk. Sifat multifungsi dari gelatin ini digunakan dalam
produksi dan stabilisasi buih dan emulsi.
6. Titik isoelektrik adalah dasar yang penting dalam mempengaruhi aktivitas permukaan
gelatin. Jika pH sekitar gelatin berkaitan dengan titik isoelektrik, gelatin menjadi tidak
bermuatan, jika pH lebih tinggimaka akan bermuatan negative dan jika lebih rendah
bermuatan positif. Dalam larutan gelatin pH berkisar 5,0 – 9,0, jika dkondisikan alkali,
gelatin bermuatan negatif dan jika dikondiskan asam bermuatan positif. pH di bawah 5,0
semua tipe gelatin akan bermuatan positif dan di atas 9,0 semuanya negative.

Sumber gelatin
Pada prinsipnya gelatin dapat dibuat dari bahan yang kaya akan kolagen seperti kulit dan
tulang baik dari babi maupun sapi atau hewan lainnya. Akan tetapi, apabila dibuat dari kulit
dan tulang sapi atau hewan besar lainnya, prosesnya lebih lama dan memerlukan air
pencuci/penetral (bahan kimia) yang lebih banyak, sehingga kurang berkembang karena perlu
investasi besar sehingga harga gelatinnya menjadi lebih mahal.

Mekanisme kerja
Gelatin akan terpecah di dalam organ pencernaan ketika mengkonsumsinya. Jikapun ada,
kolagen yang terdapat di dalamnya mungkin tidak akan sampai ke persendian. Gelatin
mengandung sejumlah kolagen yang merupakan salah satu bahan pembentuk tulang rawan
dan tulang lainnya. Hal inilah yang menyebabkan beberapa orang berpikiran bahwa gelatin
dapat meringankan kondisi artritis dan masalah persendian lainnya.

Penanggulangan akibat gelatin


1. Simpan gelatin dalam suhu ruang, jauhkan dari sinar matahari dan tempat lembab.
Jangan simpan di dalam kamar mandi ataupun kulkas.

34
2. Jauhkan dari jangkauan anak-anak
3. Konsultasikan terlebih dahulu ke dokter untuk penggunaan dosis pada gelatin
4. Sebelum menggunakan beritahu dokter jika mengidap penyakit kerusakan hati, gagal
jantung, pendarahan, atau gagal ginjal
5. Hindari mengkonsumsi produk yang berbahan dasar gelatin babi
B. Asam Sulfat

Pengertian asam sulfat

Asam sulfat, H2SO4 merupakan bahan yang sangat penting bagi kemajuan industri suatu
negara. Makin maju suatu negara, konsumsi asam sulfat makin banyak, semakin
berkembangnya industri di suatu negara menunjukkan negara itu makin maju. Setiap industri
selalu memerlukan asam sulfat, baik untuk pelarut, suasana asam, pereaksi, atau yang lain.
Makin besar suatu negara mengkonsumsi asam sulfat, berartinegara itu makin maju.

Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, oleh sebab itu, produksi
asam sulfat suatu Negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industry Negara
tersebut. Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah
dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat
dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan
diproses lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya.

Sumber

Sumber dan bahan baku dari asam sulfat adalagh belerang. Belerang di alam terdapat di
kulit bumi meliputi kira-kira 0,1% dari massa kulit bumi. Belerang terdapat dalam keadaan
unsur bebas ataupun dalam senyawa sulfida. Belerang dalam keaadaan unsur bebas
terdapatdari dareah gunung berapi dan dalam tanah. Dalam bentuk senyawa, belerang
terdapat dalam garam sulfida seperti pirit, sengblende, atau garam-garam sulfat seperti gips,
barium sulfat maupun magnesium sulfat. Dalam bentuk senyawa organik, belerang terdapat
dalam minyak bumi, batu bara dan gas alam, yaitu gas hidrogen sulfida.

Belerang diambil dari dekat gunung berapi dan sumber air panas dan juga bawah
tanah. Belerang juga terdapat dalam bijih, seperti galena (PbS), hidrogen sulfida dalam gas
alam dan minyak bumi dan sebagai belerang di laut.

Gejala-Gejala Keracunan

35
1. Korosi selaput mukosa pada mulut dan kerongkongan yang terasa sakit dan panas, hingga
sukar menelan.
2. Bagian yang kontak berwarna putih kelabu yang lama-kelamaan berubah menjadi hitam,
kadang-kadang mengelupas dan mengerut.
3. Perut bagian atas terasa sakit disertai rasa mual.
4. Muntah berwarna kopi, bercampur darah kotor.
5. Korban merasa haus.
6. Kulit pucat dan dingin, denyut nadi lemah tapi cepat, pernafasan dangkal.
7. Kegagalan sirkulasi, jika berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan hati.

Pertolongan Pertama

1. Hindari usaha memuntahkan atau pembilasan lambung untuk mencegah robeknya selaput
lambung.
2. Berikan penetralisir/penawar seperti susu magnesium, magnesium oksida, kalsium
hidroksida, aluminium hidroksida (antasida). Jangan berikan bahan yang mengandung
karbonat/bikarbonat.
3. Berikan air minum secukupnya untuk mengencerkan asam.
4. Berikan demulsen, seperti minyak kelapa, susu, putih telur, mentega cair dll.

C. Cadmium

Pengertian cadmium

suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cd dan nomor atom 48.
Logam lunak dan putih kebiruan ini secara kimiawi serupa dengan dua logam stabil lainnya
pada golongan 12, seng dan raksa. Seperti halnya seng, Cd lebih menyukai tingkat
oksidasi +2 dalam sebagian besar senyawa dan, seperti raksa, ia menunjukkan titik lebur yang
rendah dibandingkan dengan logam transisi pada umumnya. Kadmium
dan kongenernya tidak selalu dianggap sebagai logam transisi, karena logam tersebut tidak
memiliki kulit elektron d atau f yang terisi sebagian atau seluruhnya, baik dalam bentuk unsur
maupun dalam tingkat oksidasi umumnya. Konsentrasi kadmium rata-rata dalam kerak bumi
adalah antara 0,1 dan 0,5 bagian per juta (ppm). Cd ditemukan pada tahun 1817 secara
simultan oleh Stromeyer dan Karl Samuel Leberecht Hermann, keduanya di Jerman, sebagai
ketakmurnian dalam seng karbonat.

Sumber cadmium

36
Kadmium hampir selalu ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam bijih-bijih seng,
seperti sphalerite (ZnS). Greenokcite (CdS) merupakan mineral satu-satunya yang
mengandung kadmium. Hampir semua kadmium diambil sebagai hasil produksi dalam
persiapan bijih-bijih seng, tembaga dan timbal. Unsur ini lunak, logam putih yang kebiru-
biruan yang dapat dengan mudah dipotong dengan pisau.

Cara menangulangi

 Jangan merokok. Merokok adalah sumber terbesar cadmium yang masuk ke tubuh bagi
kebanyakan orang;
 Mengidentifikasi sumber-sumber potensial kadmium di dalam dan di sekitar rumah, di
tempat kerja akan membantu mencegah keracunan;
 Ikuti diet seimbang yang menyediakan jumlah kalsium, zat besi, protein, dan seng yang
cukup;
 Simpan dengan benar (tidak dapat diakses untuk anak-anak) item yang mengandung
kadmium (misalnya fungisida, baterai, cat untuk kain, glasir untuk keramik / kaca, pupuk);
 Jauhkan baterai nikel-cadmium dari jangkauan anak-anak;
 Baca instruksi untuk penggunaan aman fungisida dan pupuk yang mengandung kadmium
di kebun atau di kebun;
 Jika Anda memiliki sumur, periksa air untuk cadmium;
 Jika kadmium hadir dalam air sumur, dianjurkan untuk menggunakan air kemasan untuk
minum dan memasak atau untuk memasang filter air yang menghilangkan cadmium dan
logam lain dari air minum;
 Jangan biarkan anak-anak kecil bermain-main di tempat pembuangan sampah berbahaya.
D. Berilium
Pengertian berelium

Berilium adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Be dan memiliki nomor atom 4.
Bervalensi 2, memiliki berwarna abu-abu baja, kukuh, ringan tetapi mudah pecah. Berilium
merupakan bagian dari alkali tanah yang kegunaan utamanya adalah sebagai bahan penguat
dalam tembaga berilium .Berilium dan garam-garamnya sangat beracun dan harus ditangani
dengan sangat hati-hati. Berilium dan senyawa-senyawanya tidak boleh dirasa dengan lidah
untuk membuktikan rasa manis alami logam ini. Pada suhu dan tekanan ruang tertentu,
senyawa ini tak teroksidasi apabila terpapar udara (kemampuannya untuk menggores kaca
kemungkinan disebabkan oleh pembentukan lapisan tipis oksidasi) .

37
Efek berelium
1. Berilium bukan merupakan unsur penting bagi tubuh manusia, bahkan merupakan salah
satu bahan berbahaya ketika terhirup karena dapat merusak paru-paru dan menyebabkan
pneumonia. Efek paling umum akibat berilium disebut berylliosis, sebuah gangguan paru-
paru berbahaya yang juga dapat merusak organ-organ lain seperti hati. Sekitar 20% dari
semua kasus berylliosis menyebabkan kematian. Menghirup berilium ditempat kerja
merupakan penyebab utama terjadinya beryllios
2. Berilium juga dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang yang sangat peka terhadap
bahan kimia ini.Reaksi alergi bisa sangat parah. Kondisi ini dikenal pula sebagai Chronic
Beryllium Disease (CBB). Penyakit ini akan melemahkan kondisi individu yang
menderitanya dan tidak dapat disembuhkan serta sering pula berakibat fatal. Gejala CBD
meliputi kelemahan, kelelahan, dan masalah pernafasan. Beberapa orang yang menderita
CBD akan mengembangkan anoreksia dan kebiruan pada tangan dan kaki.
3. Selain menyebabkan berylliosis dan CBD, berilium juga dapat mempertinggi resiko
terjadinya kanker dan kerusakan DNA.
4. Penghirupan asap atau debu berilium dan kontak langsung melalui kulit yang terluka.
Menghirup berilium (Be) bisa menyebabkan 2 gejala paru-paru, yaitu pneumonitis kimia
akut dan penyakit paru granulomatosa yang disebut penyakit berilium kronis atau beriliosis

Penangganan bahaya berelium

1. Modifikasi proses industri untuk mengurangi bahan baku Be atau mengurangi pencemaran
Be.
2. Proses industri tertutup (process enclosure) sehingga pencemaran Be tidak meluas.
Toksisitas Be biasanya terjadi karena hasil pembakaran selama proses produksi, sehingga
ada upaya untuk pencegahan pelepasan Be secara langsung ke udara, dengan cara
memfakum ruang produksi kemudian dibiarkan mengendapkan dalam air.
3. Cuci tangan dengan bersih setelah kontak dengan Be
4. Perbaikan sistem ventilasi pada industri sehingga polutan Be tidak terkonsentrasi.
5. Peralatan memadai sehingga pengguanaan bahan baku Be dan pencemaran Be bisa
dikurangi.

