Anda di halaman 1dari 10

PEMAJANAN

MAKALAH

oleh
Wafda Niswatun Nadhir
NIM 152310101245

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

PEMAJANAN

1. Pengertian
Pemajanan berasal dari kata pajan, memajan, pajanan.
Pajanan (dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah
exposure) adalah kedekatan atau kontak dengan sumber
agen penyakit dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat
terjadi transmisi efektif dari agen atau efek berbahaya dari
agen yang dapat terjadi. Sedangkan Pajanan menurut Yayasan
Spiritia (2014) adalah peritiwa yang menimbulkan risiko
penularan.
Pemajanan yang mendapat imbuhan pe-an dapat
bermakna proses atau hasil dan cenderung berkonotasi
kuantitatif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemajanan adalah
suatu proses ataupun hasil kontak dengan agen sumber
penyakit yang dapat menimbulkan efek bahaya dari agen dan
dapat menimbulkan resiko penularan. Pemajanan harus dapat
menggambarkan jumlah komponen lingkungan yang memiliki
potensi dampak dari agen yang diterima.
Pengertian pamajanan dalam ilmu Kesehatan Kerja mirip
dengan dosis dalam ilmu kedokteran. Dosis obat
menunjukkan jumlah tertentu, misalnya 25 mg/kg berat
badan per-hari untuk pemberian sehari. Selanjutnya ada
dosis mingguan dan ada dosis total hingga hilang penyakit.
Dalam ilmu kesehatan kerja dipakai istilah pemajanan sebagai
indikator dosis hingga timbul penyakit. Ada pemajanan harian
yang mengandung pengertian jumlah tertentu, yaitu
konsentrasi. atau intensitas
2. Penilaian Pajanan (Exposure Assesment)
Pengertian penilaian pajanan adalah mengidentifikasi dan
menghitung jumah populasi yang terpajan serta lamanya
agen tersebut bekerja. Penilaian pajanan (exposure
asssesment) merupakan tahap dari suatu penilaian resiko
lingkungan (enviromental risk assesment) (Mukono, 2002).
Penilaian pajanan meliputi cara estimasi dari potensi,
frekuensi, deviasi, dan perjalanan suatu paparan polutan pada
manusia. Pada penilaian pajanan yang penting adalah :
a. Mengestimasi paparan maksimum dilingkungan dengan
pemakaian lahan dimasa yang akan datang.
b. Mengetahui estimasi paparan yang sudah ada
c. Estimasi paparan dimasa yang akan datang, dipakai
sebagai dasar untuk pengelolaan bagi pengambil
keputusan.
Unsur-unsur yang diperlukan adalah:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Analisis kontaminasi
Identifikasi penduduk tepapar
Identifikasi perjalanan penting dari pemaparan
Estimasi kosentrasi pada titik paparan
Monitor data lingkungan dan prediksi vahan kimia
Estimasi kontaminan yang masuk kedalam jalur
masuk ke tubuh
Proses analisis paparan meliputi 3 tahap yaitu:

a. Aturan dari sifat paparan


b. Identifikasi jalur paparan
c. Jumlah paparan
Salah satu model dari retrospective exposure assesment
adalah model sederhana yaitu asumsi bahwa pemaparan
langsung berhubungan dengan kosentrasi di tempat tersebut.
Sebagai contoh adalah perhitungan kosentrasi pada
pemauntauan di pusat kota yang di hubungkan dengan
pemaparan inhalasi pada penduduk perkotaan tersebut.
Model lain dalam NEM (National Exposure Model) yang
dipakai oleh EPA dalam menentukan standar kualitas udara
ambien di USA.
Tingkat pemaparan suatu agen dalam lingkungan dengan
manusia, merupakan interaksi antara agen tersebut dengan
tubuh manusia (melalui kulit, traktus respiratorius, traktus
gastro intestinalis). Dosis tergantung pada jumlah yang
dihisap/ ditelan, lokasi pengambilan polutan, kecepatan
translokasi, dan perjalanan polutan serta pemamparan akut
atau kronis.
Dengan demikian, maka yang penting di dalam penilaian
pajanan pada manusia adalah:
a. Metode
b. Penghitungan
c. Model
Terdapat empat pertimbangan dalam penilaian pajanan :
a. Kemungkinan terpajan ( Likelihood of exposure )
Kemungkinan terpajan merujuk pada peluang terjadinya kontak antara
substansi dan manusia atau reseptor lingkungan. Untuk menentukan
kemungkinannya, adalah penting untuk mengidentifikasi jalan potensial
terjadinya kontak dan jalur pajanannya ( melalui pencernaan, pernafasan
ataupun kulit).
b. Magnitude of exposure

