Anda di halaman 1dari 6

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2022/2023

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. Letjend Soedjono Humardani No.1 Kampus Jombor Sukoharjo, 57521 Telp.(0271) 2162236
Sukoharjo Jawa Tengah

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2022/2023

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


Mata Uji : Epidemiologi Lingkungan Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Januari 2023
Semester/Kls : III Alih Jenis Kesling Jam : 10.00 WIB - 10.30 WIB
Penguji : Dr. Sunardi, S.KM, M.Kes Waktu :-
Diujikan

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Untuk memahami epidemiologi lingkungan perlu pemahaman ilmu kesehatan lingkungan,
jelaskan unsur apa saja dalam pemahaman ilmu kesehatan lingkungan tersebut!
2. Jelaskan hubungan manusia dengan lingkungan dalam paradigma timbulnya penyakit (pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan)!
3. Pada teknik & prosedur analisis risiko kesehatan lingkungan diantaranya terdapat analisis dosis-
respon dan analisis pajanan, jelaskan langkah-langkah dalam analisis dosis-respon dan analisis
pajanan tersebut!
4. Guna meminimalisir dampak resiko lingkungan terhadap kesehatan manusia perlu dilakukan
pemantauan kesehatan lingkungan (surveilence kesehatan lingkungan), jelaskan pendapat anda
tentang pentingnya dilakukan surveilence kesehatan lingkungan bagaimana langkah-langkah
pelaksanaannya!
5. Pemajanan menggambarkan jumlah komponen lingkungan yang memiliki potensi
dampak (agen) yang diterima atau kontak dengan tubuh dan menimbulkan dampak. Pengukuran
pemajanan sedapat mungkin menggambarkan dosis atau jumlah yang diterima oleh tubuh
manusia. Apa yang perlu diperhatikan dalam exposure assessment ?

====== Selamat Bekerja ======


NAMA : Tika Nur Laili L
NIM : 2151700106
Jawaban

1. Pemahaman ilmu kesehatan lingkungan yang diperlukan untuk memahami epidemiologi


lingkungan :
a) Paradigma Kesehatan Lingkungan : Paradigma/konsep/model kesehatan lingkungan
menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai komponen lingkungan dengan
dinamika perilaku penduduk, Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat sakit dalam
suatu kawasan

b) Dinamika Bahan Toksik : Mempelajari dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan
toksik dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, kimia, mikroba) yg berada dalam
“vehicle” transmisi hingga kontak dengan manusia atau penduduk, Pemahaman kinetika
agent akan menentukan teknik mengukur atau analisis pemajanan Contoh:
Pb --> udara/air/tanah/makanan--> tubuh manusia
c) Parameter Kesehatan Lingkungan : Pemahaman terhadap berbagai parameter kesehatan
lingkungan, Bagaimana mengukur berbagai parameter perubahan lingkungan, contoh teori
simpul : Dalam Teori Simpul (paradigma kesehatan lingkungan), berbagai parameter
Kesehatan Lingkungan dapat diukur pada simpul A, yaitu pengukuran pada sumbernya
atau lazim dikenal sebagai pengukuran emisi. Pengukuran simpul B atau pengukuran
berbagai komponen penyebab sakit pada ambient (sebelum kontak dengan manusia),
seperti pengukuran kualitas udara, air, makanan dan sebagainya. Pengukuran simpul C,
yakni pengukuran pada spesimen tubuh manusia lazim dikenal sebagai bio-indikator atau
biomarker, pengukuran kadar merkuri pada rambut, atau kadar Pb dalam darah. Yang
terakhir adalah pengukuran pada simpul D, yakni apabila interaktif itu menjadi “out-
come” berupa kejadian penyakit, contoh prevalensi berbagai penyakit, seperti jumlah
penderita keracunan, jumlah penderita kanker dalam sebuah komunitas, jumlah penderita
diare, penyakit kulit, dan sebagainya

d) Kemampuan Mengidentifikasi (Population at Risk) :


