Anda di halaman 1dari 33

EPIDEMIOLOGI KESLING

Studi atau cabang keilmuan yang mempelajari faktor-


faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya
(kejadian) suatu penyakit, dengan cara mempelajari
dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara
penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi
bahaya kesehatan, distribusi dan penyeberan penyakit
yang ditimbulkannya pada suatu waktu dan kawasan
tertentu, untuk tujuan pengendalian dan pencegahan
kejadian penyakit tersebut serta upaya-upaya promotif
lainnya.
Kawasan
• Lingkungan kerja, lingkungan pemukiman,
lingkungan tempat-tempat umum dan
transportasi pada skala lokal perkotaan
atau pedesaan, lingkungan nasional,
regional atau global.
KESEHATAN LINGKUNGAN
• Ilmu yang mempelajari berbagai masalah
kesehatan sebagai akibat dari hubungan
interaktif antara berbagai bahan,
kekuatan, kehidupan, zat yang memiliki
potensi penyebab sakit yang timbul akibat
adanya perubahan-perubahan lingkungan
dengan masyarakat, serta menerapkan
upaya pencegahan gangguan kesehatan
yang ditimbulkannya.
Beberapa hal pokok yang harus dipahami dalam
epidemiologi kesehatan lingkungan :

• Paradigma kesehatan lingkungan


• Dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksin
dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, mikroba, kimia)
yang menumpang atau berada dalam vehicle atau
kendaraan transmisi, hingga kontak dengan manusia.
- Parameter Kesehatan Lingkungan
- Population at risk
- Standar Normalitas
- desain studi epidemiologi kesehatan lingkungan
- Analisis Pemajanan
Model/ Paradigma Kesehatan Lingkungan

MITIGASI/PROGRAM KESLING

SUMBER AMBIENT MASYARAKAT/ DAMPAK


MANUSIA KESEHATAN
-Alamiah Air, Udara,
Tanah/Debu, Komponen berada Sakit : Akut,
-Penderita
Makanan, dalam : Subklinik,
-Industri Vektor/Binatang, Samar, Sehat.
Darah, Lemak,
Manusia
-Transportasi Urine, Jaringan dll

SIMPUL A SIMPUL B SIMPUL C SIMPUL D


SIMPUL A
Pengamatan, Pengukuran, dan Pengendalian emisi pencemaran
(Mobil, Industri, dll), Sumber pencemaran air (Rumah tangga,
Industri, dll). Sumber penyakit menular (penderita typhus, penderita
malaris, dll) atau sumber-sumber perubahan alamiah. Misalnya
gunung berapi.

SIMPUL B

Pengamatan, Pengukuran, dan Pengendalian bila komponen


lingkungan tersebut sudah berada disekitar manusia.
(C/Konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu
peptisida dalam sayuran, bakteri E.Coli dalam air minum, dll.)
SIMPUL C
Pengamatan, Pengukuran, dan Pengendalian emisi pencemaran
(Mobil, Industri, dll), Sumber pencemaran air (Rumah tangga,
Industri, dll). Sumber penyakit menular (penderita typhus, penderita
malaris, dll) atau sumber-sumber perubahan alamiah. Misalnya
gunung berapi.

SIMPUL D
Pengamatan, Pengukuran, dan Pengendalian bila komponen
lingkungan tersebut sudah berada disekitar manusia.
(C/Konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu
pestisida dalam sayuran, bakteri E.Coli dalam air minum, dll.)
Dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksin
dan ataua faktor penyebab penyakit (fisik,mikroba,kimia)
yang menumpang atau berada dalam vehicle atau
kendaraan transmisi, hingga kontak dengan manusia.