Merujuk pada level, atau dosis, dari pajanan.Sebagai tambahan untuk


penilaian (volume atau konsentrasi) pajanan.
c. Route of exposure
Jalur pemajanan meliputi : inhalasi, pencernaan, kulit, dan injeksi.
Jalur pemajanan penting lainnya adalah : plasenta, pajanan kebisingan
melalui telingan dan radiasi sinar uv.
Adapun variasi rentang waktu pemajanan:

Short-term exposure : seconds, minutes, hours, days


Long-term exposure : weeks, months, years, lifetime
Cumulative exposure : total exposure over a given period of
time
d. Population exposed
Penilaian pajanan belum lengkap tanpa mengidentifikasi populasi
terpajan. Secara umum pajanan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori :

Workplace exposure
Meliputi pajanan di lingkungan kerja dimana substansi dibuat,
diformulasikan, dan digunakan secara komersil. Pada keadaan ini
substansi kimia biasanya dalam bentuk konsentrat, dan para pekerja
mungkin secara langsung terlibat dalam penanganannya.

Consumer use of Product


Penilaian pajanan untuk pemakaian produk sama dengan penilaian
pajanan di tempat kerja.

Environmentally-mediated exposure.
Estimasi paparan melalui media lingkungan membutuhkan
pengetahuan tentang substansi lingkungan (the environmental fate of
the substance) dan informasi atas human intake.

PennState Eberly College of Science menggunakan istilah berbeda dalam


empat pertimbangan dalam penilaian pajanan, yaitu sebagai berikut:
1. Intensitas pajanan (Exposure intensity): kosentrasi agen/faktor resiko
yang kontak dengan badan.
2. Frekuensi pajanan (Exposure frequency): seberapa sering terjadi
pajanan.
3. Durasi pajanan (Exposure duration): Lamanya waktu pajanan terjadi.
4. Microenvironment: mendefinisikan berbagai lokasi atau aktifitas nyata
terjadinya pajanan.
3. Pengukuran Pajanan

Untuk mengukur paparan individu tertentu atau populasi


dua pendekatan yang digunakan, terutama didasarkan pada
pertimbangan praktis yaitu:
a. Pendekatan langsung
Pendekatan langsung mengukur eksposur ke polutan
dengan
memantau
konsentrasi
polutan
mencapai
responden. Konsentrasi polutan secara langsung dipantau
pada atau di dalam orang melalui titik kontak, monitoring
biologi,
atau
biomarker.
Titik
pendekatan
kontak
menunjukkan konsentrasi total mencapai host, sementara
pemantauan
biologis
dan
penggunaan
biomarker
menyimpulkan dosis polutan melalui penentuan beban
tubuh. Para responden sering merekam kegiatan sehari-hari
mereka dan lokasi selama pengukuran dari polutan untuk
mengidentifikasi potensi sumber, microenvironments, atau
aktivitas manusia berkontribusi paparan polutan. Sebuah
keuntungan dari pendekatan langsung yaitu eksposur
melalui beberapa media (udara, tanah, air, makanan, dll)
dicatat melalui satu teknik penelitian. Kerugian meliputi
sifat invasif dari pengumpulan data dan biaya yang terkait.

b. Pendekatan tidak langsung


Pendekatan tidak langsung mengukur konsentrasi
polutan di berbagai lokasi atau selama aktivitas manusia
tertentu untuk memprediksi distribusi paparan dalam suatu
populasi. Pendekatan tidak langsung berfokus pada
konsentrasi polutan dalam lingkungan mikro atau kegiatan
daripada konsentrasi langsung mencapai responden.
Konsentrasi yang diukur berkorelasi dengan skala besar
data yang pola aktivitas, seperti Pola Nasional Aktivitas
Manusia Survey (NHAPS), untuk menentukan eksposur
diprediksi dengan mengalikan konsentrasi polutan oleh
waktu yang dihabiskan di setiap lingkungan mikro.
Keuntungannya adalah bahwa proses invasif minimal
untuk penduduk dan berhubungan dengan biaya yang lebih
rendah dibandingkan dengan pendekatan langsung.
Kelemahan dari pendekatan ini adalah bahwa hasil yang
ditentukan secara independen dari setiap eksposur yang
sebenarnya, sehingga distribusi paparan terbuka untuk
kesalahan dari ketimpangan dalam asumsi yang dibuat
selama studi, data waktu-kegiatan, atau konsentrasi
polutan yang diukur.
Secara umum, metode langsung cenderung lebih akurat
tetapi lebih mahal dalam hal sumber daya dan tuntutan
ditempatkan pada subjek yang diukur dan mungkin tidak selalu
layak, terutama untuk studi paparan populasi. Contoh metode

langsung yaitu sampling udara pompa portabel pribadi, sampel


bilasan tangan, sampel napas atau sampel darah. Contoh
metode tidak langsung meliputi air lingkungan, udara, debu,
tanah atau sampel produk konsumen digabungkan dengan
informasi seperti buku harian kegiatan / lokasi.
4. Alat Ukur Pajanan
a. Angket
b. Wawancara
c. Analisis biokimia darah/spesimen biologi lainnya
d. Analisis lingkungan fisik, kimia, ergonomi, psikososial
5. Tujuan Pengukuran Pajanan
Hasil ukur dengan validitas tinggi
Mendapatkan karakteristik pajanan
Sifat pajanan
Variabel yg diukur harus spesifik, sensitif
Rute pajanan oral, nasal, dermal dll.
Cara pengendalian pajanan
Dosis
Konsentrasi di lingkungan
Dosis pajanan kumulatif
Dosis intake
Waktu pajanan
Masa kerja
Masa pajanan
Estimasi pajanan puncak, pajanan rata-rata

6. Hubungan eksposure dengan efek atau respon


Hubungan anatara dua variable dapat dilakukan secara
statistik dengan memperhatikan bentuk ukuran variabelnya.
Dua variable dapat dihipotesiskan melalui tabulasi silang dari
data frekuensi seperti antara suatu eksposur dengan suatu
efek atau respon. Sebagai contoh tabulasi silang antara dua
veriabel
nominal (maupun juga variable interval) dapat
diproporsikan dalam hipotesis nol dengan Tes chi square.
Berikut ini adalah tabulasi silang dan rumus yang digunakan

Variabel B (efek/respon)
Total

X =

Variabel A (Eksposure)
Ada
Tidak Ada
Ada
a
b
Tidak Ada
c
d
(a+c)
(b+d)

{(ad-bc)- n/2} n
(a+b)(a+c)(c+d)(b+d)

Total
(a+b)
(c+d)
N

Bila X hitung (pada p dan df tertentu) lebih besar


dari X table standar, maka Ho ditolak, yang
berarti antara dua variabel ada hubungan.
Bila X hitung lebih kecil atau sama dengan X
table, maka Ho diterima, yang berarti antara dua
variable tidak ada hubungan.

