INDONESIA
3 Juli 2023
1 Pasal 28H UUD 1945 2 Pasal 162 UU Nomor 36/2009 ttg Kesehatan
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin,
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
kesehatan”.
memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
3 PP Nomor 66/2014 ttg Kesehatan Lingkungan 4 Permenkes Nomor 2 Tahun 2023 ttg Pelaksanaan
Kualitas lingkungan sehat: PP Kesling :
1. Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) 1. SBMKL dan Persyaratan Kesehatan;
2. Persyaratan kesehatan 2. Upaya Penyehatan, Pengamanan dan
Pada media lingkungan: Air, Udara, Tanah, Pangan, Sarana Pengendalian;
& Bangunan, Vektor/Binatang Penular Penyakit 3. Kesling pd situasi matra dan perubahan iklim
(Climate Change);
4. Pembinaan dan pengawasan
2
Pencegahan dan pengendalian penyakit melalui pemenuhan lingkungan
yang sehat
Secara global 24% kematian disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan modifikasi lingkungan
Penyakit / Gangguan Malaria Tuberculosis Diare Kondisi Neonatus Kurang Energi Kardiovaskuler Kanker
Kesehatan Protein
Proporsi lingkungan
yang menyebabkan 42% 17% 57% 11% 15% 31% 20%
penyakit
Intervensi lingkungan 1. Modifikasi lingkungan 1. Tingkat kepadatan Meningkatkan 1. Mengurangi paparan Meningkatkan akses 1. Modifikasi Modifikasi lingkungan
utama untuk mencegah dan manipulasi rumah, penjara dan akses air minum ibu terhadap asap air dan sanitasi aman. lingkungan untuk rumah dan tempat kerja
penyakit lingkungan untuk rumah sakit. dan sanitasi yang rokok bekas Kampanye perubahan mengurangi polusi untuk mengurangi
mengurangi tempat 2. Perbaikan kualitas aman serta sarana (terutama di rumah). perilaku higine. udara yang risiko paparan polusi
perkembangbiakan udara di rumah dan dan membiasakan 2. Meningkatkan akses bersumber dari asap udara dalam ruang yang
vektor. tempat kerja cuci tangan pakai air dan sanitasi di tembakau bekas, bersumber dari asap
2. Mengurangi kontak (paparan penambang sabun. tempat melahirkan/ paparan timbal. tembakau bekas, radiasi
antara manusia dan terhadap silika, debu Fasyankes. 2. Modifikasi pengion, radiasi UV,
vektor penyakit batubara, asap lingkungan bahan kimia.
misalnya menyimpan tembakau bekas). pekerjaan yang
air minum di tempat membuat stres
yang tepat. kondisi kerja dan
pengaturan shift.
Sumber: Preventing disease through healthy environments A global assessment of the burden of disease from environmental risks, WHO, 2016
Catatan: penyakit yang ditampilkan berdasarkan prioritas transformasi kesehatan
3
Kerangka Kerja Penyehatan Lingkungan
UU Kesehatan No 36 PP No 66 Kesehatan Lingkungan Tahun 2014 PMK No 2 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan PP No 66
Media Lingkungan :
Air-Udara-Tanah-Pangan-Sarana dan bangunan-Vektor dan Kualitas lingkungan sehat :
Produk Bersama Lintas Sektor
binatang pembawa penyakit 1. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan-SBMKL
1. CODEX
2. Persyaratan kesehatan
2. Sertifikat Laik Sanitasi Hotel
Program 3. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Pangan
4. Strategi Sanitasi Kota/Kab (SSK)
Intervensi
5. Rencana Pengamanan Air Minum
1. Penyehatan Sanitasi
2. Pengawasan Kualitas Air Minum 1. Pemberdayaan Masyarakat melalui Sanitasi Total
3. Pengawasan Kualitas Udara Indoor Berbasis Masyarakat (STBM) yang dimulai di
Sistem Informasi
4. Pengawasan Kualitas Makanan dan Penanganan Permukiman kemudian dikembangkan menjadi
Keracunan Makanan STBM Sekolah, STBM Bencana, STBM Tular
Vektor. E-Monev STBM, SIKELIM-Sistem Informasi Kelola
5. Penyehatan Kawasan
2. Padat Karya Tunai Desa dengan implementasi Limbah, E SATU, TPP, KLB Keracunan Pangan,
6. Pengamanan Limbah Medis di Fasyankes
Teknologi Tepat Guna Sanitasi, TTG Air Minum, SLS, SLHS, Peta Risiko Kerentanan
7. Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
8. Adaptasi Perubahan Iklim Bidang Kesehatan Pondok Pesantren, Sentra Pangan Jajanan, Desa
9. Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Situasi Bencana Sehat Iklim.
