Anda di halaman 1dari 49

Oleh:

Dr. I. Khambali, ST., MPPM.

Ketua Pengurus Daerah HAKLI Provinsi Jawa Timur


Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Surabaya

Disampaikan pada Seminar Sehari


Manajemen Risiko dalam Proses Layanan Kesehatan Untuk Menunjang
Kegiatan Akreditasi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

IKA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


23 Februari 2019
CURICULUME VITAE
Nama : Dr. Imam Khambali, ST., M.PPM.
Reg. Number : 16 12 6 1111- 000 2192
Ttg Lahir : Lamongan, 03 Maret 1962
Riwayat Penddk : 1. SPPH Surabaya : Hygiene Sanitasi
2. AKL Depkes Surabaya : Sanitasi/
Kesehatan Lingkungan
3. S1 : Teknik Penyehatan Lingkungan
4. S2 : Master Of Public Policy and
Management Univiversity Of Southern
California, Los Angeles, USA
5. S3 - Doktor : Manajemen Sumber Daya
Alam dan Lingkungan, Universitas
Brawijaya Malang
Riwayat Pekerjaan : 1. Guru pada SPPH Depkes Surabaya
2. Dosen pada AKL/Poltekkes Depkes Sby.
3. Dosen Luar Biasa pada UIN Sun. Ampel
Surabaya dan Kopertis Wil. VII
4. Konsultan Manajemen & Kerekayasaan
Kesehatan Lingkungan/ Lingkungan
Organisasi Profesi : 1. Ketua Pengprov HAKLI Jawa Timur
2. Member of Asia Pacific Water and
Sanitation Assosiation.
Mobile Phone: 081331782331, 08175263883
Email Address : khambali007@yahoo.com
khambali2014@gmail.com
Alamat Kantor : Jl. Pucang Jajar Tengah No. 56 Surabaya
Jl. Patmosusastro No. 39 Surabaya
Alamat Rumah : Jl. Pucang Jajar Timur 3/ 7
RT 04 RW 01 Kelurahan Kertajaya,
Kec. Gubeng, Kota Surabaya : 60282
I LATAR BELAKANG
FASYANKES
 Tumbuh pesat
• Pertumbuhan Fasyankes dari tahun ke tahun tumbuh dengan pesat
berkisar 12 – 16 % (dalam 3 tahun terakhir), baik publik maupun privat.
• Tempat berkumpulnya berbagai komunitas;
• Berbagai fasilitas dan aktivitas yg berisiko.

 Potensi Risiko
• Keamanan dan keselamatan pasien masih menjadi fokus perhatian utama
dalam pelayanan kesehatan karena risiko yang terkait dengan pemberian
pelayanan tersebut tidak akan dapat dihilangkan secara total (Briner et al.,
2010).
• Layanan kesehatan yang tidak aman dan memiliki potensi risiko yang
mengancam nyawa menjadi penyebab utama kematian dan peningkatan
angka mortalitas pada pasien yang dirawat di rumah sakit (Adibi et al.,
2012)
• Kejadian yang tidak diinginkan atau insiden yang terjadi di rumah
sakit telah dianggap sebagai masalah yang sangat serius, setiap
tahunnya jumlah pasien yang meninggal dunia akibat masalah ini
melebihi jumlah pasien yang meninggal akibat kanker payudara
ataupun AIDS. (Adibi et al., 2012) ;
• Masih tingginya prevalensi risiko pada pelayanan kesehatan seperti
KTD (Kejadian Tidak Diinginkan), KNC (Kejadian Nyaris Cedera),
dan insiden klinis lainnya menjadi perhatian besar pada organisasi
penyedia layanan kesehatan (Farokhzadian et al., 2015);

• Beberapa Riset: sekitar 2.9%-16.6% pasien mengalami kejadian


yang tidak diinginkan; 5%-13% berakibat pada kematian, dimana
50% dari kejadian ini sebenarnya dapat dicegah. masalah ini juga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap faktor sosio ekonomi;
 Nosokomial ( Timbulnya kejadian Infeksi Silang)
• Faktor kesehatan lingkungan RS ( 23,2 % limbah
infeksius);
• Kasus Cellulitis di beberapa RS di jawa Timur
menunjukkan bahwa RS dg kualitas air bersihnya yg
tdk sehat akan meningkatkan kasus nosokomial;

 Penyebaran Penyakit Potensial Wabah


RS merupakan layanan medis dasar dan rujukan
mempunyai berbagai potensi wabah penyakit.
 Keresahan Publik

• Kegiatan RS mempunyai potensi menghasilkan limbah


yg dpt menimbulkan gangguan kesehatan dan
mencemari lingkungan sekitarnya;
• Tempat kerja yg kompleks, lingkungan kerja dan jenis
pekerjaan yg mempunyai bahaya dan faktor risiko yg
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan karyawan,
pasien, pengunjung dan masyarakat sekitas RS
II

UU No. 36/2009 tentang Kesehatan


UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit
UU No. 4/1984 tentang Wabah Penyakit Menular
PP No. 40/1991 tentang Pedoman Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular
PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL
PP No. 27/2012 tentang Izin Lingkungan
PP No. 66 /2014 Tentang Kesehatan Lingkungan
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32/ 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
472/Menkes/Per/VI/1996 tentang Pengamanan Bahan
Berbahaya
 Kepmenkes No. 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis ADKL
 Kepmenkes No.1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
III

Faktor Risiko Perilaku


(Life Style)

Penyehatan, pengamanan
Analisis Situasi & pengendalian thdp Penyakit
& media lingkungan &
Kecenderungan biomarker
(envi Path
ways)
Faktor Risiko Potensial
Pengujian:
di lingkungan Kw. Udara Bakteri
Kw. Air Parasit
Kw. Tanah Virus
HS. Mak-Min Enzim
Indeks VektorKimia Klinik
KERANGKA KONSEP
KINERJA KESEHATAN LINGKUNGAN+

S1 S2 S3 S4
Lingkungan Perumahan Media Lingkungan Biomarker Dampak Risiko
& Permukiman (Environmental Pathways) (Population At Risk)
- TTU -Sakit
-Air - Udara -Komunitas/Masyarakat berisiko
- Industri -Cacat
-Makanan - Vektor -Carrier
- Lingk Instit. Pendidikan -Sembuh / Sehat
- Lingk. Institusi Khusus - Material - Manusia
- Tanah

LH KESLING YANKES

ADKL -ARKL - Lab.Diagnostik


Baku Mutu
Surv. Epid Berbasis Lab - Therapy
Lebih bersifat UKM Treatment
- Lebih bersifat UKP

GREY AREA GREY AREA

Nilai Ambang Pemr. Pr.meter Lingk -Dose Respons CO dalam Hb Pemr. Path An.
Batas (NAB) - Fisik -NOAEL / LOAEL Pb dalam darah Pemr. Path Klinik
- Kimia -Risk Quotient Pemr. Hg Pemeriksaan
- Biologi -OR / RR SGOT
- Radioaktif -Incidens Rate
-Prevalens Rate
Standart Kompetensi
Teknis Sanitarian
Penyehatan; Penyehatan adalah upaya pencegahan penurunan kualitas
media lingkungan dan upaya peningkatan media lingkungan,
berupa air, udara,tanah, pangan, serta sarana dan bangunan

Pengamanan; Pengamanan adalah upaya perlindungan terhadap kesehatan


masyarakat dari faktor risiko atau gangguan kesehatan

Pengendalian; Pengendalian adalah upaya mengurangi atau melenyapkan


faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan

Penyelenggaraan
kesehatan Sanitarian di samping melaksanakan kegiatan penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian sebagaimana diuraikan di
lingkungan dalam
atas, juga dituntut untuk mampu menyelenggarakan upaya
keadaan tertentu kesehatan lingkungan dalam kondisi tertentu
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
DALAM MITIGASI RISIKO