38
6. Mengunakan pakaian serta peralatan sesuai dengan standar keselamatan kerja untuk
mengurangi kontak langsung dengan Be.
7. Tersedia fasilitas pencucian untuk mengurangi toksisitas Be.
8. Sistem sanitasi yang baik untuk mengurangi pencemaran Be.
9. Pemberian pelatihan atau pendidikan bagi pekerja untuk mencegah serta mengurangi
pencemaran dan toksisitas Be.
10. Pemeriksaan kadar Be air minum perlu dilakukan setiap 3 bulan. Kadar batas aman
adalah sebesar 44 ppb. Apabila kadar Be pada air minum telah melampaui batas tersebut,
maka bisa dilakukan beberapa cara untuk mengeliminasi Be, seperti Activated Alumina,
Coagulation/filtration, Ion Exchange, Lime Softening, dan Reverse Osmosis.
E. Magnesium
Pengertian magnesium
Magnesium adalah unsur ke delapan yang paling melimpah di kerak bumi. Magnesium
merupakan mineral esensial yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh makhluk hidup untuk
proses fisiologis (mineral makro). Magnesium adalah mineral utama yang perlu dikonsumsi
lebih dari 100 miligram per hari. Sekitar 60 sampai 65 persen dari semua magnesium
bertempat di tulang dan gigi. Sedangkan untuk sisanya 35 sampai 40 persen ditemukan di
seluruh tubuh, termasuk otot, sel-sel jaringan, dan cairan tubuh. Suplemen magnesium dapat
mengurangi gejala nyeri sindrom pramenstruasi (painful symptoms of premenstrual
syndrome (PMS) pada wanita.

Sumber magnesium

Magnesium banyak dibutuhkan tubuh manusia. Banyak berbagai sumber magnesium.


Sayuran hijau, serelia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dasn dahannya,
serta cokelat juga merupakan sumber magnesium yang baik.

Penanggulangan Magnesium
Kebakaran dapat dengan mudah terjadi, sehingga magnesium harus ditangani dengan
hati-hati. Terutama jika logam ini dalam keadaan terbelah-belah secara halus, air tidak boleh
digunakan dalam magnesium yang terbakar atau kebakaran yang berdasarkan magnesium.
F. Besi
Pengertian

39
Besi memiliki simbol (Fe) dan merupakan logam berwarna putih keperakan, liat dan
dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII, dengan
berat atom 55,85g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis 7.86g.cm-3dan umumnya mempunyai
valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan
jarang dijumpai dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus
dipisahkan melalui penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi baja, yang
bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy (campuran beberapa logam dan bukan
logam, terutama karbon). (Eaton Et.al, 2005; Rumapea, 2009 dan Parulian, 2009).

Sumber
Besi metalik hampir tidak dikenal di permukaan Bumi kecuali sebagai besi-nikel
paduan dari meteorit dan bentuk yang sangat jarang xenoliths mantel yang mendalam.
Meskipun zat besi adalah unsur yang paling berlimpah keempat dalam kerak bumi, yang
terdiri dari sekitar 5%, sebagian besar terikat dalam mineral silikat atau karbonat lebih
jarang. Hambatan termodinamika untuk memisahkan besi murni dari mineral-mineral yang
tangguh dan energi yang intensif, oleh karena itu semua sumber besi yang digunakan oleh
industri manusia mengeksploitasi mineral oksida besi relatif jarang, bentuk utama yang
digunakan sedang hematit. Sebelum revolusi industri, besi sebagian besar diperoleh dari
goethite banyak tersedia atau bijih rawa, misalnya selama Revolusi Amerika dan perang-
perang Napoleon. Masyarakat prasejarah digunakan laterit sebagai sumber bijih besi. Secara
historis, banyak bijih besi dimanfaatkan oleh masyarakat industri telah ditambang dari
deposit didominasi hematit dengan nilai lebih dari 60% Fe. Deposit ini biasanya disebut
sebagai "bijih pengiriman langsung" atau "bijih alami".

G. Pathogen Virus
Pengertian
Foodborne disease dalam bahasa Indonesia adalah penyakit yang dihantarkan melalui
pangan atau sering disebut penyakit akibat pangan, disebabkan oleh konsumsi makanan atau
minuman yang telah terkontaminasi.Sebagai tambahan, zat kimia beracun maupun zat-zat
dasar lain yang mengandung bahaya, jika terkandung di dalam makanan yang kita konsumsi
pun dapat menyebabkan penyakit.
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya
manusia membutuhkan makanan untuk hidup. Jika tidak memperhatikan kebersihan makanan
dan lingkungan, makanan dapat merugikan bagi manusia. Makanan yang berasal baik dari

40
hewan atau tumbuhan dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisme penyebab
penyakit pada manusia.
Mikroorganisme yang menimbulkan penyakit ini dapat berasal dari makanan asal
hewan yang terinfeksi penyakit tersebut atau tanaman yang terkontaminasi. Makanan yang
terkontaminasi selama prosesing atau pengolahan dapat berperan sebagai media penularan
juga.
Penularan foodborne disease oleh makanan dapat bersifat infeksi. Artinya suatu
penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroorganisma yang hidup, biasanya
berkembangbiak pada tempat terjadinya peradangan. Pada kasus foodborne disease,
mikroorganisme masuk bersama makanan yang kemudian dicerna dan diserap oleh tubuh
manusia. Kasus foodborne desease dapat terjadi dari tingkat yang tidak parah sampai tingkat
kematian.

Pencegahan
Pencegahan dan pengendalian foodborne diseases harus dilakukan pada setiap
tahap/proses penyajian makanan; dari mulai tingkat produksi di peternakan, proses
pemotongan di Rumah Potong Hewan (RPH), pendistribusi dari peternakan/RPH ke pasar,
proses pengolahan sampai penyiapan makanan yang sudah jadi (finished food) di
rumah/restoran, dll.
Pencegahan dan pengendalian foodborne diseases diistilahkan from farm to table, yaitu
dari mulai produksi di peternakan sampai siap saji di meja makan, antara lain meliputi:
1. Pemeriksaan hewan/ternak di peternakan/rumah potong hewan. Ternak-ternak yang
akan dipotong harus berasal dari peternakan yang bebas penyakit.
2. Peningkatan personal higiene mulai dari pekerja kandang, petugas rumah potong
hewan, penjual daging, pekerja pada industri makanan, juru masak sampai kepada konsumen.
3. Pengawasan terhadap kebersihan/sanitasi lingkungan di peternakan, rumah potong
hewan, alat transportasi, ruang pengolahan, peralatan dapur atau pengolahan makanan dan
peralatan saji.
4. Pengolahan makanan (daging, susu, telur dan produknya) secara higienis dengan
pemanasan yang cukup, pasteurisasi, dan atau sterilisasi.
5. Penyimpanan bahan pangan dengan baik
6. Bahan baku segar seperti sayuran, daging, susu sebaiknya disimpan dalam lemari
pendingin. Makanan cepat basi disimpan dalam suhu dingin, pisahkan raw material dengan
makanan sudah matang.

41
7. Pencucian
 1 Pencucian atau pembilasan buah dan sayuran dapat menghilangkan kotoran dan
kontaminan lainnya. Pencucian dapat dilakukan dengan air, deterjen, larutan bakterisida
seperti klorin, dan lain-lain.
 2 Sebelum makan atau menyiapkan makanan, cucilah tangan dengan teliti memakai
sabun dan kucuran air setidaknya 15 detik, lalu keringkanlah dengan handuk bersih.
Beberapa aktivitas yang wajib diikuti dengan cuci tangan :
o Setelah ke kamar mandi
o Setelah batuk, bersin, merokok, makan, minum
o Setelah membersihkan meja
o Sebelum memakai sarung tangan
o Setelah memegang hewan
o Ketika berpindah dari makanan mentah ke makanan matang
o Setelah membuang sampah
o Setelah memegang alat atau perlengkapan kotor
o Selama menyiapkan makanan
 Pemantauan suhu
Menyimpan makanan pada suhu yang keliru bisa berakibat membiaknya kumanyang
menyebabkan racun makanan, yang tumbuh di antara suhu 5° C dan 60° C.
Untuk berjaga-jaga:
 Suhu lemari es jangan lebih tinggi dari 5° C dan ada aliran udara di
seputarmakanannya agar pembagian suhunya merata,
 Makanan panas patut disimpan di atas suhu 60° C,
 Makanan yang harus dipanaskan lagi harus cepat dipanaskan sampaisemua
bagiannya mencapai suhu 75° C,
 Makanan beku sebaiknya dicairkan di dalam lemari es atau microwave,sebab makin
lama makanan mentah dibiarkan pada suhu ruangan, makincepat pulalah kuman berbiak dan
racun bisa terbentuk,
 Agar kuman di dalamnya mati, makanan harus dimasak matang benar.
Desinfeksi adalah tindakan yang bertujuan untuk membunuh mikroba patogen maupun
pembusuk dengan menggunakan bahan kimia (desinfektan).Desinfektan merupakan bahan
kimia yang mampu membunuh bakteri pembusuk dalam bentuk sel vegetatif, tetapi tidak
dalam bentuk spora.

42
 Pemblansiran merupakan cara lain yang dapat digunakan untuk membunuh mikroba
patogen. Blansir adalah suatu cara perlakuan panas pada bahan dengan cara pencelupan ke
dalam air panas atau pemberian uap panas pada suhu sekitar 82-93 derajat Celsius. Waktu
blansir bervariasi antara 1-11 menit tergantung dari macam bahan, ukuran, dan derajat
kematangan. Blansir merupakan pemanasan pendahuluan bahan pangan yang biasanya
dilakukan untuk makanan sebelum dikalengkan, dibekukan, atau dikeringkan. Maksudnya
untuk menghambat atau mencegah aktivitas enzim dan mikroorganisme.

Penanggulangan untuk penyakit bawaan makanan(Foodborne Diseases) antara lain :


1. Diagnosa infeksi melalui pemeriksaan laboratorium guna menentukan jenis
organisme penyebabnya.
2. Perawatan penyembuhan terhadap penyakit bawaan makanan. Jenis perawatan
disesuaikan dengan jenis penyakit bawaan makanan yang diderita, dan bergantung
dari gejala yang dirasakan.

43
Pertemuan Ke- : XII
Hari/Tanggal : Rabu/ 11 April 2018

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Toksisitas Nikel, Fungi, Aluminium, Kromium, Emas dan Borak

A. Nikel

Pengertian

Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri
komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya.

Efek

Gejala awal dari paparan Ni(CO)4 berupa sakit kepala, mual, muntah, epigastrik, sakit
dada, yang disertai gejala batuk-batuk, hiperpne, sianosis, sakit lambung dan usus, serta
keadaan lemah. Gejala-gejala tersebut bisa disertai berbagai gejala demam, leukosistosis, dan
pneumonia yang parah, kegagalan pernafasan, kadang-kadang edema serebral, yang
kemudian dapat mengakibatkan kematian. Berdasarkan hasil autopsi terhadap korban yang
meninggal akibat paparan Ni(CO)4, diketahui bahwa kadar Ni tertinggi adalah di paru-paru
selanjutnya dalam jumlah rendah terdapat di ginjal, hati, dan otak.

Sumber

Berbagai bahan pangan secara alami mengandung sejumlah kecil nikel. Cokelat dan
lemak diketahui mengandung jumlah tinggi nikel.

Asupan nikel akan meningkat pada orang yang makan sayuran dari tanah yang tercemar
limbah nikel.

Tanaman dikenal mengakumulasi nikel sehingga saat dikonsumsi akan turut dipindahkan
ke dalam tubuh manusia.

Perokok akan mengasup nikel lebih tinggi melalui paru-paru. Nikel juga ditemukan
dalam deterjen.

44
Manusia dapat terpapar nikel melalui udara, air minum, makanan atau rokok.

Penanggulangan

Sodium dietilditiokarbamat, chelating agent seperti d-penicillamine, dan


triethylenetetraamine mampu mengurangi toksisitas Ni. British Anti Lewisite (BAL) atau 2.3-
dimerkaptopropanol sebagai chelating agent bisa mengurangi toksisitas nikel, sedangkan
dithicarb (dietilditiocarbanat) atau DDC bermanfaat sebagai obat untuk keracunan nikel
karbonil.

B. Aluminium

Pengertian

Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur ketiga
terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi sebanyak kira-kira
8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi, dengan produksi tahunan
dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain (corrundum,
gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain). Sulit menemukan aluminium murni di alam
karena aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat ditempa
dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung kekasaran
permukaannya.

Sumber

Alumunium adalah logam putih perak, ringan, dan mulur. Alumunium digunakan untuk
peralatan dapur, peralatan rumah tangga, mebel, dan lain-lain. Tambang alumunium terdapat
di Papua.

Cara Penanggulangan Aluminium

1.Penanggulangan terhadap manusia yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut

a) Terapi farmakologis seperti menggunakan obat asetilkolinesterase inhibitor, vitamin, dan


antioksidan

45
b) Sesegera Minum air sebanyak mungkin ketika bahan yang mengandung alumunium
tertelan
c) Menggunakan obat hirup (Ventolin Inhaler)
d) Meminum obat levodopa, bromokriptin, pergolid, selegilin, atau antikolinergik

2.Penanggulangan lingkungan yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut :


a) Bioremoval atau penambahan biomassa/mikroorganisme yang dapat mengurangi
kandungan logam dalam air
b) Penyaringan air menggunakan filter mangan zeolit dan filter karbon aktif yang dilengkapi
dengan filter cartridge dan sterilisator Ultra Violet untuk menangkap segala bentuk ion
logam berbahaya dalam air
c) Perebusan tanaman dengan NaCl dan asam asetat konsentrasi rendah yang akan
menetralisir kandungan logam dalam tanaman.
C. Kromium

Pengertian

Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja, berkilau, dan keras.
Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam. Kromium ditemukan dalam bentuk
bijih kromium, khususnya dalam senyawa PbCrO4 yang berwarna merah. PbCrO4 dapat
digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak.
Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun. Meskipun kromium berbahaya,
tetapi kromium banyak digunakan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang biologi
kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa. Dalam bidang kimia, kromium
Digunakan sebagai katalis, seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan digunakan dalam
analisis kuantitatif. Dalam industri tekstil, kromium digunakan sebagai mordants. Kromium
memiliki beberapa istop. Diantara isotop-isotop kromium, ada beberapa isotop kromium yang
digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk mengukur volume
darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.

Sumber

Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru,
Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini
biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan aluminum.

46
Kromium adalah elemen yang secara alamiah ditemukan dalam konsentrasi yang rendah
di batuan, hewan, tanaman, tanah, debu vulkanik dan juga gas. Kromium terdapat di alam
dalam beberapa bentuk senyawa yang berbeda. Bentuk yang paling umum adalah kromium
(0), kromium (III) dan kromium (VI). Kromium (VI) dan kromium (0) umumnya dihasilkan
dari proses industri.
Kromium (III) terdapat di alam secara alamiah dan merupakan salah satu unsur nutrisi
yang penting bagi manusia. Kromium (VI) dan kromium (0) umumnya dihasilkan dari proses
industri. Kromium adalah logam baja berwarna abu – abu, ditambang dalam bentuk biji
kromit, tidak berbau dan mengkilat. Kromium stabil pada tekanan dan temperature normal.
Kromium dalam konsentrasi tertentu bersifat racun bagi manusia, hewan dan tumbuh –
tumbuhan.

Mekanisme kerja

Mekanisme kerja kromium dalam meningkatkan efisiensi insulin masih belum bisa
dijelaskan. Tetapi, ada beberapa yang mengklaim peningkatan efisiensi insulin menyebabkan
peningkatan produksi serotonin, yang secara perlahan akan mengurangi selera makan. Ada
juga yang menemukan kalau kromium berfungsi mengatur proses produksi lemak dalam
tubuh, sehingga mencegah pembentukan lemak berlebih. Satu hipotesis menyatakan kalau
chromium picolinate meningkatkan sintesis protein, yang selanjutnya akan menstimulasi
pertumbuhan otot.

D. Pathogen Fungi

Pengertian

Phatogen fungi atau jamur adalah semua jenis jamur yang bisa membahayakan manusia
saat dikonsumsi. Jamur beracun berbahaya karena mengandung senyawa-senyawa yang
bersifat toksik (racun). Senyawa-senyawa tersebut bisa mengakibatkan gangguan pada sistem
pencernaan manusia dan bahkan ada pula yang bisa menyebabkan kematian
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi
sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah
penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi

47
sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama
sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri
secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara dua hifa dari jamur berbeda
melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan
perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur
memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh
jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah
Saccharomyces
Gejala keracunan

Ketika seseorang mengalami keracunan jamur banyak vareasi gejala yang mungkin
dialaminya. Gejala-gejala itu dapat berupa:

a) Sakit pada bagian perut


b) Wajah pucat
c) Berkeringat dingin
d) Mual, bahkan muntah
e) Tubuh lemas terkadang disertai kejang-kejang
f) Bibir kering
g) Mata berkunang-kunang
h) Pingsan, bahkan
i) Meninggal dunia

Penanganan keracunan

Penanganan atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada kejadian keracunan
jamur yaitu:

 Jangan banyak bergerak


 Minum air putih sebanyak-banyaknya untuk mencegah dehidrasi
 Bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
 Halusinasi. Beberapa jenis jamur mengandung racun yang dapat menimbulkan
halusinasi. Jenis jamur psikotropika ini sering disebut dengan 'magic mushrooms' atau 'jamur
ajaib'. Salah satu spesies ini yang terkenal adalah Golden Top (Psilocybe subaeruginosa).
Selain menyebabkan halusinasi, efek lainnya yang menyertai adalah kebingungan, kelemahan

48
otot, agitasi, denyut jantung cepat dan sakit kepala. Perlu diperhatikan, terutama bagi
penyuka travelling ke hutan, jamur Golden Top juga mirip dengan beberapa jamur jenis
Galerina, yang berpotensi mematikan.
 Penyakit gastrointestinal. Banyak jamur beracun yang menyebabkan penyakit
pencernaan, seperti mual, muntah, kram perut dan diare.Kegagalan hati hingga kematian.
Gejala keracunan akibat makan jamur Death Cap (Amanita phalloides) terjadi antara 6-24
jam setelah makan. Gejalanya adalah mual, kram perut, muntah dan diare. Racunnya bahkan
dapat berakibat fatal pada hati dan ginjal, bahkan kematian yang dapat terjadi dalam waktu
48 jam. Jamur lain yang memiliki efek mirip dengan Death Cap adalah beberapa jamur dari
spesies Galerina, Lepiota dan Conocybe.
 Mengupayakan agar orang yang keracunan jamur muntah atau membuat muntah
dengan merangsang dinding faring belakang dengan jari.(hal ini tidak boleh lakukan bila
orang tersebut tidak sadar)
 Untuk menghindari dehidrasi beri minum air yang banyak
 Bila keluhan belum reda bawa rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lanjutan

E. Emas

Pengertian emas

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin:
'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek,
mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia
lainnya tetapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di
nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage.
Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat
Celsius.

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam
lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral
ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,
flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi
dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas
nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur

49
belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya
kandungan perak di dalamnya >20%.

Sumber

Emas juga di temukan di sungai, lautan (air laut), dan ditambang di beberapa negara di
antarannya Afrika selatan, Indonesia, Cina, Ghana, Amerik Selatan. Keracunan pada senyawa
logam mulia (emas) ini atau toksisitas pada emas berdampak buruk bagi tubuh manusia dan
berdampak buruk bagi kesehatan lingkungan di sekitar tempat kita tinggal atau yang sering di
jamahi ole limbah emas (Au) pada lingkungan sekitar.
Sumber Pencemaran Oleh Emas (Au) :
1. Keberadaan Emas di Alam
- Batuan (Tanah) dan Sedimen
- Udara
- Air
- Biota
2. Produksi dalam Industri
3. Penggunaan Senyawa emas (Au)

Penangulangan toksisitas emas

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu


penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non teknis yaitu
suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk
kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan
dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan
menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada
perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses,
mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Selain itu
juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency (EPA) memuat
beberapa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan.
Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.

50
2. Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya dibatasi untuk
daerah-daerah tertentu.
3. Semua induatri yang menggunakan merkuri harus membuang limbah industri dengan
terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya hingga batas normal.
Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan masalah
pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran tetap terjadinya pada lumpur di dasar sungai
atau danau dan menghasilkan CH3Hg+ yang dilepaskan ke badan air sekililingnya.\
F. Borax

Pengertian

Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas,
pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik. Di masyarakat luas boraks sering
disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah,
lontong, bakso dan produk makanan lainnya. Akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan
lama-kelamaan akan terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah,
mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.

Boraks juga merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri
nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna
dan mudah larut dalam air. Asal kita ketahui, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki
performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya
pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.

Sumber

Boraks dapat diperoleh di alam dari tempat-tempat yang mengandung deposit hasil
penguapan, seperti tambang-tambang garam dan kawah lumpur seperti di Bledug Kuwu,
Jawa tengah. Dalam dunia industri boraks dan asam borat digunakan dalam kosmetik,
detergen, atau pengawet kayu dan plastik. Bahan-bahan kayu dan plastik diberi boraks agar
tidak mudah ditumbuhi jamur sehingga bisa tahan lama. Boraks juga dapat digunakan untuk
memisahkan emas dari bijihnya menggantikan penggunaan raksa.

Atom boron dalam boraks sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh manusia, tetapi hanya
dalam jumlah yang sangat sedikit. Atom boron tidak pernah dijumpai dalam bentuk murni,

51
selalu dalam bentuk ikatan dengan atom-atom yang lain. Boron secara alami dapat diperoleh
dari buah apel, pisang, kacang tanah, kacang almond, bir, wine, dan produk gandum. Boron
dalam bahan-bahan makanan diatas terdapat dalam jumlah amat sedikit dan bermanfaat bagi
metabolisme tubuh.

Bahaya borax bagi kesehatan

Mengkonsumsi makanan yang mengandung borak dapat menyebabkan berbagai masalah


kesehatan seperti :

1. gangguan otak,
2. hati,
3. ginjal.
4. Boraks juga dapat menyebabkan demam,
5. anuria (tidak terbentuknya urin),
6. koma,
7. merangsang sistem saraf pusat,
8. depresi,
9. apatis, Kurangnya gairah dalam otaknya seperti kurang emosi dan cenderung “datar”
10. sianosis, warna kulit pucat dan kebiruan.
11. menurunnya tekanan darah,
12. kerusakan ginjal,
13. pingsan,
14. hingga kematian.

Cara penanggulangan

Cara mencegah apabila terkena boraks:


1.Terhirup
1) Untuk mencegah agar tidak terhirup ganakan alat pelindung pernafasan, seperti masker,
kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya borak ke dalam
hidung atau mulut.
2) Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara yang tahan ledakan.

2.Terkana mata

52
1) Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan.
2) Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi
keadaan darurat.
3.Terkena kulit
1) Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
2) Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
4. Bila tertelan
1) Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja.
2) Cuci tangan sebelum makan.

Cara untuk menangani apabila terkena borax:


1. Bila terhirup
1) Jika aman memasuki daerah papara, pindahkan penderita ke tempat yang aman.
2) Bila perlu, gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan
pernafasan buatan.
3) Segera hubungi dokter.
2. Bila terkena kulit
1) Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena borak.
2) Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak
da dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit.
3) Pada bagian yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yang kering, steril dan
longgar.
4) Bila perlu,segera hubungi dokter.
3.Bila terkena mata
1) Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan.
2) Pastikan tidak ada lagi sisa borak di mata.aliri mata dengan larutan garam dapur 0,9
persen (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segeas air) secara terus-
menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit.
3) Segara bawa ke dokter.
4.Bila tertelan
1) Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit terdekat, karena
apabila dibiarkan dan tidak langsung ditangani bisa berakibat fatal bahkan
menimbulkan kematian.

53
Pertemuan Ke- : XIII
Hari/Tanggal : Rabu / 18 April 2017

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Toksisitas Uranium, Pathogen Bakteri, dan Formalin

A. Uranium

Pengertian

Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang U dan
nomor atom 92. Ia merupakan logam putih keperakan yang termasuk dalam deret
aktinida tabel periodik . Uranium memiliki 92 proton dan 92 elektron, dengan elektron
Valensi 6. Inti uranium mengikat sebanyak 101 sampai dengan 105 neutron, sehingganya
terdapat 6 isotop uranium. 3sotop yang paling umum adalah uranium-238(146 neutron) dan
uranium-235(143 neutron). Semua isotopuranium tidak stabil dan bersifat radioaktif lemah.

Uranium memiliki bobot atom terberat kedua (setelah plutonium) di antara semua
unsur-unsur kimia yang dapat ditemukan secara alami. Massa jenis uranium kira-kira 70%
lebih besar dari pada timbal, namun tidaklah sepadat emas ataupun tungsten. Uranium dapat
ditemukan secara alami dalam konsentrasi rendah (beberapa bagian per juta (ppm)) dalam
tanah, bebatuan, dan air.

Mekanisme kerja

Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU menggunakan boiler untuk menghasilkan
energi panasnya, PLTN menggantinya dengan menggunakan reaktor nuklir.Seperti terlihat
pada gambar 1, PLTU menggunakan bahan bakar batubara, minyak bumi, gas alam dan
sebagainya untuk menghasilkan panas dengan cara dibakar, kemudia panas yang dihasilkan
digunakan untuk memanaskan air di dalam boiler sehingga menghasilkan uap air, uap air
yang didapat digunakan untuk memutar turbin uap, dari sini generator dapat menghasilkan
listrik karena ikut berputar seporos dengan turbin uap.

54
PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi reaksi fisi
bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas, kemudian air di dalam reaktor
dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat digunakan untuk memutar turbin sehingga
menghasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan transmisi.

Penanggulangan

Cara penanganan zat ridioaktif berbeda beda tergantung dari sifat dan jumlah bahan yang
terbuang. Bila perusahaan menyimapan bahan kimia dalam jumlah besar yang dikirim dengan
tempat yang besar (truk tanker atau kereta), maka harus disiapkan tindakan untuk merespon
insiden atas bahan dalam jumlah besar. Bahan yang terbuang dalam jumlah besar mungkin
memerlukan evakuasi perusahaan, tempat tumpahan, dan pembersihan dan pembuangan
bahan sisa limbah. Jumlah bahan yang terbuang dalam jumlah kecil mungkin hanya
memerlukan sedikit persiapan lanjutan.

Secara umum, prosedur tanggap darurat harus ditargetkan untuk bahan kimia yang
disimpan dalam tangki besar atau digunakan secara luas di perusahaan, dengan persyaratan
terdapat semua pelaporan peraturan yang spesifik pada saat terbuangnya bahan kimia, dan
pada bahan berbahaya yang akut, walaupun dalam jumlah kecil. Apakah insiden mengandung
tumpahan bahan berbahaya atau terbuangnya gas atau uap, koordinasi masyarakat merupakan
hal yang kritis bila terbuangnya bahan kimia mungkin memiliki dampak keluar perusahaan.
Karenanya, perusahaan yang mungkin mengalami terbuangnya bahan kimia dengan potensi
berdampak keluar perusahaan harus memiliki suatu mekanisme dalam memberikan
peringatan dini yang memberitahukan bangunan tetangga dan masyarakat. Menggunakan
sensor dan detektor kebocoran bahan kimia yang tepat dapat membantu memberikan
peringatan dini saat terjadi terbuangnya bahan kimia.

B. Pathogen Bakteri

Faktor keracunan

Kontaminasi, Bakteri patogen harus ada dalam pangan, dalam hal pertumbuhan beberapa
bakteri patogen harus memiliki kesempatan untuk berkembang biak dalam pangan untuk
menghasilkan toksin atau dosis infeksi yang cukup untuk menimbulkan penyakit , dalam hal
daya hidup (survival) jika berada pada kadar yang membahayakan, bakteri patogen harus
dapat bertahan hidup dalam pangan selama penyimpanan dan pengolahannya.

55
Sumber

Keberadaan mikroorganisme dalam pangan dapat berasal dari bahan pangan itu sendiri
sebelum dipanen atau dipotong yang biasa disebut sebagai pencemaran primer. Keberadaan
mikroorganisme dalam bahan pangan akibat pencemaran dari luar atau sesudah panen atau
dipotong yang biasa disebut sebagai pencemaran sekunder. Pencemaran primer dapat terjadi
karena bahan pangan berasal dari hewan yang menderita penyakit khususnya foodborne
diseases. Pencemaran sekunder dapat terjadi pada beberapa tahapan setelah pangan dipanen
atau dipotong seperti selama pengolahan, pengepakan, penjualan, dan persiapan oleh
konsumen. Pencemaran sekunder dapat berasal dari tanaman, hewan, air, tanah, limbah,
udara, manusia, bahan tambahan lain dalam makanan, dan peralatan.

Gejala keracunan

Gejala keracunan bergantung pada tipe pencemar dan jumlah yang tertelan. Gejala
keracunan pangan yang tercemar bakteri patogen biasanya dimulai 2-6 jam setelah
mengkonsumsi pangan yang tercemar. Namun, waktunya bisa lebih panjang (setelah
beberapa hari) atau lebih pendek, tergantung pada cemaran pada pangan. Gejala yang
mungkin timbul antara lain mual dan muntah;kram perut; diare (dapat disertai darah); demam
dan menggigil; rasa lemah dan lelah; serta sakit kepala.

Pencegahan dan pengendalian

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan pangan akibat bakteri
patogen adalah:

1. Mencuci tangan sebelum dan setelah menangani atau mengolah pangan.

2. Mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

3. Mencuci dan membersihkan peralatan masak serta perlengkapan makan sebelum dan
setelah digunakan.

4. Menjaga area dapur/tempat mengolah pangan dari serangga dan hewan lainnya.

5. Tidak meletakan pangan matang pada wadah yang sama dengan bahan pangan mentah
untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.

56
6. Tidak mengkonsumsi pangan yang telah kadaluarsa atau pangan dalam kaleng yang
kalengnya telah rusak atau menggembung.

7. Tidak mengkonsumsi pangan yang telah berbau dan rasanya tidak enak.

8. Tidak memberikan madu pada anak yang berusia di bawah satu tahun untuk mencegah
terjadinya keracunan akibat toksin dari bakteri Clostridium botulinum

9. Mengkonsumsi air yang telah dididihkan.

10. Memasak pangan sampai matang sempurna agar sebagian besar bakteri dapat terbunuh.
Proses pemanasan harus dilakukan sampai suhu di bagian pusat pangan mencapai suhu
aman (>700oC) selama minimal 20 menit.

11. Menyimpan segera semua pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin (sebaiknya
suhu penyimpanan di bawah 50oC).

12. Tidak membiarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam, karena mikroba
dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang.

13. Mempertahankan suhu pangan matang lebih dari 600oC sebelum disajikan. Dengan
menjaga suhu di bawah 50oC atau di atas 600oC, pertumbuhan mikroba akan lebih
lambat atau terhenti.

14. Menyimpan produk pangan yang harus disimpan dingin, seperti susu pasteurisasi, keju,
sosis, dan sari buah dalam lemari pendingin.

