Dosen Pembimbing :
Ferry Kriswandana SST, MT
Nama Mahasiswa :
Elsa Febriani Pradika (P27833119052)
2. Media lingkungan yang ditetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan berada pada lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi, dan fasilitas umum. Penentuan media lingkungan telah memenuhi Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara:
a. pengujian laboratorium terhadap unsur pada media lingkungan; dan/atau
b. pengujian terhadap biomarker
3. Menteri dalam menetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan berdasarkan pada hasil penelitian mengenai toleransi manusia terhadap
keberadaan unsur dari media lingkungan, peraturan perundang-undangan, dan/atau
standar internasional.
4. Setiap penghuni dan/atau keluarga yang bertempat tinggal di lingkungan Permukiman
wajib memelihara kualitas media lingkungan sesuai Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan.
5. Setiap pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab lingkungan Permukiman,
Tempat Kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum wajib mewujudkan
media lingkungan yang memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan. Jika tidak melaksanakan kewajiban akan dikenai sanksi
administrative, berupa teguran lisan, teguran tertulis, penghentian sementara kegiatan
atau usaha, atau pencabutan rekomendasi izin.
6. Dalam keadaan tertentu, Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya wajib mewujudkan media
lingkungan yang memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan.
E. SUMBER DAYA
1. Dalam penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan diperlukan sumber daya manusia
kesehatan yang memiliki keahlian dan kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan
dan pelatihan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan sertifikat kompetensi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pendanaan penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan dapat bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
masyarakat, atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Dalam penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan, Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, dan
masyarakat memanfaatkan teknologi tepat guna, yang didukung dengan penelitian,
pengembangan dan penapisan teknologi, pengujian laboratorium, serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan.
I. KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang Kesehatan Lingkungan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
A. KETENTUAN UMUM
1. Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang
kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
3. Surat Tanda Registrasi Tenaga Sanitarian selanjutnya disingkat STRTS adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Tenaga Sanitarian yang telah
memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian selanjutnya disingkat SIKTS adalah bukti
tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan di bidang kesehatan
lingkungan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Standar Profesi Tenaga Sanitarian adalah batasan kemampuan minimal yang harus
dimiliki/dikuasai oleh Tenaga Sanitarian untuk dapat melaksanakan pekerjaan
sanitarian secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
7. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat MTKI adalah
lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan.
8. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi yang selanjutnya disingkat MTKP adalah
lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI.
9. Organisasi Profesi adalah Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia.
B. PERIZINAN
1. Kualifikasi Tenaga Sanitarian
A. Kualifikasi Tenaga Sanitarian ditetapkan berjenjang dan berkelanjutan yang
terdiri dari:
1) Sanitarian. Merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah Profesi
Kesehatan Lingkungan.
a. Teknisi Sanitarian Utama (Technical Sanitarian)
Merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah:
i) Diploma Tiga Penilik Kesehatan
ii) Diploma Empat/ Sarjana Terapan/Sarjana Kesehatan Lingkungan/
Ilmu Lingkungan/ Teknologi Lingkungan/ Teknik Lingkungan/
Teknik Sanitasi.
b. Teknisi Sanitarian Madya (Junior Technical Sanitarian)
Merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah Diploma Tiga
Ahli Madya Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan/Teknologi Sanitasi.
c. Teknisi Sanitarian Pratama (Assistent Technical Sanitarian)
Merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah Diploma Satu
Kesehatan Lingkungan/Pembantu Penilik Hygiene.
d. Asisten Teknisi Sanitarian (Junior Assistent Technical Sanitarian).
Merupakan orang yang memilki ijazah SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) Kesehatan Lingkungan/Sanitasi/ Plumbing.
B. Sertifikat Kompetensi dan STRTS
1. Tenaga Sanitarian untuk dapat melakukan pekerjaannya harus memiliki
STRTS.
2. Untuk dapat memperoleh STRTS, Tenaga Sanitarian harus memiliki
sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. STRTS dikeluarkan oleh MTKI dengan masa berlaku selama 5 tahun.
4. STRTS yang telah habis masa berlakunya dapat diperpajang selama
memenuhi syarat
C. SIKTS
1. Tenaga Sanitarian yang melakukan pekerjaan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib memiliki SIKTS.
2. SIKTS diberikan kepada Tenaga Sanitarian yang telah memiliki STRTS.
3. SIKTS dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
4. SIKTS berlaku untuk 1 tempat.
5. Tenaga Sanitarian warga negara asing dapat mengajukan permohonan
memperoleh SIKTS setelah:
a. memenuhi persyaratan
b. melakukan evaluasi dan memiliki surat izin kerja dan izin tinggal
serta persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
c. memiliki kemampuan berbahasa Indonesia.
6. Tenaga Sanitarian Warga Negara Indonesia lulusan luar negeri dapat
mengajukan permohonan memperoleh SIKTS setelah:
a. memenuhi persyaratan
b. melakukan evaluasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7. SIKTS berlaku sepanjang STRTS masih berlaku dan dapat diperpanjang
kembali
8. Tenaga sanitarian hanya dapat melakukan pekerjaan paling banyak di 2
tempat
9. Permohonan SIKTS kedua dapat dilakukan dengan menunjukkan bahwa
yang bersangkutan telah memiliki SIKTS pertama