PENYEHATAN PENGAMANAN PENGENDALIAN

VEKTOR DAN
MEDIA SAMPAH DAN
BINATANG PEMBAWA
LINGKUNGAN LIMBAH PENYAKIT

Analisis Risiko, Intervensi Kesling, dan


Komunikasi Risiko
IV TERMINOLOGI YANG TERKAIT ARKL (1)
 Analisis : Pengujian terperinci dari sesuatu yang kompleks (rumit) dengan
maksud untuk memahami sifat dasarnya dan untuk menentukan
komponen/ciri-ciri dan sifat pentingnya.
 Analisis risiko : Sebuah proses untuk mengendalikan situasi atau keadaan
dimana organisme, sistim, atau sub/populasi mungkin terpajan bahaya.
Proses risk analysis meliputi 3 komponen yaitu risk assessment, pengelolaan
risiko, dan komunikasi risiko.
 Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) : Sebuah proses yang
dimaksudkan untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan
manusia, termasuk juga identifikasi terhadap keberadaan faktor
ketidakpastian, penelusuran pada pajanan tertentu, memperhitungkan
karakteristik yang melekat pada agen yang menjadi perhatian dan
karakteristik dari sasaran yang spesifik.
 Analisis dosis respon (dose-response assessment) : Analisis hubungan antara
jumlah total suatu agen yang diberikan, diterima, atau diserap oleh suatu
organisme, sistim, atau sub/populasi dengan perubahan yang terjadi pada
suatu organisme, sistem, atau sub/populasi.
TERMINOLOGI YANG TERKAIT ARKL (2)
 Analisis pajanan (exposure assessment) : Evaluasi pajanan agen dan
turunannya pada organisme, sistim, atau sub/populasi. Analisis pajanan
merupakan langkah yang keempat dalam ARKL.
 Agen (agent) : Zat, materi,atau makhluk dalam bentuk fisik,
kimiawi,atau biologi yang kontak atau mengenai sasaran.
 Bahaya (hazard) : Sifat yang melekat pada suatu agen atau situasi
yang berpotensi untuk menyebab dampak buruk ketika organisme,
sistem, atau sub / populasi terpajan agen tersebut.
 Dampak buruk : Perubahan pada morfologi, fisiologi, pertumbuhan,
perkembangan, reproduksi, rentang hidup dari suatu organisme,
sistem, atau sub / populasi yang akan mengakibatkan gangguan pada
kapasitas fungsional, ketidakmampuan dalam mengatasi stress
(tekanan), atau peningkatan kerentanan (suskebtibilitas) terhadap
pengaruh-pengaruh lain
 Dosis : Jumlah total suatu agen yang diberikan, diterima, atau diserap
oleh suatu organisme, sistim, atau sub/populasi
 Dosis/konsentrasi referensi (RfD/RfC) : Dosis/konsentrasi dari
pajanan harian agen risiko non karsinogenik yang diestimasi tidak
menimbulkan efek yang mengganggu walaupun pajanannya terjadi
sepanjang hayat (seumur hidup).
TERMINOLOGI YANG TERKAIT ARKL(3)
 Dosis- respon : Hubungan antara jumlah total suatu agen
yang diberikan, diterima, atau diserap oleh suatu organisme,
sistim, atau sub/populasi dan perubahan yang terjadi pada
suatu organisme, sistim, atau sub/populasi tersebut.
 Efek (effect) : Perubahan keadaan atau dinamika suatu
organisme, sistim, atau sub/populasi.
 Ekses risiko kanker (excess cancer risk [ECR]) : Besarnya
risiko yang dinyatakan dalam bilangan pecahan kelipatan
pangkat ‘-10’ (eksponen) tanpa satuan yang merupakan
perhitungan perbandingan antara intake dengan
dosis/konsentrasi referensi dari suatu agen risiko karsinogenik
serta dapat juga diinterpretasikan sebagai dapat/tidak dapat
diterimanya suatu agen risiko terhadap organisme, sistim, atau
sub/populasi dan kelimpahan kasus kankernya (jumlah
tambahan kasus kanker) dalam satuan populasi tertentu.
TERMINOLOGI YANG TERKAIT ARKL(4)
 Identifikasi bahaya (hazard identification) : Identifikasi
terhadap jenis dan sifat serta kemampuan yang melekat pada
suatu agen risiko yang dapat menyebabkan dampak buruk
organisme, sistim, atau sub/populasi. Identifikasi bahaya
merupakan langkah yang kedua dalam ARKL.
 Intake non karsinogenik (Ink) : Banyaknya suatu materi
(bahan) atau agen risiko yang memiliki efek non kanker
(tidak menyebabkan kanker) pada sebuah media lingkungan,
yang masuk ke dalam tubuh manusia setiap harinya yang
dinyatakan dalam satuan mg/kg/hari.
 Intake karsinogenik (Ik) : Banyaknya suatu materi (bahan)
atau agen risiko yang memiliki efek kanker (terbukti dapat
menyebabkan kanker) pada sebuah media lingkungan, yang
masuk ke dalam tubuh manusia setiap harinya yang
dinyatakan dalam satuang mg/kg/hari.
TERMINOLOGI YANG TERKAIT ARKL(5)
 Karakterisasi risiko (risk characterization) : Perhitungan
kualitatif, jika memungkinkan secara kuantitatif, meliputi
probabilitas terjadinya potensi dampak buruk suatu agen pada
organisme, sistim, atau sub/populasi, beserta faktor
ketidakpastiannya.
 Konsentrasi (concentration) : Banyaknya suatu materi
(bahan) atau agen yang terlarut atau terkandung dalam satuan
jumlah pada sebuah media.
 Lowest Observed Adverse Effect Level (LOAEL) : Dosis
terendah yang secara statistik atau biologis (masih)
memperlihatkan efek merugikan pada hewan uji atau pada
manusia.
 No Observed Adverse Effect Level (NOAEL) : Dosis tertinggi
suatu zat pada studi toksisitas kronik atau subkronik yang
secara statistik atau biologis tidak memperlihatkan efek
merugikan pada hewan uji atau pada manusia.
TERMINOLOGI YANG TERKAIT ARKL(6)
 Risiko (risk) : Kemungkinan atau kebolehjadian dari suatu dampak
buruk pada organisme, sistem, atau sub / populasi timbul akibat
(disebabkan) oleh terpajan suatu agen pada kondisi tertentu.
 Risiko : aman atau risiko yang dapat diterima (Acceptable
Risk) : Istilah dalam pengelolaan risiko yaitu dapat diterimanya
risiko yang didasarkan pada data ilmiah, faktor sosial, ekonomi, dan
politik serta benefit dari pajanan suatu agen.
 Slope factor (SF) : Dosis / konsentrasi dari pajanan harian agen
risiko karsinogenik yang diestimasi tidak menimbulkan efek yang
mengganggu atau tidak menyebabkan terjadinya kanker walaupun
pajanannya terjadi sepanjang hayat (seumur hidup).
 Tingkat risiko (risk quotient [RQ]) : Besarnya risiko yang
dinyatakan dalam angka tanpa satuan yang merupakan perhitungan
perbandingan antara intake dengan dosis / konsentrasi referensi
dari suatu agen risiko non karsinogenik serta dapat juga
diinterpretasikan sebagai aman/tidak amannya suatu agen risiko
terhadap organisme, sistim, atau sub/populasi.
V Konsep Interaksi Komunitas
dan Lingkungan
 Natural Environment

 Man-made Environment
Lingkungan yang diciptakan oleh manusia sebagai hasil
karya manusia: lingkungan rumah sakit, bangunan
fasilitas umum, dll.

 Man-enhanced Environment
Lingkungan hasil modifikasi: taman dan hutan kota,
perkebunan, pertambangan, bendungan, dll.

 Karakteristik Komunitas
Kelompok berisiko dan tak berisiko.
Environmental Health - Risk Assessment
Komunitas Manusia Tata Ekologi dan Lingkungan
Interaksi Komunitas-Lingkungan
Kebiasaan Tradisional
Determinan fisik dan
Determinan genetik Dinamik lingkungan:
Sektor Kesehatan Formal dan perilaku biologi, kimia dan fisika
Kebijakan
Tujuan
Sumberdaya
Kinerja Pelayanan Identifikasi Substansi Bahaya Kesehatan, Faktor
Kesehatan yg Ada Risiko-Kesehatan Lingkungan dan Faktor Risiko
Tuntutan (demand) lainnya
Kebutuhan (needs)

System Pelayanan Kesehatan Masalah Kesehatan dan Penyakit Spesifik Lokal

Kinerja Pelayanan Medik yg Ada


Kebutuhan (needs)
Tuntutan (demand)
Perkembangan Masalah Penyakit dan Kebutuhan
System Pelayanan Medik
Pelayanan Medik Spesifik Lokal

Organized Community Efforts Mordibilitas dan Mortalitas


VI KONSEPSI ANALISIS RISIKO
PENELITIAN ANALISIS RISIKO K.S MRL

Lab IDENTIFIKASI Pendekatan


Lapangan BAHAYA Kelembgaan/
Klinis Institusional
Pekerjaan “agen risiko (fisik, peraturan
kimia, biologi) apa saja
Epidemiologis perundangan dan
yang berbahaya??”
kebijakan

 Mekanisme
PENILAIAAN
keracunan
RESPON – DOSIS
 Pengembangan dan
validasi metoda KARAKTERISASI
“bagaimana kejadian RISIKO
 Ekstrapolasi dose tersebut dikaitkan
response spesies Pendekatan
dengan efek “bagaimanakah
(hewan uji) Sosial - Ekonomi
kritis??” tingkat
risikonya??”