C/ bahan toksin Pb yang merupakan bahan campuran


bahan bakar bensin yang diemisikan dari knalpot
kendaraan menjadi bahan pencemar udara, dapat
masuk ke dalam tubuh manusia selain secara langsung
melalui udara juga dapat melelui makanan yang
tercemar oleh Pb, melalui air atau media lain seperti
tanah yang kemudian kontak dengan manusia melalui
produk pertanian.
Beberapa hal pokok yang harus dipahami dalam
epidemiologi kesehatan lingkungan ( Lanjutan) :
Dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksin
dan atau faktor penyebab penyakit * fisik, mikroba,kimia)
yang menumpang atau berada dalam suatu vehicle atau
kendaraan transmisi, hingga kontak dengan manusia
atau penduduk.
Contoh
Bahan toksin Pb yang merupakan campuran bahan
bakar bensin yang diemisikan dari knalpot kendaraan
menjadi bahan pencemar udara yang dapat masuk
kedalam tubuh manusia selain langsung melalui udara
juga dapat melalui makanan yang tercemar Pb, melalui
air atau media lain seperti tanah yang kemudian kontak
dengan manusia melaui produk pertanian
Karakteristik debu kapas, karakteristik
kebisingan, karakteristik gas atau berbagai
bahan toksik dalam lingkungan lainnya harus
dipelajari sifat, serta dinamika dalam limgkungan
sebelum kontak dengan manusia, Bagi
penyebab mikroba, perilaku atau kinetika
bagaimana mikroba tersebut menumpang
seperti air, uadara, makanan, juga harus
dipelajari.

Pemahaman tentang kinetika atau dinamika


agent akan menentukan teknik mengukur atau
analisis pemajanan atau exposure assesment
Parameter Kesehatan Lingkungan dan atau Kesehatan
Kerja.
Perubahan dan atau lingkungan yang mengandung potensi
bahaya Pada dasarnya komponenlingkungan mengandung
agent penyakit.
Dalam teori simpul, berbagai Parameter kesehatan
lingkungan dapat diukur .
Simpul A : Pengukuran pada sumbernnya atau lazim
dikenal sebagai Pengukuran emisi.
Simpul B : Pengukuran berbagai komponen penyebab
sakit pada ambient (sebelum kontak dengan manusia ).
SIMPUL C

• Simpul C : Pengukuran pada spesimen tubuh


manusia atau disebut juga dengan bio indikator atau
biomarker
• Simpul D : Apabila hubungan interaktif itu sudah
menjadi out come beberapa penyakit
• Population at risk
Kemampuan mengidentifikasi populasi mana yang
terkena dampak?
Berapa besar/lama waktu dan cara kontak antara agent
penyakit (di dalam wahan transmisi tertentu) atau
pemaparan dengan penduduk.
Penetapan Population at risk pada dasarnya :

1. Ditentukan oleh pola kinetika agent yang berada di


dalam wahana transmisi (sebaran potensi dampak)
2. Menentukan lokasi pengukuran analisis pemajanan

Setelah dapat menentukan Population at risk, maka


gunakan teknik sampling, bila memang diperlukan.

Standar Normalitas
Setiap hasil pengukuran baik itu pengukuran simpul a, b, c,
dan d, hasil pengukuran harus selalu dirujuk terhadap nilai-
nilai standar normal sebagai bahan rujukan.
Beberapa standard normal misalnya :

Permenkes tentang Air Bersih, Baku Mutu Lingkungan,


Nilai Ambang Batas berbagai Agent Penyakit (misalnya
Kebisingan), Maximum Acceptables Concentration, dsb.

. Desain studi epidemiologi kesehatan lingkungan

Studi Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan


Kerja dapat dikelompokan kedalam dua kelompok besar :
A. Studi yang bersifat investigasi, yakni mencari
penyebab dalam kejadian luar biasa.
B. Surveillance Epidemiologi, yakni studi dalam keadaan
endemik
Berbagai kejadian penyakit akibat lingkungan, baik
lingkungan pemukiman atau linkungan kerja, khususnya
yang non communicable atau tidak menular dapat bersifat
endemik. Pemajanan yang berlama-lama, tiba-tiba saja
karena akumulatif agent, dapat berubah menjadi out break
penyakit.

Contoh :
Upaya monitoring kasus-kasus besar penyakit akibat
pencemaran lingkungan : monitoring air minum atau
sampel ikan untuk mencegah keracunan cadnium atau
merkuri.
Dalam penyakit menular : monitoring terhadap kasus
penyakit malaria secara rutin periodik sistematik dilakukan
adalah sebuah epidemiologi surveilance.
Studi epidemiologi lingkungan dapat juga bersifat deskripsi
atau mencandra pada tiap-tiap simpul pengamatan dalam
paradigma kesling.
Contoh :
Evaluasi atau monitoring konsentrasi rata-rata harian kadar
bahan pencemar udara pada lingkungan kerja.
Konsentrasi kadar Pb pada pekerja yang memiliki
pemaparan timah hitam, seperti pekerja pabrik panci.
Studi epidemiologi kesling juga dapat menghubungkan dua
atau lebih simpul pengamatan.
Contoh :
Studi epidemiologi kesling yang menghubungkan kejadian
asthma dengan kadar gas formaldehyde di tempat kerja
Dengan memperhitungkan faktor pengaruh kebiasaan
Desain Penelitian epidemiologi lingkungan,
juga mengenal dua kategori besar yakni :
a. Observasional
b. Eksperimen

Tipe obsrvasional dapat berupa :


a. Deskripsi masa lampau (retrospeksi studi)
b. Deskripsi ke depan (prospektif studi)
c. Bersifat cross sectional atau kasus kelola
(case control)
• Analisis Pemajanan

Untuk memperkirakan berapa jumlah population at risk


berinteraksi (kontak) dengan komponen lingkungan
memiliki potensi dampak (yakni yang mengandung agent
penyakit) dikenal dengan istilah exposure atau pemajanan.

Pemajanan menggambarkan jumlah komponen lingkungan


yang memiliki potensi dampak yang diterima atau kontak
dengan tubuh dan memberikan dampak.

Terminologi pemajanan atau exposure pada dasarnya mencoba


menggantikan istilah dosis yang tidak mungkin diukur di lapangan
(melainkan di laboratorium). Namun demikian diperlukan teknik
sedemikian rupa, sehingga pengukuran pemajanan sedapat mungkin
dapat menggambarkan dosis atau jumlah yang diterima oleh tubuh.
. Analisis Pemajanan (lanjutan)
Pemajanan dapat diartikan sebagai
Perkiraan derajat atau jumlah kontak yang
menggambarkan hubungan interaktif antara
manusia secara individu maupun kelompok
dengan komponen lingkungannya.

Pada dasarnya komponen lingkungan yang disebut


memiliki potensi dampak kesehatan adalah komponen
lingkungan yang mengandung didalamnya berbagai agent
penyakit yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok
fisik, mikroba, bahan kimia beracun.
Untuk menggambarkan jumlah kontak diperlukan
perhatian terhadap :
1. Jenis agent
Apakah komponen lingkungan (yang merupakan
wahana penyakit) yang hendak kita ukur mengandung
potensi dampak.

2. Sifat pemberi potensi dampak (agent Penyakit)


Bagaimana sifat agent penyakit? Apa moda wahana
interaksi atau kontak dengan tubuh manusia? Apakah
air, udara, atau makanan. Apakah langsung? Atau
melalui wahana bermacam-macam? Apakah berubah
sifatnya ketika menumpang dalam moda transmisi
tersebut. Sebelum kontak dengan manusia? Atau
bahkan berubah?
Untuk itu sifat-sifat bahan pemberi potensi dampak
tersebut harus dipelajari.

Ada tiga wahana transmisi yakni :


a. Air
b. Udara
c. Benda hidup atau gangguan penyakitnya
(animal borne disease)
d. Tanah
3. Jumlah. Berapa Jumlah yang diperkirakan
kontak dengan manusia.
A. Exposure (Pemajanan)
B. Dosis
Keduanya (Dosis dan Exposure) perlu dibedakan.
Ukuran dosis hanya dapat dilakukan di
laboratorium, sedangkan di lapangan hanya
merupakan perkiraan saja.

4 (empat) jumlah kontak (penggambaran interaksi) atau


Pemajanan :
1. Perkiraan jumlah pemajanan eksternal secara umum
Konsentrasi bahan dalam media bahasa tertentu.
Misalnya berapa kandungan CO, CO2, atau Pb dalam
udara, kandungan merkuri dalam bulu bebek, atau
dalam sayur mayur, ikan? Lalu diperkirakan berapa
masyarakat exposure terhadap kondisi ini?
2. Perkiraan jumlah pemajanan internal sederhana (intake).
Perkiraan jumlah konsentrasi bahan dalam bahan/media
transmisi tertentu serta perkiraan berapa jumlah kontak
tersebut? Makan berapa Kg/hari? Lalu berapa
kandungan bahan berbahaya dalam tiap Kg nya.

3. Perkiraan Uptake : Jumlah yang diabsorpsi oleh tubuh.


Udara : Ci : Inhaled
Ce : Exhaled
Uptake : (Ci-Ce) x Volumex t
4. Perkiraan Pemajanan pada target organ.
C/ nuetron activation analyses. Namun
hal ini hanya dapat dilakukan di
laboratorium.

