31 MARET 2023
2
TEORI BLUM
PELAYANAN
LINGKUNGAN L PK KESEHATAN
20%
40%
STATUS
KESEHATAN
GENETIK
PERILAKU P G 10%
30%
Pencegahan dan pengendalian penyakit melalui pemenuhan lingkungan yang sehat
Secara global 24% kematian disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan intervensi/
modifikasi lingkungan
Penyakit / Malaria Tuberculosis Diare Kondisi Neonatus Kurang Energi Kardiovaskuler Kanker
Gangguan Protein
Kesehatan
Proporsi lingkungan
yang menyebabkan 42% 17% 57% 11% 15% 31% 20%
penyakit
Sumber: Preventing disease through healthy environments A global assessment of the burden of disease from environmental risks,
WHO, 2016
Catatan: penyakit yang ditampilkan berdasarkan prioritas transformasi kesehatan 4
Program penyehatan lingkungan dilaksanakan untuk memenuhi amanat Undang-Undang
Output yang diharapkan adalah terwujudnya kondisi lingkungan yang sehat
UU No. 36 Tahun
Media
Pasal 162 2009 Lokus
Lingkungan
Upaya kesehatan
lingkungan ditujukan
Kualitas lingkungan
untuk mewujudkan sehat: •Air •Permukiman
kualitas lingkungan 1. Baku Mutu Kesehatan •Udara •Tempat kerja
yang sehat, baik fisik, PP No. 66 Tahun Lingkungan (SBMKL) •Tanah •Tempat rekreasi
kimia, biologi, 2014 2. Persyaratan kesehatan •Pangan •Tempat dan Fasilitas
maupun sosial yang •Sarana dan bangunan Umum
memungkinkan •Vektor dan binatang
setiap orang pembawa penyakit
mencapai derajat
kesehatan yang Peraturan
setinggi-tingginya. Menteri
Kesehatan (PMK)
>80%
Higiene Sanitasi
Terminal Sehat Sekolah Sehat (SLHS):
Rumah Makan/
Restoran Jasa Boga
Komponen pembinaan Wisata Sehat Pasar Sehat Depot Air Minum
Usaha Kesehatan Hotel
Sekolah (UKS) berupa
lingkungan Lapas Sehat Perkantoran Sehat
5
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat melakukan PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN, untuk menjamin tersedianya LINGKUNGAN YANG SEHAT
1 Penyehatan Surveilans
Pengumulan data yang sistematik dan terus menerus dapat melalui Konseling di
Air, udara, tanah, pangan, sarana & Puskesmas maupun pengamatan ke lapangan (Inspeksi Kesehatan Lingkungan).
bangunan
3 Pengendalian Intervensi
Vektor & binatang pembawa penyakit KIE, Teknologi tepat guna, dan rekayasa lingkungan, serta pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit
7
Terdapat lima program utama penyehatan lingkungan
Pendekatan intervensi dilakukan secara berjenjang dimulai dari keluarga
Persentase sarana air minum yang Persentase sarana air minum yang telah dilakukan Jumlah sarana air minum yang diawasi yang 68 72 76
diawasi/diperiksa pengawasan eksternal oleh dinas kesehatan dengan memenuhi syarat kualitas air aman dibagi
kualitas air minumnya sesuai standar melakukan verifikasi atas pengawasan internal yang jumlah sarana air minum yang ada di wilayah
memenuhi kualitas air minum aman (yang dikuatkan tersebut (total sarana) dikali 100
dengan hasil pengujian kualitas air minum fisik, kimia,
mikrobiologi)
IKP Persentase kabupaten/kota yang Kabupaten/kota yang memenuhi minimal 3 dari 5 * kualitas Jumlah kabupaten/kota yang memenuhi 40 65 80
memenuhi kualitas kesehatan kesling yaitu kabupaten/kota yang: kualitas kesehatan lingkungan dibagi dengan
lingkungan 1. 50% Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) memenuhi jumlah kabupaten/kota dikali 100
standar
2. 65% Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) yang dilakukan
pengawasan sesuai standar
3. 68% sarana air minum dengan kualitas air minum sesuai
standar
4. 60% desa/kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan
5. 40% RS melaksanakan penyelenggaraan kesehatan
lingkungan
ISS Jumlah kabupaten/ kota sehat Kabupaten/kota yang melaksanakan seluruh tatanan, Jumlah kabupaten/kota yang telah 280 380 420
memiliki SK Tim Pembina, Memiliki SK forum, rencana kerja memenuhi kriteria penyelenggaraan
dan mempunyai laporan hasil verifikasi oleh tim pembina kabupaten/kota Sehat
tingkat provinsi
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 9
Pelayanan kesehatan lingkungan merupakan UKM Esensial di Puskesmas
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang 10
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Sasaran Pengawasan
Internal →
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Eksternal →
1. Permukiman (KK/Desa/Kelurahan)
2. Tempat dan Fasilitas Umum
a. FasilitasPendidikan
b. Pasar dan Pusat Perbelanjaan
c. Tempat Ibadah
d. Sarana transportasi darat, laut, udara dan kereta api
e. Stasiun dan terminal
f. Pelabuhan, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat Negara
g. Hotel
h. Sarana Olahraga
3. Tempat Pengolahan Pangan (RM,Restoran, Sentra Pangan
Jajanan, Depot Air Minum, Gerai pangan jajanan keliling)