EVALUASI PAJANAN
 Pengukuran dan “Siapa akan terpajan
pengamatan oleh apa, kapan,
lapangan dimana, berapa lama,
 Model riwayat dan dan melalui jalur Pendekatan
perjalanan (agen pajanan yang Teknologi
risiko) di mana??”
lingkungan
ALUR ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN DAMPAK KESEHATAN
MODE OF TARGET
SUMBER EXPOSURE ORGAN
MEDIA SEHAT
OUTPU PARU2
UDAR
T INHALA JANTUN
A
UTAM SI G
DARA
A
PROSES AIR INGESTI H
INP GINJA
KEGIA ABSORP L
UT TANA
TAN SI LIMFA
OUTPU H KONTA KEMI
T H
MAKA K
SAMPI LAIN2
NAN
NG POINT OF
SAKIT
EXPOSURE
TOKSIKOKINETIK
A KRONI
AKUT
K

SIMPUL 1 SIMPUL 2 SIMPUL 3 SIMPUL 4


KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 876/Menkes/SK/VIII/2001 TENTANG
PEDOMAN TEKNIS ANALISIS DAMPAK KESEHATAN
LINGKUNGAN
MEKANISME JALUR PEMAJANAN
Jalur 1 Sumber pencemar: asal pencemar, misalnya Rumah Sakit yang
membuang limbahnya ke lingkungan atau timbulan sampah
Jalur 2 Media lingkungan dan mekanisme penyebaran: lingkungan
dimana pencemar dilepaskan misalnya: air, tanah, udara, dan
biota yang menyebarkan pencemar dengan mekanisme tertentu
ke titik pemajanan
Jalur 3 Titik pemajanan: suatu area potensial atau riil dimana terjadi
kontak antara manusia dengan media lingkungan tercemar, misal
sumur, IPAL, ruang tunggu, kamar jenazah, dll.
Jalur 4 Cara pemajanan: pencemar masuk atau kontak dengan tubuh
manusia misalnya: tertelan, pernapasan atau kontak kulit
Jalur 5 Penduduk berisiko: orang-orang yang terpajan atau berpotensi
terpajan oleh pencemar pada titik pemajanan
2. Identifikasi Faktor Risiko
Kesehatan Lingkungan
 Faktor risiko biologi
Meliputi: Hewan, bakteri, virus, jamur, tanaman

 Faktor risiko fisik


Meliputi: cuaca, tekanan udara, angin, kebisingan,
pencahayaan, getaran

 Faktor risiko kimia


Meliputi: logam berat, bahan kimia berbahaya dan beracun

 Faktor risiko kemasyarakatan (society)


Meliputi: kebiasan yang ada didalam masyarakat, pola
kehidupan yang dianut masyarakat dan persepsi masyarakat
akan bahaya/penyakit dan gangguan lainnya di masyarakat
POTENSI RISIKO DI RUMAH SAKIT

 MEDIA LINGKUNGAN

 AKTIVITAS INTERNAL

 AKTIVITAS DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

 KLB (BENCANA, KECELAKAAN KERJA, DSB)

DAMPAK
Risiko yang bisa diterima
Menentukan suatu resiko dapat diterima akan
tergantung kepada penilaian/ pertimbangan dari
suatu organisasi berdasarkan:

Tindakan pengendalian yang telah ada


Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll)
Rencana keadaan darurat
Catatan/data kejadian kecelakaan terdahulu, dll.

Catatan: walau suatu risiko masih dapat diterima tapi


tetap harus dipantau/dimonitor
FAKTOR RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH
SAKIT
LINGKUNGAN

AIR UDARA TANAH MAKANAN

Fisik: suhu, warna,


kekeruhan, bau

Kimia: bahan
Angka kesakitan & kematian
organik,
(keracunan akut, kronis &
anorganik, logam
kanker) pada saluran cerna &
berat, pestisida,
kulit
disinfektan

Biologis: virus,
Angka kesakitan & kematian
bakteri,
karena diare
protozoa, fungi
FAKTOR RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
LINGKUNGAN

AIR UDARA TANAH MAKANAN

Fisik: suhu,
kelembaban,
kebisingan, getaran,
panas Angka kesakitan & kematian
(keracunan akut, kronis &
Kimia: partikel, gas kanker) pada saluran
pernafasan, kulit & mata