Soal
1. Kedekatan atau kontak dengan sumber agen penyakit dengan
cara sedemikian rupa sehingga dapat terjadi transmisi efektif
dari agen atau efek berbahaya dari agen yang dapat terjadi.
Pernyataan diatas merupakan definisi dari
a. Reservoir
b. Pajanan
c. Rasio
d. Proporsi
e. Agen
2. Hal yang penting di dalam penilaian pajanan pada manusia,
salah satunya adalah
a. Model
b. Teori
c. Konsep
d. Bahan
e. Proporsi
3. Estimasi dari potensi, frekuensi, deviasi, dan perjalanan suatu
paparan polutan pada manusia merupakan bagian dari
a. Pengaruh pajanan
b. Model pajanan
c. Penilaian pajanan
d. Akibat pajanan
e. Dampak pajanan
4. Pengertian penilaian pajanan adalah mengidentifikasi dan
menghitung jumah populasi yang terpajan serta lamanya
agen tersebut bekerja. Definisi tentang penilaian pajanan
tersebut ditulis oleh
a. H.J. Mukono (2002)
b. WHO (2000)
c. Lioy (1990)
d. Paul (1990)
e. T. Wijayanti (2011)
5. Peluang terjadinya kontak antara substansi dan manusia atau reseptor
lingkungan, adalah salah satu dari pertimbangan dalam penilaian pajanan
yaitu
a. Population exposed
b. Likelihood of exposure
c. Microenvirontment
d. Magnitude of exposure
e. Route of exposure
6. Untuk mengukur paparan individu tertentu atau suatu
populasi, terdapat dua pendekatan yang digunakan, yaitu
dengan mengukur eksposur ke polutan dengan memantau
konsentrasi polutan mencapai responden, merupakan
pendekatan secara
a. Proporsi
b. Tidak langsung

c. Resiko
d. Rasio
e. Langsung
7. Seberapa seringnya terjadi pajanan adalah merupakan
definisi dari
a. Durasi pajanan
b. Intensitas pajanan
c. Frekuensi pajanan
d. Microenvirontment
e. Jalur pemajanan
8. Berikut ini adalah beberapa alat untuk mengukur pajanan,
kecuali
a. Angket
b. Wawancara
c. Analisis biokimia darah/spesimen biologi lainnya
d. Analisis lingkungan fisik
e. Metode kohort
9. Apakah cara yang tepat untuk mengukur hubungan antara
exposure dengan efek/respon?
a. Tes Chi Square
b. Analisis deskriptif
c. Metode analitik
d. Metode sampling
e. Metode kualitatif
10.
Apabila X hitung pada tes chi square untuk mengukur
hubungan antara exposure dengan efek/respon lebih kecil
atau sama dengan X table, maka
a. Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara dua
variabel
b. Ho ditolak, berarti ada hubungan antara dua variabel
c. Ho diterima, berarti ada hubungan antara dua variabel
d. Ho ditolak, berarti tidak ada hubungan antara dua variabel
e. Ho ditolak, berarti dua variabel saling terkait

DAFTAR PUSTAKA

Mukono, H.J. 2002. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya:Airlangga


University Press
Mansyur, M. 2007. Health Risk Management at Work. Journal of
Indonesian Medical Assosiation. 2007;57:9
Nugrahaeni, D.K. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta: EGC
PennState eberly college of science. Exposure Assesment[online].
Tersedia:
https://onlinecourses.science.psu.edu/stat507/node/31
Maret 2016)
Ryadi, A.I.s & Wijayanti,
Todd

T.2011.

Jakarta:Salemba Medika
A. Lee & A. Simon Pickard.

Dasar-Dasar
Exposure

(19

Epidemiologi.
Definition

Measurement[online].

and

Tersedia:

https://www.effectivehealthcare.ahrq.gov/ehc/assets/File/Ch_4
-User-Guide-to-OCER_130129.pdf(20 Maret 2016)
Yayasan Spiritia. Profilaksis Pasca Pajanan[online].

Tersedia:

http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=156 (19 Maret 2016)

Anda mungkin juga menyukai