MITIGASI/PROGRAM KESLING
SIMPUL B
SIMPUL D
Pengamatan, Pengukuran, dan Pengendalian bila komponen
lingkungan tersebut sudah berada disekitar manusia.
(C/Konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu
pestisida dalam sayuran, bakteri E.Coli dalam air minum, dll.)
Dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksin
dan ataua faktor penyebab penyakit (fisik,mikroba,kimia)
yang menumpang atau berada dalam vehicle atau
kendaraan transmisi, hingga kontak dengan manusia.
Standar Normalitas
Setiap hasil pengukuran baik itu pengukuran simpul a, b, c,
dan d, hasil pengukuran harus selalu dirujuk terhadap nilai-
nilai standar normal sebagai bahan rujukan.
Beberapa standard normal misalnya :
Contoh :
Upaya monitoring kasus-kasus besar penyakit akibat
pencemaran lingkungan : monitoring air minum atau
sampel ikan untuk mencegah keracunan cadnium atau
merkuri.
Dalam penyakit menular : monitoring terhadap kasus
penyakit malaria secara rutin periodik sistematik dilakukan
adalah sebuah epidemiologi surveilance.
Studi epidemiologi lingkungan dapat juga bersifat deskripsi
atau mencandra pada tiap-tiap simpul pengamatan dalam
paradigma kesling.
Contoh :
Evaluasi atau monitoring konsentrasi rata-rata harian kadar
bahan pencemar udara pada lingkungan kerja.
Konsentrasi kadar Pb pada pekerja yang memiliki
pemaparan timah hitam, seperti pekerja pabrik panci.
Studi epidemiologi kesling juga dapat menghubungkan dua
atau lebih simpul pengamatan.
Contoh :
Studi epidemiologi kesling yang menghubungkan kejadian
asthma dengan kadar gas formaldehyde di tempat kerja
Dengan memperhitungkan faktor pengaruh kebiasaan
Desain Penelitian epidemiologi lingkungan,
juga mengenal dua kategori besar yakni :
a. Observasional
b. Eksperimen
Contoh :
Resiko yang bergantung pada aliran dan penyebaran air ataupun
udara. Sebuah pembangkit tenaga listrik yang diperkirakan
mengeluarkan polusi udara, akan mengalir ke arah satu daerah.
Penduduk disekitar arah angin merupakan population at risk.
Contoh lain :
Distribusi makanan yang diduga tercemar merkuri. Dalam
hal ini population at risk, bisa tersebar dimana-mana,
tergantung apakah penduduk tersebut makan makanan
yang mengandung merkuri atau tidak.