Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ETIKA PROFESI

PROSPEK TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN


DI INDONESIA

Disusun oleh :
ANJAR PRA SETYANINGATI
NIM. P27833323082

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV RPL SANITASI LINGKUNGAN
TAHUN 2023
PROSPEK TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

A. Pengertian
Menurut KBBI, prospek adalah harapan atau kemungkinan. Prospek
tenaga kesehatan lingkungan adalah hal-hal yang berpotensi akan memberikan
sebuah keuntungan besar bagi tenaga kesehatan lingkungan.
Beberapa pengertian kesehatan lingkungan, yaitu :
1. Menurut pasal 1, ayat 1 PP RI No. 66 Tahun 2014 tentang kesehatan
lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan
dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
2. Menurut Dokumen The World Health Organization (WHO) adalah aspek
kesehatan dan penyakit manusia yang ditentukan oleh faktor lingkungan.
Beberapa pengertian sanitsi, yaitu:
1. Menurut WHO, suatu usaha pengawasan beberapa faktor lingkungan fisik
yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal yang
mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan dan
kelangsungan hidup.
2. Permenaker RI No. 5 Tahun 2018 pasal 1 ayat 3, usaha kesehatan preventif
yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia.
3. Menurut Victor M. Ehlers dan Steel (1958), pencegahan penyakit dengan
cara menghilangkan atau mengendalikan faktor lingkungan yang menjadi
mata rantai penularan.
4. Ditjen PPM & PL DEP. KES RI 2001, upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan
penyakit.

B. Prospek Tenaga Kesehatan Lingkungan


Untuk mewujudkan lingkungan sehat sesuai dengan pasal 104 Undang
undang kesehatan nmor 17 tahun 2023 lingkup tenaga kesehatan lingkungan
meliputi pemukiman, tempat kerjs, tempat rekreasi, fasilitas dan tempat umum.
Selain itu, prospek tenaga kesehatan lingkungan juga bisa masuk dalam dunia
industri. Di Indonesia, jumlah tenaga yang dibutuhkan dalam bidang indutri/
perusahaan sejumlah 31.340, tenpat rekreasi/ pariwisata sejumlah 68.120, hotel
berbintang 3.475 (Sumber: Indonesia dalam angka, 2021).
Untuk prospek kerja dunia industri di Jawa Timur dengan lapangan
pekerjaan Industri besar dan sedang sejumlah 6.750, Hotel berbintang (STAR)
sejumlah 358, Hotel prabintang dan melati sejumlah 3.874, Rumah sakit umum
sejumlah 295, Rumah sakit khusus sejumlah 22, Rumah sakit bersalin sejumlah
67, Puskesmas sejumlah 968 dan Klinik sejumlah 1.725 (Sumber: Jawa Timur
dalam angka, 2020).

C. Regulasi Kesehatan Lingkungan


1. Hak WNI
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
Pasal 28H, ayat (1)**
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.**)
2. Undang-undang RI No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
Pasal 104
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yg
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Pasal 105 ayat 2
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan dilakukan melalui upaya penyehatan,
pengamanan dan pengendalian.
Pasal 105 ayat 4
Kesehatan lingkungan diselenggarakan pada lingkungan permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Pasal 197
Sumber daya manusia kesehatan terdiri atas: a) tenaga medis, b) tenaga
kesehatan c) tenaga pendukung atau tenaga penunjang kesehatan
Pasal 199, ayat 1
Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam: a) tenaga psikologi klnis,… f)
kesehatan lingkungan, g) gizi dst…
Pasal 199, ayat 7
Kelompok tenaga kesehatan lingkungan terdiri atas tenaga sanitasi
lingkungan dan entomolog kesehatan
Pasal 210, ayat 2
Tenaga kesehatan memiliki kualifikasi pendidikan rendah diploma tiga
3. Permenpan RB RI No. 71 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Sanitasi
Lingkungan
Pasal 3 dan 4
Jabatan tenaga sanitasi lingkungan merupakan jabatan karier PNS
Jabatan tenaga sanitasi lingkungan termasuk dalam klasifikasi/ rumpun
kesehatan

D. Tugas Jabatan Tenaga Sanitasi Lingkungan


Tugas jabatan tenaga sanitasi lingkungan yaitu upaya melakukan pelayanan
kesehatan lingkungan melalui upaya penyehatan media lingkungan melalui:
1. Pengamanan : limbah, sampah, zat kimia berbahaya, pestisida dan radiasi
2. Pengendalian : faktor risiko lingkungan, vektor dan binatang pembawa
penyakit, penyelenggaraan kesehatan lingkungan dalam keadaan tertentu,
serta manajemen kesehatan lingkungan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
Pasal 30 ayat 1, kesehatan lingkungan diselenggarakan melalui upaya
penyehatan, pengamanan dan pengendalian.
Pasal 4, penyehatan merupakan upaya pencegahan penurunan kualitas media
lingkungan dan upaya peningkatan kualitas media lingkungan.
Pasal 31 Penyehatan media lingkungan meliputi:
1. Air
a. Pengawasan : Surveilans, Uji laboratorium, Analisis risiko, Rekomendasi
tindak lanjut
b. Perlindungan : KIE, Pengembangan teknologi tepat guna, Rekayasa
lingkungan
c. Peningkatan kualitas : Filtrasi, Sedimentasi, Aerasi, Dekontaminasi dan
desinfeksi
2. Udara
a. Pemantauan : Surveilans, Uji laboratorium, Analisis risiko, Rekomendasi
tindak lanjut
b. Pencegahan penurunan kualitas : Pengembangan teknologi tepat guna,
Rekayasa lingkungan, KIE
3. Tanah
a. Pemantauan : Surveilans, Uji laboratorium, Analisis risiko, Rekomendasi
tindak lanjut
b. Pencegahan penurunan kualitas : Pengembangan teknologi tepat guna,
Rekayasa lingkungan, KIE
4. Pangan
a. Pengawasan kualitas hygiene dan sanitasi : Surveilans, Uji laboratorium,
Analisis risiko, Rekomendasi tindak lanjut
b. Perlindungan hygiene dan sanitasi : KIE, Pemeriksaan kesehatan
penjamah makanan, penggunaan APD, Pengembangan teknologi tepat
guna
c. Peningkatan kualitas hygiene dan sanitasi : KIE, Rekayasa teknologi
pengolahan pangan
5. Sarana dan Bangunan
a. Pengawasan kualitas : Surveilans, Analisis risiko, Rekomendasi tindak
lanjut
b. Perlindungan sanitasi : KIE, Pengembangan teknologi tepat guna
c. Peningkatan kualitas sanitasi : KIE, Pengembangan teknologi tepat guna
Pasal 5, pengamanan merupakan upaya perlindungan terhadap kesehatan
masyarakat dari faktor atau gangguan kesehatan.
Pasal 38 Pengamanan, meliputi:
1. Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat
a. Sampah : Mengurangi, Penanganan
b. Zat kimia berbahaya : Mencegah terjadinya pajanan dan kontaminasi dari
penggunaan bahan pembasmi hama, pangan, antiseptic, kosmetika,
aromatika, bahan aditif dan bahan yang diinginkan untuk proses industry
c. Gangguan fisika udara : Suhu, getaran, kelembaban, kebisingan dan
pencahayaan
d. Pestisida : Promosi, peningkatan, kapasitas dan analisi risiko
2. Proses Pengolahan Limbah
a. Pemukiman : Air, padat dan gas (peraturan perundang-undangan
sebagaimana)
b. Tempat kerja : Air, padat dan gas
c. Tempat rekreasi : Air, padat dan gas
d. Tempat dan fasilitas umum : Air, padat dan gas (fasilitas pelayanan
kesehatan)
3. Pengawasan terhadap Limbah
a. Pemukiman : Air, padat dan gas (peraturan perundang-undangan
sebagaimana)
b. Tempat kerja : Air, padat dan gas
c. Tempat rekreasi : Air, padat dan gas
d. Tempat dan fasilitas umum : Air, padat dan gas (fasilitas pelayanan
kesehatan)
Pasal 6 Pengendalian merupakan upaya untuk mengurangi atau melenyapkan
faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan
Pasal 48, Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit meliputi:
1. Metode Fisika
a. Salinitas
b. Derajat keasaman (pH)
c. Memberi radiasi
d. Pemasangan perangkap
2. Metode Kimia
a. Bahan kimia kotak
b. Bahan kimia gas pernafasan
c. Perut
3. Metode Biologi
a. Menggunakan protozoa
b. Menggunakan ikan
c. Menggunakan bakteri
4. Pengelolaan Lingkungan
a. Permanen
b. Sementara
5. Metode Terpadu
a. Kombinasi beberapa metode

E. Pendayagunaan tentang Kesehatan Lingkungan


Rencana kebutuhan dan gambaran penyediaan tenaga kesehatan
lingkungan tahun 2014 sampai dengan tahun 2025 di Indonesia dengan rasio 15 :
100.000 tahun 2020 sebanyak 270.203.900 orang yang berprofesi sebagai
sanitarian sebanyak 40.530 orang. Pada tahun 2021 Indonesia melalui HAKLI
memiliki program 1 Desa 1 Sanitarian. Berdasarkan data 2019 jumlah desa di
Indonesia sebanyak 83.830 desa. Jumlah Fasyankes pada tahun 2020 sebanyak
22.598, rumah sakit sebanyak 2.471, Rumah sakit bersalin sebanyak 395,
Poliklinik sebanyak 8.858, Puskesmas sebanyak 10.497 dan Pustu sebanyak 395.

F. Rasio Tenaga Kesehatan di Indonesia


Pada tahun 2025 diharapkan ketersediaan
1. Tenaga Dokter Spesialis mencapai 28 per 100.000 penduduk
2. Dokter Umum 112 per 100.000 penduduk
3. Dokter Gigi 11 per 100.000 penduduk
4. Perawat 158 per 100.000 penduduk
5. Bidan 75 per 100.000 penduduk
6. Sanitarian 35 per 100.000 penduduk
7. Tenaga gizi 56 per 100.000 penduduk
Dalam Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, meingkatnya ketersediaan dan
mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan. Jumlah puskesmlas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
diantaranya tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga gizi,
tenaga kesehatan masyarakat dan analis kesehatan.

G. Sasaran Perubahan Paradigma Sehat


Tenaga Kesehatan lingkungan/ Sanitarian bentuk perubahan yang
diharapkan yaitu terlaksananya paradigma sehat di setiap lini pelayanan kesehtan
dan pengupayakan agar orang sehat tetap sehat dan tidak menjadi sakit; orang
sehat menjadi sakit; orang sakit tidak menjadi lebih sakit. Dampak yang
diharapkan dari sasaran perubahan paradigm sehat meliputi yaitu promotif
preventif, merupakan aspek utama dalam setiap upaya kesehatan (program
PHBS, Kesling, Promkes dll) dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
tenaga kesehatan dalam hal promotif dan preventif.

H. Pendidikan Kesehatan Lingkungan


1. Pendidikan Akademik : S1, S2 dan S3
2. Pendidikan Vokasi : S1, S2 dan S3 Tr
3. Pendidikan Profesi Sanitarian
Pasal 23 ayat 1, UU No. 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi
menyebutkan program profesi merupakan pendidikan keahlian khusus yang
diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat untuk mngembangkan
bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan yang diperlukan dalam dunia
kerja.
Pasal 1 ayat 8 PP RI Nomor 66 tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan
menyebutkan bahwa sertifikat profesi adalah surat tanda pengakuan untuk
melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.
Perspektif sanitarian dalam pendekatan hygiene dan sanitasi:
 Sesuai amanah UUD 1945
 Memiliki regulasi yang jelas
 Memiliki area kompetensi
 Memiliki lokus kegiatan
 Memiliki jenjang pendidikan
 Memiliki HAKLI sebagai wadah
 Memiliki jenjang karir sebagai ASN
Peluang Kerja Lulusan Kesehatan Lingkungan
1. Rajin buka sumber informasi
2. Jalin hubungan dengan almamater
3. Jalin hubungan dengan sejawat
4. Aktif pada kegiatan temu ilmiah
5. Aktif pada kegiatan diklat
6. Menjadi anggota organisasi profesi
SOAL
Nama : Anjar Pra Setyaningati
NIP : P27833323082

1. Dalam menjalankan tugasnya, seorang sanitarian atau tenaga sanitasi


lingkungan wajib memahami rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan.
Apakah yang dimaksud pada pernyataan di atas?
a. Pedoman pelayanan
b. Kode etik sanitarian
c. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
d. Peraturan perundangan
e. Paradigma kesehatan

Anda mungkin juga menyukai