Anda di halaman 1dari 3

Nama : Noor Hidayuni

NIM. : K011201085

Kelas. : Pengantar Toksikologi

Ringkasan Konsep Toksikologi

A. Definisi Toksikologi
Toksikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Toxic yang artinya panah beracun
adalah ilmu yang mempelajari tentang racun, secara terperinci toksikologi adalah :
- Ilmu yang mempelajari jejas atau kerusakan/cedera pada organisme (hewan,
tumbuhan, manusia) yang di sebabkan oleh suatu materi, substansi, dan/atau
energi.
- Ilmu yang mempelajari racun, bukan hanya efeknya melainkan juga mekanisme
terjadinya efek tersebut pada organisme
- Ilmu yang mempelajari secara kuantitatif dan kualitatif pengaruh jelek dari zat
kimiawi, fisis, dan biologis terhadap sistem biologis (borzelleca, dalam
ruchirawat, 1966)

Di indonesia Toxic disebut sebagai toksin, toksik adalah sifat atau karakteristik
dalam hal ini racun yang dapat menimbulkan efek atau hal yang tidak di inginkan.
Pengertian racun disini dapat berupa zat kimia, fisis, dan biologis, toksin atau racun
diartikan. Racun di artikan sebagai ; Zat yang dalam dosis kecil dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan hidup (Sax, 1957) atau Semua zat pada hakikatnya adalah
racun, dosis nya lah yang membedakan racun dari obat (paracelsus, 1493-1541).
Sedangkan toksin adalah senyawa, zat, materi yang beracun.

Toksisitas adalah efek toksik yang dapat di timbulkan oleh suatu zat. Sedangkan
menurut Sax 1957 toksisitas adalah kemampuan racun ( molekul) untuk menimbulkan
kerusakan apabilah masuk kedalam tubuh dan lokasi organ yang rentan terhadap nya.
Toksikologi mencakup ruang lingkup yang luas, sehingga dibutuhkan pendekatan
multidisiplin dari berbagai spesialis. Toksikologi lingkungan mengambil dan
mengasimiliasi berbagai disiplin ilmu; ekologi, kimia, biologi molekuler, matematika,
genetika, dll,
B. Sejarah Toksikologi
- Zaman prasejarah (pengelompokan tanaman dan hewan yang beracun atau tidak
beracun) manusia zaman dahulu sangat sadar akan efek toksik sejumlah bahan
seperti racun ular, racun tumbuhan poison hemlock (Tumbuhan kecil seperti
semacam wortel), racun akonit, serta bahan mineral beracun seperti arsen,
timbal, dan antimon.
- Zaman pencerahan
Sumbangan yang lebih penting bagi kemajuan toksikologi terjadi dalam abad
ke – 16 dan sesudah nya. Paracelsus menyatakan bahwa “ tidak ada zat yang
dengan sendirinya bersifat racun. Dosislah yang membuat suatu zat menjadi
racun” dan “dosis yang tepat membedakan suatu racun dari obat.” Pernyataan
pernyataan ini ini menjadi dasar bagi konsep “Hubungan dosis – respons” dan
“indeks terapeutik” yang di kembangkan di kemudia hari.
- Abad ke 19
Produksi obat – obatan, peptisida, amunisis, serat sintetik dan bahan kimia
industri mulai berkembang. Dalam menghadapi perkembangan penduduk,
masyarakat modern menuntut perbaikan kondisi kesehatan dan kehidupan,
diantaranya gizi, pakaian, tempat tinggal dan transportasi. Untuk memenuhi
tujuan ini, berbagai jenis bahan kimia harus diproduksi dan digunakan, banyak
di antaranya dalam jumlah besar. Diperkirakan berpuluh – puluh ribu jenis
bahan kimia kini diproduksi secara komersial di negara – negara industri.
Dengan berbagai cara, bahan kimia ini bersentuhan dengan berbagai segmen
penduduk : yang terlibat dalam proses pembuatan nya, yang menanganinya,
yang menggunakan nya (misalnya : pelukis, pemakai peptisida) yang
mengkonsumsinya ( misalnya obat – obatan, zat tambahan makanan), atau yang
menyalahgunakan nya (misalnya ; bunuh diri, keracunan secara tak sengaja).
- Abad ke 20
Banyak bermunculan organisasi terkait toksikologi
- Abad ke 21
Perkembangan genom, penemuan spesies baru, perkembangan epigentik
Sumber

Modul Konsep Toksikologi

Juli Soemirat dan herto Dwi ariesyadi, 2014. Toksikologi lingkungan. Gadja Mada university
press : Yogyakarta.

Frank C. Lu. Toksikologi dasar : asas, organ sasaran, dan penilaian risiko edisi kedua.
Universitas Indonesia : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai