Anda di halaman 1dari 40

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

31 MARET 2023

PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN

DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN


DITJEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Outline

1. Overview penyehatan lingkungan


2. Pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
3. Program STBM

2
TEORI BLUM

PELAYANAN
LINGKUNGAN L PK KESEHATAN
20%
40%
STATUS
KESEHATAN

GENETIK
PERILAKU P G 10%

30%
Pencegahan dan pengendalian penyakit melalui pemenuhan lingkungan yang sehat
Secara global 24% kematian disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan intervensi/
modifikasi lingkungan

Penyakit / Malaria Tuberculosis Diare Kondisi Neonatus Kurang Energi Kardiovaskuler Kanker
Gangguan Protein
Kesehatan
Proporsi lingkungan
yang menyebabkan 42% 17% 57% 11% 15% 31% 20%
penyakit

Intervensi lingkungan 1. Modifikasi 1. Tingkat Meningkatkan 1. Mengurangi Meningkatkan 1. Modifikasi Modifikasi


utama untuk lingkungan dan kepadatan akses air minum paparan ibu akses air dan lingkungan untuk lingkungan rumah
mencegah penyakit manipulasi rumah, penjara dan sanitasi terhadap asap sanitasi aman. mengurangi dan tempat kerja
lingkungan untuk dan rumah sakit. yang aman rokok bekas Kampanye polusi udara yang untuk mengurangi
mengurangi 2. Perbaikan kualitas serta sarana (terutama di perubahan bersumber dari risiko paparan polusi
tempat udara di rumah dan rumah). perilaku higine. asap tembakau udara dalam ruang
perkembangbiaka dan tempat kerja membiasakan 2. Meningkatkan bekas, paparan yang bersumber
n vektor. (paparan cuci tangan akses air dan timbal. dari asap tembakau
2. Mengurangi kontak penambang pakai sabun. sanitasi di tempat 2. Modifikasi bekas, radiasi
antara manusia terhadap silika, melahirkan/ lingkungan pengion, radiasi UV,
dan vektor debu batubara, Fasyankes. pekerjaan yang bahan kimia.
penyakit misalnya asap tembakau membuat stres
menyimpan air bekas). kondisi kerja dan
minum di tempat pengaturan shift.
yang tepat.

Sumber: Preventing disease through healthy environments A global assessment of the burden of disease from environmental risks,
WHO, 2016
Catatan: penyakit yang ditampilkan berdasarkan prioritas transformasi kesehatan 4
Program penyehatan lingkungan dilaksanakan untuk memenuhi amanat Undang-Undang
Output yang diharapkan adalah terwujudnya kondisi lingkungan yang sehat

UU No. 36 Tahun
Media
Pasal 162 2009 Lokus
Lingkungan
Upaya kesehatan
lingkungan ditujukan
Kualitas lingkungan
untuk mewujudkan sehat: •Air •Permukiman
kualitas lingkungan 1. Baku Mutu Kesehatan •Udara •Tempat kerja
yang sehat, baik fisik, PP No. 66 Tahun Lingkungan (SBMKL) •Tanah •Tempat rekreasi
kimia, biologi, 2014 2. Persyaratan kesehatan •Pangan •Tempat dan Fasilitas
maupun sosial yang •Sarana dan bangunan Umum
memungkinkan •Vektor dan binatang
setiap orang pembawa penyakit
mencapai derajat
kesehatan yang Peraturan
setinggi-tingginya. Menteri
Kesehatan (PMK)

Pelabuhan Sehat Rumah Sehat


Sertifikat Laik

>80%
Higiene Sanitasi
Terminal Sehat Sekolah Sehat (SLHS):
Rumah Makan/
Restoran Jasa Boga
Komponen pembinaan Wisata Sehat Pasar Sehat Depot Air Minum
Usaha Kesehatan Hotel
Sekolah (UKS) berupa
lingkungan Lapas Sehat Perkantoran Sehat

5
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat melakukan PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN, untuk menjamin tersedianya LINGKUNGAN YANG SEHAT

• Lingkungan yang sehat merupakan lingkungan yang bebas


dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan Kesehatan
• Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan antara lain:
dilakukan melalui upaya penyehatan, a. limbah cair, limbah padat, limbah gas yang tidak diolah
pengamanan, dan pengendalian, untuk sebagaimana mestinya;
memenuhi standar baku mutu Kesehatan b. sampah yang tidak diproses sesuai dengan
lingkungan dan persyaratan Kesehatan pada persyaratan yang ditetapkan Pemerintah;
media lingkungan. c. binatang pembawa penyakit;
d. zat kimia yang berbahaya;
e. kebisingan yang melebihi ambang batas;
• Media lingkungan antara lain meliputi air, f. radiasi sinar pengion dan non pengion;
udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, g. air yang tercemar;
dan vektor dan binatang pembawa penyakit. h. udara yang tercemar; dan
i. makanan yang terkontaminasi.
• Kesehatan Lingkungan diselenggarakan
pada lingkungan permukiman, tempat kerja,
• Lingkungan yang sehat merupakan lingkungan yang tidak
tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas mempunyai risiko buruk bagi Kesehatan termasuk akibat
umum. kondisi matra dan ancaman global perubahan iklim.
6
Kegiatan Kesling terkait Upaya Penyehatan, Pengamanan & Pengendalian
Upaya Kegiatan

1 Penyehatan Surveilans
Pengumulan data yang sistematik dan terus menerus dapat melalui Konseling di
Air, udara, tanah, pangan, sarana & Puskesmas maupun pengamatan ke lapangan (Inspeksi Kesehatan Lingkungan).
bangunan

2 Pengamanan Uji Laboratorium


Upaya perlindungan kesehatan Dilakukan sebagai penegasan ukuran parameter kualitas media lingkungan berkenaan
masyarakat (dari unsur yang dengan unsur fisik, biologi dan kimia yang menjadi potensi faktor risiko penyebaran
menimbulkan gangguan kesehatan) penyakit dan atau gangguan kesehatan.

Pengolahan limbah (persyaratan teknis


pengolahan limbah)
Analisis Risiko
Pengawasan limbah (Pengawasan Metode atau pendekatan untuk mengkaji lebih cermat terhadap potensi risiko kesehatan
terhadap pengelolaan limbah) yang berkenaan dengan kualitas media lingkungan.

3 Pengendalian Intervensi
Vektor & binatang pembawa penyakit KIE, Teknologi tepat guna, dan rekayasa lingkungan, serta pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit

7
Terdapat lima program utama penyehatan lingkungan
Pendekatan intervensi dilakukan secara berjenjang dimulai dari keluarga

Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar


Percepatan & Pembangunan Sarana Sanitasi/Stbm ,
Pengamanan Air Minum, Penilaian Kualitas Air,
Teknologi Tepat Guna Daerah Sulit

Penyehatan Udara Tanah & Kawasan


TFU (Sekolah, Puskesmas, Pasar), Rumah, Kab/Kota
Sehat, Pelabuhan/Bandara Sehat
Keluarga
Penyehatan Pangan
TPP: Kantin Sekolah/Institusi , Sentra Pangan Jajanan,
DAM, Jasaboga, Rm/Rest, Makanan Jajanan
Sehat
Pengamanan Limbah dan Radiasi
Pengawasan Pengelolaan Limbah Fasyankes, Limbah
B3 Dan Logam Berat, Radiasi,
Sumber :
APBN PUSAT, DEKON, APBD, DAK, CSR/SWASTA
Adaptasi Perubahan Iklim dan Kebencanaan
Lingkungan
Masyarakat, WASH serta Fasyankes yang Berketahanan
Iklim, Kedaruratan Lingkungan
Program penyehatan lingkungan diukur dalam 2 IKK, 1 IKP, dan 1 ISS
Kinerja diukur pada tingkat kabupaten/kota
Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan Target (%)
2022 2023 2024
IKK Persentase desa/kelurahan dengan Persentase desa/kelurahan dengan Stop Buang Air Besar Jumlah desa/kelurahan yang telah terverifikasi 60 70 90
Stop Buang air besar Sembarangan Sembarangan (SBS) didefinisikan sebagai desa/kelurahan SBS dibagi jumlah desa/kelurahan di wilayah
(SBS) yang seluruh penduduknya tidak lagi melakukan praktik dan pada periode yang sama dikali 100
buang air besar sembarangan melalui proses verifikasi

Persentase sarana air minum yang Persentase sarana air minum yang telah dilakukan Jumlah sarana air minum yang diawasi yang 68 72 76
diawasi/diperiksa pengawasan eksternal oleh dinas kesehatan dengan memenuhi syarat kualitas air aman dibagi
kualitas air minumnya sesuai standar melakukan verifikasi atas pengawasan internal yang jumlah sarana air minum yang ada di wilayah
memenuhi kualitas air minum aman (yang dikuatkan tersebut (total sarana) dikali 100
dengan hasil pengujian kualitas air minum fisik, kimia,
mikrobiologi)

IKP Persentase kabupaten/kota yang Kabupaten/kota yang memenuhi minimal 3 dari 5 * kualitas Jumlah kabupaten/kota yang memenuhi 40 65 80
memenuhi kualitas kesehatan kesling yaitu kabupaten/kota yang: kualitas kesehatan lingkungan dibagi dengan
lingkungan 1. 50% Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) memenuhi jumlah kabupaten/kota dikali 100
standar
2. 65% Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) yang dilakukan
pengawasan sesuai standar
3. 68% sarana air minum dengan kualitas air minum sesuai
standar
4. 60% desa/kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan
5. 40% RS melaksanakan penyelenggaraan kesehatan
lingkungan

ISS Jumlah kabupaten/ kota sehat Kabupaten/kota yang melaksanakan seluruh tatanan, Jumlah kabupaten/kota yang telah 280 380 420
memiliki SK Tim Pembina, Memiliki SK forum, rencana kerja memenuhi kriteria penyelenggaraan
dan mempunyai laporan hasil verifikasi oleh tim pembina kabupaten/kota Sehat
tingkat provinsi

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 9
Pelayanan kesehatan lingkungan merupakan UKM Esensial di Puskesmas

PENGERTIAN TUJUAN UMUM


Pelayanan kesehatan lingkungan adalah Untuk meningkatkan derajat kesehatan
kegiatan atau serangkaian kegiatan yang masyarakat melalui upaya preventif, promotif,
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, berkesinambungan
maupun sosial guna mencegah penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor risiko lingkungan .

PENYELENGGARAAN TUJUAN KHUSUS


✓ Setiap Puskesmas wajib menyelenggarakan ✓ Menurunkan angka penyakit dan/atau
Pelayanan Kesehatan Lingkungan gangguan Kesehatan
✓ Pelayanan Kesehatan Lingkungan ✓ Meningkatnya pengetahuan, kesadaran,
merupakan bagian dari pelayanan kemampuan, dan perilaku hidup bersih dan
kesehatan paripurna yang diberikan kepada sehat
Pasien ✓ Keterpaduan kegiatan lintas program dan
lintas sektor

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang 10
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Sasaran Pengawasan

Internal →
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Eksternal →
1. Permukiman (KK/Desa/Kelurahan)
2. Tempat dan Fasilitas Umum
a. FasilitasPendidikan
b. Pasar dan Pusat Perbelanjaan
c. Tempat Ibadah
d. Sarana transportasi darat, laut, udara dan kereta api
e. Stasiun dan terminal
f. Pelabuhan, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat Negara
g. Hotel
h. Sarana Olahraga
3. Tempat Pengolahan Pangan (RM,Restoran, Sentra Pangan
Jajanan, Depot Air Minum, Gerai pangan jajanan keliling)

11
Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

R. ADMINIS Ka.
R. LAB GUDANG DAPUR R.RAPAT
TRASI PUSKESMAS

RUANG
R. KIA/KB &
STERILISASI
IMUNISASI

KM/WC
R. PENDAFTARAN & REKAM R. RAWAT
RUANG
MEDIK PASCA
KONSELING
PERSALINAN

RUANG
KES.GIMUL KM/WC

PASIEN KLIEN
R. PERIKSA R.
UMUM PERSALINAN

RUANG R. TINDAKAN
FARMASI
PINTU MASUK/KELUAR
PUSKESMAS

Catatan: layout menyesuaikan masing-masing Puskesmas 12


Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan di dalam dan di luar gedung
Hasil kegiatan dilaporkan dan dapat dipantau secara realtime melalui E Monev
No Kegiatan Sasaran Waktu/ Periode Pencatatan & Pelaporan
Dalam Gedung
1. Konseling (Klinik Sanitasi) 1. Pasien penyakit berbasis lingkungan Setiap hari Register manual
2. Klien (warga yang sehat)

2. Pengelolaan limbah Limbah medis Setiap hari E Monev:


medis padat dan cair http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/limbahfasya
nkes/
3 Pemantauan Inspeksi Faktor resiko Kesehatan lingkungan Minimal 1 Tahun sekali E satu
kesling di Fasyankes

Luar Gedung
1. Inspeksi Kesehatan Rumah, sumber air, sekolah, dll Setiap hari Register manual
Lingkungan (IKL) tindak (berdasarkan hasil konseling) (kesepakatan waktu
lanjut konseling dengan pasien/ klien)
2. Inspeksi Kesehatan 1. TFU (sekolah, pasar, tempat ibadah, Minimal setahun sekali 1. E Monev: https://e-satu.kemkes.go.id/
Lingkungan (IKL) bioskop, tempat rekreasi, hotel, dll) untuk masing-masing 2. E Monev: https://tpm.kemkes.go.id/kesling-
program rutin 2. TPP (rumah makan/ restoran, jasa lokus web/
boga, depot air minum (DAM),
makanan jajanan)

3. Intervensi 1. Pemberdayaan masyarakat Disesuaikan dengan E Monev


(pemicuan STBM) kebutuhan di masyarakat http://monev.stbm.kemkes.go.id/monev/
2. Teknologi Tepat Guna (TTG)
sanitasi dan air Register manual
3. Kampanye lingkungan sehat
13
4. Investigasi KLB penyakit Lokasi KLB Maksimal 1x24 jam Register manual
1 Konseling
Tahapan awal pelayanan Kesehatan lingkungan
di Puskesmas
adalah hubungan komunikasi antara Langkah-langkah kegiatan Konseling
Tenaga Kesehatan Lingkungan dengan 1. Persiapan (P1)
pasien yang bertujuan untuk mengenali a. menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan
dan memecahkan masalah kesehatan tenang;
lingkungan yang dihadapi b. menyiapkan daftar pertanyaan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan;
OLEH ? c. menyiapkan media informasi dan alat peraga bila
Tenaga Kesehatan Lingkungan diperlukan seperti poster, lembar balik, leaflet,
maket (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain)
UNTUK ? serta alat peraga lainnya.
Pasien
2. Pelaksanaan (P2) → menggali data/informasi kepada
Pasien atau keluarganya
BAGAIMANA ?
a. Umum, berupa data individu/keluarga dan data
Terintegrasi dengan pelayanan
lingkungan;
pengobatan dan/atau perawatan
b. Khusus, meliputi:
• identifikasi prilaku/kebiasaan;
MEDIA ? • identifikasi kondisi kualitas kesehatan
Alat peraga, percontohan, media lingkungan;
informasi cetak, media elektronik • dugaan penyebab;
• saran dan rencana tindak lanjut.
KAPAN ?
Setiap hari kerja

14
2 Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)

adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan secara langsung Pengamatan


terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan berdasarkan Lingkungan, Perilaku,
standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan Konseling, IKL
kualitas lingkungan yang sehat

Penemuan Penderita
& Pemetaan Populasi
Berisiko
Koordinasi dengan Koordinasi Lintas
Perangkat Koordinasi dengan Program
Desa/Kelurahan Lintas Sektor Seksi/Bidang Lain di
Kades/Lurah Kecamatan PKM Memberikan Saran
RW/RT, dan Kadus Pustu Tindak Lanjut, Kepada
Bidan Desa Pasien/Klien

Analisis Risiko Kesling


1 2 3

Waktu pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan sebagai tindak lanjut hasil Konseling sesuai dengan
kesepakatan antara Tenaga Kesehatan Lingkungan dengan Pasien, yang diupayakan dilakukan paling
lambat 24 (dua puluh empat) jam setelah Konseling
15
Metode IKL (1)

1. Pengamatan Fisik Media Lingkungan

PANGAN VEKTOR & BINATANG PEMBAWA AIR


mengamati kondisi kualitas media PENYAKIT mengamati sarana (jenis dan kondisi)
pangan, yang memenuhi prinsip- mengamati adanya tanda tanda penyediaan air minum dan air untuk
prinsip higiene sanitasi dalam kehidupan vektor dan binatang keperluan higiene sanitasi dan
pengelolaan pangan Pembawa penyakit mengamati kualitas air

TANAH SARANA & BANGUNAN UDARA


mengamati kondisi kualitas tanah mengamati dan memeriksa kondisi mengamati ketersediaan dan
yang berpotensi sebagai media kualitas bangunan dan sarana pada kondisi kebersihan ventilasi dan
penularan penyakit rumah/tempat tinggal Pasien mengukur luas ventilasi permanen

16
Metode IKL (2)

2. Pengukuran Media Lingkungan di Tempat 3. Uji Laboratorium

Pengukuran media lingkungan di ✓ Apabila hasil pengukuran in situ


tempat dilakukan dengan memerlukan penegasan lebih
menggunakan alat in situ untuk lanjut, dilakukan uji laboratorium
mengetahui kualitas media ✓ Uji laboratorium dilaksanakan di
lingkungan yang hasilnya langsung laboratorium yang terakreditasi
diketahui di lapangan. sesuai parameternya

SANITARIAN KIT
1. Thermo hygrometer
2. Anemometer
3. Luxmeter
4. Photometer
5. Pencacah partikel
6. Sound level meter
7. Mikrobiologi sanitarian kit
8. Thermometer makanan
9. TDS
10. PH meter
11. Inkubator
12. Blender tangan
13. Timbangan digital
14. Rapid arsenic test kit 17
Metode IKL (3)

4. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

a) Identifikasi bahaya c) Pengukuran pemajanan


Mengenal dampak buruk kesehatan yang Perkiraan besaran, frekuensi dan lamanya
disebabkan oleh pemajanan suatu bahan pemajanan pada manusia oleh suatu
dan memastikan bahan melalui semua
mutu serta kekuatan bukti yang jalur dan menghasilkan perkiraan
mendukungnya. pemajanan.

b) Evaluasi dosis respon


d) Penetapan Risiko
Melihat daya racun yang terkandung
dalam suatu bahan atau untuk Mengintegrasikan daya racun dan
menjelaskan bagaimana suatu pemajanan kedalam “perkiraan batas
kondisi pemajanan (cara, dosis, atas” risiko kesehatan yang terkandung
frekuensi, dan durasi) oleh suatu bahan dalam suatu bahan.
yang berdampak terhadap
18
Langkah IKL

1. Persiapan :
✓ Mempelajari hasil konseling
✓ Membuat janji kunjungan rumah dan
lingkungannya dengan pasien dan
keluarga
✓ Menyiapkan dan membawa berbagai
peralatan dan kelengkapan lapangan
yang diperlukan (form IKL, media
penyuluhan, alat pengukuran)
✓ Melakukan koordinasi dengan perangkat
desa atau kelurahan.

2. Pelaksanaan :
✓ Melakukan pengamatan media
lingkungan dan perilaku masyarakat.
✓ Melakukan pengukuran media lingkungan
di tempat, uji laboratorium dan analisis
resiko sesuai kebutuhan
✓ Melakukan penemuan penderita lainnya.
✓ Melakukan pemetaan populasi beresiko
✓ Memberikan saran dan tindak lanjut
kepada sasaran (keluarga, pasien dan
keluarga sekitar)

19
3 Intervensi Kesehatan Lingkungan

Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan


penyehatan, pengamanan, dan pengendalian
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial

Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat berupa:


1. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta
penggerakan/pemberdayaan masyarakat;
2. perbaikan dan pembangunan sarana;
3. pengembangan teknologi tepat guna (TTG);
dan/atau
4. rekayasa lingkungan
SDM

SUMBER 1 Orang Tenaga Kesling

DAYA DANA
APBN, APBD, masyarakat sumber lain yang
sah

SARANA & PRASANA


✓ ruang Konseling
✓ Laboratorium terintegrasi;
✓ peralatan yang dibutuhkan dalam
Intervensi Kesehatan Lingkungan; dan
✓ media komunikasi, informasi, dan edukasi.

Ruang yang digunakan bersama dengan


ruangan promosi kesehatan
•Setiap Pasien yang diberikan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas wajib dicatat dalam lembar
1 status Kesehatan Lingkungan Pasien

•Lembar status Kesehatan Lingkungan Pasien merupakan resume/kesimpulan hasil Konseling, hasil Inspeksi
Kesehatan Lingkungan yang dilakukan terhadap Pasien, dan Intervensi Kesehatan Lingkungan yang
2 dilakukan.

•Puskesmas wajib menyampaikan laporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan secara berkala
3 kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

•Laporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan bahan pertimbangan untuk menetapkan
4 kebijakan kesehatan lingkungan dalam skala kabupaten/kota.

•Dalam hal Pasien yang diberikan Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah anggota masyarakat yang
bertempat tinggal di luar wilayah Puskesmas, maka Kepala Puskesmas wajib melaporkan kepada Kepala
5 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk ditindaklanjuti
Pengawasan media lingkungan dilakukan secara internal dan
eksternal
Dilakukan oleh tenaga yang berkompeten dan peralatan* yang terstandar
Sasaran pengawasan
Internal
lingkungan:
Eksternal
1. kualitas air;
 Otoritas/ penyelenggara pintu masuk  Instansi/ pejabat karantina kesehatan
2. kualitas udara indoor
Pelaksana
dan outdoor
3. tempat pengelolaan
 Observasi  Observasi pangan;
Metode  Pemeriksaan menggunakan alat  Pemeriksaan menggunakan alat 4. kualitas tanah;
laboratorium lapangan (insitu) laboratorium lapangan (insitu) 5. limbah cair;
sederhana (rapid test) sederhana (rapid test) 6. limbah padat;
 Pemeriksaan sampel media lingkungan 7. vektor dan binatang
ke laboratorium
penular/ pembawa
penyakit.
 Minimal 1 bulan sekali atau sesuai risiko (jenis  Minimal setahun 2 kali atau adanya
Waktu media lingkungan) indikasi pencemaran

 Temuan untuk langsung dapat diperbaiki  Rekomendasi perbaikan dan/atau


Daftar formulir IKL dapat didownload dari :
Output intervensi http://kesling.kesmas.kemkes.go.id

Peralatan pengawasan kualitas lingkungan:


alat ukur suhu ruangan; alat ukur suhu air; alat ukur kelembaban ruangan; alat ukur kebisingan; alat
ukur pencahayaan ruangan; alat ukur swapantau kualitas air bersih; alat ukur swapantau kualitas air
limbah; dan alat ukur kepadatan vektor pembawa penyakit.

24
Pengawasan media lingkungan dilakukan berbasis lokus
Hasil pengawasan diinput ke dalam emonev ESATU dan dapat dipantau secara realtime

Lokus Pengawasan Pelaporan

Rekomendasi

tidak

Memenuhi ya Kepala Daerah melalui


Eksternal Syarat Kepala OPD terkait
(MS)

Input di sistem
informasi (ESATU)
TFU

Memenuhi ya Kepala Puskesmas/


Internal Syarat dinas kesehatan/ OPD
(MS) terkait setempat
tidak

Perbaikan

Lokus TFU yang menjadi prioritas 1. Pengawasan Eksternal dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Hasil IKL dilaporkan
pengawasan saat ini adalah lingkungan/ sanitarian Puskesmas/ dinas kesehatan melalui dan kepada Kepala OPD
Sekolah/ madrasah (SD/MI, menggunakan Formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL), terkait untuk dapat
SMP/Mts, Pasar, dan dilakukan minimal satu tahun sekali untuk masing-masing lokus. ditindaklanjuti
Puskesmas), untuk TFU lain
dapat dilakukan pengawasan 2. Pengawasan Internal dilaksanakan oleh penyelenggara/
mengacu pada peraturan penanggung jawab TFU secara mandiri menggunakan Buku
daerah masing-masing. Rapor Kesehatan Lingkungan dilakukan minimal satu bulan sekali.

25
PENGAWASAN KUALITAS UDARA
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) dan Persyaratan Kesehatan Media Lingkungan
Sesuai PMK 2 Tahun 2023

Media Udara Indoor


Metode
No Parameter SBMKL Unit Keterangan Persyaratan Kesehatan Udara dalam Ruang
Pengukuran
A Parameter Fisik Persyaratan Kesehatan Udara Dalam Ruang harus memenuhi
1 Suhu 18-30 oC Direct reading, Tergantung penggunaan ruang Persyaratan Kesehatan agar tidak menimbulkan gangguan
thermometer. kesehatan dan kenyamanan bagi masyarakat, khususnya orang
2 Pencahayaan Minimal 60 Lux Direct reading, Tergantung penggunaan ruang yang ada dalam ruangan tersebut.
Luxmeter
3 Kelembapan 40 – 60 % Rh Direct reading, Tergantung penggunaan ruang Persyaratan Kesehatan Udara Dalam Ruang sebagai berikut:
Hygrometer.
4 Laju Ventilasi 0,15 – 0,25 m/detik Direct reading,
Anemometer.
Terdapat sirkulasi dan pertukaran udara
Direct reading, Sistem penghawaan/ventilasi harus menjamin terjadinya
5 PM10 70 μg/m3 gravimetri, Dust Durasi 24 jam (batas tertinggi) pergantian udara yang baik di dalam ruangan yaitu dengan
sampler PM10 sistem ventilasi silang dengan luas ventilasi minimal 10-20%
Direct reading, dari luas lantai atau menggunakan ventilasi buatan.
Durasi 24 jam (batas tertinggi)
6 PM2,5 25 μg/m3 gravimetri,
Dust sampler PM2,5
7. Kebisingan :
Terhindar dari paparan asap
Lokus SBMKL Unit Metode Pengukuran Keterangan Media Udara Dalam Ruang harus terhindar dari paparan asap,
7.1 Permukiman 55 antara lain asap rokok, asap dapur, asap dari sumber bergerak
7.2 Tempat Rekreasi 70 (contoh asap kendaraan bermotor), dan asap dari sumber
7.3 Fasilitas Pendidikan 55 lainnya.
7.4 Tempat Ibadah atau sejenisnya 55
7.5 Pasar dan Pusat Perbelanjaan 65
Tidak berbau tidak sedap
7.6 Pelabuhan Laut 70 Direct reading,
7.7 Stasiun Kereta, Terminal, Bandar Disesuaikan dengan dB(A)
Sound-level meter
Media Udara Dalam Ruang harus terbebas dari bau tidak
Udara ketentuan Menteri sedap, terutama bebas dari H2S dan amoniak.
Perhubungan
7.8 Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) Terbebas dari debu
lainnya kecuali Fasilitas Pelayanan 60 Media Udara Dalam Ruang harus tidak terlihat banyak partikel
Kesehatan
yang beterbangan. 26
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) dan Persyaratan Kesehatan Media
Lingkungan Sesuai PMK 2 Tahun 2023
Media Udara Indoor
B Parameter Kimia
500 μg/m3 rata-rata 10 menit
− Spektrofoto meter
1 Sulfur dioksida (SO2) 20
μg/m3 − Gas analyzer rata-rata 24 jam
200 μg/m3 − Spektrofoto 1 jam
2 Nitrogen dioksida (NO2) meter
40 μg/m3 1 tahun
− Gas analyzer
Spektrofoto
3 Ozon (O3) 100 μg/m3 rata-rata 8 jam
meter

Parameter Kimia Tambahan


C
Gas analyzer
1 Carbon monoksida (CO) 9 ppm 8 jam
Gas analyzer
2 Carbon dioksida (CO2) 1.000 ppm 8 jam
Atomic absorban
Spektrofotometer/AAS,
3 Timbal (Pb) 1,5 μg/m3 24 jam
Inductively Coupled
Plasma (ICP)
4 Asbes 5 Serat/ml Mikroskop
5 Radon 100 – 300 Bq/ m3 Radon gas detector
6 Formaldehida (CH2O) 0,1 ppm Gas kromatografi 30 menit
Volatile Organic Compound (VOC) Gas kromatografi
7 3 ppm 8 jam
sebagai CH4 Gas detektor
8 Environmental Tobacco Smoke (Nikotin) 1 -10 μg/m3 pajanan seumur hidup
portable mercury
9 Merkuri 1 μg/m3
analyzer
10 Parameter kimia lain

D Parameter Biologi
1 Angka kuman 700 CFU/m3

27
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) dan Persyaratan Kesehatan Media
Lingkungan Sesuai PMK 2 Tahun 2023
Media Udara Ambien yang Memajan Langsung pada Manusia
No Parameter Waktu Pengukuran Baku Mutu Sistem Pengukuran
A. PARAMETER FISIK
1. Suhu 20 – 30 oC Persyaratan Kesehatan media Udara Ambien
2. Kelembapan 40 – 70 %
3.a Debu Partikulat (PM10) 24 jam 75 μg/m3 aktif kontinu yang memajan langsung pada manusia adalah:
aktif manual kualitas Udara Ambien tidak boleh melebihi batas
Tahunan 40 μg/m3 aktif kontinu
3.b Debu Partikulat (PM2.5) 24 jam 55 μg/m3 aktif kontinu toleransi tubuh manusia.
aktif manual
Tahunan 15 μg/m3 aktif kontinu
4. Kebisingan Batas toleransi merupakan kemampuan fisik
Perumahan dan Permukiman 55 dB(A) manusia untuk menyerap zat pencemar pada udara
Perdagangan dan Jasa 70 dB(A) yang menjadi risiko kesehatan baik berupa fisik,
Perkantoran 65 dB(A) kimia, dan biologi. Batas toleransi terutama
Ruang Terbuka Hijau 50 dB(A)
Industri 70 dB(A)
dipengaruhi oleh durasi keterpajanan, waktu
Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60 dB(A) pajanan aktivitas yang dilakukan, dan dosis
Tempat Rekreasi 70 dB(A) pajanan.
Stasiun Kereta Api 60 dB(A)
Pelabuhan Laut 70 dB(A)
Rumah Sakit dan sejenisnya 55 dB(A) Persyaratan Kesehatan media Udara Ambien
Sekolah atau sejenisnya 55 dB(A) meliputi: tidak terpajan suhu udara yang melebihi
Tempat Ibadah atau sejenisnya 55 dB(A) batas toleransi, bebas dari kebauan yang berasal
antara lain dari H2S dan amoniak atau dari
B. PARAMETER KIMIA PP 22/2021
1. Karbon Monoksida (CO) 1 jam 10000 μg/m3 aktif kontinu parameter lain yang dihasilkan dari pembusukan
8 jam 4000 μg/m3 aktif kontinu limbah.
2. Ozon (O3) 1 jam 150 μg/m3 aktif kontinu
aktif manual
8 jam 100 μg/m3 aktif kontinu Kemudian jika terdapat pajanan asap atau debu,
Tahunan 35 μg/m3 aktif kontinu
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 1 jam 200 μg/m3 aktif kontinu baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak
aktif manual maka tidak sampai mengganggu pernafasan,
24 jam 65 μg/m3 aktif kontinu
Tahunan 50 μg/m3 aktif kontinu menyebabkan iritasi mata, dan jarak pandang
4. Sulfur Dioksida (SO2) 1 jam 150 μg/m3 aktif kontinu normal
aktif manual
24 jam 75 μg/m3 aktif kontinu
Tahunan 45 μg/m3 aktif kontinu
5. Partikel Tersuspensi Total (TSP) 24 jam 230 μg/m3 aktif manual
6. Timbal (Pb) 24 jam 2 μg/m3 aktif manual
28
BAB III UPAYA PENYEHATAN
PASAL 20

Pengawasan atau pemantauan kualitas media lingkungan dalam rangka upaya Penyehatan
dilakukan secara internal dan eksternal.

produsen/penyedia/penyelenggara Air Minum harus menyusun rencana pengamanan air minum dan
audit pelaksanaan rencana pengamanan air minum

Hasil pengawasan atau pemantauan kualitas media lingkungan secara internal dan eksternal wajib
didokumentasikan dalam bentuk berita acara pengawasan (hasil pemeriksaan dan rekomendasi )dan
dilaporkan kepada pimpinan instansi dan harus ditindaklanjuti oleh pengelola, penyelenggara, dan
penanggung jawab lingkungan Permukiman, Tempat Kerja, Tempat Rekreasi, serta Tempat dan Fasilitas
Umum, termasuk produsen/penyedia/penyelenggara Air Minum dan Pangan Olahan Siap Saji.
ALUR PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MEDIA AIR
Kementerian Kesehatan melakukan pengawasan eksternal kepada
1 penyelenggara Air Minum yang sarananya melewati batas dua provinsi atau
lebih.

Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pengawasan eksternal kepada


2 penyelenggara Air Minum yang sarananya melewati batas dua Kabupaten/Kota
atau lebih.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pengawasan eksternal kepada


3 penyelenggara Air Minum serta melaksanakan pengawasan kualitas Air Minum
rumah tangga sebagai bagian dari monitoring dampak kesehatan masyarakat.
Pelaksanaan pengawasan kualitas Air Minum rumah tangga dilakukan pada
tingkat kabupaten/kota 1 (satu) kali dalam 1 tahun dengan sasaran responden
adalah rumah tangga. Tata cara pelaksanaan pengawasan kualitas Air Minum
rumah tangga disusun dalam pedoman teknis.

Instansi kekarantinaan kesehatan di pelabuhan, bandar udara, dan PLBDN


4 melakukan pengawasan eksternal di wilayah administratif pelabuhan/bandar
udara/PLBDN.
TATA CARA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
MEDIA AIR
1 Pengawasan Eksternal pada 2 Audit RPAM 3 Pengawasan Media Air Kolam
Media Air Minum • Audit internal Renang, Air SPA, dan Air
a.Pengawasan Kualitas Air Minum pada • Audit eksternal Pemandian Umum
Produsen/Penyedia/ Penyelenggara • Dilakukan oleh tenaga sanitasi
• Verifikasi Laporan Pengawasan Internal. lingkungan yang terlatih pada
• Observasi fisik melalui Inspeksi Kesehatan dinas Kesehatan
Lingkungan (IKL), Pengambilan, dan kabupaten/kota atau instansi
Pengujian Kualitas Air Minum. kekarantinaan kesehatan di
• Pengolahan, Analisis Data, Laporan. pelabuhan, bandar udara, dan
• Analisis dan rekomendasi tindak lanjut PLBDN di wilayah kerjanya.
perbaikan kualitas Air Minum. • Pengawasan eksternal
dilaksanakan paling sedikit 1
b. Surveilans kualitas Air Minum rumah (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
tangga • Hasil pengawasan eksternal
• untuk memotret akses Air Minum aman yang telah dilakukan
di tingkat kabupaten/kota dan dilaporkan
memastikan jaminan mutu air yang
didistribusikan sampai dengan tingkat
sasaran rumah.
02
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Outcome: Menurunnya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan


perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi melalui peningkatan demand & supply

Pilar 1:
Pilar 2: Pilar 3: Pilar 4: Pilar 5:
Stop Buang Air
Cuci Tangan Pangan Aman Pengelolaan Pengelolaan
Besar
Pakai Sabun Sehat Sampah RT Limbah Cair RT
Sembarangan

Komponen STBM:
1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Dukungan institusi kepada masyarakat
STBM
Desa/Kel/Kab/Prov
Strategi STBM Pemicuan STBM Smart STBM
SBS

Demand • Pemicuan
• Pengembangan Media KIE
Creation
Strategi STBM

• Wirausaha Sanitasi
Supply Creation • Pengembangan Kredit Mikro
• Pilihan TTG Sanitasi

• Dukungan Kebijakan Pemda


Enabling • Berbagi Pembelajaran
• Alternatif Pembiayaan : APBN/D, Hibah,
Environment CSR, Sumber Lain yang tdk mengikat
• Monev
Desa/Kel/Kab/Prov
Strategi STBM Pemicuan STBM Smart STBM
SBS

Penyusunan Pemetaan
Rencana Aksi Sosial

Pemicuan

Out Put :
1. Desa /kelompok: Terpicu untuk
perubahan perilaku Diskusi Penelusuran
2. Natural Leader Kelompok Lingkungan
3. Adanya rencana kerja masyarakat dalam
penyediaan dan peningkatan akses yang
layak/aman
12/1/2023 35
Definisi Operasional Pilar 1 STBM

36
12/1/2023 37
38
12/1/2023 39
Alur Verifikasi 5 pilar STBM

Pemilihan
Pemilihan 30% Pemilihan
Verifikasi kelurahan/ Pemilihan Pemilihan
30% 30% RW dari
dokumen desa dari 30% RT dari 30% KK dari
kecamatan kelurahan/des
kecamatan RW terpilih RT terpilih
a terpilih
terpilih

Mengumpulkan Sampel Stratifikasi Dikunjungi di


strattifikasi Stratifikasi Stratifikasi
semua berita random lapangan
acak untuk random random
acara verifikasi sampling
verifikasi sampling sampling Dicek
lapangan kesesuaian
dengan berita
acara

40

Anda mungkin juga menyukai