 Populasi mana yang terkena dampak
 Besar/dosis
 Lama waktu/durasi
 Cara
Population at risk tidak selalu dalam satu kawasan, Contoh: Konsumsi ikan yg tercemar
logam berat, Penetapan population at risk pada dasarnya: Ditentukan oleh pola kinetika
agent dalam media transmisi-->Menentukan lokasi pengukuran analisis pemajanan

e) Standard Normalitas : Setiap pengukuran baik pada simpul A, B, C maupun D harus


selalu dirujuk terhadap nilai-nilai standar normal sebagai bahan referensi Misal:
Permenkes tentang air bersih, baku mutu lingkungan, nilai ambang batas, maximum
acceptable concentration, dll.

f) Desain Studi :
Studi epidemiologi lingkungan:
 Studi investigasi --> mencari penyebab KLB
 Studi dalam keadaan endemik--> surveillance epidemiologi
 Contoh: monitoring kasus penyakit akibat pencemaran lingkungan -->sampel ikan
 Dapat bersifat deskripsi-->pada tiap simpul
 Studi epidemiologi lingkungan:
- Observasional --> prospektif dan retrospektif
- Eksperimental --> di laboratorium atau lapangan

g) Analisis Pemajanan Pemajanan menggambarkan jumlah komponen lingkungan yang


memiliki potensi dampak (agent) yang diterima atau kontak dengan tubuh dan
menimbulkan dampak. Pengukuran pemajanan sedapat mungkin menggambarkan dosis
atau jumlah yg diterima oleh tubuh manusia. Dalam exposure assessment perlu
diperhatikan:
 Jenis agent : kelompok mikroba, kelompok bahan kimia, kelompok fisik
 Sifat agent : media interaksi atau kontak dengan tubuh manusia (air, tanah, udara
atau makanan), jumlah media (apakah lebih dari satu?), apakah dalam media trasmisi
agent penyakit berubah sifat, cross contamination?
 Jumlah :Exposure (perkiraan jml kontak) dan dosis. Ada 5 perkiraan jumlah kontak,
yaitu:
- Perkiraan jml pemajanan eksternal secara umum-->konsentrasi agent dlm media
tertentu, Contoh: Kadar CO, SO2 dan Pb di udara
- Perkiraan jml pemajanan internal sederhana (intake). Konsentrasi bahan dlm
media dan perkiraan jml kontak. Contoh: Makan berapa kg/hari, dlm tiap kg brp
kandungan bahan berbahaya
- Perkiraan uptake :Jml yg diabsorpsi oleh tubuh
Udara: Uptake = Ci – Ce x volume x t
Ci = konsentrasi inhaled
Ce = konsentrasi exhaled
t = time/waktu/durasi
- Perkiraan pemajanan pada target organ : Dilakukan di laboratorium, Misal:
metode neutron activation analysis
- Perkiraan perilaku pemajanan (behavioural exposure): Dilakukan dgn memasang
“alat penangkap” parameter bahan yg hendak ditangkap dari lingkungan.
Contoh: pemasangan film badge pada pekerja yg terpajan radioaktif
 Waktu : Berapa lama individu/masyarakat terpajan: Tiap hari? Berapa jam perhari?
Bertahun-tahun?
 Tempat : Lingkungan pemukiman, Lingkungan kerja, Lingkungan tempat umum,
Regional, Global
 Intervening variables – dalam exposure assessment :
Kemungkinan sumber perubahan lingkungan atau sumber potensi dampak (agent)
lain selain yg kita pelajari
- Contoh: pengamatan COHb  CO bisa berasal dari kendaraan bermotor, asap
rokok, dll.
Perlu diperhatikan :
- Satu sumber satu bahan pencemar: jarang ada
- Satu sumber banyak bahan pencemar, misal rokok
- Banyak sumber satu bahan: misalnya gas CO
- Banyak sumber banyak bahan: paling banyak, misalnya: pencemaran udara atau
pencemaran sungai
 Pengertian impurities (kemurnian)
- Bahaya yg selalu diperhitungkan hanya terhadap active ingridient.
- Seharusnya bahan campurannya ikut diperhatikan
Contoh: pestisida  ada bahan aktif, stabilizer, pewarna, pengharum

2. Hubungan manusia dengan lingkungan dalam paradigma timbulnya penyakit (pengaruh


lingkungan terhadap kesehatan) dapat digambarkan hubungan interaktif antara berbagai
komponen lingkungan yang mempunyai potensi bahaya kesehatan pada makhluk hidup dengan
dinamika perilaku penduduk. Lingkungan yang telah berinteraksi dengan agents penyakit, akan
mengubah komposisi atau kualitas dari lingkungan. Perlu dipelajari dinamika atau kinetika
perjalanan suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, kimia, mikroba) yang
“menumpang” atau berada dalam “vehicle” atau kendaraan transmisi, hingga kontak dengan
manusia atau penduduk. Kualitas lingkungan mempunyai parameter standar yang telah ditetapkan
berdasarkan surat keputusan. Seseorang tidak akan menjadi sakit bila kualitas lingkungan tidak
melampaui standar yang telah ditetapkan. Pengaruh atau dampak kesehatan tidak saja hanya
dipengaruhi oleh perubahan kualitas lingkungan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor manusianya,
seperti kecukupan gizi, perilaku, pengetahuan, pendidikan, dan sebagainya.

3. Langkah-langkah dalam analisis dosis-respon dan analisis pajanan

a) Analisis dosis-respon
Analisis dosis respon (dose-response assesment) merupakan tahapan lanjutan dari
identifikasi bahaya. Analisis dosis-respon digunakan untuk memperkirakan efek samping
dari agen risiko yang terjadi pada suatu populasi yang terpajan. Pada dasarnya analisis dosis
respon digunakan untuk menentukan nilai toksisitas risk agent untuk setiap bentuk spesi
kimianya. Tokisisitas dinyatakan dalam nilai reference dosis (RfD), dan/atau reference
concentration (RfC), dan/atau cancer slope factor (CSF) dari agen risiko yang menjadi fokus
ARKL. RfD berasal dari pajanan oral atau tertelan (ingesi, untuk makanan dan minuman)
dan RfC berasal dari pajanan udara (inhalasi) digunakan untuk efek-efek non-karsinogenik
sementara CSF digunakan untuk efek-efek karsinogenik. Analisis dosis-respon merupakan
bagian yang paling penting dalam ARKL karena ARKL dapat digunakan jika sudah terdapat
risk agent yang sudah terdapat dosis-respon. Dosis-respon menggambarkan peluang
seseorang untuk mengalami sakit setelah kontak dengan kuman udara 17 (mikroba) (Dewi,
2022).
b) Analisis pajanan
Analisis pemajanan atau eksposure assesment merupakan langkah lanjutan dari analisis dosis
respon, analisis ini dilakukan untuk menghitung atau mengukur intake/asupan dari agen
risiko. Untuk menghitung intake digunakan persamaan atau rumus yang berbeda. Data yang
digunakan dapat berupa data primer (hasil pengukuran konsentrasi sendiri), data sekunder
(hasil pengukuran dari pihak terpercaya seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup,
LSM dll) dan asumsi yang berdasarkan pada pertimbangan yang logis atau menggunakan
nilai baku. Pada tahap ini juga dibutuhkan data terkait antropometri dari populasi terpajan
untuk menetapkan intake. Karakteristik antropometri yang diukur diantarnya adalah berat
badan, pajanan harian, frekuensi pajanan tahunan dan durasi pajanan. Rumus perhitungan
yang digunakan untuk intake pada jalur pemajanan inhalasi non-karsinogenik adalah sebagai
berikut :

I = Asupan (intake) inhalasi (mg/kg/hari) 18


C = Konsentrasi agen risiko (zat toksik/polutan di udara) mg/m3 )
R = Laju inhalasi (m3 /jam)
te = Lama pajanan (jam/hari)
fe = frekuensi pajanan (hari/tahun)
Dt = durasi pajanan (tahun)
Wb = berat badan (kg)
Tavg = periode waktu rata-rata untuk efek non-karsinogenik (10.950 hari)

4. Pentingnya dilakukan surveilence kesehatan lingkungan bagaimana langkah-langkah


pelaksanaannya

5. Yang perlu diperhatikan dalam exposure assessment :

Anda mungkin juga menyukai