Anda di halaman 1dari 43

Pelatihan PPI dasar oleh YCKS 27-29 Juni 2022

TUJUAN

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan bertujuan


mewujudkan kualitas kesehatan lingkungan di RS yang
menjamin kesehatan baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, radioaktivitas maupun sosial bagi SDM RS,
pasien, pengunjung dan masyarakat serta mewujudkan
RS ramah lingkungan.
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu


menjelaskan Pengendalian Lingkungan RS
Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu:


 Menjelaskan pengertian Lingkungan
 Menjelaskan Tujuan Pengendalian Lingkungan
 Tata udara dan ruang di RS di era pandemic covid 19
 Menjelaskan Penggunaan disinfektans di RS
 Menjelaskan Penggunaan UV light dan dry mist sebagai ajuvant di RS
 Mengatur ruang non covid 19 di era pandemic,mencegah delay transfer
8 Core Components
IPCAF

Program PPI Strategi multimodal

Pedoman PPI Monev dan feed back Icon

Beban kerja,Kepegawaiian dan


Diklat
tingkat hunian TT

Surveilans HAIs Lingkungan Icon


PENDAHULUAN
Perlu
Upaya kesehatan disiapkan Kualitas layanan
lingkungan Kesehatan yang baik

Untuk mewujudkan kualitas PMK NO 7 /2019 TENTANG KESEHATAN


Lingkungan yang sehat secara LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
fisik, kimia, biologi dan sosial

Fasilitas RS atau Fasyankes harus


WHO Interim guidance.May 15,2020
menjadi bagian dari pemutusan
Cleaning and disinfection surfaces in
rantai penularan dan tidak menjadi context covid 19
episentrum penularan
LATAR BELAKANG
diselenggarakan dengan
Penyelenggaraan upaya penyehatan,
pengamanan, dan
kesehatan lingkungan pengendalian

Menurun kualitas Rumah Sakit padat


Air,Udara,Pangan, karya menyebabkan Pemukiman, tempat kerja,
Sarana & masalah kesehatan tempat rekreasi, fasilitas
Bangunan, Vektor lingkungan umum.termasuk RS

Lingkungan RS tidak
memenuhi standar mutu Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan RS
kesehatan Lingkungan
PENGERTIAN

Kesehatan lingkungan RS adalah upaya pencegahan penyakit


dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial di dalam lingkungan rumah sakit
Dapat memutus mata rantai infeksi
AIR UDARA TANAH PANGAN LimbahB3 Radiasi Kegiatan konstruksi dan
renovasi bangunan RS
Proses
Sarana Bangunan Limbah LINEN
dekontaminasi

Penyehatan Pengendalian  Pengamanan Upaya


lingkungan Lingkungan lingkungan pengawasan

RUANG LINGKUP
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
Air Udara Tanah Pangan

Sarana dan Vektor dan


bangunan binatang

RUANG LINGKUP
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
RUANG LINGKUP PENYELENGGARAAN KESEHATAN
LINGKUNGAN

Kesehatan Air
Pemakaian khusus yaitu hemodialysis(biologic dan kimia) dan kegiatan
laboratorium( fisik,biologi dan kimia)

PMK 7 tahun 2019


PERSYARATAN AIR

 Pemeriksaan air untuk parameter  Hindari kontaminasi air atau sumber


kimia dilaksanakan setiap 6 (enam) air.
bulan dan parameter biologi tiap 1  Bersihkan dan disinfeksi sink,
bulan sekali. penampungan air
 Ruang Operasi (reverse osmosis  Evaluasi untuk kemungkinan sumber
(RO) air terkontaminasi
 Ruang Farmasi Air harus  Jangan ada air mancur dekorasi dan
menggunakan air yang dimurnikan kolam ikan di area perawatan pasien
 Ruang Boiler Air untuk kegunaan  Pemeriksaan kimia air 2 x / tahun dari
boiler harus berupa air lunak (kimia) reservoir dan keran terjauh sampel
 Pencegahan Legionella dalam dikirim ke laboratorium yang
menara pendingin dengan, berwenang
pembersihan dan pemeliharaan
berkala dan pengolahan air yang
efektif
Persyaratan Kesehatan Udara
Standar baku mutu parameter fisik
untuk udara menjamin kualitas
udara ruangan memenuhi
ketentuan
 laju pertukaran udara
 suhu,
 kelembaban,
 tekanan,
 pencahayaan,
 kebisingan,
 Jumlah koloni kuman ruang
tertentu
Persyaratan Kesehatan Udara