Dalam kaitan ini perlu dipahami tentang :


critical concentration for a cell, for organ,
critical organ.
PEMANTAUAN KESEHATAN LINGKUNGAN
(Surveillance Kesehatan Lingkungan)

Surveillance secara umum :


Menitikberatkan penemuan dan pencatatan
kasus.

Surveillance Kesehatan lingkungan :


Berusaha melakukan pengukuran dan
pencatatan kasus dan lingkungan.
LANGKAH-LANGKAH SURVEILLANCE
KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Rencanakan Parameter yang akan diukur.
Tetapkan berdasarkan proritas wilayah.
Penetapan parameter umumnya ditetapkan
dengan keganasan (severity), mudah tidaknya
program penaggulangan,alasan politis, jumlah
penduduk terkena resiko.

2. Lakukan tinjauan tempat-tempat yang


diperkirakan akan dijadikan daerah
pemantauan.
3. Tetapkan Alat Ukur yang diperlukan
4. Rencanakan jadwal serta Metode Pengambilan
5. Rencanakan Biaya. Siapa yang membiayai?

Ukur salah satu simpul pengamatan parameter


perubahan lingkungan yakni simpul A atau B serta
sekaligus salah satu simpul C dan D yang sifatnya
Community Based.
Perhatikan teknik sampling dalam mengukur parameter
tersebut.
Untuk pengukuran yang bersifat community based (simpul C dan D)
bila perlu menggunakan sampling methudology.
Hasil pengukuran rutin dengan teknik Odd Ratio/Relative Risk dapat
dihitung berapa besarnya resiko untuk menderita penyakit tertentu
pada masyarakat tertentu yang diduga exposed terhadap kondisi
lingkungan yang telah diukur dari simpul A dan B.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Bagi proyek yang “belum ada” baru di atas kertas,
analisis dampak merupakan analisis skensrio
yang belum ada. Jadi dari deskripsi proyek,
perkirakan apa yang akan terjadi dengan simpul B
bila proyek berjalan, apa yang akan terjadi
dengan simpul C, dan simpul D? prediksi-prediksi
ini diperoleh dari deskripsi proyek, dan sekaligus
tambahan informasi dari baseline survei atau
pemotretan “rona awal “ kondisi lingkungan yang
ada.
Untuk menentukan pengukuran simpul C dan simpul D
dalam berbagai studi, perlu identifikasi population at risk,
yakni siapakah atau kelompok masyarakat manakah yang
akan terkena dampak ?

Penentuan population at risk harus mengikuti sebaran


potensi dampak (komponen lingkungan yang mengandung
agent penyakit/potensi dampak).

Contoh :
Resiko yang bergantung pada aliran dan penyebaran air ataupun
udara. Sebuah pembangkit tenaga listrik yang diperkirakan
mengeluarkan polusi udara, akan mengalir ke arah satu daerah.
Penduduk disekitar arah angin merupakan population at risk.
Contoh lain :
Distribusi makanan yang diduga tercemar merkuri. Dalam
hal ini population at risk, bisa tersebar dimana-mana,
tergantung apakah penduduk tersebut makan makanan
yang mengandung merkuri atau tidak.

Population at risk didasarkan pada :


- Kelompok umur
- Tempat
- Waktu
- Kebiasaan yang sama
- Kesamaan riwayat exposure
ANALISIS PEMANTAUAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Hubungan dua variabel, yakni variabel


komponen lingkungan dan variabel pada
manusia atau spesies yang terkena
dampak (tumbuhan, populasi kera, burung
ataupun benda).

Teknik analisis untuk mendapatkan kesimpulan :


1. Proporsi dan angka atau rate
2. Angka prevalensi
3. Angka insidensi
PENGUKURAN DAN VALIDASI
Pengukuran dalam studi eidemiologi kesling
bersifat :
Kuantitatif : yakni dengan alat-alat ukur yang
menunjukan ukuran secara detail.
Kualitatif : misalnya dengan cukup
menjawab ya atau tidak tanpa
mempedulikan misalnya The degree of
exposure.

Alat Ukur dapat berupa :


- Peralatan laboratorium
- Alat ukur anamnestik berupa kuesioner
Kesalahan pengukuran dalam kegiatan
analisis dampak kesling :
1. Faktor alat
2. Variabilitas intra maupun interindividual
3. Variabilitas intra maupun interlaboraty
4. Faktor subyektif lainnya.

Anda mungkin juga menyukai