15. Menyimpan produk pangan olahan beku, seperti nugget, es krim, ayam goreng tepung
beku,dan lain-lain dalam freezer.

16. Menyimpan pangan yang tidak habis dimakan dalam lemari pendingin.

17. Tidak membiarkan pangan beku mencair pada suhu ruang.

18. Membersihkan dan mencuci buah-buahan serta sayuran sebelum digunakan, terutama
yang dikonsumsi mentah.

C. Formalin

Pengertian

57
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan methanol
hingga 15% sebagai pengawet (Handayani, 2006). Formalin memiliki sejumlah nama kimia
diantaranya formol, methylene aldehyde, paraforin, morbicid, oxomethane,
polyoxymethylene glycols, methanol, formoform, superlysoform, formic aldehyde, formalith,
tetraoxymethylene, methyl oxide, karsan, trioxane, oxymethylene dan methylene glycol
(Nurheti, 2007).

Sumber

Di udara bebas, di luar rumah, formaldehid bisa berasal dari pembakaran tidak sempurna
dari bensin yang keluar dari knal pot kendaraan bermotor, dari cerobong pabrik yang
menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil, dari kebakaran hutan dan pembakaran
sampah. Di udara bisa terjadi karena sinar matahari dapat memacu pembentukan formaldehid
dari oksigen dan polutan yang ada diudara.

Di dalam rumah bisa berasal dari cat tembok, cat kayu, peralatan rumah tangga dari
“plywood” , serbuk kayu yang dipadatkan, lem kayu, “fiberglass”, bahan kosmetik, sampo,
sabun busa, bahan pembersih lantai,deodoran, cat rambut, pasta gigi, obat kumur, “hair
spray”. Juga bisa terdapat dalam bahan plastik, kertas (kertas pembersih muka, kertas toilet,
kertas handuk), karpet, pakaian (kain yang tidak mudah kusut). Formaldehid juga didapatkan
dalam asap rokok.

Penanganan

1) Terhisap

Pindahkan korban pada udara bersih. Apabila tidak bisa bernapas beri napas buatan. Jika sulit
bernapas beri oksigen, kemudian panggil dokter.

2)Tertelan

Berilah susu, arang aktif atau air. Setiap bahan organik dapat menonaktifkan formalin, jaga
tubuh korban agar tetap hangat dan rileks. Apabila muntah, jaga agar kepala lebih rendah dari
pinggul.

3)Kontak kulit

58
Segera cuci dengan air paling tidak 15 menit, sambil melepas pakaian yang terkena. Cuci
pakaian sebelum digunakan kembali.

4)Kontak mata

Segera cuci dengan air selama 15 menit kemudian panggil dokter

Pencegahan

1) Membeli alat-alat rumah tangga dari kayu yang dibuat dari kayu utuh bukan kayu press.
2) Kalau bisa alat rumah tangga dari besi atau metal lainnya.
3) Memperhatikan sirkulasi udara, memasang ekshos (yang dapat mengeluarkan udara
kamar keluar).
4) Mencuci pakaian yang baru dibuat sebelum dipakai.
5) Hati-hati memakai kosmetika.
6) Jangan merokok dalam kamar,
7) Temperatur dan kelembaban udara dikurangi (dengan AC yang “open”).
8) Kendaraan di “tune up”

59
Pertemuan Ke- :XIV
Hari/Tanggal : Rabu / 18 April 2017

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Toksisitas Antimon, Aseton dan Tembaga

A. Antimon

Pengertian

Nama “antimon” berasal dari dua kata Yunani: ‘anti’ dan ‘monos’ yang berarti ‘tidak
sendiri’. Nama itu diberikan karena antimon jarang ditemukan asli; Biasanya dikombinasikan
dengan belerang atau dengan logam berat seperti tembaga, timbal dan perak.Antimon adalah
suatu unsur metaloid kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Sb dan nomor
atom 51. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Stibium. Antimon merupakan metaloid dan
mempunyai empatalotropi bentuk. Bentuk stabil antimon adalah logam biru-putih. Antimoni
kuning dan hitam adalah logam tak stabil. Antimon digunakan sebagai bahan tahan api, cat,
keramik, elektronik dan karet.

Sumber

Antimony banyak ditemukan di pegunungan yang kaya akan batuan mineral logam.
Jumlah unsur kimia ini diperkirakan lebih besar dari unsur kimia perak, dan ditemukan di
hampir setiap jenis batuan mineral logam. Kandungan antimony terbesar berada pada batuan
berjenis stibnite, yang merupakan sumber utama dari antimony. Antimony juga ditemukan
dalam jumlah signifikan pada batuan berjenis arsenopyrite, galena, dan sphalerite. Meskipun
di Finlandia ditemukan deposit antimony yang sudah elemental (sudah berupa metalloid
murni), namun sebagian besar antimony yang diproduksi berasal dari bahan baku batuan
stibnite.

Penanggulangan
Racun masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut, hidung (inhalasi), kulit, suntikan,
mata (kontaminasi mata), dan sengatan atau gigitan binatang berbisa.
1. Melalui Mulut

60
Jika racun masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut, maka tindakan dalam
menangani racun yang telah masuk ke dalam tubuh ialah mengurangi absorpsi racun dari
saluran cerna, memberikan antidot, dan meningkatkan eliminasi racun dari tubuh.
a. Mengurangi absorpsi
Upaya mengurangi absorpsi racun dari saluran cerna dilakukan dengan merangsang
muntah, menguras lambung, mengadsorpsi racun dengan karbon aktif, dan membersihkan
usus.
b. Memberikan antidot
Pemberian antidot dapat meningkatkan eliminasi racun dari tubuh. Meskipun antidot
kadang-kadang merupakan obat penyelamat nyawa penderita keracunan; penanggulangan
keracunan tidak dapat diandalkan hanya dengan menggunakan antidot saja.
c. Meningkatkan eliminasi racun
Meningkatkan eliminasi racun dapat dilakukan dengan diuresis basa atau asam, dosis
multipel karbon aktif, dialisis dan hemoperfusi
2. Melalui Hidung
Dalam menangani racun yang masuk melalui hidung (inhalasi), tindakan yang segera
dilakukan ialah:
a. Memindahkan penderita keracunan dari tempat atau ruangan yang tercemar racun.
b. Trakeotomi dapat dilakukan, jika dipandang perlu.
c. Jika menggunakan alat resuscitator dengan tekanan positif, tekanan darah perlu
dikontrol terus-menerus.
3. Kontaminasi Kulit
Jika kulit terkontamiasi atau terkena racun, segera disiram dengan air untuk
mengencerkan atau mengusir racun. Kecepatan dan volume air yang digunakan sangat
menentukan kerusakan kulit yang terjadi, terutama jika terkena racun yang bersifat korosif
dan bahan-bahan atau racun yang merusak kulit.
4. Kontaminasi Mata
Mata yang terkontaminasi atau terkena bahan kimia harus dibilas atau dialiri air selama
15 menit. Dapat juga digunakan gelas pencuci mata, yang airnya sering diganti. Jangan
sekali-kali diteteskan antidot senyawa kimia, karena panas yang akan timbul dapat
mengakibatkan kerusakan mata yang lebih parah. Selanjutnya, segera dibawa ke rumah
sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan

B. Aseton

61
Pengertian

Aseton adalah kimia cair yang berwarna jernih, tak berwarna, mudah menguap, berbau
manis, dimana liquid dan uapnya bersifat HighlyFlammable .Aseton merupakan cairan yang
di dunia industri sering dipakai sebagai pelarut. Dalam tubuh manusia, aseton merupakan
salah satu penyusun keton yang merupakan hasil dari pemecahan lemak. Dalam tubuh,
pembentukan aseton bisa dijadikan indikasi bahwa sel-sel dalam tubuh mengalami
kekurangan insulin atau terganggunya efektivitas pemakaian insulin dalam tubuh. Salah satu
kondisi di mana hal ini dapat terjadi adalah penyakit diabetes. Salah satu ciri dari aseton
sebagai cairan adalah mudah sekali menguap. Ciri lain dari aseton adalah mudah terbakar dan
biasanya diproduksi tanpa warna. Senyawa ini memiliki bau seperti buah mint dan memiliki
rasa pedas.

Cara penanganan

a. Kontak Mata

1. Segera basuh dengan air mengalir selama 15 menit


2. Dapat menggunakan air dingin
3. Segera periksa ke dokter

b. Kontak Kulit

1. Segera basuh kulit dengan banyak air


2. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien
3. Brsihkan pakaian yang terkontaminasi
4. Segera periksakan ke dokter

c. Tertelan

1. Usahakan sikorban muntah seperti yang diarahkan oleh petugas medis


2. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut untuk orang yang tidak sadar
3. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah,dasi atau ikat pinggang
4. Segera periksakan ke dokter jika muncul gejala

Pencegahan dan penyimpanan

62
a. Tindakan Pencegahan

Simpan dalam tempat tertutup. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Jangan
menghirup gas/asap/uap/semprotan. Kenakan pakaian pelindung yang sesuai. Jika tertelan,
segera dapatkan saran medis. Menghindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan dari zat
pengoksidasi, zat pereduksi, asam, alkali.

b. Penyimpanan

Simpan di tempat terpisah dan disetujui (area tidak mudah terbakar). Simpan wadah di
tempat yang sejuk, berventilasi baik. Simpan wadah tertutup rapat dan tersegel sampai siap
untuk digunakan. Jauhkan dari sinar matahari langsung dan panas, dan menghindari semua
sumber yang memungkinkan penyulutan (percikan api atau nyala api).

C. Tembaga

Pengertian

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu
dan nomor atom 29 , massa atom 63,546, titik lebur 1083 °C, titik didih 2310 °C, jari-jari
atom 1,173 A° dan jari-jari ion Cu2+ 0,96 A° .Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini
memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan
permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk
membuat perunggu.

Tembaga adalah logam transisi (golongan I B) yang berwarna kemerahan, mudah


regang dan mudah ditempa. Tembaga bersifat racun bagi makhluk hidup. Isoterm adsorpsi
merupakan suatu keadaan kesetimbangan yaitu tidak ada lagi perubahan konsentrasi adsorbat
baik di fase terserap maupun pada fase gas atau cair. Isoterm adsorpsi biasanya digambarkan
dalam bentuk kurva berupa plot distribusi kesetimbangan adsorbat antara fase padat dengan
fase gas atau cair pada suhu konstan. Isoterm adsorpsi merupakan hal yang mendasar dalam
penentuan kapasitas dan afinitas adsorpsi suatu adsorbat pada permukaan adsorben (Kundari,
dkk, 2008).Pencemaran logam berat meningkat sejalan dengan perkembangan industri.

Sumber

63
Tembaga juga ditemukan dalam senyawa senyawa karbonat seperti Malachite,
CuCO3.Cu(OH)2, Azurite, 2CuCO3.Cu(OH)2, and Atacamite, CuCl3.3Cu(OH)2. Sumber
tembaga sebagai unsurnya dapat ditemukan dinegara swedia di gunung Ural, jumlah yang
besar terdapat di Amerika dekat danau Superior. Walaupun dalam bentuk unsurnya, tembaga
ini ini juga mengandung dalam jumlah sedikit logam lain seperti perak, bismuth dan timbal.