11
Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
R. ADMINIS Ka.
R. LAB GUDANG DAPUR R.RAPAT
TRASI PUSKESMAS
RUANG
R. KIA/KB &
STERILISASI
IMUNISASI
KM/WC
R. PENDAFTARAN & REKAM R. RAWAT
RUANG
MEDIK PASCA
KONSELING
PERSALINAN
RUANG
KES.GIMUL KM/WC
PASIEN KLIEN
R. PERIKSA R.
UMUM PERSALINAN
RUANG R. TINDAKAN
FARMASI
PINTU MASUK/KELUAR
PUSKESMAS
Luar Gedung
1. Inspeksi Kesehatan Rumah, sumber air, sekolah, dll Setiap hari Register manual
Lingkungan (IKL) tindak (berdasarkan hasil konseling) (kesepakatan waktu
lanjut konseling dengan pasien/ klien)
2. Inspeksi Kesehatan 1. TFU (sekolah, pasar, tempat ibadah, Minimal setahun sekali 1. E Monev: https://e-satu.kemkes.go.id/
Lingkungan (IKL) bioskop, tempat rekreasi, hotel, dll) untuk masing-masing 2. E Monev: https://tpm.kemkes.go.id/kesling-
program rutin 2. TPP (rumah makan/ restoran, jasa lokus web/
boga, depot air minum (DAM),
makanan jajanan)
14
2 Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)
Penemuan Penderita
& Pemetaan Populasi
Berisiko
Koordinasi dengan Koordinasi Lintas
Perangkat Koordinasi dengan Program
Desa/Kelurahan Lintas Sektor Seksi/Bidang Lain di
Kades/Lurah Kecamatan PKM Memberikan Saran
RW/RT, dan Kadus Pustu Tindak Lanjut, Kepada
Bidan Desa Pasien/Klien
Waktu pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan sebagai tindak lanjut hasil Konseling sesuai dengan
kesepakatan antara Tenaga Kesehatan Lingkungan dengan Pasien, yang diupayakan dilakukan paling
lambat 24 (dua puluh empat) jam setelah Konseling
15
Metode IKL (1)
16
Metode IKL (2)
SANITARIAN KIT
1. Thermo hygrometer
2. Anemometer
3. Luxmeter
4. Photometer
5. Pencacah partikel
6. Sound level meter
7. Mikrobiologi sanitarian kit
8. Thermometer makanan
9. TDS
10. PH meter
11. Inkubator
12. Blender tangan
13. Timbangan digital
14. Rapid arsenic test kit 17
Metode IKL (3)
1. Persiapan :
✓ Mempelajari hasil konseling
✓ Membuat janji kunjungan rumah dan
lingkungannya dengan pasien dan
keluarga
✓ Menyiapkan dan membawa berbagai
peralatan dan kelengkapan lapangan
yang diperlukan (form IKL, media
penyuluhan, alat pengukuran)
✓ Melakukan koordinasi dengan perangkat
desa atau kelurahan.
2. Pelaksanaan :
✓ Melakukan pengamatan media
lingkungan dan perilaku masyarakat.
✓ Melakukan pengukuran media lingkungan
di tempat, uji laboratorium dan analisis
resiko sesuai kebutuhan
✓ Melakukan penemuan penderita lainnya.
✓ Melakukan pemetaan populasi beresiko
✓ Memberikan saran dan tindak lanjut
kepada sasaran (keluarga, pasien dan
keluarga sekitar)
19
3 Intervensi Kesehatan Lingkungan
DAYA DANA
APBN, APBD, masyarakat sumber lain yang
sah
•Lembar status Kesehatan Lingkungan Pasien merupakan resume/kesimpulan hasil Konseling, hasil Inspeksi
Kesehatan Lingkungan yang dilakukan terhadap Pasien, dan Intervensi Kesehatan Lingkungan yang
2 dilakukan.
