Anda di halaman 1dari 31

Penyehatan lingkungan

(Pengendalian Lingkungan)
di Rumah Sakit

Agung Sapto Budi Nugroho, ST


Kepala Instalasi sanitasi RSUP DR. SARDJITO
CURICULUM VITAE:

Nama :Agung Sapto Budi N, ST


T4 & Tgl lhr : BOYOLALI, 21 JULI
Pendidikan
Pendidikan : D3 PAM SKL YK th 93 ,
S1 Tek Ling YK th 2003
Institusi : SANITASI LINGK RSS
Jabatan : Kepala Instalasi Sanitasi
Keluarga : Punya anak & 1 istri
A. PENDAHULUAN
 Rumah sakit merupakan salah satu jenis sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan (preventif, kuratif, rehabilitatif,
promotif, dan edukatif) guna meningkatkan derajad kesehatan yang
setinggi – tingginya bagi masyarakat.
 Dalam proses pelayanan tersebut unsur-unsur penunjang proses
sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. Unsur penunjang
proses yang perlu dikelola dengan sungguh-sungguh diantaranya
aspek SANITASI LINGKUNGAN/PENYEHATAN LINGKUNGAN
 Penyehatan Lingkungan RS adalah segala upaya untuk
menyehatkan dan memelihara lingkungan RS dan pengaruhnya
terhadap manusia
 Pengendalian Lingkungan di fasyankes al berupa perbaikan kualitas
udara, kualitas air dan permukaan lingkungan serta desain dan
konstruksi bangunan utk mencegah transmisi mo kpd pasien,
petugas dan pengunjung.
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
DI BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN
• Undang-undang Nomor : 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup
• Dokumen Lingkungan
• Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 416/Men.Kes/Per/IX/1990 tentang
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
• Keputusan Menteri Kesehatan No.492/Men.Kes/SK/IV/2010 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan kualitas Air Minum
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204 / Men.Kes / SK / XI / 2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405 / Men.Kes / SK / XI / 2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
• Keputusan Menteri KLHK No. P.56 / Men LHK.SetJen / 2015 tentang Tata cara
dan Persyaratan Teknik pengelolaan Limbah B3 dari Fas.Yan.Kes
• Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI
• Peraturan di tingkat daerah
Mengapa perlu penyehatan lingkungan
RS
Ruang bangunan Air,
Konstruksi, kebersihan/sterilitas makanan
Tata udara
Linen

Kualitas
pelayanan
prima,
patient
safety
petugas
limbah Pengendalian
serangga & Binatang
Pengganggu
B. RUANG LINGKUP KEGIATAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN RS
1. Pengendalian Kualitas Udara
2. Penyehatan Kualitas Air
3. Pengendalian Permukaan Lingkungan
4. Pengendalian Desain dan Konstruksi Bangunan
5. Penyehatan Makanan-Minuman
6. Pengelolaan Limbah Cair
7. Pengendalian Serangga dan Binatang
Pengganggu
8. Pengelolaan Limbah Padat
9. Pemantauan Linen
1. PENGENDALIAN KUALITAS UDARA

Tidak dianjurkan fogging dan sinar UV utk


kebersihan udara (dry mist dg H2O2 (5-35%)dan
UV utk TERMINAL DEKONTAMINASI utk ruang
pasien dg transmisi air borne)
Tidak direkomendasikan kultur permukaan lingk.
rutin kecuali outbreak atau renovasi/gedung
baru
2. PENYEDIAAN AIR RS
• AIR BERSIH:
Air yg digunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dgn
Permenkes No. 416 /1990 dan dapat diminum apabila dimasak.
• AIR MINUM :
Air yg melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yg
memenuhi syarat kes air minum sesuai Kepmenkes no
907/2002 dan dapat langsung diminum.
• AIR KEGUNAAN KHUSUS :
Air yg mempunyai mutu air lebih dari mutu untuk keperluan
sehari-hari dan memerlukan proses pengolahan tambahan
(Pedoman Sanitasi RS): Laboratorium, farmasi, CSSD,
Haemodialisa, kamar operasi(cairan irigasi), laundry dan
mekanik tertentu (ketel uap/boiler)
PEMANTAUAN KUALITAS AIR BERSIH
DAN KEGUNAAN KHUSUS
• Pengambilan sampel secara periodik,
• Pemeriksaan parameter kimiawi air minum minimal 3 bln
sekali, air bersih 6 bulan sekali
• Pemeriksaan parameter bakteriologis minimal 1 bulan
sekali.Prioritas: dapur, OK, KB, KBY, reservoar,sumber air
& ttk lain acak yang rawan penc.
• Air RO Haemodialisa parameter endotoksin 1 bulan sekali
• Pemeriksaan parameter ttt dapat dilakukan bila pada
pemeriksaan terdahulu dapat terdeteksi atau disesuaikan
dengan kondisi setempat.
• Tiap 24 jam : sisa Cl, pH , kekeruhan
3. PENGENDALIAN PERMUKAAN
LINGKUNGAN

Seluruh permukaan datar, bebas debu, bebas sampah,


bebas serangga dan binatang pengganggu
Dibersihkan secara terus menerus
Tdk dianjurkan : karpet, bunga segar, tanaman pot dan
bunga plastik di R, perawatan.
Bagian Ruangan meliputi teras/selasar, jendela/jalusi,
pintu, ventilasi, dinding, atap, lantai
Fasilitas Ruangan meliputi perlengkapan elektrik (saklar,
lampu dinding, lampu atap, AC, kipas angin, dll);
perlengkapan rumah tangga (furnitur, tirai, lemari) dan
permukaan yg sering disentuh mis pegangan pintu.
Alat Pasien, meliputi tempat tidur, standar infus, lemari
NO MERK BAHAN AKTIF EFEKTIFITAS PENGGUNAAN
PENGGUNAAN BAHAN PEMBERSIH
DAGANG

1 SURF 0,25 % N(3- LANTAI


79 % Zona Resiko Sangat
aminopropyl) Tinggi, Zona Resiko
Tinggi

2 WIP Pine Oil 2,5 % 55,08 % Zona Sedang keramik

3 AX TRI Benzlkonium 42,95 % Zona Resiko Sedang


Clorida Granit
Zona Resiko Rendah

4 FLASH NaCcl2 12,5 % 64,66 % DISINFEKSI PERMUKAAN

5 Chlorin 0,05% Desinfeksi permukaan

6. H2O2 0,5-1,4%, 0,2% utk OK


PRINSIP DASAR PEMBERSIHAN LINGKUNGAN
1. Semua permukaan horisontal dan dibersihkan bila pasien
keluar & sblm pasien masuk serta bila terlihat kotor min 2 x /hr
2. Bongkar ruang rawat inap tiap satu bulan atau sesuai kondisi
3. Pembersihan harus menggunakan desinfektan yang telah
ditentukan sesuai zonasi ruang
4. Pembersihan cara basah dan mop utk pembersihan kering
5. Hindari penggunaan alat kebersihan yg dpt menyebarkan
debu
6. Larutan, kain lap, kain pel harus diganti setiap hari atau bila
terlihat kotor
7. Kain pel harus dibersihakan sebelum disimpan
8. Gunakan alat kebersihan dan mop yang berbeda untuk
setiap ruanga di Area Zona Resiko Tinggi dan sangat tinggi
misal isolasi, Kamar Operasi.
9. Ikuti aturan pakai, waktu kontak dan cara pengenceran
desinfektan
Metode Desinfeksi Ruang/lingkungan
a. Cara fisik
1) Gas ozon (O3) contoh alat Ozontech Sterilizer
2) Sinar ultraviolet dg dosis1800-6500
mikrowatt/cm2,240-280 nm ( GERM-O-KILL,
UV)
3) Filtrasi/penyaringan
Menggunakan Hight Efficiency Particular Air
(HEPA)uk 0,3 чm, eff 99,7%;uk 0,2 чm , eff 95%
4) Kombinasi 1,2,3 dengan FASS
b. Cara kimia
1. Desinfeksi udara (H2O2)
2. Desinfeksi Permukaan
DESINFEKSI UDARA DENGAN
FASS...Kombinasi Hepa, UV
dan OZON
NGEPEL DIMANA NICH???
SESUAI STANDART???
SUDAHKAH MENGGUNAKAN
DESINFEKTAN YANG SESUAI ZONA
RESIKO???
NGEPEL DIMANA NICH???
SESUAI STANDART???
Disinfeksi Permukaan

No. Dokumen No. Revisi Halaman


09.0714.326.2-08 3 1/2

.
RSUP Dr. SARDJITO
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh :

Instalasi Sanitasi Lingkungan Direktur Umum & Operasional


Rumah Sakit
Standar
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
Prosedur
12 Pebruari 2016 Direktur Utama,
Operasional

dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A


 . NIP. 196010091986101002
Pengertian Disinfeksi permukaan adalah upaya untuk menekan atau mengurangi
jumlah mikrobia yang di dalam ruangan yang meliputi permukaan dinding,
lantai dan permukaan benda lain yang berada di dalam ruangan, sehingga
sesuai dengan KepMenKes No. 1204/ MenKes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Tujuan Mencegah terjadinya Infeksi Nosokomial yang diakibatkan oleh faktor
lingkungan.
Kebijakan 1. Disinfeksi permukaan dilaksanakan oleh petugas kebersihan/ perawat
setiap ruang perawatan
2. Disinfeksi permukaan dilakukan di setiap ruangan yang potensial
dapat menularkan penyakit
3. Pelaksananan disinfeksi permukaan dilakukan setiap hari
4. Disinfeksi permukaan menggunakan bahan disinfektan (khlorin 0,05 %
atau ammonium quarterner 0,25%) sesuai dengan Zoning Resiko yang
telah ditentukan.
Referensi KepMenKes No. 1204/ MenKes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
Alat dan Bahan 1. Alat Pelindung Diri /APD (kacamata pelindung, masker, sarung tangan
rumah tangga, pakaian kerja)
2. Larutan disinfektan (klorin 0,05 % atau ammonium quarterner 0,25%)
3. Alat penyemprot/botol/ hand spray
4. Ember
5. Lap bersih
6. Kain pel
Prosedur 1. Petugas / Cleaning Service memakai APD ( pakaian kerja, sarung
tangan rumah tangga, masker)
2. Petugas / Cleaning Service menyemprotkan larutan disinfektan dengan
menggunakan hand spray pada permukaan dinding, bed dan alat-alat
lain.
3. Petugas / Cleaning Service membiarkan selama 10 menit untuk waktu..
DESAIN DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
(PENYEHATAN RUANG BANGUNAN).
Penataan Ruang
Bangunan (Zonasi)
Desain jumlah
petugas kesehatan
Luas ruang tersedia

Jml, jns pemeriksaan


dan prosedur
Persyaratan Teknis

Ventilasi dan
kualitas udara
4. DESAIN DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
(penyehatan bangunan dan ruang)

Mempengaruhi Faktor :
Penataan ruang (Zonasi)
Jumlah petugas kesehatan
Desain ruang rawat
Luas ruangan yang tersedia
Jumlah, jenis pemeriksaan dan prosedur
Persyaratan teknis komponen lantai, dinding, dan
langit-langit.(hospital plint)
Air, Listrik dan Sanitasi
PENGELOMPOKAN/ZONASI
(Pedoman Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) RS, Kemenkes 2012

1. Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya


penularan penyakit(rendah, sedang, tinggi,
sangat tinggi)
2. Zonasi berdasarkan privasi kegiatan (publik,
semi publik, privat)
3. Zonasi berdasarkan pelayanan (Pelayanan
medik dan perawatan, penunjang umum dan
operasional, penunjang umum dan
administrasi
ZONA RISIKO Ruang operasi, bedah mulut, perawatan
SANGAT TINGGI gigi, gawat darurat, bersalin, patologi

Ruang isolasi, rawat intensif, laboratorium,


ZONA RISIKO penginderaan medis, bedah mayat,
TINGGI kamar jenazah

Ruang rawat inap non penyakit menular,


ZONA RISIKO
rawat jalan, ganti pakaian, ruang tunggu
SEDANG
pasien

Ruang administrasi, komputer,


ZONA RISIKO
pertemuan, perpustakaan, resepsionis,
RENDAH
diklat
5. Pengelolaan Makanan-
Minuman

a. Dilakukan oleh tenaga terlatih.


Semua permukaan di dapur harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah menimbulkan jamur.
b.Tempat penyimpanan bahan makanan kering : tidak
menempel ke lantai, dinding, atap.
c.Makanan hangat harus segera dikonsumsi pasien
sebelum menjadi dingin. Makanan higienis hingga siap
dikonsumsi pasien.
PENGELOLAAN LIMBAH B3MEDIS DAN
NON MEDIS

BAB TERSENDIRI
6. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

SUMBER

KUANTITAS

KUALITAS

PEMANTAUAN
PRINSIP POKOK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
RUMAH SAKIT(Kepmenkes
26 1204)

 Punya Ijin IPAL


 Saluran pembuangan limbah harus dg sistem
tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir
lancar serta terpisah dengan air hujan,
 Harus diolah dengan IPLC
 Perlu dipasang pengukur debit.
 Air limbah dari dapur dilengkapi penangkap
lemak
 Pemeriksaan kualitas out let setiap bulan
 Pemantauan Debit dan pH harian
 Apabila menghasilkan radioaktif pengelolaan
sesuai dengan ketentuan BATAN.
7.PENGENDALIAN SERANGGA DAN
BINATANG PENGGANGGU

Surveylence

Pengendalian
Keadaan Yang Mendukung Keberadaan
Serangga Dan Binatang Pengganggu
Di RS :
Pengertian

• Pengendalian serangga, tikus dan


binatang pengganggu lainnya adalah
upaya untuk mengurangi populasi
serangga, tikus, dan binatang pengganggu
lainnya sehingga keberadaannya tidak
menjadi vektor penularan penyakit.
Persyaratan
• 1. Kepadatan jentik Aedes sp yang diamati melalui indeks kontainer
harus 0 (nol).

• 2. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang


memungkinkan nyamuk masuk ke dalam ruangan, terutama di
ruangan perawatan.

• 3. Bebas dari kecoa, terutana pada dapur, gudang makanan, dan


ruangan steril.

• 4. Tidak ada tanda-tanda tikus terutama pada bangunan tertutup


(core) .

• 5. Tidak ada lalat di dalam bangunan tertutup (core).


• 6. Bebas kucing dan anjing.

Anda mungkin juga menyukai