PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku muridae. Hewan
ini merupakan hewan pengerat (rodentisida) yang sangat menggangu
kehidupan serta kesejahteraan manusia dan relatif bisa berdampingan
dengan manusia (Budiarty, 2012). Faktor lingkungan biotik dan abiotik akan
banyak ditemukan adalah jenis tikus Rattus mempengaruhi dinamika
populasi tikus. Suatu populasi tikus domestik, peridomestik dan silvatik
akan beragam dalam strukturumur fase perkembangan atau komposisi
genetik dari individu-individu penyusunnya yang diduga mempunyai
perbedaan
keragaman
komposisi
ektoparasit
yang
menempatinya.
Gambar
Keterangan
Tekstur rambut : Agak kasar
Bentuk hidung : Kerucut
Bentuk badan : Silindris
Warna badan
- punggung : coklat kelabu
hitam
- perut : coklat kelabu
- ekor: coklat hitam
Habitat : Rumah
Jenis Kelamin: Jantan
Puttng susu : tidak ada
2. Hasil Pengukuran
No
Gambar
Keterangan
Bobot tubuh :
100 gram
Panjang kepala +
badan : 160 mm
Panjang ekor :
165 mm
Lebar
daun
telinga : 20 mm
Panjang telapak
kaki belakang:
32 mm
Lebar
gigi
pengerat
- Panjang
Atas : 4 mm
Bawah : 10
mm
- Lebar
Atas: 2 mm
Bawah: 2 mm
Gambar 8. Pengukuran lebar gigi
Tengkorak:
mm
50
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil identifikasi, tikus praktikum merupakan tikus jantan
yang memiliki ciri tekstur rambut agak kasar, bentuk hidung kerucut, bentuk
badan silindris, warna badan bagian punggung coklat kelabu hitam, warna
badan bagian perut coklat kelabu dan warna ekor bagian atas coklat hitam.
Hasil ini kemudian dibandingkan dengan kunci identifikasi tikus. Perbandingan
hasil pengamatan dan pengukuran tikus praktikum dengan kunci identifikasi
tikus menunjukkan bahwa tikus praktikum merupakan tikus atap (Rattus
tanezumi).
Menurut Isnani (2008), tikus atap merupakan salah satu jenis tikus
rumah (Rattus rattus). Tikus ini merupakan sub spesies dari Rattus rattus yang
umum ditemukan di rumah penduduk di Pulau Jawa. Morfologi tikus atap
serupa dengan tikus rumah (Rattus rattus) pada umunya, yaitu tekstur rambut
agak kasar, bentuk badan silindris, bentuk hidung kerucut, telinga berukuran
besar tidak berambut pada bagian dalam dan dapat menutupi mata jika ditekuk
ke depan, warna badan bagian perut dan punggung coklat hitam kelabu, warna
ekor coklat hitam, bobot tubuh berkisar antara 60-300 gram, ukuran ekor
terhadap kepala, dan badan bervariasi (lebih pendek, sama, atau panjang)
(Priyambodo, 2003).
Hasil pengukuran menunjukkan bobot tubuh 100 gram, panjang kepala
dan badan 160 mm, panjang ekor 165 cm, lebar daun telinga 20 mm dan
panjang telapak kaki belakang 32 mm. Ciri-ciri ini sesuai dengan klasifikasi
Rattus tanezumi yang digunakan dalam penelitian Listiyarini (2008), dimana
tikus atap memiliki panjang total ujung kepala sampai ujung ekor 220-370 mm,
ekor 101-108 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13-23 mm.
Tikus Rattus tanezumi yang digunakan untuk praktikum berasal dari
rumah warga di sekitar Pasar Wage. Hal ini sejalan dengan penelitian Supriyati
dan Ustiawan (2013) yang menangakap banyak tikus Rattus tanezumi di sekitar
Pasar Kota Banjarnegara. Banyaknya tikus yang tertangkap dikarenakan lokasi
pasar yang dekat pemukiman. Sementara R. tanezumi sendiri merupakan tikus
domestik dimana aktivitas mencari makan, berlindung, bersarang dan
berkembangbiak dilakukan dalam rumah. Menurut Marsh (2003), tikus rumah
LAMPIRAN