Pengantar Toksikologi II
1. Definisi Toksikologi
a) Toksikolgi
b) Toksikologi Industri
c) Toksikologi Okupasi
Gambar 1.3 Tiga Bidang Dasar dalam Toksikologi dan Kaitannya dalam
Kajian Risiko (Sumber: Klaassen, 2008)
Saat ini toksikologi juga sudah berkembang menjadi integrasi dari
berbagai bidang keilmuan, antara lain ilmu kedokteran, farmasi, biologi,
kimia, fisika, matematik, statistik, komputer (modelling), biologi molekuler,
kesehatan masyarakat, keselamatan dan kesehatan kerja, ilmu
lingkungan, makanan, dan kosmetik. Dari perkembangannya muncul
bidang yang sangat spesifik dalam toksikologi (Tabel 1.2).
Di lapangan, pembagian toksikologi berdasarkan aplikasinya di
berbagai sektor dunia kerja dan dunia usaha antara lain adalah seperti
berikut
Bidang Fokus
Toksikologi okupasi (occupational
Toksikologi di tempat kerja
toxicology)
Toksikologi lingkungan
Toksikologi lingkungan
(environmental toxicology)
Toksikologi analitis/forensik
Toksikologi analitis dan forensic
(analytic/ forensic toxicology)
Ekotoksikologi (ecotoxicology) Toksikologi di lingkungan biota
Toksikologi pernapasan (inhalation Toksikologi pada sistem
toxicology) pernapasan
Neurotoksikologi (neurotoxicology) Toksikologi sistem saraf
Toksikologi kimia (chemical
Toksikologi bahan-bahan kimia
toxicology)
Toksikologi klinik (clinical
Toksikologi di bidang klinik
toxicology)
Toksikologi makanan (food
Toksikologi bahan pangan
toxicology)
Toksikologi regulatori (regulatory
Toksikologi dalam bidang peraturan
toxicology)
Toksikologi in vitro (in vitro
Toksikologi in vitro (di luar tubuh)
toxicology)
Toksikologi kebakaran (combustion Toksikologi dalam bidang
toxicology) kebakaran
Toksikologi genetik (genetic
Toksikologi genetic
toxicology)
Toksikologi kosmetik (cosmetic
Toksikologi bahan kosmetik
toxicology)
Toksikologi deskriptif (descriptive Toksikologi yang menjelaskan efek
toxicology) toksik
Toksikologi mekanistik (mechanistic
Toksikologi mekanisme
toxicology)
Toksikologi reproduktif
Toksikologi sistem reproduksi
(reproductive toxicology)
Toksikologi obat (drug toxicology) Toksikologi farmasi
Toksikologi pestisida (pesticide
Toksikologi pestisida
toxicology)
Toksikologi okuler (ocular
Toksikologi sistem penglihatan
toxicology)
Toksikologi yang memengaruhi
Toksikologi renal (renal toxicology)
ginjal
Hepatotoksikologi
Toksikologi yang memengaruhi hati
(hepatotoxicology)
5. Undang-Undang Toksikologi
Bidang Fokus
Toksikologi okupasi (occupational
Toksikologi di tempat kerja
toxicology)
Toksikologi lingkungan (environmental
Toksikologi lingkungan
toxicology)
Toksikologi analitis/forensik (analytic/
Toksikologi analitis dan forensik
forensic toxicology)
Ekotoksikologi (ecotoxicology) Toksikologi di lingkungan biota
Toksikologi pernapasan (inhalation
Toksikologi pada sistem pernapasan
toxicology)
Neurotoksikologi (neurotoxicology) Toksikologi sistem saraf
Toksikologi kimia (chemical toxicology) Toksikologi bahan-bahan kimia
Toksikologi klinik (clinical toxicology) Toksikologi di bidang klinik
Toksikologi makanan (food toxicology) Toksikologi bahan pangan
Toksikologi regulatori (regulatory
Toksikologi dalam bidang peraturan
toxicology)
Toksikologi in vitro (in vitro toxicology) Toksikologi in vitro (di luar tubuh)
Toksikologi kebakaran (combustion
Toksikologi dalam bidang kebakaran
toxicology)
Toksikologi genetik (genetic toxicology) Toksikologi genetik
Toksikologi kosmetik (cosmetic
Toksikologi bahan kosmetik
toxicology)
Toksikologi deskriptif (descriptive Toksikologi yang menjelaskan efek
toxicology) toksik
Toksikologi mekanistik (mechanistic
Toksikologi mekanisme
toxicology)
Toksikologi reproduktif (reproductive
Toksikologi sistem reproduksi
toxicology)
Toksikologi obat (drug toxicology) Toksikologi farmasi
Toksikologi pestisida (pesticide
Toksikologi pestisida
toxicology)
Toksikologi okuler (ocular toxicology) Toksikologi sistem penglihatan
Toksikologi renal (renal toxicology) Toksikologi yang memengaruhi ginjal
Hepatotoksikologi (hepatotoxicology) Toksikologi yang memengaruhi hati