Vaneometer Air master


Pengukur Pengukur partikel
kecepatan angin
Penentuan ACH
pd droplet
airborne
Persyaratan Kesehatan Udara
 Udara tidak berbau (bebas dari
H2S ) dan tidak mengandung
debu asbes.
 Mendapat cahaya dengan
intensitas yang cukup
 Menyimpan barang/peralatan
perlu diberikan penerangan
 Penghawaan ruang bangunan
dengan aliran udara yang
memadai Ventilasi ruang
operasi dan ruang isolasi
pasien dengan imunitas
menurun harus tekanan lebih
positif
Persyaratan Kesehatan Udara
 Jika menggunakan pengatur udara sentral harus diperhatikan
cooling tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri
Legionella dan untuk AHU (Air Handling Unit) filter udara harus
dibersihkan dari debu ,bakteri atau jamur
 Suplai udara dan exhaust digerakkan secara mekanis, dan
exhaust fan diletakkan pada 15 cm diatas lantai,dibawah jendela.
 Ruangan dengan volume 100m3 sekurang-kurangnya 1 (satu) fan
dengan diameter 50 cm dengan debit udara 0,5
m3/detik,pergantian udara 6 -12 ACH
 Pengambilan suplai udara dari luar, diletakkan sejauh minimal 7,5
m dari exhauster
Persyaratan Kesehatan Sarana dan Bangunan

 Bangunan selalu terpelihara ,keadaan bersih


 Lantai :bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang, mudah
dibersihkan dan tidak boleh menyebabkan genangan
 Tiap unit harus ada toilet dengan jamban, wastafel. Unit rawat inap dan
kamar karyawan harus tersedia kamar mandi
 Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan
penahan bau (water seal)
 Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan
dapur, kamar operasi, dan ruang khusus lainnya
Pentingnya ventilasi Covid 19
1. Ventilasi penting menghambat • BILA AC dan ventilasi tidak dirawat
penularan SARS cov2 dalam resirkulasi udara terkontaminasi
ruangan dapat berkontribusi transmisi virus.
(suhu dan kelembaban yang
2. Memperbaiki ventilasi ruangan mendukung virus bertahan hidup)
•Bila natural ventilasi buka • Gedung yang memakai sistim AC
jendela,harus aman out let sentral,perlu filter yang lebih efisien
bukaannya ( MERV 13-16,EPA 2019), perawatan
hepafilter sesuai rekomendasi produktor
•Bila ventilasi mekanik, tingkatkan
% udara dari luar yang masuk • Cegah SARScov2 bertahan diruangan :
ruangan, atur suhu dan hindari suhu < 21oC (Chin et al., 2020)
kelembabannya kelembaban <40% (Chan et al., 2011;
•Atur pergerakan udara : area Van Doremalen et al. 2020).
bersih ke kotor
Yang dapat dilakukan
• Turunkan sirkulasi virus diarea public jaga jarak proporsi besar transmisi
presimptomatik (Gandhi 2020)
• Lindungi wajah,cegah droplet (bersin,batuk) (Koehler &Rule 2020)
Suspek dan confirm di isolasi,pakai masker.Ruangan isolasi dengan ventilasi
baik dan dibersihkan rutin,bila mungkin tekanan negatif dengan hepa filter cegah
penyebaran ke ruang lain
• Virus tidak berbiak di luar sel,tetapi dapat bertahan hidup di permukaan dan
udara beberapa waktu sehingga memungkinkan transmisi (van Doremalen 2020,
Fears 2020) sehingga kebersihan lingkungan jadi penting
• Penggunaan kipas angin boleh bila pasien sendiri,di ruang kohorting tidak
dianjurkan, diruang yg kecil ,tertutup atau terbuka sebagian dan ACH minimal
(HCSP 2020).Bila kipas angin dipakai cegah udara menerpa seorang pasien secara
langsung ke orang lain(CDC 2020)
Syarat tata udara yang baik