•Puskesmas wajib menyampaikan laporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan secara berkala
3 kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
•Laporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan bahan pertimbangan untuk menetapkan
4 kebijakan kesehatan lingkungan dalam skala kabupaten/kota.
•Dalam hal Pasien yang diberikan Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah anggota masyarakat yang
bertempat tinggal di luar wilayah Puskesmas, maka Kepala Puskesmas wajib melaporkan kepada Kepala
5 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk ditindaklanjuti
Pengawasan media lingkungan dilakukan secara internal dan
eksternal
Dilakukan oleh tenaga yang berkompeten dan peralatan* yang terstandar
Sasaran pengawasan
Internal
lingkungan:
Eksternal
1. kualitas air;
Otoritas/ penyelenggara pintu masuk Instansi/ pejabat karantina kesehatan
2. kualitas udara indoor
Pelaksana
dan outdoor
3. tempat pengelolaan
Observasi Observasi pangan;
Metode Pemeriksaan menggunakan alat Pemeriksaan menggunakan alat 4. kualitas tanah;
laboratorium lapangan (insitu) laboratorium lapangan (insitu) 5. limbah cair;
sederhana (rapid test) sederhana (rapid test) 6. limbah padat;
Pemeriksaan sampel media lingkungan 7. vektor dan binatang
ke laboratorium
penular/ pembawa
penyakit.
Minimal 1 bulan sekali atau sesuai risiko (jenis Minimal setahun 2 kali atau adanya
Waktu media lingkungan) indikasi pencemaran
24
Pengawasan media lingkungan dilakukan berbasis lokus
Hasil pengawasan diinput ke dalam emonev ESATU dan dapat dipantau secara realtime
Rekomendasi
tidak
Input di sistem
informasi (ESATU)
TFU
Perbaikan
Lokus TFU yang menjadi prioritas 1. Pengawasan Eksternal dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Hasil IKL dilaporkan
pengawasan saat ini adalah lingkungan/ sanitarian Puskesmas/ dinas kesehatan melalui dan kepada Kepala OPD
Sekolah/ madrasah (SD/MI, menggunakan Formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL), terkait untuk dapat
SMP/Mts, Pasar, dan dilakukan minimal satu tahun sekali untuk masing-masing lokus. ditindaklanjuti
Puskesmas), untuk TFU lain
dapat dilakukan pengawasan 2. Pengawasan Internal dilaksanakan oleh penyelenggara/
mengacu pada peraturan penanggung jawab TFU secara mandiri menggunakan Buku
daerah masing-masing. Rapor Kesehatan Lingkungan dilakukan minimal satu bulan sekali.
25
PENGAWASAN KUALITAS UDARA
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) dan Persyaratan Kesehatan Media Lingkungan
Sesuai PMK 2 Tahun 2023
D Parameter Biologi
1 Angka kuman 700 CFU/m3
27
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) dan Persyaratan Kesehatan Media
Lingkungan Sesuai PMK 2 Tahun 2023
Media Udara Ambien yang Memajan Langsung pada Manusia
No Parameter Waktu Pengukuran Baku Mutu Sistem Pengukuran
A. PARAMETER FISIK
1. Suhu 20 – 30 oC Persyaratan Kesehatan media Udara Ambien
2. Kelembapan 40 – 70 %
3.a Debu Partikulat (PM10) 24 jam 75 μg/m3 aktif kontinu yang memajan langsung pada manusia adalah:
aktif manual kualitas Udara Ambien tidak boleh melebihi batas
Tahunan 40 μg/m3 aktif kontinu
3.b Debu Partikulat (PM2.5) 24 jam 55 μg/m3 aktif kontinu toleransi tubuh manusia.
aktif manual
Tahunan 15 μg/m3 aktif kontinu
4. Kebisingan Batas toleransi merupakan kemampuan fisik
Perumahan dan Permukiman 55 dB(A) manusia untuk menyerap zat pencemar pada udara
Perdagangan dan Jasa 70 dB(A) yang menjadi risiko kesehatan baik berupa fisik,
Perkantoran 65 dB(A) kimia, dan biologi. Batas toleransi terutama
Ruang Terbuka Hijau 50 dB(A)
Industri 70 dB(A)
dipengaruhi oleh durasi keterpajanan, waktu
Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60 dB(A) pajanan aktivitas yang dilakukan, dan dosis
Tempat Rekreasi 70 dB(A) pajanan.
Stasiun Kereta Api 60 dB(A)
Pelabuhan Laut 70 dB(A)
Rumah Sakit dan sejenisnya 55 dB(A) Persyaratan Kesehatan media Udara Ambien
Sekolah atau sejenisnya 55 dB(A) meliputi: tidak terpajan suhu udara yang melebihi
Tempat Ibadah atau sejenisnya 55 dB(A) batas toleransi, bebas dari kebauan yang berasal
antara lain dari H2S dan amoniak atau dari
B. PARAMETER KIMIA PP 22/2021
1. Karbon Monoksida (CO) 1 jam 10000 μg/m3 aktif kontinu parameter lain yang dihasilkan dari pembusukan
8 jam 4000 μg/m3 aktif kontinu limbah.
2. Ozon (O3) 1 jam 150 μg/m3 aktif kontinu
aktif manual
8 jam 100 μg/m3 aktif kontinu Kemudian jika terdapat pajanan asap atau debu,
Tahunan 35 μg/m3 aktif kontinu
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 1 jam 200 μg/m3 aktif kontinu baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak
aktif manual maka tidak sampai mengganggu pernafasan,
24 jam 65 μg/m3 aktif kontinu
Tahunan 50 μg/m3 aktif kontinu menyebabkan iritasi mata, dan jarak pandang
4. Sulfur Dioksida (SO2) 1 jam 150 μg/m3 aktif kontinu normal
aktif manual
24 jam 75 μg/m3 aktif kontinu
Tahunan 45 μg/m3 aktif kontinu
5. Partikel Tersuspensi Total (TSP) 24 jam 230 μg/m3 aktif manual
6. Timbal (Pb) 24 jam 2 μg/m3 aktif manual
28
BAB III UPAYA PENYEHATAN
PASAL 20
Pengawasan atau pemantauan kualitas media lingkungan dalam rangka upaya Penyehatan
dilakukan secara internal dan eksternal.
produsen/penyedia/penyelenggara Air Minum harus menyusun rencana pengamanan air minum dan
audit pelaksanaan rencana pengamanan air minum
Hasil pengawasan atau pemantauan kualitas media lingkungan secara internal dan eksternal wajib
didokumentasikan dalam bentuk berita acara pengawasan (hasil pemeriksaan dan rekomendasi )dan
dilaporkan kepada pimpinan instansi dan harus ditindaklanjuti oleh pengelola, penyelenggara, dan
penanggung jawab lingkungan Permukiman, Tempat Kerja, Tempat Rekreasi, serta Tempat dan Fasilitas
Umum, termasuk produsen/penyedia/penyelenggara Air Minum dan Pangan Olahan Siap Saji.
ALUR PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MEDIA AIR
Kementerian Kesehatan melakukan pengawasan eksternal kepada
1 penyelenggara Air Minum yang sarananya melewati batas dua provinsi atau
lebih.
Pilar 1:
Pilar 2: Pilar 3: Pilar 4: Pilar 5:
Stop Buang Air
Cuci Tangan Pangan Aman Pengelolaan Pengelolaan
Besar
Pakai Sabun Sehat Sampah RT Limbah Cair RT
Sembarangan
Komponen STBM:
1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Dukungan institusi kepada masyarakat
STBM
Desa/Kel/Kab/Prov
Strategi STBM Pemicuan STBM Smart STBM
SBS
Demand • Pemicuan
• Pengembangan Media KIE
Creation
Strategi STBM
• Wirausaha Sanitasi
Supply Creation • Pengembangan Kredit Mikro
• Pilihan TTG Sanitasi
Penyusunan Pemetaan
Rencana Aksi Sosial
Pemicuan
Out Put :
1. Desa /kelompok: Terpicu untuk
perubahan perilaku Diskusi Penelusuran
2. Natural Leader Kelompok Lingkungan
3. Adanya rencana kerja masyarakat dalam
penyediaan dan peningkatan akses yang
layak/aman
12/1/2023 35
Definisi Operasional Pilar 1 STBM
36
12/1/2023 37
38
12/1/2023 39
Alur Verifikasi 5 pilar STBM
Pemilihan
Pemilihan 30% Pemilihan
Verifikasi kelurahan/ Pemilihan Pemilihan
30% 30% RW dari
dokumen desa dari 30% RT dari 30% KK dari
kecamatan kelurahan/des
kecamatan RW terpilih RT terpilih
a terpilih
terpilih
40