Gejala keracunan tembaga

1. Muntah biasanya antara 5 sampai dengan 10 menit.


2. Sakit pada mulut, tenggorokan,dan perut.
3. Diare dengan kolik perut (perut sakit).
4. Rasa manis dan logam pada mulut.
5. Sakit kepala(berat),keringat dingin, nadi lemah, dan tanda-tanda shock lainnya.
6. Kematian biasanya disebabkan kejang-kejang, paralysis (kelumpuhan) atau koma.
7. Kerusakan otak dengan gejala awal :
a. tremor (gemetaran)
b. sakit kepala
c. sulit berbicara
d. hilangnya koordinasi
e. psikosa.

Terapi akibat keracunan tembaga

1. Kosongkan lambung dengan pembilasan menggunakan atau 1% larutan potassium


ferrocyanide.
2. Berikan putih telur dan pencahar lainnya.
3. Perhatikan keseimbangan elektrolit dan air dalam tubuh,bila perlu berikan infus.
4. Untuk mengurani rasa sakit berikan meperidin (demerol) atau morfin.
5. Bila ada gejala-gejala saraf sentral terutama kolap sirkulasi (kolap yang terjadi
berulang-ulang) atau gangguan otak,berikan suntikan B.A.L intramuskular (suntikan ke
dalam otot)sesuai dengan petunjuk menurut schedul pemberian B.A.L.
6. Pengobatan difokuskan pada gangguan toksisitas Cu, yaitu dengan pemberian obat
khelator penisilamin. Penisilamin juga baik untuk beberapa penyakit seperti Wilson’s
diseases dan beberapa penyakit lain termasuk radang sendi “rematoid artritis

Cara penanganan Keracunan Tembaga (Cu)

64
1. Tindakan untuk penegakan fungsi vital

a. Bebaskan jalan nafas.


b. Nafas buatan.
c. Menjaga sirkulasi.

2. Tindakan primer untuk eliminasi racun ( yang belum diabsorpsi)

a. Timbulkan muntah : sirup ipeca.


b. Bilas lambung.
c. Berikan zat absorben : karbon aktif.
d. Pengosongan usus (diare paksa) : laksan.
e. Pada kontaminasi mata : bilas dengan air hangat.
f. Pada kontaminasi kulit : bilas dengan air.
g. Terpapar gas beracun : beri udara segar/oksigen.
h. Inhalasi racun : beri inhalasi glukokortikoid.

3. Tindakan sekunder untuk eliminasi racun ( yang sudah diabsorpsi)

a. Diuresis paksa : furosemid iv atau manitol infuse.


Diuresis paksa alkali : diuresis paksa ditambah natrium bikarbonat infuse (pada
keracunan barbiturate, asam salisilat) Diuresis paksa asam : diursis paksa ditambah
arginin HCl infuse atau amonium klorida (pada keracunan amfetamin, metadon,
efedrin, fensiklidin).
b. Antidotum.
c. Hemodialisa.
d. Hemoperfusi.
e. Dialisis peritoneal dilakukan bila hemodialisis adan hemoperfusi tidak dapat
dilakukan).
f. Transfusi pertukaran : pada intoksikasi berat (CO, methemoglobin, hemolisis).

4. Pemberian antidotum.

a. Parasetamol dengan A-asetilsistein (reaksi konyugasi metabolit toksik).


b. Opioid dengan nalokson ( Antagonis kompetitif pada reseptor opioid).
c. Benzodiazepin dengan flumazenil ( antagonis kompetitif pada reseptor
benzodiazepin).

65
d. Digitalis dengan antibody digitalis ( reaksi antigen-antibodi).
e. Neuroleptik dengan biperidin ( sebagai antikolinergik sentral).
f. Antikoagulan dengan vitamin K (antagonis kompetitif pada system protrombin).
g. Antikolinergik dengan fisostigmin ( hambatan terhadap asetilkolinesterase)
h. Alkalifosfat/karbamat dengan atropine (antagonis kompetitif reseptor Ach.).
i. Metanol dengna etanol ( ikatan kompetitif pada alkoholdehidrogenase).
j. Amanitin/jamur amanita dengan silibinin (hambatan ambilan amanitin di hepatosit).
k. Sianida dengan DMAP, Natrium tiosulfat, EDTA ( terjadi pembentukan
methemoglobin/tiosianat/kompleks CN ).
l. Nitrit/nitrat dengan biru toluidin/biru metilen (reduksi methemoglobin).
m. Tembaga dengan D-penisilamin (pambentukan kompleks Cu).
n. Logam berat dengan EDTA/NaCaDTPA/dimerkaprol (pembentukan kompleks).

66
Pertemuan Ke- : XV
Hari/Tanggal : Rabu / 18 April 2017

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Toksisitas Timbal, Kobalt, Mangan, Molibdenum, Formalin,


Foodborne Phatogen Parasite, dan Tumbuhan Beracun

A. Timbal

Pengertian timbal

Timbal (Pb) merupakan mineral yang tergolong mikroelemen, merupakan logam berat
dan berpotensi menjadi bahan toksik. Jika terakumulatif dalam tubuh, maka berpotensi
menjadi bahan toksik pada mahluk hidup. Masuknya unsur timbale (Pb) ke dalam tubuh
mahluk hidup dapat melalui saluran pencernaan (gastrointestinal), saluran pernafasan
(inhalasi), dan penetrasi melalui kulit (topikal) (Wardhayani, 2006).

Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya
dikenal dengan kata Plumbum dan logam ini disimpulkan dengan timbal (Pb). Logam ini
termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel periodik unsur kimia.
Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat (BA) 207,2 adalah suatu logam
berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327°C dan titik didih 1.620°C.
Pada suhu 550-600°C. Timbal (Pb) menguap dan membentuk oksigen dalam udara
membentuk timbal oksida.

Upaya penangulangan timbal

Lebih baik mencegah dari pada mengobati merupakan suatu motto yang tetap diakui
hingga saat ini.Untukitu, sebelum terjadi kasus yang lebih parah perlu dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan.

Menurut Umar Fahmi Achmad menyatakan pengendalian Pb yang merupakan sebagian


dari gas buang kendaran bermotor cukup sulit, karena cukup banyak variable yang
mempengaruhinya diantaranya cara mengemudi, ketaatan perawatan, kemacetan, banyaknya
kendaraan pribadi, dll. Untuk itu perlu dilakukan beberapapendekatan, antara lain :

67
1. PendekatanTeknis
Timah hitam yang keluar dari knalpot berbentuk partikel yang sangat halus, adanya
polutan timbal (Pb) karena dalam bensin diberikan bahan tambah berupa Pb (C2H5)4 yaitu
Tetra EthilLead (TEL) sebagai upaya untuk meningkatkan angka oktan. Partikel Pb dapat
mencemari tanaman pangan, dan bila hasil tanaman tersebut dikonsumsi manusia maka
dapat menyebabkan keracunan.
Untuk menghilangkan polutan Pb dapat dilakukan secara teknik, yaitu dengan
mengendalikan bahan bakar yang akan digunakan oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggantikan TEL dengan anti knocking yang lain yang tidak
mengandung Pb. Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak ditawarkan.
Bahan bakar tersebut dapat berupa bahan bakar gas (BBG).
Mobil listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak
menggunakan motor bakar sebagai tenaga penggerak, melainkan motor listrik sehingga
emisinya nol. Pada saat ini mobil listrik bukan Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi
secara massal dan dijual pada pasar mobil.
2. Pendekatan planatologi, administrasi dan hukum
Pemerintah mempunyai posisi yang paling srategis dalam upaya pengendalian
pencemaran Pb ini. Pemerintah dapat menyusun tata kota dan rambu lalu lintas yang
memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, dapat mengontrol kadar Pb dan mengenakan
sanksi atas pengendara yang melanggar. Menurut hasil uji emisi kendaraan bermotor akhir
juni 1996 di Jakarta selama 6 hari, sebanyak 60% kendaraan brmotor telah melampaui baku
mutu emisi.
Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi
akibat dari emisi gas kendaraan bermotor karena di undang-undang telah disebutkan syarat –
syarat kendaraan bermotor.
3. Pendekatan Edukasi
Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan
tanggung jawab seluruh rakyat. Untuk itu dapat dilakukan dngan cara :
a. Memberikan informasi secara intensif kepada masyarakat tentang dampak Pb pada
kesehatan dan lingkungan ,serta bagaimana cara mengatasinya. Dengan mengetahui
dampak tersebut diharapkan timbul kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya
mengatasinya.

68
b. Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial menjadi
penyebab meningkatnya pencemaran Pb , seperti pengemudi ,pemilik kendaraan bermotor,
mekanik/teknisi yang melakukan perawatan kendaraan

Sumber timbal

Kadar timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg.
Khusus timbal (Pb) yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat di dalam batu pasir
(sandstone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg.
Timbal (Pb) yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg dan di air bawah tanah
(groundwater) berkisar antara 1-60 μg/liter. Secara alami timbal (Pb) juga ditemukan di air
permukaan. Kadar timbal (Pb) pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1-10 μg/liter.
Dalam air laut kadar timbal (Pb) lebih rendah dari dalam air tawar. Laut Bermuda yang
dikatakan terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 μg/liter. Kandungan Pb
dalam air danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10 μg/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001 - 0,001
μg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb,
penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 μg/kg berat kering.
Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (golena), PbCO3
(cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb yang
berasal dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur dengan
Zn (seng) dengan kontribusi 70%, kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri
dari campuran seng dan tembaga.

B. Kobalt

Pengertian kobalt

Kobalt adalah salah satu dari tiga logam yang bersifat feromagnetik pada suhu kamar.
Larut perlahan dalam asam mineral encer, tidak menggabungkan langsung dengan hidrogen
atau nitrogen, tapi akan bergabung ketika dipanaskan, dengan karbon, fosfor, atau belerang.
Kobalt juga bereaksi dengan oksigen dan uap air pada temperatur tinggi, dengan hasil berupa
oksida Kobaltous, CoO (dengan kobalt bentuk+2).

Kobalt alami berisotop stabil kobalt-59, isotop radioaktif buatan yang memiliki hidup
terpanjang ialah kobalt-60 (5,3 tahun paruh) diproduksi oleh iradiasi neutron dalam reaktor
nuklir. Radiasi gamma dari kobalt-60 telah digunakan di tempat sinar X atau sinar alpha dari

69
radium dalam pemeriksaan bahan industri untuk mengungkapkan struktur internal,
kelemahan, atau benda asing; dalam terapi kanker; dalam studi sterilisasi; dan dalam biologi
dan industri sebagai pelacak radioaktif

Sumber kobalt

Mineral Cobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs2), Cobalttite (CoAsS) dan
Lemacite (Co3S4). Sumber utama Cobalt disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam
peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.