Temperatur dan 20-24oC


kelembaban Eliminasi jamur dan bakteri
udara 40-60%

Infeksius:
Perbedaan OK,immunocompromais :
tekanan
tekanan udara negatif
tekanan positif

Kualitas udara
Sistim aliran
udara

drAAryani,SpPK/Perdalin 21
Alur layanan di RS saat pandemic covid 19

Skrining di depan Triage Ada ruang tunggu


Termal gun,sensor Memilah pasien /transit pasien
dengan aplikasi covid dan non covid menunggu selama
( hp/tablet) atau 19 penegakan diagnosis
form Ada R Isolasi IGD
Tata udara di RS saat pandemic covid 19

R kohorting bertekanan
R isolasi bertekanan negative/natural
Suhu > 21oC
negative -2,5 Pa sp -15 Pa ventilation+ mekanikal,
> 12 ACH

udara
Tekanan negative
resirkulasi,dipakai fresh
Kelembaban > 40% dimonitor dengan
air unt mendorong
magnehelic
keluar
Tata ruang di RS bagi pasien covid 19
• Tekanan negative,ekshaust dg sistim ducting dan terukur dengan
magnehelic ,pastikan udara outlet terbuang dalam keadaan bersih
• >12 ACH mix ventilation

R Isolasi, ICU • Lantai vinyl/epoxy,sudut tumpul


• Ada ruang donning dan doffing ,wadah APD 3 buah, dengan sarana
HH,APD dan mandi petugas
• Pembersihan 3x/hari atau setiap tampak kotor,alat tersendiri (2 atau
3 ember/3 bucket

• Tekanan negative atau

R kohorting
• >12 ACH ,mixed ventilation,dengan AC dan hepafilter
• Lantai vinyl atau keramik nat sempit
• Pembersihan 3x/hari atau setiap tampak kotor

Ruang • Pembersihan 3x/hari atau setiap tampak kotor( karena akan


terjadi rekontaminasi setelah 7 jam dekontaminasi permukaan
• APD gaun,sarung tangan ,masker bedah,pelindung
terpisah mata,bot/sepatu kerja tertutup sp matakaki
Standar Ruang AIIR(Airborne Infection Isolation
Room) :
• Bertekanan Negatif, perbedaan tek-10 s/d -15 Pa minimal -2,5 Pa
• Pasokan udara keluar minimal >10% dari udara masuk dengan
ACH ≥ 12 Kali
• Arah udara bersih ke kotor ,dorong keluar
• Sistem Non resirkulasi 100% fresh Air
• Sistem Resirkulasi dengan Hepa Filter Eff. 99,75% @ 0,3 Micron
• Suhu ruang 21 – 24o Celcius
• Kelembaban 50 ± 10%
• Udara buang tinggi 3 meter permukaan bangunan tertinggi di radius
10 meter tidak ada aktifitas
• Area terbatas ,karena infeksius
Kamar Bersalin
Lantai vinyl /epoxy agar mudah dibersihkan
Agar dapat mengatasi aerosol yang timbul saat ibu
inpartu MENERAN
Dapat diupayakan
ekshaust yang di sebelah bed partus
hood yang dipasang diarea kepala pasien stinggi 70
cm dari ketinggian TT
Dapur
• Talenan,pisau dipisahkan untuk bahan mentah,siap saji
• Penjamah pangan :sehat bebas penyakit menular,pakai APD,HH sebelum
kerja,MCU 2x/tahun
• Kain pel lantai diberi tanda hijau
• Penyimpanan bahan pangan disimpan di ruang bersih,terlindung dari
debu,bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain
• Buah,sayur,minuman disimpan 10-15 oC
• Bahan pangan berprotein akan diolah simpan 4 -10 oC,yang mudah rusak
0-4 oC
• Bahan pangan diletakkan di rak,min 30 cm dari lantai,15 cm dari dinding,50 cm
dari atap
• Suhu gudang kering,< 25oC,kelembaban < 60%
WC/Toilet

• Fasilitas toilet pria dan wanita , khusus penyandang cacat


• Pemilihan material lantai, dinding dan langit langit  mudah
dibersihkan , tidak menyimpan kotoran/bakteri
• Cukup pencahayaan , ventilasi udara baik.
• Ada exhaust fan

Pedoman Teknik mencegah transmisi airborne di FKTP,Kemenkes,2014


28
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2020
Tentang pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan berbasis wilayah

Penatalaksanaan Limbah Infeksius


Temuan SARS cov2 di lingkungan
Sampling site NO. of tests NO. of positive Rate of positivity Average virus
concentration⁎
Bedrails 3 1 33.3% 21.5

Shelves for medical equipment 5 2 40% 23.9

Computer keyboard 1 0 0.0% ND

Door handles 8 2 25.0% 25.2


Glove box 1 0 0.0% ND

Hand sanitizer dispenser 1 1 100.0% 24.0

Medical equipment touch screen 4 2 50.0% 22.2

Area type Area NO. of tests NO. of Positive Rate of Positivity

Corridor for patients 8 2 25.0%


Contaminated Intensive care unit 12 5 41.7%
Total Contaminated 20 7a 35.0%
Semi–contaminated Undressing room 4 2a 50.0%
Kattia Razini et all .SARS-CoV-2 RNA detection in the air and on surfaces in the COVID-19 ward of a hospital in Milan, Italy.Science of the total environtment
vol 742,10 November 2020.
Ketahanan virus
Medscape

Virus Virus asal alpha betha gamma delta omicron


Di kulit 8.6 jam 19.6 jam 19.1 jam 11 jam 16.8 jam 21.1 jam
Di plastik 56 jam 191.3 jam 156.6 jam 59.3 jam 114 jam 193.5 jam
Terhadap 15 detik 15 detik 15 detik 15 detik 15 detik 15 detik
etanol

Peneliti Jepang : Omicron lebih tahan lama di plastic dan kulit  menyebar lebih cepat dr variant lain

Diatas plastic bertahan 193,5 jam ( > 8 hari) ( delta 114 jam)

Diatas kulit bertahan 21,2 jam ( delta 16,8 jam)

Lebih resisten terhadap etanol dibanding variant asalnya, umumnya mati dalam 15 detik

SERING HAND WASH


• Semprot dan fumigasi area outdoor,jalan tidak
dianjurkan ( tidak mungkin membersihkan permukaan
area seperti ini) karena bukan reservoir
virus;berbahaya bagi manusianya.
• Menyemprot manusia dalam chamber tidak
dianjurkan, berbahaya,tidak menurunkan
kemungkinan manusia dapat menularkan virus
melalui droplet dan kontak
• Semprot manusia dengan klorin atau zat kimia lain
( lisol dll)dapat menyebabkan iritasi mata dan
kulit,bronkhospasme, mual,muntah),disinfektan buat
benda mati bukan untuk manusia
pemerasan kain lap pel secara otomatis,tangantidak perlu
bersentuhan langsung dengan pel dan selalu dicuci dengan
kondisi bersih siap pakai
• Hiasan
Tanaman • Pot tanaman
hidup
• Sapu ( kecuali
untuk tangga atau
Pemindah sudut ruangan
Hindar debu • Kemoceng
• Ceiling fan
i • Keset bersifat
pengumpul
Tempat debu,karpet
debu • Furnitur permukaan
bahan kayu
Prinsip dasar pembersihan lingkungan

Icon Icon Icon Icon

Rekomendasi Rekomendasi
Pembersihan rutin 2x atau setiap kali
nampak kotor,semua permukaan Pembersihan dari yang kurang kotor ke yang
Segera bersihkan dan Bersihkan permukaan yang
kotor,dari yang tinggi ke bawah,kotoran akan jatuh dan
Pembersihan 3x untuk area kritikal mudah dibersihkan dekontaminasi tumpahan darah sering disentuh : bed rails,
Terminal dekontaminasi & cairan tubuh atau cairan handle pintu,skakelar lampu ,
Air deterjen-bilas air bersih- disinfektan klorin ( 0,05 –
0,1% kecuali ada darah/cairan tubuh 0,5-1%) mouse, keyboard computer
Gunakan lap dibasahi,mikrofiber kontaminan lainnya
dll, gunakan disinfektan jika
Tidak menggunakan sapu,bisa pakai lobby Disinfektan akan bekerja dengan baik bila kotoran Tempat tidur, peralatan serta
telah dihilangkan terkena darah /cairan tubuh
duster dan mop mikrofiber ruangan pasien harus
Alkohol 70-90 % dibersihkan setelah dipakai dan Tempat disekitar pasien
Tidak memakai keset yang bersifat harus bebas dari peralatan/
Klorin 0,1 %( 1000ppm) untuk lingkungan secara sebelum digunakan oleh
pengumpul debu pasien berikutnya perlengkapan yang tidak
umum,0,5% ( 5000 ppm)
APD petugas pembersihan perlu sehingga memudahkan
bila ada darah atau cairan tubuh Tersedia tempat sampah yang
Sarung tangan rumah tangga,gaun untuk dibersihkan
pelindung dan apron,sepatu Hidrogen peroksida > 0,5%
tertutup,dengan pijakan kaki
tertutup,atau boot dan dibersihkan secara rutin
Lama kontak 1 menit
Penggunaan UV light dan dry mist sebagai ajuvant

• Semprot /fogging dengan disinfektans (formaldehyde, chlorine- based


agents or quaternary ammonium compounds ) di permukaan lingkungan
tidak dianjurkan
• Sistim tehnologi no-touch dengan vaporized H2O2 di faskes setelah
pembersihan manual dengan menggosok dan sikat untuk menghilangkan
kotoran
• UV irradiation ,beberapa factor keberhasilannya adalah jarak dari
bohlam; dosis pijar,lama paparan,panjang gelombang; penggantian
lampu,usia lampu,lama paparan.factor lain langsung dan tidak langsung
sisi paparan,luas ruangan ,bentuk,dan intensitas paparan sinar UV pada
terminal dekontaminasi ( pasien pulang) sebagai tambahan setelah
pembersihan manual ( tidak menggantikan)
KESIMPULAN

 Upaya kesehatan Lingkungan bagian dari Kewaspadaan


Standard
 Upaya penyehatan Lingkungan berperan penting dalam
Rumah Sakit dalam upaya mencegah transmisi infeksi,
untuk memutus mata rantai infeksi
 Penyelenggaraan kesehatan lingkungan ini
diselenggarakan melalui upaya penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian
REFERENSI
1,PMK 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan
2.WHO interim guidance Cleaning and disinfection surfaces in context covid 19.may15 2020
3. UU RI NO 36/2009 tentang Kesehatan
4. Hospital Airborne Infection Control,Wladyslaw Kowalski.Roudledge.2012
5. Petunjuk Teknis mencegah transmisi airborne di FKTP.Kemenkes.2014
6.Petunjuk teknis PPITB di FKTP.Kemenkes.2014
7.WHO Water,Sanitation,and Hygiene in health care fascilities,practical steps.2019
Overall, vHP has the most evidence supporting its efficacy for use in FFR decontamination. It has
been shown to be more effective at inactivating bacteria and viruses than aHP, and it does not
degrade the filtration efficiency of the respirators as HPGP does. Compared to aHP, FFR filter
performance and fit have been validated at more decontamination cycles, indicating the need for
further aHP studies for adequate comparison. However, studies have raised significant concerns
regarding the ability of respirators to maintain fit in the clinical setting, regardless of
decontamination technique, potentially limiting the number of cycles respirators can be reused.
Additionally, lack of consistency in testing of efficacy of microbial inactivation across the
technologies makes both comparison between, and real-world validation of function difficult,
indicating the need for standardization of testing and validation protocols. As many of these
technologies will be utilized to decontaminate equipment in unique spaces such as a closet or
hospital room rather than a standardized compartment that would be attached to the machine, the
applicability of testing to real application must be validated. This includes testing in or controlling
the specific operating conditions, such as compartment material, humidity, temperature, and load
volume, in addition to the types of respirators at varying soil levels that the system will eventually
decontaminate for reuse.
Furthermore, variables such as cycle time, startup and operational costs, and training are
important considerations for any FFR decontamination system, but these are beyond the scope of
this review. Importantly, to validate safe reuse, public health surveillance to track COVID-19
transmission rates in healthcare workers using FFRs that have been decontaminated should be
conducted.

Anda mungkin juga menyukai