Biologis: virus, Angka kesakitan & kematian


bakteri, protozoa, (gangguan pada saluran
fungi pernafasan, kulit, mata)
FAKTOR RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
LINGKUNGAN

AIR UDARA TANAH MAKANAN

Fisik: kadar air, pH,


kelembaban, tekstur
tanah, porositas

Angka kesakitan & kematian


(keracunan akut, kronis & Kimia: pestisida &
kanker) pada saluran gas
pencernaan
Biologis: virus,
Angka kesakitan & kematian bakteri,
pada saluran pencernan, protozoa, fungi,
kecacingan nematoda
FAKTOR RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
LINGKUNGAN

AIR UDARA TANAH MAKANAN

Angka kesakitan &


Fisik: kontaminan
kematian pada saluran
fisik
cerna
Kimia: pestisida,
bahan berbahaya &
Angka kesakitan & bahan kimia
kematian (keracunan akut, berbahaya, logam
kronis & kanker) pada berat, bahan
saluran pencernaan beracun alami, dsb

Biologis: virus,
Angka kesakitan & bakteri, protozoa,
kematian pada saluran fungi, nematoda,
pencernaan, kecacingan kapang
FAKTOR RISIKO & ASPEK KESMAS DALAM
AMDAL
PERILAKU

PENGETAHUAN SIKAP KEBIASAAN

Angka kesakitan & angka


kematian (gizi, penyakit
infeksi, penyakit karena
pekerjaan, kecelakaan, dsb
LANGKAH-LANGKAH ARKL
 Perumusan masalah
1. Identifikasi bahaya (Hazard
Identification)
Bertujuan untuk mengenali dampak buruk kesehatan yg
disebabkan oleh pemajanan suatu bahaya yg
sedang dipelajari dan memastikan mutu dan
kekuatan bukti2 yg mendukungnya. Dampak
buruk untuk kesehatan yg perlu memperoleh
perhatian adalah daya racun yg bersifat sistemik
dan karsinogenik.
2. Analisis dosis-response (Dose Response
Evaluation)
Bertujuan untuk melihat daya racun yg terkandung dlm suatu bahan
(bahan kimia berbahaya) atau secara spicifik adalah untuk
menjelaskan bagaimana suatu kondisi pemajanan ( cara, dosis,
frekuensi, dan durasi) oleh suatu bahan berhubungan dengan
dampak kesehatan yg timbul. Evaluasi dose-response umumnya
diarahkan pada dua dampak yaitu efek sistemik dan karsinogen.
3. Pengukuran Pemajanan (Exposure
Assessment)
Suatu prosespengukuran atau perkiraan besaran, frekuensi dan
lamanya pemajanan pd manusia oleh senyawa dlm lingkungan. Dlm
pengukuran pemajanan jg diperkirakan jumlah, sifat dan tipe
populasi yg terpajan. Dalam melaksanakan pengukuran pemajanan
perlu mempertimbangkan semua jalur pemajananyg terdiri dari 5
elemen (Sumber , media lingkungan dan mekanisme pemajanan,
titik pemajanan, cara pemajanan, penduduk berisiko). Pengukuran
pemajanan menghasilkan perkiraan pemajanan numerik yg dapat
digunakan dalam langkah2 untuk mengkuantifikasi risiko pd
kesehatan manusia.
4. Karakterisasi risiko/ Penetapan Risiko (
Risk Characterization)
Merupakan langkah akhir dr analisis risiko dalam informasi
tentang daya racun dan pemajanan diintegrasikan ke dlm
“ Perkiraan Batas Atas” dr risiko kesehatan yg terkandung
dlm suatu senyawa . Batas atas cenderung digunakan untuk
tujuan melindungi kesehatan masyarakat , apakah batas atas
suatu bahaya dosis dan pemajanan .
Analisis risiko biasa menghasilkan “Upper estimate of risk”
sehingga risiko yg sebenarnya tdk akan lebih besar dari risiko
yg diperkirakan.

 Manajemen risiko / pengelolaan risiko


 Komunikasi risiko
Penerapan Rencana Pengendalian
Berkesinambungan / Pengelolaan Faktor
Risiko Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

 Melaksanakan Program Pengelolaan/


Pengendalian dan Penanganan Risiko.