3. Penyelenggaraan Kabupaten Kota Sehat
4
Pengawasan media lingkungan dilakukan secara internal
dan eksternal
Dilakukan oleh tenaga yang berkompeten dan peralatan* yang terstandar
Internal Eksternal
5
Peralatan Uji Kualitas Media Lingkungan dalam Sanitarian Kit
6
Pengawasan media lingkungan dilakukan berbasis lokus
Hasil pengawasan diinput ke dalam emonev ESATU dan dapat dipantau secara realtime
Rekomendasi
tidak
Perbaikan
Lokus TFU yang menjadi prioritas 1. Pengawasan Eksternal dilaksanakan oleh tenaga kesehatan lingkungan/ Hasil IKL dilaporkan kepada
pengawasan saat ini adalah Sekolah/ sanitarian Puskesmas/ dinas kesehatan melalui dan menggunakan Formulir Kepala OPD terkait untuk
madrasah (SD/MI, SMP/Mts, Pasar, Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL), dilakukan minimal satu tahun sekali dapat ditindaklanjuti
dan Puskesmas), untuk TFU lain untuk masing-masing lokus.
dapat dilakukan pengawasan mengacu
pada peraturan daerah masing-masing. 2. Pengawasan Internal dilaksanakan oleh penyelenggara/ penanggung jawab
TFU secara mandiri menggunakan Buku Rapor Kesehatan Lingkungan
dilakukan minimal satu bulan sekali.
7
Selain berbasis lokus pengawasan juga dilakukan berbasis media seperti Kualitas Air
Dilakukan pada: sumber, reservoir, pipa distribusi
Media lingkungan yang terkena dampak, jenis Pengelolaan risiko selain membutuhkan strategi yang tepat juga harus
APA dilakukan dengan cara atau metode yang tepat. Dalam aplikasinya cara
kegiatan yang menjadi sumber dampak, jenis
polutan apa yang potensial pengelolaan risiko dapat dilakukan melalui 3 pendekatan yaitu:
1. Pendekatan teknologi menggunakan teknologi yang tersedia meliputi
penggunaan alat, bahan, dan metode, serta teknik tertentu. Contoh:
DIMANA Wilayah administrasi, wilayah geografi, batas penerapan penggunaan IPAL, pengolahan / penyaringan air, modifikasi
sosial, batas ekologis. cerobong asap, penanaman tanaman penyerap polutan, dll.
2. Pendekatan sosial - ekonomis menggunakan pendekatan sosial -
Prevalensi penyakit terkait lingkungan, ekonomis meliputi pelibatsertaan pihak lain, efisiensi proses, substitusi,
BAGAIMANA dan penerapan sistem kompensasi. Contoh: 3R (reduce, reuse, dan
konsentrasi agen risiko pada media lingkungan,
jumlah populasi yang potensial terkena. recycle) limbah, pemberdayaan masyarakat yang berisiko, pemberian
kompensasi pada masyarakat yang terkena dampak, permohonan
bantuan pemerintah akibat keterbatasan pemrakarsa (pihak yang
bertanggung jawab mengelola risiko), dll.
KAPAN Hari, bulan, tahun, dan durasi (lamanya) 3. Pendekatan institusional dengan menempuh jalur dan mekanisme
masalah berlangsung. kelembagaan dengan cara melakukan kerja sama dengan pihak lain.
Contoh: kerja sama dalam pengolahan limbah B3, mendukung
Kelompok masyarakat yang potensial terkena : pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah, menyampaikan laporan
SIAPA golongan umur, kelompok berdasarkan tempat kepada instansi yang berwenang, dll
tinggal, pekerjaan, dan komunitas tertentu
(komunitas hobi, komunitas adat, dll).