Cobalt juga terdapat dalam meteorit.Bijih mineral kobal yang penting ditemukan di
Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei badan geologis Amerika Serikat telah mengumumkan
bahwa di dasar bagian tengah ke utara Lautan Pasifik kemungkinan kaya kobal dengan
kedalaman yang relatif dangkal, lebih dekat ke arah Kepulauan Hawai dan perbatasan
Amerika Serikat lainnya.Unsur Cobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan
biasanya juga dengan arsenik.

Cara penangulangan

1. Melakukan pengolahan air limbah yang mengandung logam Co sehingga aman


dibuang kelingkungan
2. Menanam tanaman eceng gondok dibadan air yang tercemar oleh logam Co
3. Melakukan pengolahan kembali atau recovery

C. Mangan

Pengertian mangan

Mangan adalah suatu logam rapuh berwarna kelabu keputihan yang terdapat dalam
delapan bentuk oksida. MnO2 adalah bentuk yang paling stabil, diantara senyawa-senyawa
logam organik, mangan 2-metil siklopentadienil trikarbonil (MMT) dan mangan
siklopentadienil trikarbonil (CMT) adalah yang paling penting. Mangan tidak larut dalam air.
Bentuk yang terpenting adalah oksida, karbonat dan silikat mangan. Yang paling umum
mangan dioksidasi (pirolusit) yang biasanya ditambang dengan teknik terbuka.

Mangan adalah, unsur kimia aktif pinkinsh-abu. Ini adalah logam keras dan sangat
rapuh. Sulit untuk mencair, tapi mudah teroksidasi. Mangan adalah reaktif ketika murni, dan

70
sebagai bedak akan membakar oksigen, bereaksi dengan air (itu berkarat seperti besi) dan
larut dalam asam encer.

Sumber mangan

Mangan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan
nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit
(MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro
magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan
batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar
Mn dalam tanah berkisar antara 20 sampai 3000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++
atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan
pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.

Sumber-sumber Mangan adalah

a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2


b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis (Yuni, 2009)

Penanganan mangan

Pemberian L-dopa kepada penderita toksisitas kronis Mn dengan gejala mirip Parkinson
lebih efektif dibandingkan pemberian L-dopa kepada penderita Parkinson. Berdasarkan hasil
penelitian, pemberian L-dopa pada hewan uji yang diberi Mn secara inhalasi maupun
intraperitonial menunjukkan hasil yang baik dan dapat mengurangi gejala Parkinson. Hewan
uji kera yang diberi Mn secara intraperitonia, lalu diberi dopamin dan serotonin yang
menunjukkan gejala berkurangnya toksisitas Mn (Klassen et al.,1986)

D. Molibdenum

Pengertian molibdenum

Molibdenum adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Mo dan nomor atom 42. Namanya diambil dari Neo-Latin molybdaenum, dari
bahasa Yunani Kuno Μόλυβδος molybdos, yang berarti timbal, karena bijihnya dirancukan
dengan bijih timbal. Mineral molibdenum telah dikenal sepanjang sejarah, tetapi unsurnya

71
ditemukan (dalam arti membedakannya sebagai entitas baru dari garam mineral logam
lainnya) pada tahun 1778 oleh Carl Wilhelm Scheele. Logamnya pertama kali diisolasi pada
tahun 1781 oleh Peter Jacob Hjelm.

Sumber molibdenum

Molibdenum dapat ditemui di alam bebas. Sebaliknya, walaupun ia masih menjadi


bagian dari suatu senyawa. Selain molybdenite, biasanya Molibdenum terjadi sebagai mineral
wulfenite (PbMo0 4) dan Powellite (CaMoO4). Dapat ditemukan di kerak bumi yang
diperkirakan sekitar 1 hingga 1,5 bagian per juta. Sekitar dua-pertiga dari semua Molibdenum
di dunia berasal dari Kanada, Chili, Cina, dan Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, bijih
Molibdenum ditemukan terutama di Alaska, Colorado, Idaho, Nevada, New Mexico, dan
Utah

Pencegahan molibdenum

Jika kita kekuranganmineral molibdenumdalam tubuh lebih baik kita banyak memakan
makanan yang banyak mengandung molibdenum seperti domba, telur, kacang polong, lentil,
susu rendah lemak, hati sapi, tomat, kacang, chestnut, sayuran berdaun hijau, almond, biji-
bijian, kacang merah, buncis, kacang hijau, kacang lima, kentang, yogurt, kedelai, wortel ,
gandum, beras merah, telur, hati sapi, tepung biji bunga matahari, mentimun, dan ragi

E. Formalin

Pengertian formalin

Formaldehid merupakan senyawa kimia berbentuk gas atau larutan dan kedalamnya
ditambahkan methanol 10-15% untuk mencegah polimerisasi. Dalam perdagangan, tersedia
formaldehid 37% dalam air yang dikenal dengan formalin serta dikenal sebagai bahan
pengawet dan biasanya mengandung 10% methanol, memiliki karakteristik tidak bewarna
bau yang keras dan mempunyai berat jenis 1,09 kg/1 dalam suhu 20 derajat Celsius.

Sumber formalin

Diudara bebas, diluar rumah, formaldehid bisa berasal dari pembakaran tidak sempurna
dari bensin yang keluar dari knal pot kendaraan bermotor, dari cerobong pabrik yang
menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil, dari kebakaran hutan dan pembakaran
sampah. Di udara bisa terjadi karena sinar matahari dapat memacu pembentukan formaldehid
dari oksigen dan polutan yang ada diudara.

72
Di dalam rumah bisa berasal dari cat tembok, cat kayu, peralatan rumah tangga dari
“plywood” , serbuk kayu yang dipadatkan, lem kayu, “fiberglass”, bahan kosmetik, sampo,
sabun busa, bahan pembersih lantai,deodoran, cat rambut, pasta gigi, obat kumur, “hair
spray”. Juga bisa terdapat dalam bahan plastik, kertas (kertas pembersih muka, kertas toilet,
kertas handuk), karpet, pakaian (kain yang tidak mudah kusut). Formaldehid juga didapatkan
dalam asap rokok.

Penanggulangan formalin
Penanggulangan pertama pada kecelakaan dengan formaldehid
1) Apabila formaldehid terminum.
 Apabila orangnya sadar, beri susu, atau air, norit, untuk mengencerkan dan membuat
tidak aktif.
 Usahakan orangnya agar tidak kedinginan, biarkan beristirahat.
 Apabila muntah, usahakan kepalanya lebih rendah dari badannya dan miringkan, agar
muntahnya tidak terhirup.
 Cepat panggil ambulan atau pertolongan medis.
2) Apabila formaldehid terhirup.
 Bawa keudara yang lebih bersih.
 Perhatikan pernafasannya. Kalau ada diberi oksigen.
 Apabila inhalasi formaldehid menyebabkan batuk lebih dari 10 menit, bawa kerumah
sakit.
3) Apabila terjadi kontak dengan kulit.
 Lepas pakaian yang terkontaminasi.
 Cuci yang terkena formaldehid dengan sabun dan air, hingga bersih ( 15 – 20 menit ).
 Apabila terjadi luka, atau terkelupas kulitnya, tutup dengan kain kasa steril.
 Apabila mata dan pernafasan terganggu cepat bawa ke rumah sakit.
4) Apabila kena mata.
 Cuci dengan air bersih sebanyak mungkin ( 15 – 20 menit ).
 Apabila ada erosi di kornea cepat bawa ke rumah sakit.

F. Foodborne phatogen parasite

Pengertian foodborne phatogen parasite

73
Foodborn phatogenparasite adalah suatu penyakit yang merupakan hasil dari pencernaan
dan penyerapan makanan yang mengandung mikroba (mikroorganisme) oleh tubuh manusia.
Mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan penyakit baik dari makanan asal hewan yang
terinfeksi ataupun dari tumbuhan yang terkontaminasi. Makanan yang terkontaminasi selama
proses atau pengolahan dapat berperan sebagai media penularan juga.

Dampak dan cara penangulangan

1. Entamoeba histolytica
Dampak dari parasit ini adalah penyakit :
 Disentri amoeba
Gejala dapat termasuk disentri, diare berdarah, penurunan berat badan, kelelahan, sakit
perut, dan amoeboma (suatu komplikasi yang mengakibatkan luka di usus). Amoeba
sebenarnya dapat ‘menggali’ ke dalam dinding usus, menyebabkan luka dan penyakit usus
lainnya, dan dapat mencapai aliran darah. Dari sana, ia dapat menjangkau berbagai organ
vital tubuh manusia lainnya, biasanya hati, tapi kadang-kadang paru-paru, otak, limpa, dan
lain sebagainya. Hasil invasi amuba umum pada jaringan sel adalah liver abscess yang bisa
berakibat fatal jika tidak diobati. Sel darah merah kadang-kadang dimakan oleh sitoplasma
sel amoeba.

Pencegahan dari parasit ini adalah :


 Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan),
buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.

 . Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.

 Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang
makan atau sesudah buang air besar.

 Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar
sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.

 Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan
parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan
obat cacing.

 Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah
sakit.

74
 Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi
mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik
keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka
sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.

2. Giardia lamblia
Dampak dari parasit ini adalah :
 Giardiasis
penyakit Giardiasis adalah adanya parasit yang hidup di dalam perut. Nama parasit
tersebut adalah Intestinalis Giardia. Mikro organisme ini hidup sebagai parasit dalam perut
manusia.Intestinalis Giardia dapat melakukan penyebaran ketika orang yang terinfeksi
melakukan buang air besar, mikro organsime ini bisa ikut keluar bersamaan dengan feses atau
tinja, dan dapat bertahan hidup selama beberapa dalam beberapa minggu dan dapat menyebar
pada air minum yang yang dikonsumsi.

Orang yang berpotensi mengalami adalah mereka yang sering melakukan kontak dengan
tempat keluarnya feses, seperti saat mengganti popok bayit atau memberishkan tinjanya
(cebok). Jika tidak pandai pandai menjaga kebersihannya, maka dari sinilah mikro organisme
yang bernama Intestinalis Giardia dapat ditransfer. Selain itu orang yang juga dapat
berpotensi memiliki penyakit Giardiasis adalah mereka yang sering menkonsumsi air di
bawah standar bersih.Parasit ini ditularkan dari orang ke orang melalui kista dalam
tinja.Penularan langsung terjadi diantara anak-anak atau mitra seksual, atau secara tidak
langsung melalui air atau makanan yang terkontaminasi.

Pencegahan dari parasit ini adalah :

 Mengkonsumsi air minum yang sudah melalui proses pengolahan atau tanpa
pengolahan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan

 Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat


diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen

 Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air)

 Meningkatkan hygiene perorangan,misalnya berperilaku hidup bersih dan sehat

 Penyediaan makanan yang bersih dan baik.

75
3. Cryptoporidium sp
Dampak dari parasit ini adalah penyakit :
 Kriptosporidiosis
Dalam kondisi normal, infeksi dengan parasit ini hanya menimbulkan gejala
kriptosporidiosis yang ringan. Pada penderita imunokompeten keluhan dan gejala dapat
berupa enteritis ringan, diare cair tidak lebih dari 10 kali sehari,dengan tinja tidak berdarah
dan tidak berlendir. Umumnya penderita juga mengalami demam ringan, malaise, mual,
mutah, kejang perut, dan berat badan menurun. Penyakit akan sembuh sendirinya dalam
waktu 2-10 hari.

Pada penderita imunodefisiensi(misalnya penderita AIDS) yang terinfeksi dapat


menyebabkan diare berat mirip diare kolera sebanyak sampai 70 kali seharidengan
pengeluaran cairan lebih dari 10 liter per hari yang berlangsung berbulan-bulan. Penderita
mengalami malabsorpsi berat, gangguan keseimbanagan cairan, berat badan menurun cepat
dan terjadi limfadenopati. Pada immunodefisiensi demam jarang terjadi.

Pencegahan dari parasit ini adalah :


 Tidak ada obat yang bisa diandalkan untuk pengobatan radang usus
cryptosporidium. Obat tertentu seperti paromomycin, atovaquone, nitazoxanide, dan
azithromycin kadang-kadang digunakan, tetapi biasanya hanya memiliki efek sementara.
Kesulitan ini terutama terjadi untuk orang dengan penyakit parah dan sistem kekebalan yang
lemah. Pengobatan bisa manjur pada tahap awal penyakit. Cairan-cairan perlu terus diganti
secara oral (banyak minum). Dalam situasi langka, cairan darah mungkin diperlukan.
Antibiotik biasanya tidak bermanfaat, dan kekambuhan ulang sering terjadi.

4. Ascaris lumbricoides
Dampak dari parasit ini adalah penyakit :
 Gejala yang Disebabkan Larva Ascaris Lumbricoides eosinofilia : meningkatnya
sel eosinofil dalam darah manifestasi alergi karena adanya larva dalam tubuh bisa berupa
asma, sindroma loeffler atau tropycal eosinofilia adanya larva dalam paru-paru bisa
mengakibatkan brinkhopneumonia, terutama bila jumlah larva banyak Gejala yang
Disebabkan Cacing Dewasa Ascaris Lumbricoides biasanya sangat ringan, infeksi oleh 20
ekor cacing dewasa bisa berlangsung tanpa keluhan, keluhan yang timbul biasanya hanya
berupa sakit perut yang tidak jelas.

76
 Didalam usus cacing ini mengganggu absorbsi nutrisi dan ikut mengambil nutrisi
makanan dari usus cacing dewasa dapat menimbulkan komplikasi berupa erratic migration
yaitu berpindahnya cacing ke tempat yang tidak semestinya misalnya saluran empedu,
kandung empedu, hati, apendixm dan eritoneum cacing dewasa kadang bisa saling belit satu
sama lain sehingga membentuk gumpalan yang bisa menyimbat saluran usus dan
mengakibatkan terjadinya “ileus obstruktivus” yang bisa berakibat fatal.
Pencegahan dari parasit ini adalah :
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan Cuci
 kupas atau masak sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan
 Mengajarkan pada anak-anak jangan bermain ditanah terutama tanah yang
kemungkinan terdapat kotoran manusia.

G.Tumbuhan beracun

Jenis tumbuhan beracun

1. Tanaman jarak

Tanaman ini sudah tercatat di rekor dunia sebagai tanaman beracun yang sangat
mematikan Daun dan getah jarak biasanya banyak digunakan untuk pengobatan tradisional,
tapi siapa sangka biji jarak adalah pembunuh yang mematikan. Memakan dua biji jarak sudah
cukup menamatkan riwayat hidup.

2. ubi racun atau singkong karet

Racun yang ada pada singkong biasanya terkonsentrasi di daun dan umbi singkong,
racun itu diketahui sebagai senyawa cyanogenik glycoside; linamarin dan lotaustralin yang
oleh enzim dapat menghasilkan asam sianida.

3. kecubung (datura metel)

Sebenernya kecubung mengandung senyawa kimia yang memiliki banyak khasiat


menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bagian tanaman kecubung yang paling sering
dipakai sebagai obat herbal ini adalah daun.Namun, jangan dikira tanaman kecubung aman-
aman saja. Anda perlu tahu, kecubung juga mengandung racun berupa zat alkaloid yang
mempunyai efek halusinogen terutama pada bagian bijinya.

4. pohon upas

77
Hasil dari penelitian itu menyatakan bahwa pohon upas memang mematikan, tapi hanya
lendir getahnya. Efek racun pohon upas itu cukup mengejutkan kala diuji cobakan kepada
seekor ayam dan anjing, yang pertama langsung mati kurang dari dua menit dan yang satunya
dalam sekitar delapan menit

5. gympie-gympie

Orang luar negeri biasanya menyebut gympie-gympie dengan sebutan tanaman


penyengat, karena bila kulit tersentuh daun gympie-gympie sedikit saja, rasanya seperti
disengat oleh panas luar biasa dan tidak akan hilang hingga berbulan-bulan, karena efek
racun moroidin yang terdapat di bulu tanaman ini.

6. Deadly Nightshade

Racun yang terkandung dari tanaman ini adalah Atropine dan scopolamine yang
diproduksi alami oleh sel suatu organisme. Anehnya adalah racun atropine dan scopolamine
yang ada di dalam tanaman ini tidak mempengaruhi hewan tertentu. dimana 2 buah berry
tanaman ini diketahui cukup untuk membunuh seorang anak kecil, dan 10 hingga 20 buah
cukup untuk membunuh seorang manusia dewasa.

7. bunga oleander

Bunga Oleander ini selain dikenal cantik, juga sebagai salah-satu dari tumbuhan yang
paling beracun. Jika daunnya di konsumsi satu helai saja dapat membunuh manusia dewasa

8. rosary pea

Di Indonesia sendiri tanaman ini dikenal sebagai Saga Rambat. jika anda menghirup dan
mengkonsumsinya, maka alamat hidup anda bisa berakhir. Karena Racun yang terkandung
dalam tumbuhan ini adalah Abrin yang merupakan salah satu toksin paling mematikan di
dunia, gejala awal yang akan ditimbulkan, halusinasi, gagal ginjal dehidrasi dan akhirnya
berujung pada kematian.

9. mata boneka

Biji dari tanaman mata boneka ini mengandung toksin cardiogenic. Toksin yang satu ini
bisa memberi efek seperti penenang pada jaringan otot jantung. Jika biji tanaman ini
dikonsumsi maka dapat menimbulkan keracunan hingga gagal jantung yang bisa
menyebabkan kematian

78
10. water hamlock

Tanaman ini kerap dijuluki daun peterseli beracun, bubur setan atau berang-berang
beracun. Menjadi sangat beracun, karena semua bagian dalam dirinya memiliki alkaloid
coniine, menghasilkan racun cicutoxin. Mereka yang bernasib buruk karena mengkonsumsi
water hemlock

11. the suicide tree

Racun yang terkandung dalam tanaman ini adalah Cerberin yang dapat menyebabkan
gangguan otot jantung, kegagalan pernapasan, dan kemudian kematian

12. aconitum

aconitum memiliki racun berbahaya yang dikenal alkaloid pseudaconitine. Jika anda
mengkonsumsi tanaman ini dalam jumlah besar akan menyebabkan kematian setelah 2
hingga 6 jam

13. biji kasturi

Racun yang terkandung disebut ricin yang sangat berbahaya bagi manusia. Walaupun
minyak jarak digunakan sebagai bahan tambahan makanan dalam permen dan coklat. Namun
demikian kita tidak pernah keracunan, karena ricin yang terkadung dalam biji jarak ketika
diekstraksi untuk memperoleh minyaknya, molekul ricin tidak bercampur dengan dengan
minyak sehingga terbuang sebagai hasil samping.

14. racun bushman

Racun bushman ini terkenal digunakan oleh suku Khoisan di Afrika Selatan sebagai obat
racun untuk anak-anak panah mereka. Meski tanaman ini berbunga harum dan buahnya yang
enak, tetapi getahnya merupakan racun berbahaya. Daun-daunnya sendiri bisa dijadikan
bahan obat-obatan.

15. snakeroot

tanaman ini asli Amerika utara dan mengandung racun tremetol. Tanaman ini tidak
membunuh manusia secara langsung, karena masuk ke dalam tubuh manusia melalui ternak.
Artinya jika ternak mengkonsumsi tanaman ini, kemudian ternak tersebut di makan atau
diambil susu untuk dikonsumsi maka racun tersebut ikut masuk ke dalam tubuh

79
Cara mengatasinya

1. Segera bersihkan area yang terkena tanaman beracun dengan air hangat selama 20-30
menit dan juga bisa menggunakan sabun untuk membersihkan area tersebut

2. Selain itu, cuci juga paklaian yang Anda gunakan ketika berada di sekitar area
tanaman beracun.

3. Bagi yang sering terpapar dengan tanaman-tanaman beracun tersebut, gunakanlah alat
pelindung diri yang baik agar meminimalisir risiko terpapar zat racun.

4. Selama proses penyembuhan berlangsung, Anda bisa mengurangi rasa gatal dengan
meletakkan kompres dingin di area alergi.

5. Jika kondisi tidak kunjung membaik atau mengalami reaksi alergi berat, seperti susah
bernapas, sulit menelan, wajah membengkak, ruam yang meluas atau adanya tanda
infeksi seperti demam dan timbul nanah pada kulit, segeralah berobat ke dokter atau unit
gawat darurat

Dampak yang ditimbulkan

1. Terjadinya alergi pada tubuh yang terkena tumbuhan beracun


2. Terjadinya reaksi seperti pusing, mual-mual, gatal-gatal dan lainnya yang segara
langsung di bawa kerumah sakit
3. Terjadinya secara bertahap reaksi akibat tanaman beracun itu sesuai dengan berapa
banyak tubuh yang terkena racun itu dan mengakibatkan meninggal
4. Terjadinya kematian dikarenakan tumbuhan itu mengandung racun yang sangat
berbahaya yang mempersingkat kematian

80
Pertemuan Ke- :XVI
Hari/Tanggal : Rabu / 14 April 2017

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Wijayantono, SKM, M.Kes

2. Dra.Sukapti,Apt,M.Si

Materi : Ujian Akhir Semester

81

Anda mungkin juga menyukai