 Monitoring dan Evaluasi Keberhasilan Program


sambil menyempurnakan program yang sedang
berjalan.
PENGENDALIAN FAKTOR
RISIKO: SURVEILANS &
•Analisis Dampak Kesehatan MONITORING
Lingkungan KEMITRAAN/JEJARING
•Analisis Risiko Kesehatan
KERJA
Lingkungan

PEMBINAAN &
PENGAWASAN

ADVOKASI

CAPACITY BUILDING KEBIJAKAN BIDANG


•Penyusunan Peraturan KESEHATAN DALAM
•Penyusunan juklak/ juknis PENGENDALIAN
•Penyusunan modul RISIKO KESEHATAN
•Peningkatan kemampuan LINGKUNGAN
bagi petugas kesling
PENGENDALIAN RISIKO KESEHATAN
LINGKUNGAN
REGULASI MEMENUHI SKKL

KELEMBAGAAN
(PEMERINTAH, LINGKUNGA
KOMPES, N
KOMISI AMDAL &
SEKTOR TERKAIT)

PENGENDALIAN DAMPAK
FAKTOR RISIKO MINIMAL

MASYARAKAT
PENGGUNA MASYARAKA
T

STAKEHOLDER
Penanganan Risiko
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus dilakukan
upaya penanganan risiko agar tidak menimbulkan
kecelakaan/kerugian. Bentuk tindakan penanganan risiko
dapat dilakukan sebagai berikut:
Hindari risiko
Kurangi/minimalkan risiko
Transfer risiko
Terima risiko
Hirarki Pengendalian
Eliminasi

Substitusi

Rekayasa/Engineering

Pengendalian Administratif

APD
Hirarki Pengandalian Risiko
Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan /tahapan proses berbahaya
Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan detergent
 Proses pengecatan spray deganti dengan pencelupan
Rekayasa teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
Hirarki Pengendalian Risiko
Pengendalian Administrastif
Pemisahan lokasi
Pergantian shift kerja
Pembentukan sistem kerja
 Pendidikan dan Pelatihan karyawan
Alat Pelindung Diri
Helmet
Safety shoes
Earplug/muff
Safety goggles
Beberapa Contoh
Pengendalian risiko /dampak
a. Pemeriksaan kesehatan awal dan pemeriksaan
kesehatan berkala
b. Pemberian paket penanggulangan risiko-dampak.
c. Pemberian paket pertolongan pertama dan pertolongan
lanjut.
d. Upaya-upaya yang dilakukan sehubungan dengan
kapasitas dan beban kerja
e. Pelaksanaan upaya penanggulangan bahaya potensial
dan risiko/ dampak.
f. Pelaksanaan CPKB (cara pelaksanaan kerja yang baik)
g. Pengorganisasian dan pembagian tugas yg jelas.
h. Mekanusme “Crying for Help” jika terjadi Kendala.
i. Pendidikan dan pelatihan
Pemantauan dan Tinjauan Ulang
Setelah rencana tindakan pengendalian risiko dilakukan maka
selanjutnya perlu dipantau dan ditinjau ulang apakah tindakan
tersebut sudah efektif atau belum.
Bentuk pemantauan antara lain:
Inspeksi
Pemantauan lingkungan
Audit
Harus dilakukan karena akan selalu ada potensi
hazard yang baru untuk setiap tempat kerja, hazard
ini dapat disebabkan oleh :

Penggunaan teknologi, peralatan atau bahan-


bahan baru.
Penerapan dari metode atau prosedur kerja baru
Perubahan lingkungan kerja (perpindahan ke
kantor yang berbeda, pengurangan staff, dll)
Mempekerjakan staff baru dengan tingkat
kemampuan dan pengetahuan berbeda
KESIMPULAN
 Risiko ada dan berada pada setiap tingkat kegiatan dan
proses mulai dari rencana sampai akhir kegiatan
Layanan Kesehatan.
 Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan mutlak diperlukan
guna kepentingan Manajemen Risiko dlm rangka untuk
mengendalikan dan memitigasi risiko.
 Pengelolaan Risiko Lingkungan melibatkan banyak
pihak, sektor dan keahlian.
 Manajemen /Pengelolaan Risiko harus dilaksanakan
melalui penetapan keputusan Organisasi.
 Manajemen/ Pengelolaan Risiko Lingkungan merupakan
kegiatan secara siklus dan berkelanjutan.
Hidup Indah Hati Bersih
Cukup Sudah Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai