Anda di halaman 1dari 21

ETIKA DAN HUKUM

KESEHATAN LINGKUNGAN
Fashara Fananda .H(2007026067)
Fina Dwi Aryanti (2007026069)
Ghina Qurrota A.S. (2007026070)
KELOMPOK 1 Scesya Candika Hakim (2007026088)
Our Material

1 3
Definisi Kesehatan Kompetensi Sanitarian
Lingkungan dan Sanitarian

2 4
Peran dan Fungsi Sanitarian Kode Etik
5 6
Organisasi Profesi Kesehatan Definisi dan Landasan
Lingkungan Hukum
01
Definisi Kesehatan
Lingkungan dan Sanitarian
1 Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan adalah upaya perlindungan, pengelolaan dan modifikasi


lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat
kesejahteraan manusia yang semakin meningkat (WHO, 2015).

1. Tujuan Umum :
1) Koreksi atau perbaikan segala bahaya dan ancaman bagi kesehatan dan
kesejahteraan umat manusia.
2) Melakukan usaha pencegahan dengan mengatur sumber lingkungan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan manusia
2. Tujuan Khusus :
1) Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan
kesehatan.
2) Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
2 Sanitarian

Menurut SK Menteri Kesehatan Nomor: 373/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi


Sanitarian, Sanitarian merupakan tenaga profesional di bidang kesehatan lingkungan yang
memberikan perhatiaan terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara, tanah, makanan dan vektor
penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum, tempat kerja, industri, transportasi dan
matra.
17 Aspek Kesehatan lingkunagn menurut WHO :
1. Penyediaan air minum. 9. Kesehatan kerja.
2. Pengelolaan air buangan dan 10. pengendalian kebisingan
pengendalian pencemaran. 11. Perumahan dan permukiman.
3. Pembuangan sampah padat. 12. Aspek Kesling dan transportasi udara.
4. Pengendalian vector 13. Perencanaan daerah dan perkotaan.
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran 14. Pencegahan Kecelakaan.
tanah dan ekskreta manusia. 15. Rekreasi umum dan pariwisata.
6. Higiene makanan termasuk hygiene susu. 16. berhubungan dengan keadaan
7. Pengendalian pencemaran udara. epidemic/wabah
8. Pengendalian radiasi 17. Tindakan pencegahan yang diperlukan
untuk menjamin lingkungan
02
Peran dan Fungsi
Sanitarian
1. Menentukan komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia. Kompetensi yang
harus dimiliki berhubungan dengan fungsi sanitarian ini adalah kemampuan mengidentifikasi
komponen-komponen yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia dan kemampuan
menggunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur.
2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran komponen lingkungan secara tepat Berdasarkan
fungsi dan prosedur yang telah ditetapkan. Kompetensi yang harus dimiliki yaitu kemampuan
memilih alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan dan dapat mnggunakan alat dan bahan sesuai
dengan prosedur.
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan/pengukuran Kompetensi yang harus dimiliki yaitu
kemampuan untuk memahami bentuk-bentuk penyajian hasil pemeriksaan serta menyajikan hasi
pemeriksaan/pengukur.
4. Menetapkan penyimpangan hasil pemeriksaan terhadap standar baku mutu sanitasi Kompetensi
yang harus dimiliki ialah memahami standar baku mutu sanitasi, standar sanitasi lingkungan
yang tepat, dan kemampuan menegakkan diagnosa lingkungan.
5. Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
lingkungan. Fungsi sanitarian untuk menganalisis hasil pengukuran sebagai pengelola kesehatan
lingkungan selain menganalisis adalah menginterprestasikan hasil pengukuran komponen
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia, melakukan rancangan, dan rekayasa
penanggulangan masalah lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
03
Kompetensi Sanitarian
Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang (tenaga kesehatan) berdasarkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional untuk dapat menjalankan praktik dan/atau
pekerjaan profesinya. Untuk menjamin mutu pelayanan profesi, sanitarian harus memiliki
kompetensi sesuai Standar Kompetensi Sanitarian, yang diukur melalui uji kompetensi (Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2017).
Dalam menjalankan peran serta fungsinya, tenaga sanitarian harus memiliki kompetensi sesuai
dengan standar kompetensi. Kompetensi sanitarian secara rinci terdiri dari 46.
1. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair yang meliputi pengambilan, pengiriman,
pemeriksaan serta analisis hasil pemeriksaan sampel.
2. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia air dan limbah cair yang meliputi pengambilan,
pengiriman, pemeriksaan serta analisis hasil pemeriksaan sampel.
3. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi air dan limbah cair: meliputi pengambilan,
pengiriman, pemeriksaan serta analisis hasil pemeriksaan sampel.
4. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik udara/kebising-an/getaran/ kelembaban udara/kecepatan
angin dan radiasi yang meliputi pengambilan, pengiriman, pemeriksaan, dan analisis hasil
pemeriksaan sampel.
5. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara: meliputi pengambilan, pengiriman,
pemeriksaan ,dan analisis hasil pemeriksaan sampel.
04
Kode Etik
Kode Etik (Code of Ethical Conduct) Sanitarian merupakan rumusan “sikap tindak”
yang menurut profesi sanitarian “baik” khususnya bagi masyarakat dan lingkungan
yang disusun berdasarkan kajian dan prinsip etik. Kode etik harus dipatuhi, dan bila
dilanggar akan diberi sanksi.
 Kewajiban Sanitarian
 Kewajiban Umum
 Kewajiban sanitarian terhadap klien
 Kewajiban terhadap teman seprofesi
 Kewajiban terhadap diri sendiri
Pembinaan Kode Etik Pelanggaran
Pelanggaran adalah perbuatan yang nyata-
nyata melakukan penyimpangan terhadap
kode etik profesi sanitarian, antara lain:
Mencegah agar tidak terjadi 1. Melalaikan kewajiban.
pelanggaran terhadap kode etik, maka 2. Melakukan sesuatu hal yang seharusnya
dilakukan pembinaan. Pemerintah, tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga
Pemerintah Daerah Provinsi, dan kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya
Pemerintah Kabupaten/Kota maupun mengingat sumpah sebagai tenaga
kesehatan.
bekerjasama dengan organisasi profesi
3. Mengabaikan sesuatu yang seharusnya
(HAKLI) membina dan mengawasi dilakukan oleh tenaga kesehatan.
tenaga kesehatan termasuk Sanitarian 4. Melanggar suatu ketentuan menurut atau
yang diarahkan untuk meningkatkan berdasarkan undang-undang.
mutu pelayanan kesehatan yang 5. Menggunakan identitas berupa gelar atau
diberikan tenaga kesehatan, melindungi bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi
masyarakat seolah-olah yang bersangkutan
klien dan masyarakat atas tindakan yang
adalah tenaga kesehatan yang kompeten dan
dilakukan berwenang.
SANKSI
Mengantispasi berbagai pelangaran ada serta sebagai upaya memberikan
perlindungan hukum kepada pelaku profesi sanitarian sepanjang yang
bersangkutan bekerja dengan mengikuti standar prosedur sebagaimana tuntutan
bidang ilmu, sesuai dengan etika serta moral yang hidup dan berlaku dalam
masyarakat. Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota dapat mengambil tindakan administratif terhadap tenaga
kesehatan dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan pelanggaran.
Tindakan administratif dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan
dapat berupa: teguran lisan, teguran tertulis, dan denda serta pencabutan izin.
05
Organisasi Profesi
Kesehatan lingkungan
HKLI
Organisasi profesi kesehatan HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia) memiliki Anggaran Dasar No. VI/Munas VI/Hakli/2015, yang ditetapkan
pada Musyawarah Nasional VI, pada bab I ketentuuan Umum pasal 1 ayat (1) dan (2)
menyebutkan antara lain :
1. Organisasi profesi adalah wadah bagi anggota yang memiliki kompetensi dan keahlian di
bidang tertentu dan mengimplementasikannya dalam pengabdian ilmu dan teknologin maupun
di bidang pekeerjaan yang ditekuni sesuai dengan dasar pendidikan yang telah ditempuh.
2. HAKLI adalah profesi yang menggali, menghimpun, membina, mengembangkan,
menyelenggarakan, menapiskan, dan mengimplementasikan bidang ilmu dan teknologi
kesehatan lingkungan dalam pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
HAKLI merupakan satu-satunya organisasi profesi kesehatan lingkungan di Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat (2) UU No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
dan telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Mengembangkan dan mengamalkan profesionalimse kesehatan
Visi HKLI lingkungan untuk mencapai lingkungan sehat dan kesejahteraan
masyarakat (Siswanto, 2008).

Memfasilitasi anggota untuk mengembangkan dan mengamalkan


profesionalisme kesehatan lingkungan, seperti:
1. Menyelenggarakan standar kompetensi, standar pelayanan, dan legislasi
profesi di bidang kesehatan lingkungan bagi anggotanya.
Misi HKLI 2. Mengembangkan kerjasama kemitraan dengan pemerintah, institusi
pendidikan, dan organisasi profesi lainnya serta lembaga kemasyarakatan
terkait.
3. Melakukan kontrol sosial di bidang kesehatan lingkungan.
4. Melakukan pembinaan, penyuluhan, dan pendidikan kesehatan lingkungan
kepada masyarakat dalam mewujudkan lingkungan hidup yang sehat
(Siswanto, 2008).
06
Definisi dan Landasan
Hukum
Definisi Hukum
Hukum dan etika merupakan istilah yang sering didengar dalam kehidupan sehari
hari utamanya dalam bermasyarakat. Hal tersebut jika kita lihat memiliki tujuan yang sama
dimana tujuan tersebut yaitu memnciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dan
humanis. Kedua istilah tersebut muncul karena adanya interaksi (hubungan) antar manusia.
Definisi hukum sendiri memiliki beragam jenisnya. Menurut Aristoteles hukum yaitu
suatu kumpulan peraturan yang mana tidak hanya mengikat masyarakat tetapi juga hakim.
Definisi lain mengenai hukum yaitu suatu peraturan perundangan yang mana dibuat dan
ditetapkan oleh suatu kekuasaan dimana mengatur pergaulan dan interaksi (hubungan)
kehidupan bermasyarakat.
Hukum kesehatan yaitu cabang baru dari ilmu hukum yang berbicara mengenai hal-
hal berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan. Selain itu, Yanuar Amin (2017) menjelaskan
juga bahwa hukum kesehatan adalah semua berbagai ketentuan atau peraturan perundang-
undangan dibidang kesehatan dimana mengatur hak dan kewajiban individu, kelompok atau
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan.
Landasan Hukum Kesehatan
Lingkungan
Standar Profesi Sanitarian (Ahli kesehatan lingkungan) telah dirumuskan
dalam Musyawarah nasional HAKLI ke V di Surabaya tahun 2005, melalui
Ketetapan HAKLI Nomor 03/MUNAS/V/2005 tentang Standar Profesi
Sanitarian/Ahli kesehatan lingkungan. Ketetapan Munas tersebut kemudian
disyahkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, melalui Keputusan nomor:
373/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian. Beberapa pertauran
yang menjelaskan atau mengatur terkait sanitarian dianataranya PMK Nomor 32
Tahun 2013 tentang pekerjaan tenaga sanitarian.
Dimana dasar dari suatu profesi khusunya tenaga kesehatan ini dalam
melakukan praktik harus memiliki izin dari pemerintah yang mana dalam UU nomor
39 tahun 2009 dan Permenekes NO. 46 Tahun 2013 menjelaskan bahwa setiap
tenaga kesehatan yang akan menjalankan praktik dana tau pekerjaan keprofesiannya
wajib memiliki izin dari pemerintah. Selanjutnya dalam Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/KEP/M.PAN/11/ mengatur mengenai
jabatan fungsional sanitarian dan angka kreditnya.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai